Anda di halaman 1dari 26

PCI, CABG, PACEMAKER,

Terapi Fibrinolitik
Kelompok 5, A2/A2014
DEFINISI PCI
Suatu teknik untuk menghilangkan trombus dan
melebarkan pembuluh darah koroner yang
menyempit dengan memakai kateter balon dan
seringkali dilakukan pemasangan stent. Tindakan ini
dapat menghilangkan penyumbatan dengan
segera, sehingga aliran darah dapat menjadi
normal kembali, sehingga kerusakan otot jantung
dapat dihindari (Majid, 2007).
PROSEDUR PCI
Pertama melakukan akses perkutan. Dalam proses ini arteri femoralis harus diidentifikasi lebih
dahulu (atau yang lebih jarang bisa menggunakan arteri radialis atau arteri brachialis pada
lengan) dengan menggunakan suatu alat yang disebut jarum pembuka.

Setelah jarum sudah masuk, sheath introducer diletakkan pada jalan pembuka untuk
mempertahankan arteri tetap terbuka dan mengontrol perdarahan. Melalui sheath introducer
ini, guiding catheter dimasukkan. Ujung guiding catheter ditempatkan pada ujung arteri koroner.
Dengan guiding catheter, penanda radiopak diinjeksikan ke arteri koroner, hingga kondisi dan
lokasi kelainan dapat diketahui.

Selama visualisasi sinar X , ahli jantung memperkirakan ukuran arteri koroner dan memilih ukuran
balon kateter serta guide wire coronary yang sesuai. Guiding wire coronary adalah sebuah
selang yang sangat tipis dengan ujung radio opak yang fleksibel yang kemudian dimasukkan
melalui guiding cathether mencapai arteri koroner. Dengan visualisasi langsung, ahli jantung
memandu kabel mencapai tempat terjadinya blokade . Ujung kabel kemudian dilewatkan
menembus blokade. Setelah kabel berhasil melewati stenosis, balon kateter dilekatkan
dibelakang kabel. Angioplasti kateter kemudian didorong kedepan sampai balon berada di
dalam blokade
PROSEDUR PCI
Kemudian baru balon balon dikembangkan dan balon akan mengkompresi atheromatous plak
dan menekan arteri sehingga mengembang. Jika stent ada pada balon, maka stent
diimplantkan atau ditinggalkan pada tubuh untuk mendukung arteri dari dalam agar tetap
mengembang.

Setelah tindakan IKP dilakukan, pasien diberi obat antitrombolisis. Semua pasien harus mendapat
terapi obat aspirin tanpa batas waktu (sebagai pencegahan sekunder dari CVD). Dual terapi
antitrombosis diperlukan untuk pasien dengan stent koroner untuk mengurangi risiko trombosis
stent: Hal ini biasanya terjadi pada aspirin dan clopidogrel. Lamanya pengobatan clopidogrel
tergantung pada penetapan klinik (Grossman,2008)
KOMPLIKASI PCI

1. Trombolisis stent
2. Stenosis stent
3. Komplikasi mayor
4. Komplikasi minor
INDIKASI PCI

Indikasi PCI ACC/AHA mengklasifikasikan indikasi untuk dilakukannya


tindakan PCI sebagai berikut :
Kelas I : kondisi dimana terdapat bukti dan atau kesepakatan yang
mengatakan bahwa tindakan tersebut bermanfaat dan efektif dilakukan.
Kelas II : kondisi dimana terdapat perbedaan pendapat tentang kegunaan
dan efikasi tindakan tersebut.
Kelas IIa: bukti atau pendapat mengatakan bahwa penelitian ini
bermanfaat
Kelas IIb: manfaat tersebut kurang didukung oleh bukti ataupun pendapat.
Kelas III: kondisi dimana terdapat bukti dan atau kesepakatan yang
mengatakan bahwa prosedur tersebut tidak bermanfaat dan tidak efektif,
serta pada beberapa kasus bias menjadi sangat berbahaya (AHA, 2012).
KONTRAINDIKASI

Silber et al (2005), mengemukakan bahwa yang termasuk kontraindikasi PCI adalah:


Diseksi aorta
Memiliki riwayat stroke hemoragik
Riwayat perdarahan GI
Memiliki riwayat bleeding disorder
CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia
Gangguan elekrolit
Infeksi ( demam )
Gagal ginjal
Perdarahan saluran cerna akut/anemia
Stroke baru (< 1 bulan)
Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )
Pasien yang tidak kooperatif
Usia kehamilan kurang dari 3 bulan
RESIKO PCI
1. Pasien biasanya dapat pulih kesadarannya selama prosedur dilakukan, dan timbul
nyeri dada. Jika hal ini terjadi menandakan bahwa prosedur telah menyebabkan
iskemia dan ahli jantung sebaiknya menunda prosedur.
2. Perdarahan pada tempat insersi pada selangkangan seringkali muncul dan hal ini
juga bisa disebabkan oleh pemakaian obat anti platelet. Bahkan pada beberapa
kasus hal ini dapat menyebabkan terjadinya hematom.
3. Reaksi alergi terhadap kontras juga mungkin terjadi.
4. Penurunan fungsi ginjal juga dapat terjadi pada pasien yang memang
mempunyai riwayat penyakit ginjal.
5. Resiko paling parah yang mungkin tertjadi adalah kematian, stroke , infark
miokard, dan diseksi aorta.
DEFINISI CABG

