Anda di halaman 1dari 101

KELAINAN DAN INTERAKSI GENETIK

1. Mekanisme interaksi genetik dan lingkungan


2. Macam macam interaksi genetik dan lingkungan
3. Kelainan yang disebabkan oleh interaksi genetik
dan lingkungan
4. Kelainan kongenital dan Kelainan genetik

By
Sansri Diah KD
GEN DAN KROMOSOM
 Gen merupakan factor-faktor keturunan yang
terdapat dalam kromosom yang terdiri atas DNA
(Deoxyribonukleicacid).
 Tiap gen mengandung informasi yang disandi
dalam bentuk sekuen dari nukleutida.
 Kromosom merupakan struktur nucleus yang
merupakan sel eukariotik terdiri molekul DNA
yang berisi gen
 DNA terdiri dari dua utas benang
polinukleotida yang saling berpilin
(double helix=berpilin ganda).
 Seutas tali nukleotida tersusun atas
rangkaian nukleotida yang terdiri dari
 Gugusan gula deoksiribosa,
 Gugusan asam pospat
 Gugusan basa nitrogen.
 Basa nitrogen penyusun DNA terdiri
dari :
 Basa purin : adenin (A) dan guanin
(G)
 Basa pirimidin yaitu sitosin (C) dan
timin (T).
 Manusia memiliki 23 pasang Kromosom yang
terdiri dari 2 bagian yaitu autosom dan genosom.
 Autosom yaitu pembawa sifat sebanyak 22
pasang sedangkan genosom yaitu pembawa sifat
kelamin sebanyak 1 pasang.
 Kromosom :
 44 A + XY (untuk sperma)
 44 A + XX (untuk ovum).
Sifat Genom : DNA dan RNA
 Asam nukleat yang ada sangkut pautnya dengan
sifat hereditas adalah ADN (asam deoksiribo
nukleat) dan ARN (asam ribonukleat).
 DNA dan RNA bertanggung jawab terhadap
sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat
keturunan
 Siklus Sel
Sel-sel yang bereproduksi akan menggandakan
informasi yang terkandung dalam DNA nya dan
kemudian membelah diri untuk menjadi dua sel
baru. Siklus sel ini terdiri dari 2 fase :
 Interfase, saat sel menggandakan DNAnya
 Mitosis, saat sel terbelah menjadi dua.
 Genotif dan Fenotif
Informasi genetik yang di bawa dalam kromosom
sel anak disebut genotif.
Gambaran fisik dari informasi genetik tsb,
tinggi/ pendek, gelap/ terang =fenotif
 Pewarisan Gen Tunggal
 Gen yang menentukan sifat spesifik
disebut alel untuk masing-masing sifat
 sebuah gen tunggal memiliki dua alel
pengontrol: satu pada kromosom yang
berasal dari ibu dan satu pada
kromosom yang berasal dari ayah.
 Alel Heterezigot dan Homozigot
Apabila seseorang memiliki alel identik
maka bersifat homozigot(AA),
 Seseorang memiliki alel yang berlainan
yang mengkode satu sifat disebut
heterozigot(Aa).
 Pewarisan Multifaktor
Sebagian besar karakteristik fenotif
dipengaruhi oleh beberapa gen.
 Tinggi, Intelegensi, dan karakteristik
kepribadian adalah contoh sifat-sifat
yang disebut multifaktor.
KONSEP PATOFISIOLOGIS
 Mutasi
Mutasi adalah kesalahan dalam sekuen DNA. Mutasi
dapat terjadi secara spontan, atau setelah suatu sel
terpajan radiasi, bahan kimia tertentu, atau berbagai
virus.
 Sebagian besar mutasi akan teridentifikasi dan
diperbaiki oleh enzim-enzim yang bekerja didalam sel.
 Apabila tidak terdeteksi atau diperbaiki maka mutasi
akan diwariskan kesemua sel anak.
 Mutasi pada gamet (sel telur/sperma) menyebabkan
cacat kongenital pada keturunan.
o Penyebab mutasi:
1. mutasi spontan
perubahan secara alamiah yang disebabkan:
 panas
 radiasi sinar kornis
 bantuan radio aktif
 sinar UV
 mikroorganisme
 kesalahan DNA dalam metabolisme

