Anda di halaman 1dari 12

ABORTUS HABITUALIS

Pembimbing : dr Ali Samhur, Sp.OG

Referat
Oleh :
Alban Ramadhan., S.Ked
Dina Tistiawati., S.Ked
Leny Widio Wati., S.Ked
BAB I
PENDAHULUAN

• Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh karena sebab-


sebab tertentu yang terjadi selama atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.
WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh
aborsi tergantung kondisi masing-masing negara.

Diperkirakan 20 juta aborsi tidak aman dilakukan setiap tahun di


seluruh dunia, sebanyak 70.000 wanita meninggal akibat aborsi
tidak aman dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi
tidak aman.

Di wilayah Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi


dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta
terjadi di Indonesia.
Bila abortus terjadi 3 kali atau lebih maka disebut
abortus berulang (abortus habitualis).

Pada umumnya masyarakat baru bergerak untuk


mencari penyebab atau berobat dengan sungguh-
sungguh setelah mengalami 2 kali abortus secara
berurutan atau usianya sudah menginjak 35 tahun serta
pasangan tersebut sulit dalam upaya untuk menjadi
hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• Abortus habitualis didefinisikan sebagai 3 atau lebih


keguguran spontan yang berurutan pada usia
kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram
• Usia seorang ibu nampaknya memiliki peranan yang
penting dalam terjadinya abortus. Semakin tinggi
usia maka risiko terjadinya abortus semakin tinggi
pula.
ETIOLOGI DAN PATOGENENSIS
Faktor Genetik
• Aneuploid
• Euploid
Faktor Anatomi

Faktor Endokrin

Faktor Infeksi

Faktor Imunologi

Faktor Lain :
• Lingkungan, obat-obatan, rokok dan alkohol, radiasi ion, trombositosis,
hubungan seksual, aktifitas fisik, male factor
MANAJEMEN
• Pendataan tentang riwayat suami istri dan
Anamnesa pemeriksaan fisik ibu baik secara anatomis
maupun laboratoris.

Pemeriksaan • Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan meliputi


pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan
fisik ginekologi

• Kariotik darah tepi, histerosalpingografi, biopsi


Pemeriksaan endometrium, pemeriksaan hormon TSH, antibodi
antitiroid, dan antifofolipid, lupus antikoagulan,
laboratorium pemeriksaan darah lengkap, kultur cairan serviks.
4. Pengobatan

•Tatalaksana pada kasus


abortus berulang bergantung
pada hasil pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui
faktor risiko dan etiologi
terjadinya abortus pada
pasien.
• Histeroskopik
Kelainan anatomis
(uterus berseptum)

• Kuretase
Sinekia uterus

• Dieksisi
Kasus mioma

• Prosedur cerclage
Inkompetensi serviks
• Penggunaan imunisasi sel paternal
Akibat faktor • Donor leukosit dari pihak ketiga
• Infus membrane trofoblast dan
imunologi: immunoglobulin intravena.

• Aspirin dan heparin aspirin dosis


Sindroma rendah (80 mg/hr)
• Prednison (40-60 mg/hr) dan
antifosfolipid heparin subkutan

• Pemberian
Defisiensi suplementasi
progesteron selama kehamilan.
corpus
luteum
Konsepsi baru pada ibu dengan riwayat
abortus berulang maka dilakukan :
• support psikologik penting untuk
pertumbuhan embrio intra uterin yang baik
• Pemeriksaan kadar β-HCG secara periodik
pada awal kehamilan
• pemeriksaan USG ( 2 minggu sekali)
• Pemeriksaan serum α – fetoprotein perlu
dilakukan pada usia kehamilan 16 – 18
minggu
KESIMPULAN

Abortus habitualis didefinisikan sebagai 3 atau lebih keguguran spontan yang


berurutan pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram.

Penyebab abortus habitualis yang terjadi pada trimester pertama paling sering
adalah akibat kelainan kromosom, sedangkan abnormalitas anatomis atau
autoimun cenderung mengakibatkan abortus pada trimester kedua.

Untuk mencegah berulangnya abortus harus dilakukan monitoring kehamilan


yang tepat dan hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai