Anda di halaman 1dari 27

Farnny Liliana, S.

Kep, Ns
Ilmu Keperawatan Dasar I
STIKes Widya Nusantara
Palu
 Thinking/ berpikir: memiliki suatu pendapat, merefleksikan sesuatu,
mengingat, membedakan, membentuk gambaran mental, membuat
alasan.

 Sebagian orang memproses dan mengerti informasi dengan baik ketika


mereka melihat informasi tersebut = VISUAL LEARNER

 Sebagian yang lain memproses dan mengerti informasi dengan baik


ketika mereka mendengar informasi tersebut = AUDITORY LEARNER

 Memproses dan mengerti informasi : kunci utama berpikir

 Bagaimana kita merasakan sesuatu -- mempengaruhi bagaimana kita


berpikir

 Umpan balik dari orang lain – bantu klarifikasi pikiran kita


DEFINISI
 Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau
individu dituntut untuk menginterpretasikan dan
mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian
atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan
ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery & Potter, 2005).

 Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk


keperawatan profesional karena cara berfikir ini terdiri
dari atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
Metode Berfikir
Kritis
 Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking :
 Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan
keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam
proses terjadi perdebatan atau argumentasi.
 Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam
proses mengambil keputusan
 Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah
 Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan,
keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an,
argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi
 Propoganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang
sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar
 Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi
untuk memaksakan suatu kehendak
 Kombinasi beberapa metode
Rasional, Reasonable, Reflektif
Berdasarkan alasan - alasan dan bukti -
bukti; bukan atas dasar keinginan pribadi
 Pemikir kritis tidak “melompat pada
kesimpulan”; butuh waktu u/ koleksi data,
timbang fakta, dan pikirkan
permasalahan
 Rasional, Reasonable dan Reflektif
 Skepticisme
 Otonomi
 Adil
 Kreatif
 Dapat dipercaya dan dilakukan
Sarah, memutuskan untuk menjadi perawat setelah
menonton
film yang menunjukkan perawat sebagai seseorang yang
menarik dan heroik.

Ani, yang berpikir lebih kritis, menanyakan konselor tentang


pekerjaan yang tersedia sebagai seorang perawat. Ia juga
berbicara dengan beberapa orang perawat. Setelah
memperoleh
dan menimbang fakta2, Ani memutuskan untuk masuk
pendidikan keperawatan.
 Tidak menerima atau menolak ide-ide, kecuali karena
mengerti hal tersebut
 Menaati peraturan setelah berpikir panjang dengan
mencari pemahaman, merasionalisasikannya, mengikuti
yang masuk akal, dan bekerja untuk memperbaiki yang
tidak masuk akal
Ketika seorang salesmen mendesak bahwa sebuah
model abocath baru lebih baik daripada yang
lama, Perawat Lia menanyakan :” Apa yang anda
maksud dengan ‘lebih baik’? Informasi apakah
yang anda miliki untuk menunjukkan/
membuktikan hal tersebut?”
 Tidak mudah dimanipulasi
 Berpikir dengan pikiran sendiri, dibandingkan diarahkan
oleh anggota grupnya

Contoh:
Di keluarga Lin, tidak seorg pun berpendidikan tinggi.
Walaupun saudara perempuannya tidak mengerti mengapa ia
berupaya keras untuk kuliah, Lin berkata:”Saya sudah
memikirkannya, dan hal ini adalah yang ingin saya lakukan.
Saya percaya segala upaya saya akan berguna kelak”
 Menciptakan ide - ide orisinal dengan cara
menghubungkan pemikiran - pemikiran dan
konsep

Contoh:
Perawat Linda mengingat sebuah lagu yang
dinyanyikan ibunya dulu disaat ia merasa takut,
dan dengan menyanyikan lagu itu, ia mampu
menenangkan anak2 yang dirawat RS
 Tidak bias atau berpihak

Contoh:
Perawat Rita, Karu, perlu membuat untuk Liburan Natal
dan Tahun Baru sebelum berespon terhadap permintaan
individual staf untuk libur. Ia menanyakan pada stafnya
untuk menyatakan pilihannya setelah ia mampu
menentukan jumlah staf yang ia butuhkan untuk kedua
liburan tersebut
 Memutuskan tindakan yang akan
dilakukan;
 Membuat observasi yang dapat
dipercaya;
 Menegakkan kesimpulan secara tepat;
 Mengatasi masalah dan mengevaluasi
kebijakan, tuntutan dan tindakan.
Proses Berfikir Kritis

 Mengenali masalah (defining and clarifying


problem)

