Anda di halaman 1dari 4

Horizontal

Cara kerja
 Rangkaian driver horisontal osilator. Dalam rangkaian ini terdapat Q1 dan T1 yang berfungsi
menguatkan sinyal horisontal. HDT atau T1 adalah sebuah trafo kecil dengan dua buah kumparan,
kumparan primer dan sekunder. Kumparan primer digunakan untuk mengosilasikan sinyal dan
diinduksikan kebagian sekunder kemudian diumpankan ke basis transistor penguat. Primer trafo HDT
bekerja pada tegangan 12vdc -60vdc, sekunder trafo HDT sekitar 1vac -1,5vac.
 B+ adalah tegangan catu daya FBT. Diperoleh dari power supply melalui sebuah R fuse dengan nilai
dibawah 10ohm. Digunakan sebagai sumber daya agar fbt dapat bekerja.
 T2 atau Transformator FBT. Berfungsi sebagai tranformator step up sekaligus step down. Dapat
berfungsi apabila sinyal horisontal sampai ke transistor penguat horisontal. Transistor dapat bekerja
sebagai saklar tegangan dengan frekuensi 15.625 kali per detik sehingga kumparan didalam fbt
mengalami osilasi. Output step up meliputi 30kVdc anoda CRT, 1,5kVdc fokus CRT, 160vdc-300vdc
untuk screen CRT, tegangan 180v RGB ( kadang dipakai kadang tidak ). Output step down meliputi
tegangan heater 5vac – 7 vac, Afc, 24v untuk vertikal, 12 v.
 Q2 atau Transistor penguat horisontal. Basis terhubung ke output HDT, kolektor terhubung ke FBT dan
kumparan defleksi horisontal.
 Horisontal pulsa. Berasal dari fbt, sering juga di sebut sebagai AFC. Namun ada beberapa televisi yang
mengambil pulsa dari pin heater. Digunakan untuk sinyal sinkronisasi OSD pada layar. Terhubung ke IC
program.
 ABL (automatic brighness limited). Dari pin brightness control ic program dan ic utama. Digunakan
untuk menyesuaikan brightness dilayar secara otomatis.
Cara kerja

Anda mungkin juga menyukai