Anda di halaman 1dari 19

REFERAT:

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER


Oleh:

Mega Mulya Dwi Fitriyani – 1620221191

Pembimbing: dr. K Maria poluan, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 6 OKTOBER – 18 NOVEMBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN
PTSD  gangguan kecemasan yang timbul
setelah mengalami atau menyaksikan
suatu ancaman kehidupan atau peristiwa-
peristiwa trauma  reaksi ketakutan
Gejala – gejala umum yg terjadi: kenangan yg
muncul berulang sangat mendalam&
mengganggu  usaha menghindar  mati rasa
secara emosional, suka menyendiri, sulit
tidur&konsentrasi, ketakutan

PTSD
Risiko akan mengalami gangguan stres pasca trauma
meningkat oleh karena banyak faktor, termasuk
intensitas beratnya peristiwa yang dialami, sejauh
mana anda terlibat didalamnya, dan seberapa
hebatnya reaksi.

Penatalaksanaan PTSD diantaranya:


psikoterapi, psikofarmaka dengan SSRi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder adalah


Gangguan kejiwaan pada seseorang yang dialami dan
berkembang setelah pengalaman traumatik, atau
menyaksikan suatu kejadian yang mengancam jiwa,
mencederai luka, atau ancaman terhadap integritas
dari tubuh, biasanya diiringi dengan ketidakmampuan
seseorang untuk beradaptasi
FAKTOR RISIKO
 Jenis kelamin perempuan

 Mempunyai
 Gangguan jiwakarakter yang bersifat
sebelumnya introvert
(preexisting atau disorder
anxiety isolasi
sosial; adanya problem
atau preexisting menyesuaikan diri.
major depression)

 Adanya
 kebutuhan psikiatrik
Adanya gangguan emosional yang tidak
sebelum terpenuhi
trauma baik pada
secara
individubermakna.
yang bersangkutaan maupun keluarganya.

 Terpapar
 oleh kejadian-kejadian
Adanya trauma dalam
masa kanak, seperti kehidupan
kekerasan fisik yang
luar
maupunbiasaseksual.
sebelumnya baik tunggal maupun ganda dan
dirasakan secara subjektif oleh suatu kondisi atau
 peristiwa yang menimbulkan
Ciri kepribadian penderitaan
ambang, paranoid, bagi dirinya.
dependent, atau
antisosial.
EPIDEMIOLOGI
 Pada Studi community-based yang dilakukan di AS
mendokumentasikan prevalensi seumur hidup pada PTSD
sekitar 8% dari populasi orang dewasa.

 Menurut National Comorbidity Survey Replication


gambaran PTSD sekitar 6,8 %.

 Epidemiologi dari PTSD berdasarkan studi Community-


based epidemiological menunjukkan 70% dari individu
yang mengalami trauma, yang dipengaruhi oleh
kejadian traumatik, Perkembangan dari PTSD
berhubungan dengan kejadian yang dialami pasien,
yang secara konsisten memiliki keterkaitan erat dengan
stress yang dialami dan risiko perkembangan PTSD.
KEJADIAN POTENSIAL YANG
DAPAT MENYEBABKANPTSD
 Kekerasan personal (kekerasan seksual, penyerangan fisik dan
perampokan)

 Penculikan, Penyanderaan, Penyiksaan, atau pemerkosaan

 Serangan militer, Serangan teroris

 Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik atau tahanan


perang

 Bencana alam baik yang alamiah maupun yang dibuat oleh


manusia

 Kecelakaan mobil yang berat

 Didiagnosis mengalami penyakit berat yang mengancam


kehidupan
GEJALA

 3 tipe gejala:
 Pengulangan pengalaman trauma
 Penghindaran dan emosional yang dangkal
 Sensitifitas yang meningkat
MANIFESTASI
PTSD dapat mengakibatkan sejumlah gangguan fisik,
kognitif,emosi,behavior (perilaku),dan sosial.

 Gejala ggn fisik (pusing, ggn pencernaan, sesak napas,


berdebar2, ggn tidur, penurunan nafsu makan)

 Ggn kognitif (disorientasi, mengingkari kenyataan,


linglung, melamun berkepanjangan, tidak focus dan
tidak konsenterasi, tidak mampu mengambil keputusan)

 Ggn emosi (halusinasi dan depresi, mimpi buruk, marah,


merasa bersalah, malu, kesedihan yang berlarut larut,
cemas dan takut)

 Ggn perilaku (menurunnya aktivitas fisik c/ duduk berjam


jam dan perilaku repetitif)

 Ggn sosial (agresif, memisahkan diri dari lingkungan)


DIAGNOSIS
 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul
dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic
berat

 Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus


didapatkan bayang - bayang atau mimpi – mimpi dari
kejadian traumatik tersebut secara berulang – ulang
kembali (flashbacks).

 Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan


tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis terapi
tidak khas.

 Satu “sequel” menahun yang terjadi lambat setelah


stress yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh
tahun setelah kejadian trauma, diklasifikasikan dalam
kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang
berlangsung lama setelah mengalami katastrofa).
DIAGNOSIS BANDING

 Gangguan panik

 Gangguan cemas menyeluruh


TATALAKSANA
Berdasarkan rekomendasi dari The Expert Consensus Panels for
PTSD, tatalaksana gangguan stress pasca trauma sebaiknya
mempertimbangkan : 5

 Gangguan stress pasca trauma merupakan suatu


gangguan yang kronik dan berulang serta sering
berkormobiditas dengan gangguan-gangguan jiwa serius
lainnya.

 Anti depressan golongan SSRI merupakan obat pilihan


pertama untuk kasus ini.

 Terapi yang efektif harus dilanjutkan paling sedikit 12 bulan.

 Exposure therapy merupakan terapi dengan pendekatan


psikososial terbaik yang dianjurkan dan sebaiknya
dilanjutkan selama 6 bulan.
KATEGORI PSIKOTERAPI PADA
PTSD
Training in Coping Skills
Pada penatalaksaan ini dilakukan untuk
meningkatkan self-control symptom dan meningkatkan
adaptive respone padaTherapy
 Psychodynamic anxiety, yang terbagi menjadi 2
(PDT),
fase yaitu: fase edukasi dan fase coping skill, fase edukasi,
memberikan pemahaman yang
 Cognitive-behavioral rasional(CBT),
Therapy untuk menjaga
kepercayaan diri, sedangkan pada fase coping skill,
diajarkan
 FloodingcaraTechniques,
melakukan relaksasi diri, untuk
menghambat negative rumination dan mempertahankan
rasa percaya diri, penatalaksaan ini efektif mengurangi
 Training in Coping Skills dan
reexperiencing, intrusive, dan avoidance symptom pada
korban pemerkosaan.
 Eye Movement Desensitization Reprocessing
(EMDR).
PROGNOSIS

 Kira-kira 30% pasien pulih dengan sempurna, 40% terus


menderita gejala ringan, 20% terus menderita gejala
sedang dan 10% tidak berubah atau memburuk.

 Prognosis yang baik dapat dicapai bila kondisi


gangguan stres pasca traumatik muncul dalam waktu
singkat, durasinya singkat, fungsi premorbid yang baik,
dukungan sosial yang baik dan tidak ada kondisi
penyalahgunaan zat.
BAB III KESIMPULAN
KESIMPULAN

 Gangguan stres pasca trauma adalah gangguan


kecemasan yang timbul setelah mengalami atau
menyaksikan suatu ancaman kehidupan atau peristiwa-
peristiwa trauma, seperti perang militer, serangan
dengan kekerasan atau suatu kecelakaan yang serius.

 Perempuan lebih berisiko mengalami gangguan stres


pasca trauma, meskipun pemaparan kejadian traumatik
lebih sering pada laki-laki,

 Stresor adalah penyebab utama terjadinya gangguan


stres pasca trauma. Stresor berupa kejadian yang
traumatis misalnya akibat perkosaan, kecelakaan yang
parah, kekerasan pada anak atau pasangan, bencana
alam, perang, atau dipenjara.
KESIMPULAN
 Penatalaksanaan gangguan stress pasca trauma dapat
dilakukan dengan psikoterapi berupa terapi individu
maupun terapi kelompok dan farmakoterapi.

 Psikoterapi yang sering dilakukan untuk PTSD


dikategorikan menjadi 5 jenis, yakni Psychodynamic
Therapy (PDT), Cognitive-behavioral Therapy (CBT),
Flooding Techniques, Training in Coping Skills dan Eye
Movement Desensitization Reprocessing (EMDR).

 Pada pasien dengan PTSD juga mengalami gangguan


tidur yang biasanya mengacu pada insomnia dan mimpi
buruk post traumatik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai