Anda di halaman 1dari 59

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

TERHADAP Ny. K DALAM MENANGANI PERMASALAHAN


PENDERITA DIABETES MELITUS
Disusun oleh :
Baiq Yuni R, S.Ked (J510 165 022)
Bayu Hendro W, S.Ked (J510 165 073)
Daisa Rosiana, S.Ked (J510 165 017)
Frans Saputra, S.Ked (J510 165 034)

Penguji :
dr. Yusuf Alam Ramadhon, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Indonesia menempati
Diabetes urutan ke-4 dengan
Melitus jumlah penderita
Prevalensi DM dari tahun
diabetes mellitus
merupakan terbesar didunia
ke tahun semakin
meningkat terutama pada
salah satu setelah China, India, kelompok beresiko tinggi
penyakit non dan Amerika Serikat. Perubahan untuk mengalami
infeksi yang Dengan prevalensi penyakit DM diantaranya
8,6% dari total
pola makan yaitu kelompok usia
sampai saat ini dewasa tua (>40 th),,
penduduk,
masih banyak diperkirakan pada
hipertensi, riwayat
diderita keluarga DM, dislipidemia
tahun 2025 terdapat
masyarakat. 12,4 juta pengidap
diabetes
Pencegahan
primer

Pencegahan
sekunder
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dan Tujuan

• Bagaimana upaya pendekatan kedokteran keluarga


terhadap Ny.K dalam menangani permasalahan
penderita DM tipe 2 dan hiperetensi?

Tujuan

• Mengetahui upaya pendekatan kedokteran keluarga


terhadap Ny.K dalam menangani permasalahan
penderita DM tipe 2 dan hipertensi.
D. MANFAAT

Mengetahui upaya pendekatan kedokteran keluarga


terhadap Ny.K dalam menangani permasalahan
penderita DM tipe 2 dan hipertensi

Memberikan pelayanan kesehatan keluarga terhadap


terhadap Ny.K dalam menangani permasalahan
penderita DM tipe 2 dan hiperetensi

Meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga


mengenai penyakit yang sedang dialami sehingga dapat
mendorong penderita melakukan pemeriksaan rutin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DM

 Diabetes melitus merupakan suatu kelompok


penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
 Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah
Tipe diabetes mellitus
PATOFISIOLOGI

 Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar


(virus, zat kimia tertentu, dll).
 Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada
kelenjar pankreas.
 Desensitasi/kerusakan reseptor insulin (down
regulation) di jaringan perifer
DIAGNOSIS DM

 Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia,


polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya.
 Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan,
gatal,mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulvae pada wanita
 Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
 Jika keluhan klasik ditemukan, maka
pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis DM.
 Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126
mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
 Tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Komplikasi

• Akut :
– Hipoglikemi
– Ketoasidosis ( diabetik ketoasidosis )
– Koma hiperosmolar nonketotik
• Kronik :
– Retinopati diabetik
– Penyakit jantung koroner
– Neuropati diabetik
– Rentan infeksi
– Kaki diabetik
Terapi

• Edukasi
• Terapi gizi medis
• Latihan jasmani
• Intervensi farmakologis
– Terapi Kombinasi
– Obat hipoglikemik oral
Prognosis

 Prognosis pada penderita diabetes tipe 2 bervariasi,


pasien prognosisnya dapat baik apabila pasien bisa
memodifikasi (meminimalkan) risiko timbulnya
komplikasi dengan baik
HIPERTENSI
DEFINISI Hipertensi didefinisikan sebagai
peningakatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

EPIDEMIOLOGI The National Health and Nutrition


Examination Survey (NHNES)  tahun ke 1999-2000,
insiden hipertensi sekitar 29-31%  58-65 juta orang
hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta
dari data NHNES III tahun 1988-1991. Hipertensi
esensial 95% dari seluruh kasus hipertensi
KLASIFIKASI
Hipertensi Primer atau Esensial Hipertensi Sekunderr

 Hipertensi primer atau yang  hipertensi akibat


disebut juga hipertensi suatu penyakit, kondisi dan
esensial atau idiopatik adalah kebiasaan. Terdapat 10%
hipertensi sekunder.
hipertensi yang tidak
diketahui  Skitar 5-10%  penyakit ginjal
etiologinya/penyebabnya. 90% (stenoisarteri renalis,
pielonefritis, glomerulonefritis,
dari semua penyakit hipertensi
tumor ginjal),
merupakan penyakit
hipertensi esensial.  sekitar 1-2%  kelaian hormonal
(hiperaldosteronisme, sindroma
cushing) dan sisanya akibat
pemakaian obat tertentu
(steroid, pil KB).
FAKTOR RISIKO