2. mutasi buatan
 penggunaan senjata nuklir
 pemakaian bahan kimia, fisika dan biologi
 penggunaan bahan radioaktif
 penggunaan roket, televisi,dll
 Cacat Kongenital
Cacat atau defek kongenital, disebut juga
cacat lahir, mencakup kesalahan genotif serta
fenotif dalam embrio atau janin yang sedang
tumbuh.
 Cacat genetik dapat terjadi stabil, kesalahan
jumlah kromosom, atau gangguan-gangguan
lingkungan.
 Pemutusan Kromosom
Suatu kromosom dapat mengalami 3 peristiwa
yaitu, pemutusan, bergabung secara tidak
normal kekromosom lain, atau dapat lenyap
seluruhnya.
 Dapat terjadi selama meiosis atau mitosis.

 Apabila terjadi selama mitosis, maka sel yang


terkena biasanya mati.
 Apabila terjadi selama meiosis di sel
telur/sperma, maka timbul cacat kongenital
atau kematian pada embrio
Kesalahan pada Jumlah Kromosom
Biasanya sel somatik memiliki 2n kromosom,tetapi
banyak organisme mempunyai susunan kromosom
yang jumlahnya lebih atau kurang dari normal.hal
tersabut disebabkan penggandaannya tidak benar
yang disebut aneusomi.
Contoh: normal = 2n
Monosomi = 2n-1
Nulisomi = 2n-2
Trisomi = 2n+1
Tetrasoni = 2n+2
 Perubahan penggandaan dapat terjadi karena
terjadinya anafase lag dan nondisjungtion.
 anafase lag adalah peristiwa tidak melekatnya
kromatin pada gelendong sewaktu anafase
meiosis 1.
 Nondisjungtion yaitu peristiwa gagal
berpisahnya kromosom homolog pada waktu
anafase dari meiosis II.
KONSELING GENETIK
 Konseling genetik merupakan proses komunikasi
yang berhubungan dengan kejadian atau risiko
kejadian kelainan genetik pada keluarga
 Dengan adanya konseling genetik, maka
keluarga memperoleh manfaat terkait masalah
genetik, khususnya dalam mencegah munculnya
kelainan-kelainan genetik pada keluarga
Konseling genetik merupakan proses
dari:
1) Mengevaluasi sejarah keluarga dan catatan
medis
2) Memesan tes genetik
3) Mengevaluasi hasil penelitian ini
4) Membantu orang tua memahami dan
mencapai keputusan tentang apa yang harus
dilakukan
Proses ini melibatkan upaya konselor
dalam membantu sebuah keluarga untuk:
1. Memahami fakta medis, termasuk
diagnosis.
2. Memahami bahwa adanya keterkaitan
penyakit tersebut dengan pewarisan
keturunan dan risiko terjadinya
penyakit berulang pada keluarga.
3. Memahami pilihan-pilihan dalam
mangangani penyakit.
KAPAN KONSELING GENETIK PERLU
DILAKUKAN ?

1. Ada riwayat mempunyai anak cacat lahir yang


disebabkan oleh kelainan genetik.
2. Terjadi keguguran berulang.
3. Wanita hamil pada usia lebih dari 35 tahun.
4. Ada masalah kesehatan pada anak yang
diduga karena kelainan genetik.
5. Pemeriksaan kehamilan bila salah satu atau
kedua belah pihak mempunyai masalah
genetik, atau mempunyai riwayat keluarga
dengan kelainan genetik
HAL-HAL YANG DILAKUKAN DALAM
KONSELING GENETIK, YAKNI;

1. Reaching accurate diagnosis


 Mencari tahu tentang sejarah keluarga pasien
berguna untuk untuk menegakkan diagnosis.
 Melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari
tahu adanya penyakit lainnya pada pasien
 Pemeriksaan  pemeriksaan radiologi, dan
analisis DNA.
 Analisis DNA digunakan untuk memastikan
penyakit yang diderita pasien merupakan
kelainan genetik.
2. Estimation of recurrence risk
 pembuatan pedigree dan menerapkan
perhitungan risiko terjadinya penyakit.
 Pembuatan pedigree berguna untuk
mengetahui tentang kelainan genetik lain
yang pernah diderita keluarga pasien.
 Dengan pedigree, dapat dilihat pula
apakah adanya kemungkinan pernikahan
saudara.
2. Genetic counseling
 Pada konseling genetik, konselor
memberikan alternatif-alternatif yang
dapat diambil oleh keluarga pasien untuk
menghindari terulangnya kasus yang
sama.
 Konselor juga melakukan kalkulasi risiko.
4. Desicion making
 Konselorhanya memberikan pilihan-
pilihan kepada keluarga pasien 
hormati semua keputusan yang akan
diambilnya.
Test genetik yang dapat dilakukan untuk memastikan
diagnosis adalah:
1. Carrier Testing: tes yang dilakukan untuk
menentukan apakah seseorang membawa satu
salinan mutasi gen untuk suatu penyakit resesif
tertentu.
2. Preimplementation Genetic Diagnosis (PGD): teknik
khusus yang dapat mengurangi risiko memiliki anak
dengan kelainan genetik. dilakukan untuk
mendeteksi perubahan genetik pada embrio yang
dibuat dengan fertilisasi in vitro.
 Prenatal Testing: tes ini digunakan untuk
mendeteksi perubahan dalam gen atau
kromosom pada janin. Tes ini ditawarkan
selama kehamilan jika ada peningkatan risiko
bayi yang akan dilahirkan memiliki kelainan
genetik.
 Newborn Screening: tes ini dilakukan hanya
setelah kelahiran anak untuk
mengidentifikasi gangguan genetik yang dapat
diobati sedini mungkin.
 Diagnostic/confirmatory Testing: tes yang
digunakan untuk mengidentifikasi atau
mengkonfirmasi diagnosis suatu penyakit
berdasarkan tanda-tanda fisik dan gejala. Selain
itu berguna untuk memprediksi perjalanan
penyakit dan penentuan pemilihan pengobatan.
Tes ini dapat dilakukan sebelum kelahiran atau
selama pasien hidup.
 Predictive Testing: tes untuk menentukan
kemungkinan bahwa seseorang yang sehat
dengan memiliki riwayat keluarga dengan
penyakit tertentu atau tidak, mungkin akan
menderita penyakit tersebut.
IMAGING UTK MELIHAT KELAINAN BAWAAN
 InteraksiGenetik dan Lingkungan
a. Malformasi Kongenital
b. Penyakit Genetik
MALFORMASI KONGENITAL
 Definition :
Kelainan Bawaan (Kelainan Kongenital) adalah
suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi
ketika dia dilahirkan.
 Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan
bawaan yang berat.
 Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat
anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5%
terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi
kebanyakan bersifat ringan.
PENYEBAB KELAINAN KONGENITAL
 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya
tidak diketahui;
 faktor lingkungan

 genetik

 kombinasi dari keduanya.


 Kelainan struktur atau kelainan metabolisme
terjadi akibat:
- hilangnya bagian tubuh tertentu
- kelainan pembentukan bagian tubuh
tertentu
- kelainan bawaan pada kimia tubuh.
Kelainan struktur utama yang paling sering
ditemukan adalah kelainan jantung, diikuti
oleh spina bifida dan hipospadia.
HIPOSPADIA
GANGGUAN JANTUNG KONGENITAL
MIELOMENINGOCELE
 Kelainan metabolisme biasanya berupa
hilangnya enzim
Contoh dari kelainan metabolisme adalah
penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem
saraf pusat) dan fenilketonuria.

Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah:


atau tidak sempurnanya pembentukan enzim.
Kelainan ini berbahaya bahkan bisa berakibat
fatal, tetapi biasanya tidak menimbulkan
gangguan yang nyata pada anak.
 Pemakaian alkohol oleh ibu hamil
Pemakaian alkohol oleh ibu hamil bisa
menyebabkan sindroma alkohol pada
janin dan obat-obat tertentu yang
diminum oleh ibu hamil juga bisa
menyebakan kelainan bawaan.
 Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi
memiliki faktor Rh yang berbeda.
 Beberapafaktor yang dapat menyebabkan
meningkatnya resiko kelainan bawaan :
1. Teratogenik

2. Gizi
3. Faktor fisik pada rahim
4. Faktor genetik dan kromosom
BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN
MENINGKATNYA RESIKO KELAINAN BAWAAN

1. Teratogenik
 Teratogen adalah setiap faktor atau bahan
yang bisa menyebabkan atau meningkatkan
resiko suatu kelainan bawaan.
 Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan
teratogen.
 Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan
teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan
yang dapat menyebabkan sejumlah kelainan
bawaan:
2. Gizi
 mengkonsumsi gizi yang baik.

 Salah satu zat yang penting untuk


pertumbuhan janin adalah asam folat.
 Kekurangan asam folat bisa meningkatkan
resiko terjadinya spina bifida tabung saraf
 spina bifida bisa terjadi sebelum seorang
wanita menyadari bahwa dia hamil
 wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi
asam folat minimal sebanyak 400
mikrogram/hari
 Secara umum, seorang wanita hamil
sebaiknya:
 mengkonsultasikan dengan dokternya
setiap obat yang dia minum
 berhenti merokok
 tidak mengkonsumsi alkohol
 tidak menjalani pemeriksaan rontgen
kecuali jika sangat mendesak.
3. Faktor fisik pada rahim
 Di dalam rahim, bayi terendam oleh
cairan ketuban
 Jumlah cairan ketuban yang abnormal
bisa menyebabkan atau menunjukkan
adanya kelainan bawaan.
 Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa
mempengaruhi pertumbuhan :
 paru-paru
 anggota gerak tubuh
 kelainan ginjal yang memperlambat proses
pembentukan air kemih.

 Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin


mengalami gangguan menelan, disebabkan oleh
kelainan otak yang berat (misalnya anensefalus atau
atresia esofagus).
4. Faktor genetik dan kromosom
 Genetik memegang peran penting
dalam beberapa kelainan bawaan.
 Jika 1 gen hilang atau cacat, bisa
terjadi kelainan bawaan.
AKIBAT INFEKSI RUBELA
ATRESIA ESOFAGUS
LABIOFALATOSCHISIS
LABIOSCHISIS
HIRSPRUNG
HIRSPRUNG AKIBAT TIDAK ADANYA SEL
GANGLION
HIRCPRUNG
HIRSPRUNG
PENY JANTUNG BAWAAN
GANGGUAN KONGENITAL
FIMOSIS
OMPHALOCELE
LIMFAEDEMA CONGENITAL
LYMPHANGIOMA HAMARTOMA
CUSHING DYNDROME
ATRESIA ANI
PITA TANGAN
LARINGOMALASIA
GLAUKOMA KONGENITAL
HIDROCEPHALUS
EKTROPI CHOANAL
GENITALIA AMBIGUS K/ KONGENITAL
ADRENAL HIPERPLASIA
ICHTYOSIS KONGENITAL
CROHN’S DISEASE
HIRTUSISME
GANGGUAN SKELETAL
(TALIPUS EQUINO FARUS)
MUSKULAR DISTROFI
ENTROPION
HIPOTIROID KONGENITAL
TWIN PARASITIC
PENYAKIT GENETIK
 Penyakit genetik atau kelainan genetik
adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
kelainan oleh satu atau lebih gen yang
menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis.
 Beberapa penyebab penyakit genetik
antara lain:
1. Ketidaknormalan jumlah kromosom
seperti dalam sindrom Down (adanya
ekstra kromosom 21) dan sindrom
Klinefelter (laki-laki dengan 2
kromosom X).
2. Mutasi gen berulang yang dapat
menyebabkan sindrom X rapuh atau
penyakit Huntington.
3. Gen rusak yang diturunkan dari orang
tua.
4. penyakit genetik juga dikenal dengan
istilah penyakit keturunan.
5. terjadi ketika individu lahir dari dua
individu sehat pembawa gen rusak
6. tetapi dapat juga terjadi ketika gen
yang rusak tersebut merupakan gen
yang dominan.
SINDROMA DOWN
 Sekarang ini ada sekitar 4.000 penyakit genetik
yang sudah diidentifikasi.
 Kebanyakan penyakit genetik adalah langka
dengan hanya terjadi pada 1 individu dari
sekitar ribuan atau bahkan jutaan individu.
 Lingkup Penyakit Genetik
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
 Kelainan Kromosomal,

