Retained Earning
1
• Laba yang ditahan adalah kumpulan laba yang
diperoleh dari operasi, non-operasi dan hal-hal
yang luar biasa yang belum dibagikan kepada
para pemegang saham.
• Merupakan bagian dari hak para pemegang
saham dan apabila para pemegang saham
menghendaki untuk diambil atau dibagikan, maka
manajemen tidak berhak untuk melarang hal
tersebut, kecuali para pemegang saham sudah
setuju untuk melakukan penyisihan-penyisihan
yang beralasan.
2
Dividen
• Ada beberapa jenis dividen yang dapat diberikan
kepada para pemegang saham - baik saham biasa
maupun saham prioritas dan bentuk dari
pembagian dividen yang dilakukan perusahaan
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Dividen kas
2. Dividen aktiva non-kas.
3. Dividen sekrip
4. Dividen saham
3
1. Dividen Kas
• Dividen yang diberikan dalam bentuk kas akan dicatat oleh
perusahaan dengan jurnal:
a. Pada saat rapat pemegang saham:
Tidak ada catatan
4
• Permasalahan yang timbul adalah berapa
jumlah dividen yang diterima oleh para
pemegang saham, karena berdasar jenis
saham, saham dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu saham biasa dan saham prioritas.
• Kedua pemegang saham tersebut berhak
memperoleh dividen.
5
• Pembagian jumlah dividen kepada para
pemegang saham biasa dan saham prioritas
dipengaruhi oleh jenis saham prioritas.
• Ada 4 Jenis saham prioritas yang akan
mempengaruhi pembagian jumlah dividen,
yaitu:
1. Saham prioritas tidak kumulatif tidak
partisipatif
2. Saham prioritas tidak kumulntif, partisipatif
3. Saham prioritas kumulatif, tidak partisipatif
4. Saham prioritas kumulatif, partisipatif
6
A. Saham prioritas tidak kumulatif tidak
partisipatif
• Jenis saham prioritas ini akan memperoleh
dividen pada periode dimana dividen
diumumkan akan dibagikan saja.
• Apabila sudah beberapa periode perusahaan
tidak membagikan dividen, maka pemegang
saham prioritas jenis ini tidak berhak
mengakumulasikan dividennya kecuali hak
divident tahun pembagian dividen saja.
7
Contoh:
Perusahaan “ABC” pada tanggal 31 Desember 2015
mempunyai modal saham sebagai berikut:
Saham biasa (nominal Rp1000,00) Rp10.000.000,00
Saham prioritas (nominal Rp500,00 12 %) Rp 2.500.000,00
(Sejak 2013 belum pernah membagi dividen).
Perusahaan mengumumkan dividen sebesar
Rp2.500.000,00 untuk tahun 2015.
Apabila jenis saham prioritas adalah tidak kumulatif
tidak partisipatif, maka hak dividen msing-masing
kelompok saham adalah:
8
• Saham prioritas:
12% x Rp2.500.000,00 = Rp 300.000,00
• Saham biasa:
Rp2.500.000,00 - Rp300.000,00 = Rp2,200.000,00
• Jumlah dividen = Rp2.500.000,00
9
B. Saham Prioritas Tidak Kumulatif, Partisipatif
10
Saham prioritas:
Rp2.500.000,00 / (Rp10.000.000. 00, +
Rp2.500.000,00) x Rp2.500.000,00 = Rp500.000,00
Saham biasa:
Rp10.000.000,00 / Rp12.500.000,00 x = Rp2.000.000,00
Rp2.500.000,00
Jumlah dividen: = Rp2.500.000,00
11
C. Saham prioritas kumulatif, tidak partisipatif
12
• Saham Prioritas
Kumulatif:
3 tahun x 12% x Rp2.500.000,00 = Rp900.000,00
• Saham Biasa
Sisa dividen:
(Rp2.500.000,00 – Rp900,000,00) = Rp1.600.000,00
Rp2.500.000,00
13
D. Saham prioritas kumulatif, partisipatif
14
• Saham Prioritas
3 tahun x 12% x 2.500.000,00 = Rp900.000,00
• Saham biasa
12% x 2.500.000,00 = Rp300.000,00
• Sisa dividen:
2.500.000 – (900.000+300.000) = Rp1.300.000,00
-----------
• Saham Prioritas : 2.500.00/12.500.000
x 1.300.000 = Rp260.000,00
• Saham Biasa: 10.000.000/12.500.000
x 1.300.000 = Rp1.040.000,00
= Rp2.500.000,00
15
2. Dividen Aktiva Selain Kas
• Dalam kondisi tertentu, perusahaan atas persetujuan
rapat pemegang saham memutuskan untuk membagi
dividen dalam bentuk selain kas.
• Hal ini terjadi biasanya disebabkan perusahaan tidak
ingin terganggu likuiditasnya.
• Dalam hal ini, prinsip akuntansi yang berlaku umum
harus diakui sebesar harga pasar pada saat dividen
dibagikan. Selisih antara harga pokok dan harga pasar
akan diakui sebagai laba atau rugi atas pembagian
dividen dan masuk laba/rugi operasi atau luar biasa,
tergantung jenis aktiva yang dibagikan.
16
• Sebagai contoh apabila perusahaan
mempunyai surat berharga sebesar (harga
pokok) Rp15.000.000,00 dan harga pasar
Rp18.000.000,00 apabila surat berharga ini
dibagikan kepada pemegang saham, maka
catatan yang dibuat adalah sebagai berikut:
17
3. Dividen Sekrip
• Adakalanya perusahaan menunda
pembayaran kas atas dividen yang disebabkan
kondisi likuiditas pada saat divien harus
dibayarkan, yaitu perusahaan tidak
mempunyai cukup dana untuk membayar
dividen, tetapi beberapa waktu yang
diperkirakan perusahaan akan mempunyai
dana tersebut.
18
• Jika hal ini terjadi, perusahaan dapat
mengeluarkan bentuk surat berharga yang
disertai tambahan jumlah karena dengan
menunda pembayaran dividen.
• Surat berharga yang dikeluarkan atas
penundaan pembayaran dividen tersebut
disebut dividen sekrip.
19
Contoh:
1. Pada saat sekrip dikehrarkan (1 Maret):
Laba yang ditahan Rp10.000.000,00
Utang dividen sekrip Rp10.000.000,00
2. Pada saal pembayaran dividen (1 Juni):
Utang dividen sekrip Rp10.000.000,00
Biaya bunga sekrip 300.000,00
Kas Rp10.300.000,00
20
4. Dividen Saham
• Pada saat perusahaan mengalami kesulitan
likuiditas atau pada saat likuiditas sangat
dibutuhkan perusahaan, sedangkan para
pemegang saham menghendaki adanya
pembagian dividen, maka perusahaan atas
persetujuan pemegang saham dapat
mengeluarkan dividen saham.
21
• Dividen saham yaitu divden yang diberikan
kepada para pemegang saham (biasanya
pemegang saham biasa) dalam bentuk saham
baru.
• Dividen seperti ini akan memperbanyak
jumlah saham yang beredar, tetapi dampak
dari penambahan lembar saham tersebut
tidak akan mempengaruhi proporsi pemilikan
saham.
22
• Ada dua metode yang dapat digunakan untuk
mencatat pengeluaran dividen saham:
1. Dividen saham kecil (small stock divident).
2. Dividen saham besar (large stock divident).
23
• Perbedaan antara keduanya adalah cara
penilaian harga saham baru yang dibagikan.
• Dividen saham kecil akan menilai jumlah
saham yang dikeluarkan sebesar harga
pasarnya, sehingga akan timbul agio saham
atas pengeluaran saham tersebut. Pada
umummya saham kecil dibatasi sampai
dengan 20% pembagian dividen saham, hal ini
untuk menghindari saldo defisit laba yang
ditahan yang diakibatkan oleh penilaian yang
terlalu tinggi terhadap pembagian dividen
saham.
24
• Metode saham besar mengakui nilai saham
yang dikeluarkan sebesar nilai nominalnya.
• Dengan demikian tidak akan menimbulkan
tambahan pada rekening agio saham akibat
pengeluaran saham tersebut.
25
Contoh:
Pada tanggal 1 Juli 2015, PT "Paulina"
mengumumkan pembagian saham 10% dari jumlah
saham yang beredar sebesar 100.000 lembar. Nilai
nominal per lembar adalah Rp100,00. Pada tanggal
31 Desember diumumkan dividen saham sebesar
50%. Harga pasar saham tersebut pada tanggal 1 uli
2015 adalah Rp300,00 dan pada t anggal 31
Desember Rp500,00.
26
• Jurnal 1 Juli 2004 (menggunakan metode saham
kecil):
Laba yang ditahan (10.000 x 300) Rp3.000.000,00
Modal saham (10.000 x 100) Rp1.000.000,00
Agio saham( 10.000 x 200) Rp2.000.000,00