1. FAKTOR GENETIKA
2. RAS
3. USIA
4. JENIS KELAMIN
5. STRES PSIKIS
6. OBESITAS
7. ASUPAN GARAM NA
8. ROKOK
9. KONSUMSI ALKOHOL
MANIFESTASI KLINIS
•Sakit kepala
•Kelelahan
•Mual-muntah
•Sesak napas
•Gelisah
•Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan
ginjal
Kadang penderita hipertensi berat mengalami
penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak disebut ensefalopati
hipertensif yang memerlukan penanganan segera.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

 Lama menderita hipertensi  Memeriksa tekanan


dan derajat tekanan darah darah
 Indikasi adanya hipertensi  Evaluasi penyakit
sekunder penyerta kerusakan
organ target serta
 Faktor-faktor resiko
kemungkinan hipertensi
 Gejala kerusakan organ sekunder
 Riwayat pengobatan  Pemeriksaan penunjang
antihipertensi sebelumnya
TATALAKSANA
BAB III
HASIL DAN PRIORITAS
PERMASALAHAN
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. M


Umur : 29 tahun
Alamat : Desa Kadokan Rt. 3 Rw.5
Grogol, sukoharjo.
Bentuk Keluarga : Extended Family
Keluarga Tn. M berbentuk Extended family,
didapatkan 1 kepala keluarga dalam 1 rumah
terdiri dari istrinya, kedua anaknya dan
orangtuanya Ny. K. Ny.K merupakan pasien
penderita Diabetes Mellitus dan hipetensi.
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Ny. K

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Grogol

Pekerjaan : -

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tanggal pemeriksaan : 11 januari 2018


ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 11 januari 2018 jam 09.00 WIB didapat secara autoanamnesis

Keluhan Utama

• Luka tertusuk duri sampai bengkak tidak sembuh-sembuh


Riwayat Perjalanan Penyakit

Awal mula
•Pasien lama pasien
yang datang di untuk
tegakkan diabetes
kontrol di poli umummelitus
PuskesmaspadaGrogol.tahun 2008 dengan
•Kontrol pasien memiliki riwayat GDS yang tinggi selama beberapa tahun terakhir.
keluhan awal pasien yaitu datang dengan tujuan memeriksakan luka yang
•Pasien juga merasa kebas pada kedua tangan dan kaki.
tertusuk durimemiliki
•Pasien pernah yang tidak sembuh-sembuh,
luka pada disamping
betis kanan karena tertabrak sepeda. itu pasien juga
merasakan mual dan
•Luka pasien tersebut sukarmuntah,
sembuh tetapisaat dilakukan
pasien pemeriksaan
rutin kontrol tekanan
dan mengganti perban darah
di puskemas grogol
setiap dua hari sekali.
didapatkan TD 150/90, pasien tidak pernah memeriksakan kesehatannya,
•Pasien kontrol di Puskesmas Grogol untuk mengontrol kadar glukosa darah dan kolesterol serta untuk
karena adanya
mengambil luka yang tidak sembuh-sembuh akhrinya dilakukan
obat rutin.
pemeriksaan kadar
• Pasien menderita gula
penyakit DM darah sewaktu
sejak 2 tahun yang laludan didapatkan
dan pasien hasilnya
juga menderita 285 mg/dL.
darah tinggi.
•Pasien mengatakan bahwa pasien mengkonsumsi obat DM berupa metformin serta obat hipertensi berupa
Pasien sebelumnya tidak merasakan gejala-gejala berupa sering berkemih,
amlodipin dan captopril tetapi pasien mengaku tidak mengkonsumsi obat tersebut tidak rutin.
mudah lapar,
•Pasien juga sering
mengeluh haus ataupun
penglihatannya berat
mulai kabur padabadan turun, pasien hanya
mata kanannya.
mengeluhkan kesemutan pada tubuhnya.
Riwayat Pribadi
Riwayat operasi : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal

Gastritis : disangkal

Alergi obat dan makanan : disangkal

Kejang : disangkal

Riwayat asma : diakui

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat Diabetes Mellitus : diakui (sejak 10 tahun yang lalu)

Riwayat Hipertensi : diakui (sejak 10 tahun yang lalu)

Riwayat Asam Urat Tinggi : disangkal

Riwayat Kolesterol Tinggi : disangkal


Riwayat Kebiasaan

Merokok : disangkal

Minum minuman keras : disangkal

Olahraga teratur : disangkal

Pengisian waktu luang : diakui (membatik)


Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit serupa : diakui

Riwayat asma : disangkal

Riwayat bronkitis : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat diabetes melitus : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat sakit ginjal : disangkal


Riwayat Lingkungan

Pasien tinggal bersama dengan anak Rumah ini terdiri dari 7 ruangan yaitu 1
kandungnya, 1 orang menantu, dan 2 orang ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1
cucu ruang tengah, 2 kamar mandi.

Ventilasi udara cukup


Rumah ini mempunyai dua
Keluarga ini sudah untuk pertukaran udara.
pintu untuk keluar masuk, 1
mempunyai fasilitas MCK Pencahayaan cukup, pada
di depan, 1 di samping
keluarga dan fasilitas air ruang jemuran dekat dapur
serta 2 jendela kaca
dari sumur bor. terdapat cahaya matahari
didepan.
langsung.

Rumah pasien terlihat tidak cukup


banyak barang yang diletakkan
bertumpuk-tumpuk dan banyak
terdapat debu.
Riwayat Lingkungan
Sumber air yang digunakan untuk minum, memasak dan mandi dari saluran air dari
sumur bor.

Tidak terdapat pabrik maupun tempat pembuangan limbah industri di sekitar


rumah.

Rumah pasien berjarak kurang lebih 2 meter dengan tetangganya tanpa ada pagar
penghalang, begitu pula tetangganya yang lain.

Samping rumah pasien terdapat selokan yang airnya mengalir dan di depan rumah
pasien terdapat tanah kosong dengan pohon-pohon.

Rumah pasien terdapat di pinggir sawah, pasien membuang sampah dengan cara
mengumpulkan dan membakar sampah tersebut di pengumpuan sampah warga
sekitar yang kurang lebih 10 meter dari rumah pasien.
Anamnesis Sistem
 Keluhan Utama : luka yang tidak sembuh-sembuh
 Kepala : pusing (-), rambut kepala tidak rontok, luka pada kepala
(-), benjolan/borok pada kepala (-)
 Leher : sering merasa cengeng
 Mata : penglihatan berkurang (+), pandangan dobel (-)
 Hidung : tidak ada keluhan
 Telinga : tidak ada keluhan
 Mulut : tidak ada keluhan
 Tenggorokan : tidak ada keluhan
 Pernafasan : tidak ada keluhan
 Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
 Gastrointestinal : mual (-), nafsu makan menurun (-)
 Sistem genitourinaria : tidak ada keluhan
 Neurologi : sering merasakan kesemutan
 Psikiatri : tidak ada keluhan
 Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
• Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
• Kesan status gizi : baik
• Berat badan : 40 kg
• Tinggi badan : 150 cm
• BMI : 17,8

Vital signs
• Tekanan Darah : 180/100mmHg
• Nadi :96 x/menit
• Respirasi rate :20 x/menit
• Suhu :36,5ºC

Pemeriksaan kulit
• Warna : sawo matang, pigmentasi normal
• Turgor kulit : normal
• Kelembaban : dalam batas normal
• Tekstur : dalam batas normal
• Edema : tidak ditemukan
• Kelainan kulit lain : ditemukan luka pada jempol kaki sebelah kiri namun sudah sembuh.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan rambut
• Warna : warna putih
• Kelebatan : kurang lebat
• Distribusi : merata
• Karakteristik lain : dalam batas normal

Pemeriksaan kelenjar limfe


• Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.

