Anda di halaman 1dari 55

PENGUJIAN AGREGAT, ASPAL DAN

ASBUTON
Umum
 Tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan
perkerasan beraspal dengan menggunakan
asbuton adalah perlu mengetahui kualitas bahan
yang akan digunakan, apakah memenuhi
persyaratan atau tidak.
 Jadi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan
perkerasan beraspal dengan menggunakan
asbuton sangat tergantung terhadap kualitas
agregat, aspal dan Asbuton yang digunakan
JENIS DAN PERALATAN PENGUJIAN AGREGAT

 Peralatan Uji Agregat adalah:


 Alat pembagi contoh agregat (spliter).
 Alat saringan lengkap, dengan ukuran sesuai gradasi agregat
yang dipilih
 Alat untuk menguji berat Jenis semu dan berat Jenis bulk
 Alat pemeriksaan keausan dengan mesin abrasi
 Alat pengujian setara pasir (sand equivalent) lengkap
 Alat untuk pemeriksaan gumpalan lempung dan butiran yang
mudah pecah
 Alat untuk pemeriksaan daya lekat agregat terhadap aspal
(affinity)
 Alat untuk pengujian angularitas agregat halus dan kasar
 Alat untuk pemeriksaan kepipihan dan kelonjongan agregat
 Alat untuk pengujian partikel ringan dalam agregat
 Jenis Pengujian Agregat
JENIS METODE
PENGUJIAN PENGUJIAN
Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles. SNI 03-2417-1991

Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 SNI 03-4142-1996
(0,075 mm).

Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-1968-1990

Pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastis SNI 03-4428-1997
dengan cara setara pasir.

Pengujian Berat Jenis agregat kasar. SNI 03-1969-1990

Pengujian Berat Jenis agregat halus. SNI 03-1970-1990

Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal. SNI 03-2439-1991

Angularitas agregat kasar SNI 03-6877-2002


Partikel Pipih dan Lonjong RSNI T-01-2005

Angularitas agregat halus SNI 03-6877-2002


Penyiapan benda uji contoh agregat SNI 13-6717-2002

Pengambilan contoh agregat SNI 03-6889-2002


JENIS DAN PERALATAN PENGUJIAN ASPAL
DAN ASBUTON
 Peralatan Uji Aspal dan Asbuton adalah:
 Alat pengambilan contoh bahan bitumen
 Alat uji titik nyala dengan Cleveland Open Cup
 Alat ekstraktor reflux untuk pemisahan mineral dengan bitumen
asbuton
 Alat saringan bahan berbutir lengkap
 Alat untuk pemulihan aspal (recovery)
 Alat uji penetrasi bahan bitumen
 Alat uji untuk pengujian titik lembek
 Alat untuk pengujian daktilitas bahan bitumen
 Viskometer yaitu alat untuk pengujian kekentalan
 Saybolt Furol yaitu alat untuk pengujian viskositas kinematik
 Alat untuk pengujian titik nyala Tag Open Cup
 Destilator yaitu alat penyulingan
 Alat untuk pengujian kadar air
 gelas ukur, pengaduk, wadah, saringan no.14 dan oven
 Jenis Pengujian Aspal
1. Jenis Pengujian Aspal Keras

JENIS METODE
PENGUJIAN PENGUJIAN
1. Penetrasi SNI 06-2456-1991
2. Titik lembek SNI 06-2434-1991
3. Daktilitas SNI 06-2432-1991
4. Kelarutan dalam C2HCl3 SNI 06-2438-1991
5. Titik nyala SNI 06-2433-1991
6. Berat Jenis SNI 06-2488-1991
7. Kehilangan berat SNI 06-2441- 1991
8. Penetrasi setelah kehilangan berat SNI 06-2456-1991
9. Daktilitas setelah kehilangan berat SNI 06-2432-1991
10. Titik lembek setelah RTFOT SNI 06-2434-1991
11. Temperatur pencampuran dan pemadatan SNI 03-6411-2000
12. Kadar air SNI 06- 2439- 1991
2. Jenis Pengujian Bitumen Asbuton Murni

JENIS METODE
NO.
PENGUJIAN PENGUJIAN
1. Penetrasi, 25 oC; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991

2. Titik Lembek, oC SNI 06-2434-1991

3. Titik Nyala, oC SNI 06-2433-1991

4. Daktilitas; 25 oC, cm SNI 06-2432-1991

5. Berat jenis SNI 06-2441-1991

6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat RSNI M-04-2004

7. Penurunan Berat (dengan TFOT), %berat SNI 06-2440-1991

8 Penetrasi setelah penurunan berat, % asli SNI 06-2456-1991

9 Daktilitas setelah penurunan berat, cm SNI 06-2432-1991


3. Jenis Pengujian Asbuton Modifikasi

JENIS METODE
NO.
PENGUJIAN PENGUJIAN
1. Penetrasi, 25 ‘C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991

2. Titik Lembek, °C SNI 06-2434-1991

3. Titik Nyala, °C SNI 06-2433-1991

4. Daktilitas; 25 °C, cm SNI 06-2432-1991

5. Berat jenis SNI 06-2441-1991

6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat RSNI M-04-2004

7. Penurunan Berat (dengan TFOT), % berat SNI 06-2440-1991

8. Penetrasi setelah kehilangan berat, % asli SNI 06-2456-1991

9. Daktilitas setelah TFOT, cm SNI 06-2432-1991

10 Mineral Lolos Saringan No. 100, % * SNI 03-1968-1990


4. Jenis Pengujian Peremaja Hangat
JENIS METODA
NO.
PENGUJIAN PENGUJIAN
1. Viskositas: - pada 60 oC (cSt) AASHTO T-72
- atau 100 oC,(dtk)
2. Kelarutan dlm TCE, (%) SNI 06-2438-1991
3. Titik nyala, (oC) AASHTO T-73
4. Berat Jenis, SNI 06-2441-1991
5. Penurunan berat (TFOT), (% terhadap berat awal) SNI 06-2440-1991
6. Kadar parafin lilin, (%) SNI 03-3639-94