 Single-gene atau kelainan Mendel

 Kelainan Multifaktorial,

 Kelainan Mitokondrial.
1. Kelainan Kromoson
 Yang disebabkan kelainan autosom, misalnya:
 Sindroma Down / MONGOLID syndrom (TRISOMI
21) ==> + autosom no.21
 yang disebabkan kelainan gonosom : misalnya:
 Sindroma Turner (45,XO).
 Sindroma Klinefelter (47,XXY; 48,XXXY).
 Sindroma Superfemale / Triple -X atau Trisomi X
(47,XXX).
 Supermale (47,XYY
2. Single-gene atau kelainan Mendel
 Atau monogenetic disorders adalah : terjadinya
mutasi pada satu gen saja namun sudah
menimbulkan penyakit. Jenis terbagi dlm
1. Penyakit autosomal resesif :
a. Kelainan tdk mengenai orang tua tetapi turunan
dapat terkena
b. 25 % keturunan mendapat kemungkinan terkena
penyakit
c. Bila gen yang termutasi hanya muncul dlm
frekuensi yg rendah, maka kemungkinan hasil dari
perkawinan sedarah
PENYAKIT AUTOSOMIAL RESESIF
no sistem penyakit
1 Metabolik Cystik fibrosis
Phenylketonuria
Galaktosemia
Homosistinuria
Lusosomal storege disease
Defisiensi α1-antitrypsin
Penyakit wilson
Hemokromatosis
Penyakit glikogen
2 Hematopoetik Anemia “sickle sel”
thalasemia

3 endokrin Hiperplasia

4 Otot Sindrome Ehlers- Danlos


Al kaptonuria

5 saraf Atropi otot neurogenik


Ataksia Friedreich
Atripo otot spinal
2. Penyakit autosomal Dominan
a. Beberapa pasen tdk punya orang tua yang
terkena.
b. Pada berbagai keadaan onset agak terlambat ,
muncul setelah usia dewasa
c. Contoh penyakit :
 Saraf :
 Penyakit Hutington
 Neurofibromatosis
 Distrofi miotonik
 Sklerosis tuberosa

 Saluran Kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Saluran cerna
 Familial polyposis coli
 Hematopoetik
 Sferositosis herediter
 Penyakit Von Willebrand

 Otot
 Sindroma marfan
 Osteogenesis imperfekta
 Akondroplasia
 Metabolik
 Hiperkolesterolemia familial
 Acut intermiten porphyria
4. K elainan multifaktorial
 dikatakan multifaktorial karena tidak
hanya melibatkan beberapa gen tetapi juga
lingkungan, dan bagaimana interaksi antara gen
dan lingkungan tersebut.
 seringkali peranan gen yang terlibat hanya kecil
dampaknya terhadap manifestasi suatu penyakit
tetapi ketika ada interaksi dengan lingkungan,
manifestasi itu berdampak besar.
 paling sering dijumpai di populasi contoh kasus :
kardiovaskular, diabetes, asma, obesitas,
demensia, osteoporosis, asam urat , skizoprenia,
gout, mental retardation, psoriasis dan lain-lain.
4. Kelainan Mitokondrial.
 terjadi karena ada mutasi pada kromosom
sitoplasma mitokondria.
 uniknya, kelainan mitokondria hanya
diturunkan secara maternal karena saat
pembuahan mitokondria sperma tidak
ikut melebur ke dalam ovum. contoh
kasus : Leber Hereditary Optic
Neuropathy (LHON).
GANGGUAN HORMON
SICKLE SEL ANEMIA
HEMOFILIA
PROGERIA, (HUTCHINSON GILFORD
SYNDROME)  PENUAAN DININ
CUTIS VERTICIS GYRATA
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai