Pembimbing :
dr. Auliya Andriyati, Sp.PD
Diajukan Oleh :
Raden Sakya Pradipta Gunadarma J510165018
Sedangkan, hipertensi ini sudah dipastikan dapat merusak organ tubuh, seperti
jantung (70% penderita hipertensi akan merusak jantung), ginjal, otak, mata
serta organ tubuh lainnya. Sehingga, hipertensi disebut sebagai silent killer.1
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam
keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut
menjadi “Krisis Hipertensi”, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
No. RM : 298xxx
Penerimaan : IGD
Keluhan Utama
• Penurunan Kesadaran
Sistem gastrointestinal : Nyeri ulu hati (-), mual (-) muntah (-)
Sistem muskuloskeletal : Badan lemas (+), atrofi otot (-), kaku (-),
nyeri (-)
Kesadaran : E2 V0 M3 Stupor
Vital Sign
• TD : 222/126 mmHg
• Suhu : 37,7ºC
• Nadi : 96x/menit
• RR : 20x/menit
Status Generalis
Thorax
• Paru
• Inspeksi : simetris, tidak terdapat ketinggalan gerak.
• Palpasi : tidak terdapat ketinggalan gerak, fremitus normal.
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : suara dasar vesikuler normal, terdapat ronki maupun wheezing.
• Jantung
• Inspeksi : iktus cordis tak tampak
• Palpasi : iktus cordis tak kuat angkat
• Perkusi : dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung (-)
Abdomen
TERAPI
• Tutofusin 20 tpm : Kidmin
• Diet 1500 kal sonde
• Drip perdipin 0.5mcg/kgBB/hr
• Asam Folat 3x1
• Nocid 3x1
• Paracetamol 1fls/8jm
• Captopril 3x50 mg
Tgl Subjective Objective Assesment Planning
23/10/ E2M3V0 KU : Lemas Hipertensi O2 3 Lpm
2017 Stupor Vital Sign : Emergensi,Hiper Inf. Tutofusin 20 tpm :
TD : 222/126 mmHg glikemi,renal Kidmin
HR : 130x/mnt failure,SH Drip Perdipin mulai
RR : 24 x/mnt 0.5mcg/kgbb/hr
T : 37,1 oC Diet 1500 kkal sonde
Asam Folat 3 x 1
Nocid 3 x1
Paracetamol 1fls/8jm
Captopril 50mg x3
2. Hipertensi akselerasi: TD meningkat (Diastolik) > 120 mmHg disertai dengan kelainan
funduskopi KW III. Bila tidak diobati dapat berlanjut ke fase maligna.
Endokrin
Fekromositoma
Aldosteronisme primer
Kelebihan glukokortikoid
Tumor yang mngeluarkan renin
Kelainan sistem saraf pusat
CVA infark/pendarahan
Trauma kepala
PATOFISIOLOGI
Hipertensi berat
Kelainan endokrin
Hipertensi esensial
kehamilan
Kelainan ginjal
Tingkat kritis dari hipertensi atau peningkatan
obat tahanan pembuluh darah
Efek lokal
Natriuresis spontan
(prostaglandins, radikal bebas, dll)
Disfungsi organ
Tabel 1. Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Pemeriksaan fisik
•Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan, mencari
kerusakan organ sasaran ( retinopati, gangguan neurologi, payah jantung kongestif, diseksi
aorta ). Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas. Auskultasi untuk mendengar ada atau
tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru.
•Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan neurologi ataupun payah
jantung, kongestif dan oedema paru. Perlu dicari penyakit penyerta lain seperti penyakit
jantung koroner.
Pemeriksaan penunjang
•Pemeriksaan laboratorium awal : urinalisis, Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit.
•Pemeriksaan penunjang: elektrokardiografi, foto thorak
•Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram,
ultrasonogram.
Tabel 2 Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan darah > 180/110 > 180/110 > 220/140
(mmHg)
Nitrogliserin 500-100 mg sebagai infus IV 2-5 min /5-10 min Sakit kepala, takikardia, muntah,
, methemoglobinemia;
membutuhkan sistem pengiriman
khusus karena obat mengikat
pipa PVC
Nicardipine 5-15 mg / jam sebagai infus IV 1-5 min/15-30 min Takikardi, mual, muntah, sakit
kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi
Klonidin 150 ug, 6 amp per 250 cc 30-60 min/ 24 jam Ensepalopati dengan gangguan
Glukosa 5% mikrodrip koroner
5-15 ug/kg/menit sebagi infus IV 1-5 min/ 15- 30 min Takikardi, mual, muntah, sakit
Diltiazem kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi
Pada hipertensi darurat (emergency) dengan komplikasi seperti hipertensi
emergensi dengan penyakit payah jantung, maka memerlukan pemilihan
obat yang tepat sehingga tidak memperparah keadaannya.
Edema paru Nitroprusside, nitrogliserin, labetalol 10% -15% dalam 1-2 jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam, nitroprusside, labetalol 20% -25% dalam 2-3 jam
Subarachnoid hemorrhage Nitroprusside, nimodipine, nicardipine 20% -25% dalam 2-3 jam
Sodium Nitroprusside
Nitroglycerini
Diazolxide
Hydralazine
Enalapriat
Phentolamine ( regitine )
Trimethaphan camsylate
Labetalol
Methyldopa
Clonidine
BAB IV
PEMBAHASAN
Krisis hipertensi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni hipertensi emergensi
dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergensi sebagai suatu situasi yang
membutuhkan penurunan tekanan darah segera dengan menggunakan obat
parenteral akibat adanya ancaman kerusakan organ target yang akut dan bersifat
progresif, sedangkan hipertensi urgensi merupakan suatu situasi dengan
peningkatan tekanan darah yang nyata tetapi tanpa disertai gejala klinis yang
berat atau kerusakan organ target yang progresif, namun tekanan darah tetap
perlu diturunkan dalam hitungan jam dengan menggunakan obat oral.