5. Jenis Pengujian Asbuton Butir


JENIS METODA
NO.
PENGUJIAN PENGUJIAN
1. Ekstraksi Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994
2. Ukuran butir asbuton butir Saringan No 8 (2,36 mm) dan SNI 03-1968-1990
Saringan No 16 (1,18 mm);
3. Kadar air, % SNI 06-2490-1991
4. Penetrasi bitumen asbuton pada 25 °C, 100 g, 5 detik; 0,1 SNI 06-2456-1991
mm
Peralatan untuk pengujian campuran
beraspal
 Peralatan pengujian campuran mencakup:
 Alat pembuat briket, yaitu alat pemadat campuran
 Satu unit alat pengujian Marshall
 Alat pengeluar briket hasil pemadatan (extruder)
 Bak penangas air (waterbath)
 Oven dengan pengatur temperatur
 Alat uji berat jenis campuran maksimum (Gmm)
lengkap
PENGUJIAN AGREGAT
METODE PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING)
1. Pengambilan Contoh Agregat Dari Timbunan
Langkah pengambilan contoh
 Tentukan tempat pengambilan contoh agregat pada tempat penimbunan
dan masukkan papan kedalam timbunan diatasnya dengan tegak.
 Buang agregat pada daerah miring dibawah papan hingga diperoleh
tempat yang rata dan datar untuk pengambilan contoh.
 Masukkan sekop kedalam bagian yang datar dan pindahkan satu sekop
penuh agregat kedalam ember, lakukan dengan hati-hati, cara-cara
pengambilan contoh agregat dari timbunan
 Ulangi langkah tersebut untuk tiga tempat lokasi pengambilan contoh
bahan pada tempat penimbunan.
2. Pengambilan Contoh Agregat Dari Bin Panas (Hot Bin)

Langkah pengambilan contoh


 Contoh agregat panas untuk setiap fraksi diambil dari
masing-masing bin panas (hot bin) yang telah dilengkapi
dengan fasilitas untuk pengambilan contoh.
 Ambil contoh agregat dari setiap bin dan ratakan kelebihan
agregat bagian atas kotak.
 Sekitar tiga atau empat kali jumlah agregat yang diperlukan,
diambil dari setiap bin dan dimasukkan kedalam kontainer
contoh agregat.
 Pengambilan contoh agregat dari hot bin, dengan cara menjatuhkan
agregat melalui kotak penimbang dan pugmill kedalam truk, atau
menempatkan shovel di bawah lubang curahan, merupakan metode
yang tidak teliti dalam pengambilan contoh agregat dan tidak boleh
digunakan.
PENGUJIAN ANALISA UKURAN BUTIR (GRADASI)

Berat Contoh Minimum Untuk Analisa Gradasi


UKURAN AGREGAT NOMINAL BERAT CONTOH
MAKSIMUM KG (LB)
2,36 mm (No.8) 10 (25)
4,75 mm (No.4) 10 (25)
9,5 mm (3/8 in.) 10 (25)
12,5 mm (1/2 in.) 15 (35)
19,0 mm (3/4 in.) 25 (55)
25,0 mm (1 ½ in.) 50 (110)
37,5 mm (1 ½ in.) 75 (165)
50,0 mm (2 in.) 100 (220)
PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS
 Material yang akan diuji adalah agregat lolos saringan No. 8 (2,38
mm)
 Agregat harus dalam kondisi kering udara

 Langkah pengujian
 Contoh direndam dalam pan selama semalam
 Tiriskan air yang berlebih (Filler jangan terbuang), kemudian diangin-angin
sampai kondisi kering permukaan jenuh, cek kondisi tersebut dengan
kerucut SSD
 Bila sudah pada kondisi SSD, timbang contoh tersebut seberat 500 gram
untuk setiap pengujian
 Masukkan contoh kedalam picknometer yang telah ditera sebelumnya dan
tambahkan air hingga contoh terendam
 Keluarkan udara yang terperangkap dengan alat Vacuum Pump, llihat skala
manometer harus menunjukkan angka 730 mm Hg
 Biarkan selama 15 menit sambil sesekali diguncang-guncang
 Matikan vacuum pump kemudian tambahkan air sampai batas tera pada
leher tutup picknometer dan timbang
 Tuangkan contoh dan air dari picknometer kedalam pan yang terbuat dari
logam, oven pada temperatur 110 ° ± 5 ° C sampai berat konstan
 Dinginkan hingga mencapai temperatur ruang kemudian ditimbang
PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT KASAR
 Material yang akan diuji adalah agregat yang tertahan
saringan No. 8 (2,38 mm)
 Agregat harus dalam keadaan kering dan bersih

 Langkah pengujian
 Contoh direndam dalam pan selama semalam
 Timbang contoh dalam air (pada waktu penimbangan
contoh harus selalu terendam)
 Keluarkan contoh dari keranjang timbang kemudian dilap
hingga mencapai kondisi kering permukaan jenuh (SSD),
kemudian dioven pada suhu 110 ± 5 ° C sampai beratnya
konstan
 Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian
timbang
PENGUJIAN SETARA PASIR (SAND EQUIVALENT)
AGREGAT HALUS
 Persiapkan agregat yang lolos saringan No. 4 (4,76 mm)
 Agregat harus dalam keadaan kering
 Langkah pengujian
 Tuangkan larutan calsium Chloride kedalam silinder plastik sampai
skala 5 (101,6 ± 2,5 ml)
 Masukkan contoh uji kedalam silinder plastik yang sudah diisi larutan
calsium chloride
 Diamkan selama 10 menit
 Silinder plastic yang berisi contoh dan larutan setelah 10 menit,
dikocok secara mendatar sebanyak 90 kali selama 30 detik
 Setelah dikocok tambahkan larutan calsium chloride sampai skala 15
(381 ml)
 Diamkan selama 20 menit ± 15 detik
 Setelah 20 menit, terjadi pengendapan, baca skala lumpur
 Masukkan beban dan baca skala beban
 Hitung nilai Sand Equivalent (SE)
a. Tabung berskala b. Penuangan c. Pembilasan d. Pembacaan
dan pembilas contoh pasir
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR DENGAN
MESIN ABRASI LOS ANGELES

 Cuci agregat hingga bersih kemudian oven pada suhu 110 ° ±


5 ° C selama semalam/sampai berat konstan
 Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian timbang
sebanyak yang diperlukan/ sesuai grading yang digunakan
 Langkah pengujian
 Masukkan benda uji kedalam tabung uji/silinder abrasi
 Tambahkan bola-bola baja sesuai grading yang digunakan
 Pasang tutup silinder dan kencangkan, jangan sampai ada
benda uji yang keluar pada saat pengujian berlangsung
 Setel/atur counter sesuai jumlah putaran yang diinginkan
 Setelah selesai, keluarkan benda uji dari dalam
tabung/silinder uji, kemudian saring dengan saringan No.
12
 Cuci benda uji yang tertahan saringan No. 12 kemudian
oven pada suhu 110 ± 5 ° C sampai berat konstan
 Dinginkan hingga mencapai suhu ruang kemudian timbang
PENGUJIAN PARTIKEL PIPIH DAN LONJONG
 Langkah Pengujian
Pengujian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
 Berdasarkan berat, benda uji sebelumnya dikeringkan dalam oven
pada temperatur (110 ± 5)oC sampai beratnya tetap
 Berdasarkan jumlah butiran, pengeringan agregat tidak diperlukan

 Pengujian kepipihan agregat dan kelonjongan agregat


 Pengujian kepipihan agregat
 Gunakan alat jangkar ukur rasio (Proportional caliper device)
pada posisinya dengan perbandingan yang sesuai.
 Atur bukaan yang besar sesuai dengan lebarnya butiran.
 Butiran adalah pipih, jika ketebalannya dapat ditempatkan
dalam bukaan yang lebih kecil.
 Bentuk agregat (kasar) berbentuk pipih, dinyatakan dengan
persen berat butiran yang pipih per berat total butiran.
 Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kepipihan, yaitu
persen nilai rata-rata kepipihan per total persen butiran.
PENGUJIAN PARTIKEL PIPIH DAN LONJONG
 Pengujian kelonjongan agregat
 Gunakan alat jangkar ukur rasio pada posisinya dengan
perbandingan yang sesuai.
 Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran.
 Butiran adalah lonjong, jika ketebalannya dapat ditempatkan
dalam bukaan yang lebih kecil.
 Bentuk agregat (kasar) berbentuk lonjong, dinyatakan dengan
persen berat butiran yang lonjong per berat total butiran.
 Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kelonjongan, yaitu
nilai rata-rata kelonjongan per total persen butiran.
 Pengujian pipih dan lonjong agregat
 Gunakan alat jangkar ukur rasio pada posisinya dengan
perbandingan yang sesuai.
 Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran.
 Butiran adalah pipih dan lonjong, jika ketebalannya dapat
ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil.
 Bentuk agregat (kasar) berbentuk pipih dan lonjong, dinyatakan
dengan persen berat butiran yang pipih dan lonjong per berat total
butiran.
 Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kepipihan dan
kelonjongan per total persen butiran.
Pengujian butiran berbentuk lonjong
(panjang terhadap lebar)

Pengujian butiran berbentuk pipih


(lebar terhadap tebal)
PEMERIKSAAN DAYA LEKAT AGREGAT TERHADAP ASPAL
(AFFINITY)
 Persiapkan benda uji agregat lolos saringan 9,5 mm (3/8 in.) dan
tertahan saringan 6,3 mm (1/4 in.).
 Contoh tersebut harus dalam keadaan kering oven
 Langkah Pengujian
 Masukkan 100 gram benda uji kedalam wadah.
 Isi aspal sekitar 5,5 gram yang telah dipanaskan pada temperatur
sesuai.
 Aduk aspal dan benda uji sampai merata selama 2 menit.
 Masukkan adukan beserta wadahnya dalam oven pada temperatur 60C
selama 2 jam.
 Keluarkan adukan beserta wadahnya dari oven dan diaduk kembali
sampai dingin.
 Pindahkan adukan kedalam tabung gelas kimia.
 Isi dengan air suling sebanyak 400 ml kemudian diamkan pada
temperatur ruang selama 16 sampai 18 jam.
 Perkirakan prosentase luas permukaan yang masih terselimuti aspal
PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT KASAR
 Siapkan benda uji agregat lolos saringan No.4 (4.76 mm)
 Contoh tersebut harus dalam keadaan kering oven
 Langkah pengujian
 Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan
saringan 4,75 mm (No.4) kurang-lebih 500 gram.
 Pisahkan agregat diatas saringan 4,75 mm dan
singkirkan agregat lolos saringan 4,75 mm, kemudian
ditimbang .
 Seleksi dan timbang agregat pecah yang terdapat
pada benda uji.
PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT HALUS

 Persiapkan benda uji agregat lolos saringan 2,36 mm (No.8).


