Anda di halaman 1dari 22

IMMOBILISASI BIOKATALIS

Sel immobilisasi adalah sel yang


dibatasi ruang gerak/mobilitasnya di
dalam matriks tertentu sehingga tidak
terbawa dalam aliran produk dan dapat
digunakan kembali.
Salah satu masalah dalam proses
fermentasi yang menggunakan sel bebas
sebagai biokatalis adalah pemisahan sel
dari kaldu fermentasi yang mengandung
produk

Biaya recovery dan recycle sel dapat


dikurangi dengan menerapkan metoda
untuk menahan sel agar tetap berada
dalam reaktor yaitu dengan cara
immobilisasi sel
Kelebihan penggunaan sel
immobilisasi dibandingkan sel bebas
1.Immobilasi menyediakan konsentrasi sel yang
tinggi
2.Immobilisasi memungkinkan penggunaan sel
kembali dan mengurangi biaya recovery sel
dan recycle sel.
3.Immobilisasi mengurangi masalah washout sel
pada laju alir yang tinggi
4.Kombinasi konsentrasi sel yang tinggi dan laju
alir yang tinggi (tanpa batasan washout)
menghasilkan produktivitas volumetrik yang
tinggi pula.

5. Immobilisasi menyediakan kondisi


microenviromental yang menguntungkan
(seperti kontak antar sel, gradien nutrien-
produk, gradien pH) untuk sel, sehingga
menghasilkan kinerja biokatalis yang lebih baik
(kecepatan pembentukan dan yield produk yang
lebih tinggi)
6. Untuk beberapa kasus, immobilisasi
menyebabkan kestabilan genetik

7. Untuk beberapa sel, immobilisasi


menyediakan perlindungan terhadap
kerusakan sel.
Kekurangan sel terimmobilisasi

1. Hambatan pada proses difusi baik


substrat maupun produk yang
terbentuk.

2. Untuk sel yang hidup, pertumbuhan


dan evolusi gas sering merusak matriks
pendukung sel terimmobilisasi.
3. Kontrol terhadap lingkungan mikro cukup
sulit, sehingga menghasilkan heterogenitas
dalam sistem.

4. Substrat yang memiliki berat molekul besar


sukar berdifusi ke dalam sel yang diimmobilisasi.

5. pH optimum akan bergeser karena adanya


perubahan elektron/muatan listrik pada matriks.
Jenis Immobilisasi Sel
• active immobilisasi : metoda penjeratan
dan metoda pengikatan
• passive immobilisasi.
Metoda penjeratan dilakukan secara fisik
dalam matriks pendukung atau dalam
membram semi permeabel (metoda
encapsulation dan macroscopic membran).
Matriks pendukung yang bisa digunakan
adalah polimer porous (agar, alginate,
carragenan, polyacrylamide, chitosan,
gelatin, collagen), porous metal screen,
polyurethane, silicagel, polystyrene, dan
selulosa triacetate
Polymeric beads harus cukup porous untuk
keluar masuknya substrat dan produk.
Polymer beads biasanya dibentuk dengan
sel hidup di dalamnya.

Metoda encapsulation, sejumlah sel


dijerat dalam microcapsules berbentuk
silinder, transport nutrien dan produk
melalui membram kapsul
Membram semi permeabel harus mampu
menahan senyawa berberat molekul besar
dan melewatkan subrat berberat molekul
kecil. Hambatan difusi intrapartikel dapat
dikurangi dengan adanya cairan suspensi
sel dalam kapsul tersebut.
Berbagai polimer dapat digunakan sebagai
membran kapsul tersebut seperti nylon,
polyester, polystyrene, acrylate, selulosa
asetat-etil selulosa.
Metoda penjeratan yang lain adalah dengan
menggunakan hollow fiber-reactor. Reaktor ini
analog dengan shell and tube heat exchanger,
dimana tubes terbuat dari membran
semipermeabel
Sel diinokuolasi pada sisi shellnya dan dibiarkan
tubuh. Larutan nutrien dipompakan ke dalam
tubes, nutrien akan berdifusi melalui
membran dan digunakan oleh sel-sel tersebut,
produk metabolit akan kembali berdifusi dan
masuk dalam aliran nutrien.
Metoda pengikatan, terjadi karena adanya
ikatan fisikal/ionik (adsorbed/cross linking)
atau ikatan kovalen karena adanya gugus
fungsi
Support yang digunakan untuk cross
linking adalah alumina, silica, porous
glass, ceramic, clay, bentonite, CMC,
starch, dan activated carbon
Support yang digunakan untuk ikatan kovalen,
gugus fungsi yang berperan sebagai active site
adalah gugus amino, carboxyl, hydroxyl dan
sulfhidril
Adsorpsi sel pada permukaan zat pendukung
(support) yang inert telah digunakan secara
luas.
Keunggulan metoda ini adalah adanya kontak
langsung antara nutrien dan zat pendukung.
jumlah sel yang tinggi dapat tertampung
dalam zat pendukung yang memiliki pori-pori
mikroskopik
Rasio diameter pori-pori terhadap diameter sel
yang direkomendasikan adalah 4-5. Ukuran
pori-pori yang terlalu kecil akan membatasi
akses masuknya nutrien ke permukaan dalam
pori-pori, pori-pori yang terlalu besar akan
memiliki spesific surface area yang kecil
Sehingga ukuran pori-pori yang optimal akan
menghasilkan laju biokonversi yang maksimal.
Kapasitas adsorpsi dan kekuatan ikatan
merupakan dua faktor penting dalam
pemilihan zat pendukung. Kapasitas adsorpsi
bervariasi antara 2 mg/g (porous silika) dan
250 mg/g (wood chips).
Immobilisasi sel dengan metode
penjeratan
Immobilisasi sel dengan metode
pengikatan
Passive immobilisasi berbentuk biological
films yang berbentuk lapisan-lapisan koloni
sel yang tumbuh dan melekat pada
permukaan pendukung yang padat.

Material pendukung dapat bersifat inert


atau aktif secara biologis. Biological films
digunakan pada pengolahan limbah atau
fermentasi dengan mikroba jamur.
Reaktor Immobilisasi Sel

Beberapa konfigurasi reaktor dapat digunakan


untuk sistem sel terimmobilisasi.

Matriks pendukung sel immobilasi umumnya


bersifat rapuh, karena itu dipilih bioreaktor
yang memiliki gesekan hidrodinamik yang
rendah seperti packed-column, fluidized-bed
atau airlift reactor
Reaktor yang menggunakan pengaduk
mekanik dapat digunakan untuk matriks
pendukung yang kuat dan liat.

Reaktor tsb dioperasikan dengan cara


mengalirkan larutan nutrien melewati sel
immobilisasi.
Reaktor packed- column
Reaktor fluidized-bed

Anda mungkin juga menyukai