Anda di halaman 1dari 32

TEKNOLOGI

JAJAR LEGOWO SUPER


SPESIFIK LOKASI JAWA TIMUR
1 Target produksi padi terus meningkat

Terjadi penyusutan areal sawah


2
setiap tahun
PENDAHULUAN
3 Peningkatan provitas melandai

Pengaturan populasi melalui jarwo pada


4 lahan yang ada
KOMPONEN PENGUNGKIT
1. VUB
2. PENGATURAN POPULASI TANAMAN
3. PEMUPUKAN BERIMBANG (PHSL)
4. KECUKUPAN AIR
5. PHT
VUB POTENSI HASIL TINGGI
VUB merupakan inovasi yang menonjol untuk
meningkatkan produktivitas dan paling mudah diadopsi
petani karena teknologi ini murah dan penggunaannya
sangat praktis.

Pemilihan varietas didasarkan :


1. Target produksi (provitas dan mutu produk)
2. Tinggi tempat: dataran rendah, sedang, tinggi.
3. Lingkungan tumbuh :
Ketersediaan air
Kondisi hama dan penyakit utama (aman, endemis)
Status hara makro dan mikro (suboptimal, optimal).
PEMUPUKAN BERIMBANG
( PHSL, Berimbang, Rasional Spesifik Lokasi )

• Memberikan pupuk (jenis dan dosis) sesuai kebutuhan


tanah dan tanaman untuk meningkatkan produksi dan
kualitas hasil
• Biaya dapat dihemat tanpa mengurangi hasil
• Mengurangi dampak negatif pupuk kimia
• Menjaga keseimbangan unsur hara dalam tanah
• Agar penerapan tepat, perlu dilakukan analisis tanah guna
mengetahui status hara tanah
KECUKUPAN AIR
• Menghemat air irigasi sehingga areal tanam lebih luas.
• Akar mendapatkan udara lebih banyak sehingga
berkembang lebih baik, merangsang anakan.
• Mencegah timbulnya keracunan besi.
• Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S
yang menghambat perkembangan akar.
PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Secara umum, upaya yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan hama dan penyakit adalah :

• Varietas tahan
• Benih/Persemaian sehat
• Tanam serempak
• Jajar legowo
• Pemupukan NPK sesuai kebutuhan tanaman
• Pengairan sesuai kebutuhan
PRINSIP TANAM JAJAR LEGOWO
 Rekayasa teknologi untuk mengkondisikan tanaman
berada di pinggir.
 Tanaman berselang-seling, dua baris tanaman dan
satu baris kosong atau yang disebut dengan
jajar legowo 2 : 1.
 Meningkatkan populasi tanaman.
 Memudahkan pemeliharaan tanaman.
KEUNTUNGAN JAJAR LEGOWO
1. Memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun
tanaman padi sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis
yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman.
2. Memudahkan pengelolaan tanaman (pemupukan susulan,
penyiangan, pengendalian OPT).
3. Peningkatan populasi tanaman sekitar 30 %, berpeluang
untuk meningkatkan provitas hingga 10 - 15%.
4. Berpeluang bagi pengembangan sistem produksi
padi - ikan ( mina padi ).
REKAYASA TEKNIS TEGEL - LEGOWO 2 : 1

12,5 Cm

25 Cm 25 Cm
50 Cm
REKAYASA TEKNIS TEGEL - LEGOWO 2 : 1 SPESIFIK LOKASI

? ? ?
PENYIAPAN BENIH DAN BIBIT SEHAT
• Area pesemaian 300-500 m2/ha (3-5%), tanah subur,
• Lokasi terbuka, hindarkan dekat lampu, dekat
sumber air
• Daerah endemis WBC, benih dicampur insektisida
fipronil sebelum ditabur, endemis penggerek batang
dan tungro pesemaian ditaburi karbofuran 20 g
bahan/10 m2
• Kebutuhan benih sekitar 30 kg/ha
• Dipupuk 200 g Urea;100 g SP-36; 60 g KCl/10 m2
• Umur bibit 18-21 hari.
Modifikasi pesemaian basah dengan alas dan penutup
karung sak untuk mempercepat pertumbuhan bibit,
menghindari terpaan air hujan dan serangan OPT
terutama hama tikus dan penggerek batang
PESEMAIAN DAPOG
1. Menggunakan kotak dari plastic atau kayu
2. Khusus untuk penanaman secara mekanis
3. Ukuran dapok 30 x 60 x 3 cm (disesuaikan
dengan merek dan tipe Rice Transplanter)
4. Media, campuran tanah dan pupuk organic 1:1
5. Kotak persemaian diberi alas kertas koran, benih disebar
sekitar 100 g/dapog
6. Bibit siap tanam setelah 15-18 HSS
Penanaman dengan
rice transplanter :
 Mengatasi kelangkaan tenaga kerja
 Mempercepat keserentakan tanam
 Menghemat biaya tanam
TEKNIK PENANAMAN JAJAR LEGOWO 2 : 1
 Perlu kecermatan dan keseriusan bagi regu tanam.
 Diperlukan alat bantu antara lain blak, garetan, tali
penanda, ATAJALE sesuai jarak tanam.
 Lahan diolah secara intensif dan diamkan l sehari
semalam sebelum tanam.
POSISI DAN PERGERAKAN REGU TANAM