 Contoh tersebut harus dalam keadaan kering
 Langkah pengujian
 Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan saringan
2,36 mm (No.8), kurang-lebih 500 gram.
 Siapkan benda uji agregat halus, cuci dan keringkan, kemudian
dituangkan melalui corong standar dengan tinggi dan jarak
tertentu, kedalam silinder dengan volume tertentu (V).
 Timbang benda uji agregat halus yang mengisi volume silinder
(W).
 Tentukan Berat Jenis curah agregat halus (Gsb) yang akan
digunakan untuk menghitung volume agregat halus (W/Gsb).
Corong Standar

Contoh Agregat Halus


Contoh Agregat Halus

Kerangka

Silinder dng.Volume
yang telah diukur

Hitung rongga udara dengan rumus berikut ini : V – (W/Gsb)


----------------- x 100%
V
PENGUJIAN ASPAL
METODE PENGAMBILAN CONTOH ASPAL
(SAMPLING)
1. Pengambilan Contoh Aspal Dari Mobil Tangki
 Contoh yang akan diambil sudah tersedia pada mobil
tangki dengan kondisi cair dan dapat dialirkan melalui
keran pengeluar.
 Langkah pengambilan contoh
 Aspal diambil dari keran tangki yang dilengkapi keran.
 Sebelum pengambilan contoh dilakukan, keluarkan 4 liter dan
buang.
 Contoh aspal cair dan aspal yang dicairkan melalui pemanasan
harus diambil dengan metode celup menggunakan kaleng.
 Banyaknya contoh yang harus disiapkan, untuk pengujian rutin
aspal keras 1 liter dan untuk aspal emulsi 4 liter.
2. Pengambilan Contoh Aspal Dari Drum
 Contoh aspal yang akan diambil sudah
tersedia pada drum dengan kondisi liquid
atau cair (untuk aspal cair).
Jumlah contoh yang
 Langkah pengambilan contoh dipilih secara acak

 Aspal diambil dari drum dengan Jumlah drum Yang diipilh


menggunakan alat yang sedapat mungkin 2 –8 2
tidak dipanaskan terlebih dahulu, untuk 9 – 27 3
menghindari rusaknya aspal akibat 28 – 64 4
65 – 125
pemanasan berulang. 126 – 216
5
6
 Lakukan pemilihan drum yang berisi aspal 217 – 343 7
yang akan diambil secara acak, dengan 344 – 512 8
513 – 729
jumlah drum terpilih seperti diperlihatkan 730 – 1000
9
10
pada Tabel 3.2. 1001 - 1331 11
 Setelah pengadukan secara sempurna
dilakukan pengambilan contoh sebanyak 1
liter dari drum terpilih.
PENGUJIAN PENETRASI ASPAL

 Tuang contoh uji aspal ke kap penetrasi, diamkan 1


- 2 jam pada temperatur ruang
 Rendam dalam bak air 25 oC, selama 1 - 2 jam
 Bersihkan jarum penetrasi dan pasang
 Letakkan pemberat 50 gr pada pemegang jarum
sehingga berat total menjadi 100 gram
 Pindahkan contoh uji berikut cup penetrasi ke dalam
bak berisi air dengan temperatur 25oC di bawah
alat penguji penetrasi.
 Langkah pengujian
 Atur jarum hingga bertemu dengan permukaan benda
uji (aspal).
 Lepaskan jarum selama 5 + 0,1 detik.
 Tekan penunjuk penetrometer dan baca angka
penetrasinya.
 Angkat jarum perlahan-lahan, lakukan pengujian
paling sedikit 3 kali pada contoh uji yang sama.
PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL
 Panaskan aspal + 25 gr hingga cair
 Letakkan 2 buah cincin di atas pelat kuningan yang telah
diolesi talk-gliserol
 Tuang contoh ke dalam cincin cetakan, diamkan pada
temperatur ruang selama 30 menit.
 Ratakan permukaan contoh dengan pisau.
 Pasang kedua benda uji ,
 Masukkan pada bejana gelas berisi air suling bertemperatur
5 + 1oC
 Pasang termometer khusus untuk penentuan titik lembek
 Letakkan bola baja di atas benda uji
 Rendam di dalam air pada temperatur 5 oC selama 15 menit
 Langkah pengujian
 Panaskan bejana dengan kenaikan temperatur air 5oC/menit,
 Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit pertama 5 oC + 0,5
/menit
 Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola baja jatuh
PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL
 Panaskan aspal hingga cair
 Lapisi cetakan dengan gliserin pasanglah cetakan
daktilitas pada dasar plat
 Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung
hingga penuh.
 Dinginkan cetakan pada temperatur ruang 30 - 40
menit, dan ratakan
 Rendam di dalam bak perendam dengan temperatur
25oC, 30 menit
 Langkah pengujian
 Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi -sisi
cetakan. Pasang benda uji pada mesin uji dan
tarik dengan kecepatan 5 cm per menit sampai
benda uji putus.
 Bacalah jarak antara pemegang benda uji saat
benda uji putus (cm).
PENGUJIAN KEKENTALAN ASPAL KERAS
 Panaskan alat pengujian pada temperatur 120oC.
 Masukkan benda uji yang telah dipanaskan pada 120oC
kedalam tabung viskometer
 Langkah pengujian
 Buka gabus penyumbat tabung dan lakukan pengujian
pada beberapa temperatur yang berbeda (135oC,
150oC, 165oC, 180oC dan 200oC).
 Konversikan waktu (detik) yang diperoleh dengan
kekentalan kinematik (cSt).
 Buat grafik antara temperatur dan kekentalan untuk
menghasilkan temperatur pencampuran pada
temperatur 170  30 cst dan temperatur pemadatan
pada 280  30 cst.
PENGUJIAN TITIK NYALA ASPAL DAN BAHAN BITUMEN