Coronary Arteri Bypass Graft (CABG) merupakan salah


satu metode revaskularisasi yang umum dilakukan
pada psaien yang mengalami atherosclerosis dengan
3 atau lebih penyumbatan pada arteri koroner atau
penyumbatan yang signifikan pada Left Main Artery
Coroner. (Chulay dan Burns, dalam Widiastuti 2015)
TUJUAN CABG

Tujuan dilakukannya CABG pada pasien diantaranya adalah :


1. Revaskularisasi aliran arteri koroner akibat sumbatan atau penyempitan
2. Menurunkan nyeri dada
3. Mencegah serangan jantung (infark)
2 TEKNIK CABG
OFF PUMP SURGERY ON PUMP SURGERY

Pada operasi off pump, operator menggunakan Pada operasi on pump, maka ahli bedah
alat untuk menstabilkan jantung. Operasi bedah membuat kanul ke dalam jantung dan
jantung ini tidak memakai mesin jantung paru menginstruksikan kepada petugas perfusionist
atau CPB. Dengan teknik ini jantung tetap untuk memulai cardiopulmonary bypass (CPB).
berdetak normal dan paru-paru berfungsi seperti Operasi ini dilakukan dengan memakai mesin
biasa.(Swierzewski, 2011). pintas jantung paru atau CPB. Dengan teknik ini
Keuntungan dari teknik off pump jantung tidak berdenyut, dengan menggunakan
1. Meminimalkan efek trauma operasi obat yang disebut cardioplegik. Sementara itu,
2. Mobilisasi paska operasi dapat dilakukan lebih peredaran darah dan pertukaran gas diambil alih
dini oleh mesin pintas jantung paru.
3. Drainage paska bedah minimal
4. Tranfusi darah dan komponenny
5. Dapat cepat kembali pada pekerjaan semula
INDIKASI CABG

Pertimbangan dilakukannya pintasan CABG adalah arteri koroner telah mengalami


sumbatan minimal 70% (60% pada arteri koroner utama kiri). Jika sumbatan pada arteri
kurang dari 70% maka aliran darah melalui arteri tersebut masih adekuat sehingga dapat
mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan. Akibatnya akan terjadi bekuan
pada CABG, sehingga koreksi melalui pembedahan menjadi sia-sia. (Arif, 2009)

Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang dianjurkan operasi CABG adalah
pasien yang hasil kateterisasi jantung ditemukan :
1. Penyempitan >50% dari left main disease atau left main equivalent yaitu penyempitan
menyerupai left main arteri misalnya ada penyempitan bagian proximal dari arteri
anterior desenden dan arteri circumflex
2. Penderita dengan 3 vessel disease yaitu 3 arteri koroner semuanya mengalami
penyempitan bermakna yang fungsi jantung mulai menurun
3. Penderita yang gagal dilakukan balonisasi dan stent
4. Penyempitan 1 atau 2 pembuluh namun pernah mengalami gagal jantung
5. Anatomi pembuluh darah suitable (sesuai) untuk CABG
KONTRAINDIKASI CABG

Secara mutlak tidak ada kontraindikasi CABG, tetapi secara relatif CABG dikontraindikasikan
bila terdapat berbagai faktor resiko selama dan sesudah operasi, diantaranya adalah :
1. Faktor usia
2. Pasien dengan penyakit pembuluh darah kronik akibat DM dan EF yang sangat rendah
(15%)
3. Sklerosis aorta yang berat
4. Struktur arteri koroner tidak memungkinkan untuk disambung
DEFINISI PACEMAKER

Alat pacu jantung (pacemaker) adalah sebuah alat kecil, dengan ukuran
sebesar stopwatch, yang dipasang dibawah kulit dekat jantung untuk
membantu mengontrol detak jantung. Pemasangan alat pacu jantung adalah
untuk membantu mengontrol irama (denyut) jantung pasien. Alat ini dapat
dipasang untuk sementara untuk memperbaiki denyut jantung lambat akibat
serangan jantung, operasi, atau keracunan obat. Alat pacu jantung juga dapat
dipasang secara permanen untuk mengoreksi denyut jantung yang lambat
(bradikardia), atau dalam beberapa kasus, untuk membantu mengobati gagal
jantung.
JENIS PACEMAKER
TRANSVENOUS PACING ( TEMPORARY PACEMAKER) PACU JANTUNG MENETAP (PERMANEN)

