Anda di halaman 1dari 8

AKTUALISASI DIRI

Disusun Oleh :
Alfiyatul .R
Arif Arie
Khikmah Nurul Jannah
Erika Nur.M
Malia Kurniawati
Nurfadilah
Rezi R.N.Q
Sri Yeni
pengertian aktualisasi diri
• Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata aktualisasi
berasal dari kata dasar aktual yang artinya benar-benar ada
atau sesungguhnya sehingga kata aktualisasi artinya
membuat sesuatu menjadi benar-benar ada, sedangkan kata
diri artinya orang atau seseorang. Berdasarkan dua
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktualisasi
diri adalah upaya untuk membuat seseorang benar-benar
ada atau dengan kata lain keberadaannya diakui.
• Dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri adalah sebuah
keadaan dimana seorang individu telah menjadi dirinya
sendiri, ia mengerjakan sesuatu yang disukainya, dan ia
mengerjakan dengan gembira, bahagia dan tanpa beban.
Aktualisasi diri juga dapat diartikan sebagaimana kita
mengembangkan kekuatan diri kita sendiri.
kebutuhan aktualisasi diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya
maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan.
Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu
untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk
dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus
melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat
diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu
merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah.
Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima,
atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa
orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang
seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Pandangan Psikologi Humanistik Tentang
Aktualisasi Diri
Psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku
manusia secara umum dapat dilihat dari segi mental, baik
yang bersifat perasaan ataupun bukan, dengan tujuan untuk
mencapai kaidah kaidah yang dapat dipakai guna memahami
berbagai motif perilaku, mengenali dan memastikan (gejala-
gejala kejiwaan yang tampak dalam perilaku).
Teori kebutuhan maslow, termasuk konsep aktualisasi diri
yang ia definisikan sebagai keinginan untuk mewujudkan
kemampuan diri atau keinginan untuk menjadi apapun yang
seorang mampu untuk mencapainya. Aktualisasi diri ditandai
denganpenerimaan diri dan orang lain, spontanitas,
ketebukaan hubungan dengann orang lain yang relatif dekat
dan demokratis, kreativitas, humoris dan mandiri.
Berikut ini adalah kebutuhan menurut maslow yang
digambarkan dalam sebuah segi tiga :

• Kebutuhan fisiologi, meliputi kebutuhan akan pangan,


pakaian, tempat tinggal maupun kebutuhan biologis.
• Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi
kebutuhan akan keselamatan kerja, kemerdekaan dari
rasa takut atau tekanan, keamanan dari kejadian atau
lingkungan yang mengancam.
• Kebutuhan rasa saling memiliki, sosial dan kasih sayang,
meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga,
berkelompok, berinteraksi dan kasih sayang.
• Kebutuhan akan penghargaan, meliputi kebutuhan akan
harga diri,dan penghargaan dari pihak lain
• Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi memaksimalkan
penggunaan dan potensi diri.
secara umum orang yang mencapai aktualisasi diri
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Orientasinya realistik, memandang realitas secara efisien.


2. Menerima diri, orang lain dan alam sekitar apa adanya.
3. Spontan, sederhana, alami.
4. Lebih memperhatikan masalah alih-alih memperhatikan diri sendiri.
5. Berpendirian kuat dan membutuhkan privacy.
6. Otonom dan bebas dari kultur lingkungan.
7. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip.
8. Memiliki pengalaman mistikal atau spiritual, walaupun tidak harus religius.
9. Mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat sosial (gemeinschaft).
10. Cenderung memiliki hubungan akrab dengan sedikit orang tercinta alih-alih
hubungan renggang dengan banyak orang.
11. Memiliki nilai dan sikap demokratis.
12. Tidak mengacaukan sarana dengan tujuan.
13. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan.
14. Sangat kreatif.
15. Menolak bersetuju dengan kultur.
16. Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya.
KESIMPULAN
• Maslow memperkenalkan dengan istilah transpersonal
yang diidentikkannya dengan realisasi akan kebutuhan
transendensi diri. Dan sebenarnya di antara kebutuhan
akan aktualisasi diri, sebenarnya terdapat meta-kebutuhan
(meta-needs) yang diistilahkan sebagai kebutuhan akan
kebermaknaan, kebutuhan luhur nilai-nilai insaniah (being
valued), seperti kebutuhan memiliki kesempurnaan,
keindahan, keunikan,kebenaran atau kebahagiaan. Masih
berkaitan dengan pemenuhan jenjang kebutuhan, Maslow
bertutur:”…As you move up trough the hierarchy, the needs
are also more distinctly human and less animalistic”. Pribadi
yang ter-aktualisasi oleh Maslow dilukiskan: “Pribadi yang
teraktualisasi sebagai seseorang yang menggunakan dan
memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas, dan
potensi”.
SEKIAN … 

Anda mungkin juga menyukai