Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Apabila hanya 10% dari ginjal
yang berfungsi, pasien dikatakan sudah sampai pada penyakit ginjal end-
stage renal disease (ESRD) atau penyakit ginjal dapat akhir. awitan gagal
ginjal mungkin akut, yaitu berkembang sangat cepat dalam beberapa jam
atau dalam beberapa hari. (Mari, et al., 2008).
•Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah
sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. akibat
kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi tubulus dan glomerulus dengan
manifestasi penurunan produksi urine dan terjadi azotemia .
•Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi
ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolise dan keseibangan cairan dan elektrolik
yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
(KMB volume II, hal 1448).
Etiologi Gagal Ginjal Akut
1. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antara 40%-75%).
2. Stadium II
Infusiensi ginjal (faal ginjal antara 20% -50%).
3. Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%).
Manifestasi gagal ginjal
akut
1. Pasien tampak sangat menderita dan letargi dan disertai mual per sistem, muntah, dan diare.
2. Kulit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi, dan napas berbau urine (feto uremik).
3. Manifestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
4. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit dapat mengandung darah, BJ sedikit darah, yaitu
1010).
5. Peningkatan BUN (tetap) kadar keratin, dan laju endap darah (LED) bergantung katabolisme
(pemecahan protein), perfusi renal, serta asupan protein. Serum kreatinin meningkat pada
kerusakan glomerulus.
6. Hyperkalemia akibat penurunan laju filtrasi glomerulus serta katabolisme protein yang
menghasilkan pelepasan kalium seluler ke dalam cairan tubuh. Hyperkalemia menyebabkan
disritmia jantung. Sumber kalium mencakup katabolisme jaringan normal, seperti asupan diet,
darah di saluran pencernaan, atau transfuse darah dan sumber lain (infus intravena, penicillin
kalium, dan pertukaran ekstraseluler sebagai respon terhadap asidosis metabolik).
7. Asidosis metabolic, akibat oliguria akut pasien tidak dapat mengeliminasi muatan metabolic
seperti substansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal. Penurunan mekanisme
buffer ginjal yang ditandai dengan penurunan karbondioksida dan pH darah. Asidosis metabolic
menyertai gagal ginjal.
8. Abnormalitas Ca²+ dan PO4. Peningkatan konsentrasi serum fosfat mungkin terjadi. Serum
kalsium mungkin menurun sebagai respon terhadap penurunan absorbsi kalsium di usus dan
sebagai mekanisme kompensasi terhadap peningkatan kadar serum fosfat.
9. Anemia terjadi akibat penurunan produksi eritropoietin, lesi saluran pencernaan, penurunan usia
sel darah merah, dan kehilangan darah (biasanya dari saluran pencernaan).
Manifestasi gagal ginjal kronis