 Panaskan contoh aspal keras atau aspal cair jenis menguap


lambat + 100 gr pada 140oC sampai cukup cair.
 Isilah cawan Cleaveland atai TOC sampai garis batas dan
hilangkan gelembung udara Letakkan cawan di atas plat
pemanas, atur letak sumber panas
 Letakkan nyala penguji, gantungkan termometer diatas
dasar cawan. Atur posisi termometer
 Tempatkan penahan angin, nyalakan sumber pemanas,
atur hingga kenaikan temperatur 15 + 1 oC/menit sampai
mencapai temperatur 56 oC di bawah titik nyala perkiraan.
 Langkah pengujian
 Atur kecepatan pemanasan 5 - 6 oC/menit pada
temperatur antara 56 oC dan 28oC di bawah titik nyala
perkiraan. Nyalakan nyala penguji dan atur diameter
nyala penguji
 Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan
(dari tepi ke tepi cawan) dalam waktu 1 detik, Ulangi
setiap kenaikan 2oC sampai terlihat nyala singkat pada
permukaan aspal, baca temperatur pada termometer
dan catat
 Lanjutkan pengamatan sampai terlihat nyala di atas
permukaan benda uji yang lebih lama minimal 5 detik ,
baca dan catat temperatur pada termometer.
PENGUJIAN KADAR AIR
 Timbang contoh aspal.
 Pasang rangkaian penguji kadar air dari aspal, reflux
kondensor hubungkan dengan tabung penerima
 Masukkan contoh aspal berikut bahan pengikat air (xylol
atau campuran xylol dan toluol) ke dalam labu.
 Langkah pengujian
 Panaskan labu berisi contoh uji dan pengikat air
sehingga air dalam tabung penerima tidak bertambah
lagi.
 Baca jumlah air yang tertampung dalam tabung
penerima.
 Kadar air adalah perbandingan antara volume air
dalam tabung penerima dengan berat benda uji
semula.
PENGUJIAN KELARUTAN ASPAL DAN BAHAN BITUMEN

 Tempatkan fiber glas atau asbestos ke dasar cawan gooch dan


padatkan
 Keringkan cawan gooch dan isinya dalam oven 110oC , 20 menit.
 Dinginkan cawan gooch dan isinya dalam desikator ,20 menit
 Timbang cawan gooch dan isinya berulang sampai berat konstan
 Langkah pengujian
 Masukkan kira-kira 2 gram benda uji aspal ke dalam Labu Erlenmeyer
 yang sudah ditimbang dan diamkan pada temperature ruang
dantimbang
 Tambahkan 100 ml trichloroethylene ke dalam labu dan goyang 15
menit
 Siapkan cawan gooch di atas tabung penyaring dan basahi fiber glas
atau
 asbestos dengan sedikit pelarut
 Saring larutan melalui saringan fiber glas atau asbestos dalam cawan
gooch
 Keringkan cawan gooch dan isinya pada temperature 110oC, 20 menit
 Dinginkan gooch di dalam desikator, 20 menit dan timbang
PENGUJIAN BERAT JENIS ASPAL KERAS
 Timbang piknometer dalam keadaan bersih dan kering
 Isi bejana dengan air suling hingga bagian atas, kemudian rendam dalam bak
perendam pada temperatur ruang, kemudian diangkat.
 Isi piknometer dengan air suling dan tutup, kemudian tempatkan piknometer ke
dalam bejana, rendam kembali bejana berisi piknometer ke dalam bak
perendam selama tidak kurang dari 30 menit.
 Angkat piknometer berisi air suling dan keringkan, kemudian timbang
 Langkah pengujian
 Tuangkan benda uji yang telah dipanaskan hingga cukup cair ke dalam
piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian dan biarkan
piknometer sampai dingin selama tidak kurang dari 40 menit, kemudian
timbang dengan ketelitian 1 mg
 Selanjutnya isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan
tutup
 Angkatlah bejana dari bak perendam dan tempatkan piknometer di
dalamnya, kemudian masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak
perendam selama kurang dari 30 menit, angkat dan keringkan, lalu timbang
piknometer berisi aspal dan air suling (=D)
 Berat jenis aspal, dinyatakan dengan rumus :
BJ = (C- Ap) / {( Bw - Ap)-(D-C)}
dimana :
Ap = Berat piknometer dengan penutupnya (gram)
Bw = Berat piknometer berisi air suling (gram)
C = Berat piknometer berisi aspal (gram)
D = Berat piknometer berisi aspal dan air suling (gram)
PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT MINYAK
DAN ASPAL
 Panaskan benda uji dan aduk merat sampai cair
 Sebelum pengujian kehilangan berat periksa apakah
benda uji mengandung air
 Langkah pengujian
 Tuangkan benda uji kira-kira (50 ± 0,5) gr ke dalam
cawan dan dinginkan, timbang (=A).
 Tempatkan benda uji diatas pinggan berputar
setelah oven mencapai (163 ± 1) oC.
 Pasang termometer pada dudukannya.
 Ambil benda uji dari dalam oven setelah mencapai 5
jam sampai 5 jam 15 menit.
 Dinginkan benda uji pada temperatur ruang,
timbang (=B).
 Kehilangan (penurunan) berat minyak dan aspal
dinyatakan dengan persamaan:
Penurunan berat = {(A-B) / A} x 100 %
PENGUJIAN NODA UNTUK ASPAL KERAS
 Masukkan benda uji (aspal) ke dalam labu gelas kapasitas 50 ml, bila benda
uji tidak dapat mengalir didasar labu pada temperatur ruang, panaskan
labu hingga benda uji tersebar melapisi sera tipis didasar labu, kemudian
dinginkan pada temperatur ruang.
 Masukkan pelarut dengan pipet atau buret sebanyak 10,2 ml, segera tutup
dengan gabus yang dilengkapi pipa gelas sepanjang 200 mm, kemudian
goyangkan labu dengan gerakan melingkar secara cepat selama 5 detik
 Rendam labu dalam pemanas air yang mendidih sedalam lehernya selama
55 detik hingga berupa cairan yang tipis.
 Angkat labu dari pemanas dan digoyang selama 5 detik kemudian rendam
kembali selama 55 detik dan seterusnya ulangi hingga benda uji benar-
benar telah terdispersi. Selanjutnya dinginkan labu serta isinya sampai
mencapai temperatur ruang selama 30 menit.
 Larutan aspal dihangatkan kembali selama 15 menit dalam pemanas air
pada temperatur (32 ± 0,5)oC, kemudian aduk dengan menggunakan
batang yang bersih teteskan pada kertas saring whatman no. 50.
 Setelah 5 menit, amati tetesan pada kertas saring tersebut dan catat jenis
nodanya.
 Noda positip, bila tetesan berwarna coklat atau coklat kekuning-kuningan
dengan bagian tengah gelap atau berbintik-bintik
 Bila tetesan berbentuk lingkaran berwarna coklat merata, maka
lakukan tindakan sebagai berikut :
 Simpan labu berisi larutan tersebut dalam keadaan rapat pada
temperatur ruang dibawah sinar redup selama 24 jam
 Hangatkan kembali pada temperatur (32 ± 0,5)oC selama 15
menit, kemudian aduk sampai merata
 Teteskan larutan dan amati, bila masih tetap berwarna coklat
merata maka noda tersebut sebagai noda negatip dan bila
didapat bagian tengah tetesan berwarna gelap atau berbintik-
bintik maka disebut noda positip. Bila masih meragukan, ulangi.

Tetesan positip Tetesan negatip


PENGUJIAN VISKOSITAS ASPAL DENGAN ALAT
BROOKFIELD TERMOSEL
 Siapkan alat termosel sesuai dengan petunjuk operasional termasuk cara
pengaturan temperatur dan kalibrasinya
 Masukkan benda uji ke dalam tabung sesuai dengan spindel yang
digunakan
 Ketinggian cairan harus segaris dengan batang spindel pada garis kira-kira
3,2 mm diatas bagian atas spindel yang meruncing.
 Langkah pengujian
 Tempatkan tabung berisi benda uji dengan menggunakan alat penjepit
ke wadah pemanas, kemudian tempatkan viskometer tepat diatas
wadah pemanas.
 Pasang spindel ke viskometer dan turukan viskometer hingga spindel
masuk kedalam benda uji, biarkan aspal sampai mencapai temperatur
pengujian yang konstan selama ± 15 menit.
 Jalankan viskometer sesuai petunjuk operasionalnya, kemudian catat
tiga pembacaan setiap 60 detik dari masing-masing temperatur
pengujian.
 Lakukan prosedur yang sama untuk setiap temperatur pengujian yang
diinginkan.
 Kalikan faktor viskositas dengan pembacaan viskometer untuk
mendapatkan viskositas dalam centipois (cP)
PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK DENGAN ALAT
SAYBOLT FUROL
 Bersihkan labu penampung viskometer dengan cairan dan keringkan
kemudian sumbat bagian bawah tabung viskometer dengan gabus
penutup.
 Letakkan corong saringan no. 100 di atas tabung viskometer.
 Tempatkan labu penampung di bawah lubang viskometer
 Aduk benda uji (120± 1) ml. hingga merata
 Langkah pengujian
 Tuangkan benda uji melalui saringan ke dalam tabung viskometer
sampai pinggir atas tabung viskometer.
 Aduk benda uji dalam viskometer dengan termometer yang telah
dilengkapi penyangga dengan kecepatan 30-50 putaran/menit. Bila
temperatur konstan, aduk selama 1 menit, kemudian angkat
termometer dan ambil benda uji yang berlebihan dengan penyedot
sampai batas peluapan.
 Letakkan labu penampung tepat dibawah tabung viskometer,
kemudian lakukan pengujian dengan tarik/cabut penutup gabus
sehingga aliran aspal cair masuk ke dalam labu penampung
 Catat dan hitung waktu (ketelitian ± 0,1 detik) mulai saat benda uji
menyentuh dasar labu sampai terisi tepat pada batas 60 ml labu
viskometer
 Gunakan tabel konversi untuk menentukan kekentalan dalam
kinematis.
PENGUJIAN KADAR BITUMEN ASBUTON BUTIR
DENGAN CARA EKSTRAKSI CAMPURAN BERASPAL
MENGGUNAKAN TABUNG REFLUKS GELAS

 Siapkan alat tabung reflux gelas lengkap


 Siapkan kompor pemanas
 Siapkan alat untuk memeriksa kadar air dari campuran beraspal atau
asbuton butir
 Tentukan berat benda sesuai Tabel dibawah, atau ± 200 gram untuk
benda uji Asbuton Butir.

UKURAN MAKSIMUM BERAT BENDA UJI MINIMUM


4,75 mm (0,187 inci) 500 gram
9,50 mm (3/8 inci) 1000 gram
12,50 mm (1/2 inci) 1500 gram
19,00 mm (3/4 inci) 2000 gram
25,40 mm (1,0 inci) 3000 gram
38,50 mm (1,5 inci) 4000 gram
 Panaskan contoh uji pada temperatur 110 C  5 C,
sampai berbentuk curah dan dengan cara perempatan
(quartering),
 Siapkan benda uji untuk penentuan kadar air
 Siapkan paling sedikit dua buah benda uji.
 Tentukan berat air dari contoh uji (W2);
 Keringkan kertas saring dalam oven 110C  5C dan
timbang sampai berat tetap;
 Timbang berat tiap rangka silinder yang telah dipasang
kertas saring, dengan ketelitian 0,5 gram;
 Letakkan kasa asbes di atas pelat pemanas listrik dan
letakkan tabung gelas di atasnya;
 Atur pemanasan sehingga pelarut yang terkondensasi
membasahi rangka yang berisi benda uji, jaga jangan
sampai pelarut berlebih masuk ke dalam penyaring pada
kerucut;
 Langkah pengujian
 Masukkan benda uji ke dalam rangka yang telah diberi kertas
saring berbentuk kerucut, bila digunakan dua rangka, benda uji
dibagi menjadi dua bagian dengan berat yang sama. Benda uji
harus terletak dibawah ujung atas dari kertas saring, tentukan
berat dari masing-masing rangka + benda uji dengan ketelitian
0,5 gram (W1);
 Gunakan salah satu pelarut Trichlorethylene atau Methylene
Chloride;
 Bila digunakan dua rangka, tempatkan rangka atas pada rangka
di bawahnya;
 Tuangkan pelarut kedalam tabung gelas yang sudah berisi
rangka dan benda uji, dengan permukaan pelarut berada
dibawah ujung kerucut rangka atas;
 Teruskan ekstraksi dengan cara refluks, sampai pelarut
berwarna jernih;
 Matikan pelat pemanas listrik dan biarkan tabung cukup dingin
untuk dipegang, lepaskan pendingin dan pindahkan dari
tabung;
 Pindahkan rangka dari dalam tabung, biarkan kering di udara,
setelah itu keringkan di dalam oven pada temperatur 110C 
5C , setelah kering agregat ditimbang
 Saring filtrat dengan kertas saring yang telah ditimbang (B).
keringkan dalam oven pada temperatur 110 C  5 C
sampai berat tetap, timbang.
1 Pendingin

2 Tabung refluks gelas

3 Rangka kerucut

4 Kasa Asbes

5 Pelat pemanas listrik


PENGUJIAN CAMPURAN BERASPAL

1. Pengambilan Contoh Bahan

Guna keperluan perencanaan campuran, jumlah agregat


dan aspal yang mewakili harus disiapkan dengan jumlah
yang mencukupi untuk keperluan beberapa pengujian.
Sebagai petunjuk banyak bahan yang perlu disiapkan
adalah sebagai berikut :
 4 liter ( 1 gal ) aspal keras
 23 kg ( 50 lb ) agregat kasar
 23 kg ( 50 lb ) agregat halus atau pasir
 9 kg ( 20 lb ) bahan pengisi jika diperlukan
2. Pengujian Marshall
 Pengujian Marshall dimulai dengan persiapan benda uji. Untuk keperluan
ini perlu diperhatikan hal sebagai berikut :
 Bahan yang digunakan telah memenuhi spesifikasi
 Kombinasi agregat memenuhi gradasi yang disyaratkan
 Untuk keperluan analisa volumetrik (density-voids), berat jenis bulk dari
semua agregat yang digunakan pada kombinasi agregat, dan berat jenis
aspal keras harus dihitung terlebih dahulu.
 Jumlah benda uji, minimum tiga buah untuk masing-masing kombinasi.
 Oven dalam kaleng (loyang) agregat yang sudah terukur gradasi dan sifat
mutu lainnya, sampai temperatur yang diinginkan
 Panaskan aspal terpisah sesuai panas yang diinginkan pula.
 Cetakan dimasukkan dalam oven dengan temperatur 930C.
 Campur agregat dan aspal sampai merata.
 Keluarkan dari oven cetakan dan siapkan untuk pengisian campuran,
setelah campuran dimasukkan kedalam cetakan tusuk-tusuk dengan
spatula 10 x bagian tengah dan 15 x bagian tepi.
 Tumbuk 2x75 kali
 Keluarkan benda uji dari mold dengan Extruder pada kondisi dingin.
 Diamkan contoh satu malam, kemudian periksa berat isinya.
 Langkah pengujian
 Rendam dalam water bath pada temperatur
600C selama 30 menit dan keringkan
permukaan benda uji serta letakkan pada
tempat yang tersedia pada alat uji Marshall
 Setel dial pembacaan stabilitas dan kelehan
yang telah terpasang pada alat Marshall
 Lakukan pengujian Marshall dengan
menjalankan mesin penekan dengan
kecepatan deformasi konstan 51 mm (2 in.)
per menit sampai terjadi keruntuhan pada
benda uji.
 Baca dan catat besar angka pada dial untuk
memperoleh nilai stabilitas (stability) dan
kelelehan (flow)
 Dengan faktor koreksi dan kalibrasi proving
ring pada alat Marshall dapat diperoleh nilai
stabilitas dan kelelehan (flow).
PENGUJIAN BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN
BERASPAL

 Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal dimulai


dengan persiapan benda uji yang diambil dengan prosedur baku.
Ukuran agregat dan berat contoh minimum yang perlu disediakan
adalah seperti diperlihatkan pada Tabel

Ukuran Agregat Maksimum Dan Berat Contoh


UKURAN MAKS AGR BERAT CONTOH MINIMUM
mm In Kg
25 1 2,5
19 ¾ 2
12,5 ½ 1,5
9,5 3/8 1
4,75 No.4 0,5

 Selanjutnya pisah-pisahkan contoh uji secara manual dengan


ukuran agregat halus tidak lebih dari ¼ in (6,4 mm). Apabila
pemisahan butiran dari contoh uji susah, contoh uji dihangatkan
dalam oven
KEPADATAN MEMBAL DENGAN PRD
 Bersihkan perlengkapan cetakan berdiameter 152,1 mm untuk benda
uji serta bagian telapak penumbuk dengan seksama dan panaskan
sampai temperatur antara 90oC – 150oC;
 Letakkan cetakan benda uji tersebut di atas alas cetakan dan longgarkan
kedua bautnya, oleskan vaselin pada bagian dalam cetakan kemudian
letakkan kertas saring atau kertas penghisap dengan ukuran yang
sesuai dengan ukuran dasar cetakan;
 Masukkan seluruh campuran beraspal panas ke dalam cetakan dan
tusuk-tusuk campuran dengan spatula yang telah dipanaskan sebanyak
15 kali di sekeliling pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya;
 Letakkan kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda
uji dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran cetakan;
 Padatkan campuran beraspal dengan menggunakan alat pemadat getar
listrik pertama menggunakan telapak penumbuk yang berukuran 150
mm selama 6 detik, selanjutnya menggunakan telapak penumbuk yang
berukuran 100 mm sebanyak 8 (delapan) posisi penumbukan dan
masing-masing posisi selama 6 detik dengan urutan penumbukan sesuai
Gambar 1g;
 Lakukan penumbukan pada kedelapan posisi di atas secara berulang
sehingga jumlah penumbukan untuk masing-masing posisi sebanyak 5
(lima) kali atau total waktu yang diperlukan untuk masing-masing posisi
adalah 5 x 6 detik;
 Ganti telapak penumbuk dengan menggunakan telapak penumbuk yang
berukuran 150 mm dan kemudian padatkan lagi selama 6 detik untuk
mendapatkan permukaan atas benda uji menjadi rata;
 Keluarkan benda uji dari cetakan kemudian balikan dan selanjutnya letakkan
kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda uji dengan ukuran
yang sesuai dengan ukuran cetakan serta padatkan dengan urutan penumbukan
dan jumlah waktu penumbukan sesuai dengan penumbukan pada permukaan
benda uji pertama;
 Keluarkan benda uji dengan hati-hati dan letakkan di atas permukaan yang rata
dan biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang;
 Bila diperlukan pendinginan yang lebih cepat dapat digunakan kipas angin meja;
 Lakukan penimbangan
 Bersihkan benda uji dari butiran-butiran halus yang lepas dengan
menggunakan kuas kemudian diberi label yang jelas;
 Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm (0,004 inc) dan bila tinggi
benda uji kurang atau lebih dari persyaratan sesuai Butir 6.1.1).a). v maka
beda uji tersebut tidak boleh digunakan dan harus dibuat kembali sebagai
penganti;
 Catat tebal dan berat benda uji yang diperoleh pada formulir yang sudah
disediakan;
 Timbang benda uji di udara = A gram;
 Timbang benda uji dalam air = B gram;
 Keringkan permukaan benda uji dengan kain lap sampai mencapai kering
permukaan jenuh, kemudian ditimbang = C gram;
 Hitung besaran kepadatan mutlak sesuai dengan rumus berikut:
A x γw
Kepadatan Mutlak  (gram/cm 3 )
(C  B)
dimana:
A = masa benda uji di udara (gram)
B = masa benda uji dalam air (gram)
C = masa benda uji kering permukaan jenuh (gram)
= berat isi air (=1 gram/cm3)

Gambar 1e.
Alas Cetakan 152,1 mm Gambar 1a.
166,1 mm Alat Pemadat
Getar Listrik

Gambar 1d.
Cetakan
Gambar 1b.
Telapak Pemadat Gambar 1c.
diameter 100 mm Telapak Pemadat
diameter 150 mm
2
9 7

1 4 5 10

6 8
Pemadatan dengan telapak
3
Pemadatan dengan
150 mm Pemadatan dengan telapak
telapak 150 mm
100 mm, sebanyak 5 putaran

Urutan Pemadatan Bidang Permukaan Ke 1

1
8 6

3 4 9

5 7
2
Pemadatan dengan telapak 100 Pemadatan dengan
mm, sebanyak 5 putaran telapak 150 mm

Urutan Pemadatan Bidang Permukaan Ke 2

Anda mungkin juga menyukai