Pemeriksaan fisik
• Kepala : bentuk mesocephal, wajah simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-).
• Leher :Retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-),peningkatan JVP (-),
pembesaran kelenjar limfe (-/-).
• Paru-paru : DBN
• Abdomen : DBN
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Psikiatri
•Penampilan : Perawatan diri cukup
•Kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6
•Afek : meluas
•Psikomotor : normoaktif
•Proses pikir :
•Bentuk : realitistik
•Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
•Arus : koheren
•Insight : baik

Pemeriksaan Neurologi
•Fungsi Luhur : dalam batas normal
•Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
•Fungsi Sensorik : dalam batas normal
•Fungsi Motorik : dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

GDS •200mg/dL
DIAGNOSIS HOLISTIK
Biologis
• DM Tipe 2 dan hipertensi

Psikologis
• kondisi kejiwaan pasien baik

Sosial
• kondisi lingkungan baik, kondisi rumah cukup, hubungan
keluarga baik, pasien mengerti akan penyakitnya namun pola
hidup pasien masih kurang baik. Untuk status ekonomi
pasien dan tingkat kesejahteraan pasien kurang.
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
Fungsi Holistik

Fungsi Biologis
Merupakan Extended Fungsi Psikologis:
family.
Hubungan keluarga
- Tn. M - Ny. K
-Ny. Ku di antara mereka
- An. W terjalin baik dan
-An. A harmonis
Fungsi Holistik

Fungsi Sosial
Penghasilan Tn. M sekitar
Sebelum sakit : Sebelum sakit, Rp.2.000.0000,-/bulan.dirasa kurang
utuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
penderita sering berkumpul dengan
Pasien dan keluarga Tn. M sehari-
tetangga dan mengikuti kegiatan
harinya makan sebanyak 2-3x, dengan
masyarakat seperti pengajian. nasi, sayur dan lauk pauk seperti telur,
tahu, tempe, kadang-kadang dilengkapi
Setelah sakit: berkumpul dengan buah.
tetangga, prolanis.

KESIMPULAN
Keluarga Tn. M yang berbentuk Extended Family, dengan Tn.M sebagai seorang
kepala rumah tangga. Pasien adalah orang tua Tn. M, pasien menderita DM dan
hipertensi. Pasien mempunyai riwayat penyakit yang sama pada keluarga, dan
untuk fungsi sosial baik tetapi fungsi ekonomi dari pasien kurang baik.
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR Score.
APGAR Score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi
FUNGSI FISIOLOGIS keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga
terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain.
APGAR Score meliputi :

• Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga


Adaptasi yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.

• Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota


Partnership keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

• Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan


Growth anggota keluarga tersebut.

• Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.


Affection

• Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang


Resolve dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata ≤ 5 kurang, 6-7 cukup
dan 8-10 adalah baik.

Rata-rata = (8+8+8)/3 = 8
Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga Tn. M dinilai sehat, dalam arti
hubungan antar anggota keluarga baik dan perlu dipertahankan.
FUNGSI PATOLOGIS
SUMBER PATOLOGI

Sosial -

Kultur -

Religius -

Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong kekurangan dengan total penghasilan dalam keluarga
sebesar Rp.2.0000.000,-/bulan dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Edukasi -

Medikal -
KESIMPULAN
Keluarga Ny. K tidak mempunyai fungsi patologis di bidang
social, culture, religius, educational,danmedical. Tetapi
keluarga Ny.K memiliki masalah fungsi patologis dibidang
economic.
Pola Interaksi Keluarga

KESIMPULAN
Hubungan antar keluarga terjalin dengan
baik.
GENOGRAM

KESIMPULAN
1. Penyakit DM ditemukan pada anggota keluarga lainnya
2. Tidak adidapatkan penyakit menular
Faktor- faktor yang mempengaruhi Kesehatan
A. Faktor Perilaku dan Non perilaku Keluarga
Sikap :
Lingkungan : Keadaan
Rendahnya sikap pasien untuk
rumah belum memenuhi
menjaga kesehatan dari
syarat kesehatan
penyakit yg diderita

Perilaku : Pola makan pasien Keturunan : Terdapat faktor


tidak diatur oleh keluarga keturunan DM dalam
Ny. K
pasien keluarga

Tindakan:
Pelayanan Kesehatan :
Keluarga pasien kurang
Jika ada anggota keluarga sakit
mengingatkan bahwa pasien
diperiksakan ke Puskesmas
harus melakukan diet DM
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
a. Lingkungan rumah
- Luas bangunan belum cukup untuk dihuni 5 orang,
pencahayaan terbilang cukup di setiap ruang seperti
kamar, ruang tamu dan ruang tv
- Halaman rumah pasien terihat sempit karena banyak
tumpukan barang-barang.
- Untuk kebutuhan air mandi, memasak maupun untuk
minum diperoleh dari sumur bor.
Daftar Masalah

Rendahnya sikap
untuk menjaga
Pola hidup pasien buruk
kesehatan dari sakit
yang diderita

Ny. K. 65 Tahun
Dengan Diabetes Mellitus
dan Hipertensi

Terdapat penyakit Rumah belum


yang sama (DM) pada memenuhi syarat
keluarga Pasien rumah sehat
Tabel Matriks Prioritas
BAB IV
PEMBAHASAN HUBUNGAN PRIORITAS
MASALAH DENGAN PENYAKIT PASIEN
PEMBAHASAN HUBUNGAN PRIORITAS
MASALAH DENGAN PENYAKIT PASIEN

• Masalah Medis
– DM tipe 2 dengan Ulkus Diabetikum
– Hipertensi
– Dislipidemia
Masalah Non Medis
Terdapat penyakit yang sama pada keluarga
pasien (ibu pasien) yaitu diabetes Mellitus
Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang
dan pola hidup pasien buruk
Faktor perilaku keluarga kurang peduli terhadap
kesehatan pasien.
Rendahnya tingkat pengetahuan kesehatan.
Lingkungan rumah belum memenuhi syarat
rumah sehat
Faktor perilaku:
Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang
dan pola hidup pasien buruk
Keluarga kurang memahami penyakit penderita
Pola hidup dan pola makan kurang baik.
Faktor non perilaku:
Lingkungan dalam rumah kurang belum
memenuhi syarat rumah sehat
Terdapat anggota keluarga yang memiliki
penyakit yang sama dengan Tn. W yaitu Diabetes
Melitus.
Hubungan Prioritas Masalah dengan DM Tipe
2 dengan Ulkus Diabetikum dan hipertensi
yang diderita Ny. W
• Tingkat pengetahuan yang rendah dan sikap
• Terdapat penyakit yang sama pada keluarga pasien (ibu pasien) yaitu
Diabetes Mellitus
• Kepedulian dari keluarga terhadap penyakit penderita kurang dan pola
hidup pasien buruk
• Pengelolaanhipertensi dandiabetes mellitus untuk saat ini, lebih
menitikberatkan pada pola hidup pasien, serta pola makan dan pasien
harus sering kontrol.
• Pengelolaan hipertensi, diabetes mellitus dan dislipidemia dilakukan
dengan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, dan profil lipid
melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan
perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Diagnosis Biologis :
- Diabetes Mellitus tipe 2 dengan ulkus
diabetikum
- Hipertensi
- dislipidemia

Diagnosis Psikologis :
Kondisi kejiwaan pasien baik

Diagnosis Sosial :
Kondisi lingkungan kurang baik
SARAN

•Meningkatkan pengetahuan penderita dan


PROMOTIF keluarga mengenai penyakit yang sedang
dialaminya

•Memeriksa kadar gula darahnya setiap 1 bulan


PREVENTIF sekali, pola makan yang teratur, mengurangi
stressor, olahraga teratur

•Pengobatan hipertensi dengan obat hipertensi


KURATIF yang diminum rutin dan DM digunakan insulin
dan kombinasi OAD

REHABILITATIF •Senam ringan untuk penderita DM


DAFTAR PUSTAKA
 Kasper, Braunwald, Fauci, et al. 2008. Harrison’s principles of internal medicine 17th
edition. New York: McGrawHill
 McPhee, Stephen J, et al. 2009. Current Medical Diagnosis and Treatment 2009. New
York: McGrawHill:
 Norman M. Kaplan. 2006. Kaplan's Clinical Hypertension 9th edition. Philadelphia, USA:
Lippincott Williams & Wilkins:
 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2011. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia Tahun 2011. Dilansir dari
http://www.perkeni.net.
 Price, Sylvia Anderson. Wilson, Lorraine McCarty. 2005. Patofisologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.
 Soenarta Ann Arieska, 2005. Konsensus Pengobatan Hipertensi. Jakarta: Perhimpunan
Hipertensi Indonesia (Perhi),; 5-7.
 Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakrta: IPD FKUI.
 Suyono, S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid III edisi IV. PAPDI FK UI : Jakarta
 Suyono, Slamet. 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III, Ed.IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai