JURUSAN TEKNIK SIPIL 2017 Pengertian Break Even Point
Merupakan suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya (biaya variabel dan biaya tetap), keuntungan dan volume kegiatan. Dalam BEP ada 3 unsur: Biaya Keuntungan Volume kegiatan Banyak para ahli berpendapat tentang pengertian break even point, dimana pengertian satu dengan lainnya berbeda tetapi pada prinsipnya mempunyai konsep dasar yang sama. Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total biaya). Asumsi Dasar Analisis BEP Biaya dapat dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya yang meragukan harus tetap dimasukkan kesalah satunya. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah. Besarnya biaya variabel secara total akan berubah secara proporsional dengan volume produksi/penjualan. Harga jual per unit akan tetap sama, berapapun unit produk Harga jual per unit akan tetap sama, berapapun unit produk yang dijual. Perusahaan yang bersangkutan hanya memproduksi/menjual 1 jenis barang. Jika memproduksi lebih dari 1 barang maka perimbangan penghasilan antara tiap-tiap produk adalah tetap. Terdapat sinkronisasi antara produk dan penjualan, dalam arti barang yang diproduksi itu terjual dalam periode yang bersangkutan Biaya Variabel • Biaya yang berubah-ubah secara proporsional karena terjadinya perubahan pada pemicu biaya. – Pemicu biaya (cost driver) adalah aktivitas yang menyebabkan biaya, misalnya siswa, kelas, dll. – Contoh: Biaya ujian (UTS dan UAS), biaya pembimbing tugas akhir, biaya wisuda.
• Total biaya variabel berubah, tetapi biaya
variabel rata-rata bersifat tetap. Biaya Tetap dan Total Biaya • Biaya yang tidak berubah (tetap) meskipun pemicu biaya (cost driver) berubah – Biaya pemeliharaan gedung, gaji kepala sekolah dan tenaga administrasi, biaya pengadaan referensi, honorarium tenaga pengajar. • Total biaya tetap bersifat konstan, tetapi biaya tetap rata-rata bersifat variabel (tidak konstan). • Total biaya adalah total biaya variabel dan total biaya tetap. Penentuan BEP
Secara trial & error:
Melakukan coba-coba Menghitung keuntungan dari suatu volume produksi tertentu. Jika menghasilkan keuntungan maka diambil pada volume terendah. Tetapi, jika belum menghasilkan keuntungan maka diambil pada volume yang lebih besar . Demikian seterusnya hingga dicapai total penerimaan = total biaya. Secara Matematis Langkah menentukan BEP secara matematis: Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel. Menjumlah masing-masing biaya tetap dan biaya variabel. Menghitung kontribusi terhadap over head. Ini merupakan inti penentuan BEP dan merupakan merupakan inti penentuan BEP dan merupakan salah satu keputusan manajemen. Setiap kali unit produk terjual, biaya variabellah yang pertama –tama ditutupi dan sisanya merupakan kontribusi terhadap over head (biaya tetap). Menghitung BEP . Menghitung BEP: – Atas dasar unit (produksi): o BEP (Q) = TFC/(P-AVC); dimana P = harga. – Atas dasar penjualan dalam satuan uang: o BEP (Rp) = TFC/(1-[TVC/S]); dimana S = harga jual per unit
•Contoh soal :
Perusahaan “Bakso pak sukri” bergerak dibidang
produksi bakso kambing. Setelah dirinci, biaya tetapnya Rp250 jt. Biaya variabel per unitnya (per kg) Rp50 rb dengan harga jual per unitnya Rp100 rb. Kapasitas produksi maksimal 10 rb unit.
-Tentukan BEP perusahaan tersebut.
Penyelesaian : Berdasarkan produksi (unit): BEP (Q) = TFC/(P-AVC) BEP (Q) = 250 jt/(100 rb-50 rb) BEP (Q) = 250 jt/50 rb BEP (Q) = 5 rb unit. Berdasarkan rupiah: BEP (Rp) = TFC/(1-[TVC/S]) BEP (Rp) = 250 jt/(1-[50 rb/100 rb]) BEP (Rp) = 250 jt/(1-0,5) BEP (Rp) = 250 jt/0,5 BEP (Rp) = Rp500 jt Kesimpulan : Perusahaan “Bakso Pak Sukri” akan mencapai titik impas jika volume produksinya 5000 unit per Penjualan atau pada tingkat harga penjualan tercapai Rp500 jt. DANKE…… …….!