 Menilai informasi yang relevan

 Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan


Berfikir Kritis dalam
Keperawatan
Berfikir meliputi proses yang tidak statis,
berubah setiap saat. Berfikir kritis dalam
keperawatan adalah komponen dasar dalam
pertanggunggugatan profesional dan kualitas
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan
jaminan yang terbaik bagi perawat mencapai
sukses dalam berbagai aktifitas dan merupakan
suatu penerapan profesionalisme serta
pengetahuan tekhnis atau keterampilan tekhnis
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Perawat setiap hari mengambil keputusan.
Perawat menggunakan keterampilan berpikir
kritis dalam berbagai cara :

 Perawat menggunakan pengetahuan dari berbagai


subjek dari lingkungannya

 Perawat menangani perubahan yang berasal dari


stressor lingkungan

 Perawat penting membuat keputusan


Manfaat Berfikir Kritis dalam
Keperawatan
Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
adalah sebagai berikut :
 Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan
sehari-hari.
 Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam
keperawatan
 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
 Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
 Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan
tindakan yang dilakukan.
 Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
 Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam
keperawatan.
 Membuat dan mengecek dasar analisis dan
validasi data keperawatan.
 Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang
aktifitas keperawatan.
 Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap
keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
 Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai
keputusan dalam keperawatan.
 Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip
dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
 Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan
kesimpulan asuhan keperawatan.
Model Berfikir Kritis

Costa, dkk (1985) mengidentifikasi model berfikir


kritis :
 Remembering
 Repeating
 Reasoning
 Reorganizing
 Relating
 Reflecting
Model Berfikir Kritis dalam Keperawatan

Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan


keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu sebagai
berikut :
 Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data
atau fakta yang ditemukan.
 Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola
pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk
merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien
 Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian,
dan visi. Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria
yang relevan
Bentuk-bentuk Berfikir Kritis
Berbagai asumsi berfikir
 Bahwa berpikir, perasaan, dan berbuat adalah semua komponen dasar
keperawatan yang diharapakan yang dikerjakan bersama dan sejalan
 Bahwa berpikir, berperasaan, berbuat adalah sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dalam seluruh kehidupan praktek keperawatan
 Bahwa perawat dan mahasiswa keperawatan adalah dua yang berbeda,
tetapi keduanya dating dengan berbagai keterampilan berfikir dalam
keperawatan
 Bahwa upaya mengembangkan cara berfikir adalah upaya yang
disengaja yang dapat dipertimbangkan dan dipelajari
 Banyak mahasiswa keperawatan dan perawat menemukan kesulitan
untuk menggambarkan keterampilan berfikirnya. Jarang dari mereka
bertanya bagaimana berfikir, dan hanya biasanya bertanya apa yang
mereka fikirkan
 Berpikir kritis dalam keperawatan hamper sama bila kita berfikir
melakukan kegiatan yang sesuai dengan konteks situasi dimana
berfikir terjadi
bentuk berfikir ( T H I N K )

 Total Recall
 Habits
 Inguiry
 New Idea and creativity
 Knowing How you think
Penerapan Berfikir Kritis
dalam Keperawatan
Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam
keperawatan, yaitu :
 Penggunaan bahasa dalam keperawatan
Lima macam penggunaan bahasa dalam konteks
berfikir kritis :
 Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative
use of language)
 Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of
language)
 Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam
tindakan keperawatan (directive use of language)
 Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi,
mengekspresikan keraguan dan keheranan (interrogative use
of language)
 Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)
 Argumentasi dalam keperawatan
 Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi
harus berargumentasi untuk menemukan,
menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu,
memberikan penjelasan, mempertahankan
terhadap suatu tuntutan/tuduhan

 Pengambilan keputusan
 Dalam praktek keperawatan sehari-hari, perawat
selalu dihadapkan pada situasi dimana harus
mengambil keputusan dengan tepat.
 Penerapan dalam proses keperawatan
 Pengkajian : mengumpulkan data, melakukan observasi
dalam pengumpulan data berfikir kritis, mengelola dan
mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
 Perumusan diagnosa keperawatan : tahap pengambilan
keputusan yang paling kritis, menentukan masalah dan
dengan argumen yaitu secara rasional.
 Perencanaan keperawatan : menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan, keterampilan guna
mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan.
 Pelaksanaan keperawatan : pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesa,
tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.
 Evaluasi keperawatan : mengkaji efektifitas tindakan, perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan
kebutuhan dasar klien.
Faktor yang Mempengaruhi
Berfikir Kritis

 Kondisi Fisik
 Keyakinan/motivasi
 Kecemasan
Thank’s

Anda mungkin juga menyukai