Temporary pacemaker adalah suatu alat pacu Pacu jantung menetap (permanen) adalah suatu
jantung sementara dimana kawat atau elektrode alat medis yang ditanam dalam tubuh pasien
pacu jantung dimasukan melalui vena (pembuluh beruapa kawat pacing yang ditanam dalam satu
darah balik) biasanya melalui vena femoralis/ vena ruang atau beberapa ruang jantung melalui vena
jugularis/ vena subclavia menuju atrium atau yang tepat dan dihubungkan generator dari pacu
ventrikel kanan. Sedangkan generatornya jantung tersebut yang ditanam dibawah kulit atau
ditempatkan diluar dan bersifat sementara. otot dada kanan atau kiri
CARA KERJA PACEMAKER

1. Pembangkit detak. Benda metal kecil ini menggunakan baterai dan sirkuit
listrik yang mengatur kecepatan aliran listrik yang dikirimkan ke jantung.
2. Sadapan. Kabel yang fleksibel dan terisolasi ini mengantarkan aliran listrik
ke jantung.
DEFINISI TERAPI FIBRINOLITIK
Penggunaan terapi fibrinolitik pada dasarnya bertujuan untuk menyelamatkan miokardium
dan restorasi cepat patensi arteri koroner (Stiermaier, et al, 2013). Ada sejumlah faktor yang
dapat mempengaruhi fibrinolisis yaitu :
A. Usia
Proses fibrinolisis pada anak dan dewasa lebih cepat daripada orangtua. Orang tua lebih
sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor
pembekuan darah
B. Merokok
Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregrasi trombosit, menaikkan
hematoknit dan viskositas darah
C. Aktivitas fisik
Sebuah penelitian oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik
memacu aktivitas fibrinolisis darah. Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih encer)
setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik
d. Aterosklerosis (ruptur plak)
e. Perubahan aliran darah
f. Gangguan metabolik seperti diabetes mellitus dan hipertensi
g. Status koagulasi
OBAT TERAPI FIBRINOLITIK

Aktivator Plasminogen Jaringan


Kelompok obat trombolitik digunakan pada infark miokardial akut, stroke thrombotik
serebrovaskular dan embolisme pulmoner. Untuk infark miokardial akut, aktivator
plasminogen jaringan secara umum lebih disukai dari streptokinase.
Alteplase (Activase®; rtPA) adalah bentuk rekombinan dari tPA manusia. Alteplase memiliki
waktu paruh pendek (5 menit) dan oleh karena itu diberikan secara bolus intravena diikuti
dengan infus.
Retaplase (Retavase®) dibuat secara genetik, turunan yang lebih kecil dari tPA rekombinan
yang telah ditingkatkan potensinya dan bekerja lebih cepat dari rTPA. Retaplase biasanya
diberikan sebagai injeksi bolus IV. Retaplase digunakan pada infark miokardial akut dan
embolisme paru.
Tenecteplase (TNK-tPA) memiliki waktu paruh yang lebih panjang dan afinitas ikatan yang
lebih besar untuk fibrin daripada rTPA. Karena kwatu paruh yang lebih panjang, dapat
diberikan secara IV bolus. TNK-TPA hanya digunakan pada infark miokardial akut.
OBAT TERAPI FIBRINOLITIK

Streptokinase
Streptokinase dan anistreplase digunakan pada infark miokardial akut, thrombosis vena dan
aterial, dan embolisme paru. Ikatan ini antigenik karena diturunkan dari bakteri
streptokokus.
Streptokinase alami (SK) bekerja kurang spesifik sehingga kurang diminati sebagai obat
trombolitik daripada tPA karena menyebabkan banyak fibrigenolisis. Anistreplase (Eminase)
adalah kompleks SK dan plasminogen. Anistreplase lebih memiliki spesifitas bekerja pada
fibrin dan aktivitas yang lebih lama daripada SK alami. Namun, menyebabkan fibrigenolisis.
OBAT TERAPI FIBRINOLITIK

Urokinase
Urokinase (Abbokinase®; UK) aktivator plasminogen tipe urine (uPA) karena dibentuk di sel
parenkim ginjal dan ditemukan di urine. Dibutuhkan sekitar 1500 L urin untuk memenuhi
urokinase yang dapat digunakan untuk menyembuhkan 1 pasien. Urokinase jarang
digunakan karena seperti SK, UK menyebabkan fibrigenolisis. Satu kelebihan UK dari SK
adalah nonantigenik.

Anda mungkin juga menyukai