PENANAM 1 PENANAM PENANAM 3


2
• Pemupukan I diicir pada baris sempit
• Pemupukan II diicir pada baris lebar
• Penyiangan menggunakan osrok dan sedini mungkin
Kenapa Jajar Legowo
Tidak Berkembang
Alasan Petani : Penyebabnya adalah :
 Ribet, regu tanam cenderung “curang” Persepsi yang berbeda antara peneliti,
terhadap jarak rapat dalam barisan PPL dan Petani
tidak konsisten
 Gulma tambah banyak Dampaknya :
 Biaya garap bertambah Kesalahan secara teknis di lapang
 Produksi tidak naik dll. (produksi turun)
DIPERLUKAN JUKNIS SPESIFIK LOKASI
Penerapan jajar legowo di lapangan masih bervariasi,
beberapa menyimpang dari konsepnya
Spesifik lokasi, penerapan berbeda antar wilayah
tergantung permasalahan dan potensi terutama jarak
tanam, dosis pupuk dan varietas
Lahan subur, menerapkan jarak tanam > lebar,
lahan kurang subur > rapat

 Agar Hasil Dapat Optimal


 Perlu Inovasi Teknologi JAJAR LEGOWO SUPER
JAJAR LEGOWO SUPER
 Prinsip penanaman seperti pada jajar legowo 2 : 1
 Dengan lima komponen teknologi pelengkap hasil inovasi Balitbangtan :

1. Penggunaan VUB potensi hasil tinggi.


2. Pengembalian jerami ke lahan + biodekomposer dan pupuk organik
sebanyak 1 t / ha.
3. Penggunaan pupuk hayati dan pemupukan berimbang berdasar PUTS.
4. Pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik
berdasarkan ambang kendali.
5. Penggunaan alsintan untuk efisiensi biaya tenaga kerja dan mengurangi
kehilangan hasil pada waktu panen.
Hasil Dem- Area Teknologi JAJAR LEGOWO SUPER
untuk meningkatkan produksi padi di lahan seluas 50 ha di kabupaten Indramayu
Balitbangtan, 2015 - 2016

Hasil Ubinan
• Inpari 30 = 13,9 t/ha, Inpari 32 = 14,4 t/ha, Inpari 33 = 12,4 t/ha
• Ciherang (di luar dem-area) = 7,0 t/ha
• Peningkatan provitas 60 - 90%
• Bila JLS dikembangkan di 20% dari total sawah irigasi,
maka dapat menyumbang kenaikan produksi 3,84 juta ton Gabah
Kering Giling (GKG) pertahun
Komponen dem - area teknologi
Jajar Legowo Super
Di Kabupaten Indramayu

1 Penggunaan VUB potensi hasil tinggi (Inpari 30 Ciherang sub-


1, Inpari 32 HDB, Inpari 33, Inpari 43 Agritan GSR adalah
kelanjutan VUB berkualitas sama dengan Ciherang dan Hipa
Jatim 2).

2 Pengembalian jerami ke lahan sawah + biodekomposer yang


yang mengandung mikroba perombak bahan organik seperti
lignoselulosa sehingga dapat meningkatkan ketersediaan
NPK, dan menekan penyakit tular tanah.
3 Pupuk organik sebanyak 1 t/ha.
Komponen dem - area teknologi
Lanjutan .....
Jajar Legowo Super
Di Kabupaten Indramayu

4 Penggunaan pupuk hayati Agrometh dengan


dosis 6 l/ha (1 l Agrimeth/50 l air) disemprotkan ke
tanaman atau sebagai gahan perendam benih

5 Pemupukan berimbang berdasar hasil uji


Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

6 Pengendalian OPT menggunakan pestisida


nabati dan pestisida anorganik berdasarkan
ambang kendali
7 Penggunaan alsintan untuk tanam dan panen.
REKOMENDASI PUPUK DAN VUB
SPESIFIK LOKASI JAWA TIMUR
SERTA OPT YANG HARUS DIWASPADAI

disusun berdasarkan hasil display VUB


pada kegiatan pendampingan tahun 2010 dan 2013
serta KATAM Terpadu MH 2015/2016
Rekomendasi Teknologi Spesifik Lokasi kab. Sumenep
NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha)
NPK+jerami NPK+pupuk OPT dan kondisi sub
No Kecamatan NPK
2 t/ha organik 2 t/ha optimal yang harus Varietas
diwaspadai
NPK Urea NPK Urea NPK Urea
1 Ambunten 250 200 225 200 150 225 Penggerek batang -
2 Arjasa 250 175 225 150 150 175
3 Batang-batang 250 175 225 150 150 175 Tungro Tukad Petanu, Tukad Unda,
4 Batuan 250 175 225 150 150 175 Inpari 7, Inpari 21
5 Batuputih 250 175 225 150 150 175
Batang Piaman, Situ
6 Bluto 250 175 225 150 150 175
Blast Patenggang, Limboto,
7 Dasuk 250 175 225 150 150 175
Danau Gaung, Batu-tegi,
8 Dungkek 250 175 225 150 150 175
Inpari 32 HDB
9 Ganding 250 200 225 200 150 225
10 Gapura 250 200 225 200 150 225 Inpari 1, Inpari 6, Inpari
11 Gayam 250 175 225 150 150 175 Hawar daun bakteri 17, Conde, Angke, Inpari 32
12 Giligenteng - - - - - - HDB
13 Guluk-guluk 250 200 225 200 150 225
14 Kalianget 250 175 225 150 150 175 Inpara 4, Inpara 5, Inpari
15 Kangayan 250 175 225 150 150 175 Banjir 29, Inpari 30, Kapuas,
16 Kota Sumenep 250 175 225 150 150 175 Batang hari, Banyuasin,
17 Lenteng 250 200 225 200 150 225 Siak Raya, Lambur,
18 Manding 250 200 225 200 150 225 Dendang
19 Masalembu - - - - - -
20 Nonggunong 250 175 225 150 150 175 REKOMENDASI UMUM
Ciherang, Inpari 6 Jete,
21 Pasongsongan 250 175 225 150 150 175
Memberamo
22 Pragaan 250 175 225 150 150 175
23 Raas 250 175 225 150 150 175
24 Rubaru 250 175 225 150 150 175
25 Sapeken 250 175 225 150 150 175
26 Saronggi 250 200 225 200 150 225
27 Talango - - - - - -
Rekomendasi Teknologi Spesifik Lokasi Kab. Pamekasan
NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha)
NPK+pupuk
NPK+jerami OPT dan kondisi sub
No Kecamatan NPK organik 2
2 t/ha optimal yang harus Varietas
t/ha
diwaspadai
NPK Urea NPK Urea NPK Urea
1 Batumarmar 250 175 225 150 150 175 Blast Batang Piaman, Situ
Patenggang, Limboto,
2 Galis 300 200 200 225 250 200
Danau Gaung, Batutegi,
3 Kadur 250 200 225 200 150 225
Inpari 32 HDB
4 Larangan 300 200 200 225 250 200
5 Pademawu 300 150 200 175 225 150 Inpari 1, Inpari 6, Inpari
6 Pakong 250 200 225 200 150 225 Hawar daun bakteri 17, Conde, Angke, Inpari 32
7 Palengaan 250 200 225 200 150 225 HDB
8 Pamekasan 200 250 125 250 100 250
9 Pasean 250 200 225 200 150 225 REKOMENDASI UMUM
10 Pengantenan 250 200 225 200 150 225 Ciherang, IR 64, Inpari 6
Jete
11 Proppo 200 250 125 250 100 250
12 Tlanakan 200 250 125 250 100 250
13 Waru 250 175 225 150 150 175
Rekomendasi Teknologi Spesifik Lokasi Kab. Sampang
NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha) OPT dan kondisi sub
NPK+jerami 2 NPK+pupuk organik optimal yang harus
No Kecamatan NPK diwaspadai
t/ha 2 t/ha Varietas

NPK Urea NPK Urea NPK Urea


1 Banyuates 250 200 225 200 150 225 Penggerek batang -
2 Camplong 200 250 125 250 100 250
3 Jrengik 350 150 250 150 300 125 Blast Batang Piaman, Situ
4 Karangpenang 250 200 225 200 150 225 Patenggang, Limboto,
5 Kedungdung 250 175 225 150 150 175 Danau Gaung, Batu-tegi,
6 Ketapang 250 200 225 200 150 225 Inpari 32 HDB
7 Omben 250 200 225 200 150 225
8 Pangarengan 200 200 175 175 125 200 Hawar daun bakteri Inpari 1, Inpari 6, Inpari
9 Robatal 250 175 225 150 150 175 17, Conde, Angke, Inpari 32
10 Sampang 200 250 175 225 125 250 HDB
11 Sokobanah 250 175 225 150 150 175
12 Sreseh 350 175 250 200 300 175 Kekeringan Inpari 10, Inpari 18, Inpari
13 Tambelangan 250 175 225 150 150 175 19, Situ Patenggang,
14 Torjun 200 200 150 200 100 200 Limboto, Batutegi, Situ
bagendit, Inpago 6 dan
Inpago 8

REKOMENDASI UMUM
Ciherang, IR 64, Inpari 6,
Inpari 13
Rekomendasi Teknologi Spesifik Lokasi Kab. Bangkalan
NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha)
NPK+pupuk OPT dan kondisi sub
No Kecamatan NPK+jerami 2
NPK organik 2 optimal yang harus Varietas
t/ha
t/ha diwaspadai
NPK Urea NPK Urea NPK Urea
1 Arosbaya 350 150 200 175 275 150 Blast Batang Piaman, Situ
2 Bangkalan 350 150 200 175 275 150 Patenggang, Limboto, Danau
3 Blega 350 150 250 150 300 125 Gaung, Batutegi, Inpari 32
HDB
4 Burneh 350 150 200 175 275 150
5 Galis 350 150 250 150 300 125 Inpari 1, Inpari 6, Inpari 17,
6 Geger 250 175 225 150 150 175 Hawar daun bakteri Conde, Angke, Inpari 32
7 Kamal 350 150 200 175 275 150 HDB
8 Klampis 200 200 175 175 125 200
9 Kokop 250 175 225 150 150 175 Inpari 10, Inpari 18, Inpari
Kekeringan 19, Situ Patenggang,
10 Konang 350 150 250 150 300 125
Limboto, Batutegi,
11 Kwanyar 350 150 200 175 275 150 Situbagendit,
12 Labang 350 150 200 175 275 150 Inpago 6, Inpago 7, Inpago
13 Modung 350 150 250 150 300 125 8
14 Sepulu 250 175 225 150 150 175
REKOMENDASI UMUM
15 Socah 350 150 200 175 275 150
IR 64, Ciherang
16 Tanah Merah 350 150 250 150 300 125
17 Tanjung Bumi 250 175 225 150 150 175

18 Tragah 350 150 200 175 275 150


Rekomendasi Teknologi Spesifik Lokasi Kab. Sidoarjo
NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha)
NPK+pupuk
NPK+jerami 2 OPT dan kondisi sub
No Kecamatan NPK organik 2
t/ha optimal yang harus Varietas
t/ha
diwaspadai
NPK Urea NPK Urea NPK Urea
1 Balongbendo 200 250 175 225 125 25 Wereng batang coklat Inpari 13, Inpari 31, Inpari
2 Buduran 200 250 175 225 125 25 33, Mekongga
3 Candi 200 250 175 225 125 25
4 Gedangan 200 250 175 225 125 25 Tikus -
5 Jabon 200 250 175 225 125 25
6 Krembung 200 250 125 250 100 25 Penggerek batang -
7 Krian 200 250 175 225 125 25
8 Porong 200 250 125 250 100 25 Hawar daun bakteri Inpari 1, Inpari 6, Inpari
9 Prambon 200 250 175 225 125 25 17, Conde, Angke, Inpari 32
10 Sedati 200 250 175 225 125 25 HDB
11 Sidoarjo 200 250 175 225 125 25
12 Sukodono 200 250 175 225 125 25 Banjir Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5
13 Taman 200 250 175 225 125 25 , Inpari 29 Dan Inpari 30
14 Tanggulangin 200 250 175 225 125 25
15 Tarik 200 250 175 225 125 25 REKOMENDASI UMUM
16 Tulangan 200 250 125 250 100 25 Ciherang, IR 64, Mekongga,
17 Waru 200 250 175 225 125 250 Way Apo Buru
18 Wonoayu 200 250 175 225 125 250
PENUTUP
1 Sistem jarwo merupakan salah satu komponen
teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas
tanaman padi melalui pengaturan populasi.
2 Dengan sistem jarwo pemeliharaan tanaman
lebih efektif.
3 Agar penerapan sistem jarwo benar, diperlukan
pendampingan intensif oleh petugas.
4 Agar hasil jarwo dapat optimal perlu inovonasi
Teknologi Jajar Legowo Super dengan lima
komponen teknologi pelengkap hasil inovasi
Balitbangtan.

Anda mungkin juga menyukai