Anda di halaman 1dari 129

MODUL 3

KELOMPOK 13B
Step 1 (Terminologi)
1. Status dermatologikus : penilaian kondisi kulit (lokasi, distribusi
penyebaran gangguan, bentuk/susunan, batas, ukuran, dan efloresensi)
2. Lesi numular : suatu lesi berbentuk bulat/oval seperti logam dengan
diameter 3-5 cm
3. Susunan polisiklik : bentuk gabungan dari beberapa lesi di bagian tepi
sehingga terlihat membentuk lingkaran
4. Efloresensi : bagian atau objek yang dapat diamati dengan mata telanjang
5. Plakat : suatu lesi seperti numular dengan ukuran yang lebih besar yaitu >
5cm
6. Skuama : umumnya disebut sisik , merupakan kumpulan lapisan kulit
terluar (stratum korneum) yang terlepas

7. Papil eritem : penonjolan pada kulit dengan diameter < 0.5cm dan
berwarna kemerahan

8. Erosi : kulit yang terkelupas, tampak sebagai lesi basah dengan batas tegas
akibat hilangnya sebagian/seluruh epidermis, tidak melampaui stratum
basalis sehingga tidak berdarah.

9. Ekskoriasi : kerusakan kulit sampai ujung stratum kornealis sehingga


tampak ada perdarahan

10. KOH 10% : larutan basa kuat yang melisiskan kulit yang terdapat jamur
Step 2 (Identifikasi Masalah)
1. Apa kemungkinan yang terjadi dan bagaimana bisa timbul keluhan gatal
pada sela paha Ibu Tina sejak 3 minggu yang lalu?
2. Bagaimana interpretasi dari hasil anamnesis?
3. Bagaimana hubungan antara usia & jenis kelamin dengan keluhan yang
dialami Ibu Tina?
4. Apa yang terjadi pada kulit punggung kedua kaki Ibu Tina?
5. Bagaimana hubungan banyak pikiran dengan timbulnya keluhan Ibu
Tina?
6. Bagaimana timbulnya keringat bisa menyebabkan kulit menjadi gatal?
7. Bagaimana hubungan keluhan Ibu Tina yang terdapat pada sela paha
dengan keluhan pada punggung kaki?

8. Bagaimana penjelasan dari interpretasi pemeriksaan fisik?

9. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%?

10. Apa saja indikasi dilakukan pemeriksan kerokan kulit dengan KOH 10%?

11. Apakah perlu dirujuk?

12. Apa pengobatan dan edukasi yang diberikan kepada Ibu Tina?
Step 3 (Hipotesa)
1. Apa kemungkinan yang terjadi dan bagaimana bisa timbul keluhan gatal pada
sela paha Ibu Tina sejak 3 minggu yang lalu?
• Infeksi jamur -> tinea cruris (penyebab paling sering) dan khas pada daerah
lipatan kulit (lipat paha) -> timbul karena kondisi yang lembab
• Skabies -> disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei -> menyerang bagian kulit
yang tipis (jari & selangkangan) -> gejala gatal sering timbul pada malam hari
• Alergi
• Infeksi bakteri (jarang terjadi) -> paling sering pada pasien
immunocompromise
• Autoimun
• Adanya reaksu atopi -> berkaitan dengan kondisi psikologis (terkadang
diturunkan)
2. Bagaimana interpretasi dari hasil anamnesis?
Bintik merah bersisik, pinggiran merah -> mengarah pada infeksi jamur
Tinea cruris -> memiliki ciri yang khas -> lesi berbentuk lingkaran
(polisiklik), batas tegas, kemerahan
3. Bagaimana hubungan antara usia & jenis kelamin dengan keluhan
yang dialami Ibu Tina?

Dari segi epidemiologi didapatkan


• Umur -> lebih banyak pada dewasa -> meningkat jumlahnya seiring
peningkatan usia
• Laki-laki : Perempuan -> 3 : 1 secara statistik diduga karena laki-laki
memiliki lipatan lebih di daerah paha (di daerah skrotum) dimana
daerah tersebut sering sekali lembab
4. Apa yang terjadi pada kulit punggung kedua kaki Ibu Tina?
• Tinea pedis
• Neurodermatitis -> faktor stress
• Dermatitis kontak -> karena penggunaan kaos kaki/ sepatu yang tidak
pernah diganti
5. Bagaimana hubungan banyak pikiran dan timbul rasa gatal saat
beristirahat dengan timbulnya keluhan Ibu Tina?
Keluhan timbul bergantung pada faktor pencetus (neuromediator)
• Banyak pikiran -> stress -> gatal” di beberapa tempat karena respon
emosi -> terjadi produksi histamin dan sel mast -> biasanya pada kulit
yang tipis -> produksi histamin lebih dominan
• Pada saat istirahat -> tidak ada pengalihan fokus pikiran -> fokus
utama berada pada rasa gatal
6. Bagaimana timbulnya keringat bisa menyebabkan kulit menjadi
gatal?
Keringat -> jika tidak di keringkan -> menjadi tempat dengan kondisi
yang lembab -> disukai oleh bakteri untuk tumbuh
7. Bagaimana hubungan keluhan Ibu Tina yang terdapat pada sela paha
dengan keluhan pada punggung kaki?
• Mungkin berhubungan -> karena infeksi jamur bersifat cepat menular
dan menyebar
• Mungkin tidak berhubungan -> karena lokasi yang jauh
8. Bagaimana penjelasan dari interpretasi pemeriksaan fisik?
• Dari pemeriksaan fisik kuat dugaan kepada infeksi jamur
• Tampak lesi dengan distribusi terlokalisir, bentuk bulat, susunan
polisiklik dengan batas tegas sampai tidak tegas (dari keluhan d
bagian tepi lesi terdapat bintik-bintik merah) -> dermatofitosis
• Untuk lesi pada punggung kaki lebih mengarah kepada dermatitis ->
gejala berupa hiperpigmentasi, likenifikasi, ekskoriasi -> gejala
neurodermatitis (liken simpleks kronik)
9. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%?
KOH 10% -> untuk pemeriksaan kulit dan kuku
A. Pengambilan spesimen
- Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya
- Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas ke bawah
(cara memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45 derajat ke atas)
- Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah
B. Cara membuat sediaan
- Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% pada kaca objek
- Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan
menggunakan pinset yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan
larutan KOH tersebut. Kemudian tutup dengan kaca penutup
- Biarkan kurang lebih 15 menit atau dihangatkan diatas nyala api
selama beberapa detik untuk mempercepat proses lisis
- Periksa sediaan d bawah mikroskop
10. Apa saja indikasi dilakukan pemeriksan kerokan kulit dengan KOH
10%?
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita
penyakit yang disebabkan atau berhubungan dengan infeksi jamur
11. Apakah perlu dirujuk?
Tidak perlu
Untuk tinea cruris dan LSK kompetensi 4
12. Apa pengobatan dan edukasi yang diberikan kepada Ibu Tina?
• Edukasi
Pasien harus menjaga kebersihan, gunakan pakaian yang longgar dan menyerap
keringat. Hindari penggunaan handuk bergantian dengan orang lain untuk
menghindari terjadinya penularan.
• Pengobatan
- Tinea cruris
Topikal : salep atau krim antimikotik
Sistemik : griseofulvin 500-1000mg selama 2-3 minggu atau ketokonazol
100mg/hari selama 1 bulan
- LSK
Secara umum dengan mencegah garukan dan gosokan pada daerah lesi
Sistemik : antihistamin
Topikal : salep kortikosteroid dan preparat terkompres jika basah.
Step 4 (Skema)
Step 5 (Learning Objective)
1. Infeksi jamur pada kulit
2. Neurodermatitis (oke)
3. Infeksi bakteri pada kulit (oke)
4. Infeksi parasit pada kulit (oke)
5. Infeksi virus pada kulit (oke)
1. Infeksi Jamur pada
Kulit
Infeksi Dermatofita
1. Definisi
Dermatofita adalah golongan jamur yang membutuhkan keratin untuk
tumbuh, sehingga jamur tsb hanya dapat menimbulkan Infeksi
Superfisial pada kulit, rambut dan kuku (tidak menimbulkan infeksi
pada lapisan mukosa). Infeksi oleh dermatofit dikenal juga dengan
Tinea.
2. Etiologi
• Mikrosporum
• Tricophyton
• Epider – mophyton
• Malassezia furfur  tinea versicolor
• Cara penularan:
-Antrofilik: manusia-manusia  paling sering; mll kontak dengan kulit yang
mengalami deskuamasi
-Geofilik: dr tanah
-Zoofilik: dr hewan
-Debu
3. Klasifikasi
• Tinea Capitis:
-sering pada anak – anak
-terjadi di kulit kepala dan rambut
-higiene buruk dan padat penduduk
-dapat menular melalui sarung bantal, pakaian, topi, dll
-walaupun sudah dicukur, rambut yang sudah dicukur tsb masih dapat
menyimpan patogen yang hidup selama 1 thn.
-Point of Diagnosis: Daerah rontok irreguler (Allopecia), batas tegas bersisik
- 90-95% disebabkan oleh Tricophyton tonsurans
-Perlu dilakukan pemeriksaan dengan Wood’s lamps (cahaya
UV) bila dengan KOH Hifa dan spora tidak terlihat
-Pemeriksaan KOH: Hifa dan Spora
-Pada 92% anak minimal terdapat 3 gejala berikut:
-Kulit kepala bersisik
-Kulit kepala pruritus
-Adenopati Oksipital
-Merah yang difus
-Allopecia yang diskret
-Tidak efektif dengan terapi topikal
-Butuh antifungal sistemik; mampu penetrasi folikel rambut
-Gold standard: Griseofulfin  6-12 minggu
-Terapi topikal Adjuvant: Selenium Sulfida, Ketokonazol,
Povidone Iodine/ Shampo (selama 5 menit 2x/Minggu) untuk
mengurangi jamur dan spora yang masih hidup.

• Tinea Corporis
-Disebut juga Ringworm
-Lesi tunggal/multipel, Annular, bersisik dengan bagian tenga
yang bersih, sedikit menonjol, pinggir merah, margin tajam
yang terdapat di badan/ekstremitas/wajah
-Pinggiran lesi bisa mengandung pustul/papul folikuler
-Gatal yang bervariasi
-Diagnosis dengan KOH; kerokan kulit dari bagian pinggir aktif
-DDx: Ekszem numular, pityriasis roseaea, Lyme Disease,
Tinea Versicolor, Dermatitis Kontak, dll
-Kortikosteroid topikal untuk mengurangi tampilan lesi

• Tinea Barbae:
-Tumbuh pada Kulit dan rambut-rambut kasar di wajah;
kumis/jenggot
-Sering pada Laki-laki dewasa atau Wanita usia subur
-Penularan Zoofilik
-Sering pada petani
-Gambaran: bersisik, pustul folikular, eritem
-Bila bercukur tidak menimbulkan nyeri, bila nyeri kemungkinan
infeksi bakteri
-Antifungal oral  lanjutkan 2-3 minggu setelah lesi hilang

• Tinea Cruris
- ”Jock Itch”
-Infeksi oleh dermatofit di selangkangan
-Lebih sering pada laki-laki
-Berhubungan dengan Tinea Pedis
-Sering pada suhu panas dan kelembapan tinggi
-Akibat oklusi oleh pakaian ketat/basah
-Berhubungan dengan tinea pedis; penyebaran melalui
penggunaan handuk dari kaki bagian bawah yg terinfeksi ke
arah atas
-Mengenai paha sebelah dalam dan dapat menyebar ke
bokong dan abdomen
-Keluhan: rasa terbakar, pruritus
-Gambaran: Pustul dan vesikel pada pinggir aktif, maserasi,
latar merah, lesi bersisik, pinggiran menonjol
-Terapi penunjang: Kortikosteroid dosis rendah pada
beberapa hari pertama
-Edukasi: Hindari paparan lembap terlalu lama (jaga area
tersebut tetap kering)
NON DERMATOFITOSIS
• Pitiriasis Versikolor
• Piedra
• Kandidiasis = Kandidosis
PITIRIASIS VERSIKOLOR

Definisi
Merupakan infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula dikulit,
skuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, disertai rasa gatal.

Penyebab Malassezia furfur (Pityrosporum orbiculare/P.ovale)

Epidemiologi
Merupakan penyakit universal, terutama di daerah tropis

Patogenesis
Pada kulit merupakan flora normal yang dapat berubah sesuai lingkungannya (suhu,
media, kelembaban).Faktor predisposisi menjadi patogen bisa eksogen / endogen.
Endogen seperti defisiensi imun dan eksogen seperti suhu, kelembaban udara dan
keringat.
Gejala klinis
Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna, ditutupi sisik halus dengan rasa gatal, atau tanpa
keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja

Pemeriksaan
- Bisa terjadi dimana saja di permukan kulit.
- Efloresensi/sifat sifatnya : berupa makula yang dapat hipopigmentasi, kecoklatan, keabuan, atau kehitam-
hitaman dalam berbagai ukuran dengan skuama halus diatasnya.

Pemeriksaan pembantu/Laboratorium :
- Sinar wood : fluoresensi kuning keemasan
- Mikroskopik preparat KOH 20% dari kerokan kulit lesi terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang
dapat berkelompok
Tatalaksana
- Hindari faktor pencetus
Topikal :
- Sampo Selenium sulfida (2-3x seminggu)
- Derivat Azol ( bifonazol, tiokonazol)  krim, sampo
Oral:
Gol. Azol ( itrakonazol 200mg/hari selama 5-7 hari )
PIEDRA
Definisi
Adalah infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolah (nodus) sepanjang rambut, dan
disebabkan oleh Piedraia hortai (black piedra) atau Trichosporon beigelii(white piedra).Di
indonesia hingga sekarang hanya dilihat piedra hitam.

Gejala klinis
- Hanya menyerang rambut kepala, janggut, dan kumis tanpa memberikan keluhan
- Krusta melekat erat sekali pada rambut yang diserang
- Benjolan yang besar dapat mudah dilihat, teraba kasar bila rambut diraba.
Piedra hitam : hanya ditemukan di daerah tropis tertentu, hanya menyerang rambut kepala.
Menyerang rambut dibawah kutikel, kemudian membengkak dan pecah untuk menyebar disekitar
rambut dan membentuk benjolan tengguli dan hitam
Piedra putih : lebih jarang ditemukan, sekali sekali ditemukan di daerah tropis. Menyerang
janggut dan kumis. Benjolan soklat muda dan tidak begitu melekat pada rambut

Pengobatan
KANDIDOSIS
Adalah penyakit jamur, bersifat akut atau subakut, disebabkan oleh
spesies candida. Biasnaya oleh spesies Candida albicans.

Epidemiologi
Terdapat diseluruh dunia, dapat menyerang semua umur, laki laki dan
perempuan.Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai
saporofit.
Kandidiasis kutan
1. Kandidiasis intertriginosa
2. Miliaria kandida
3. Paronikia kandida
B. Kandidiasis oral
1. Kandidiasis pseudomembran akut
2. Kandidiasis atrofik akut
3. Kandidiasis atrofik kronik
4. Angular cheilitis
C. Kandidiasis mukosa genital
1. Kandidiasis vulvovaginitis
2. Balanitis dan balanopostitis kandida
D. Kandidiasis sistemik/diseminata
1. Traktur urinarius
2. Endokarditis
3. Meningitis
• Kandidiasis Intertriginosa
• Mengenai lipatan kulit
• Kandidiasis terbanyak
• Gatal hebat
• Makula eritem, batas tegas, basah, lesi satelit
Kandidiasis oral/ Oral trush
• Fissura
• Merah
• Pseudomembran
KANDIDOSIS VULVOVAGINALIS
• Fc. Predisposisi :
• DM
• Wanita hamil
• IUD
• Gejala klinis:
• Gatal
• Duh tubuh sedikit
• Labia mayora,kulit → erosi & lesi satelit
• Mukosa vagina → eritema
• Bercak-bercak seperti susu/bubuk,lengket sukar lepas.Pseudomembran putih
LABORATORIUM
• Kerokan kulit + larutan KOH 10 -20 %
• Pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu
• Kultur
PENATALAKSANAAN
Umum :
• Mengurangi faktor predisposisi
• Menjaga kelembaban kulit
• Menggunakan pakaian yang nyaman, tidak sempit, dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Topikal:
Nistatin, gentian violet, mikonazol 2%
Sistemik
Gol. Azol ( Itrakonazol2x100 mg sehari, selama 3 hari, flukonazol 150mg dosis tunggal)
2. Neurodermatitis
sirkumskripta
Sinonim: Liken simpleks kronikus, liken vidal
defenisi
Peradangan kulit kronis, gatal sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit
batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang ulang karena
berbagai rangsangan pruritogenik.
epidemiologi
• Jarang pada anak
• Sering pada dewasa-manula usia 30-50 th
• Perempuan lebih sering terkena daripada laki laki
etiopatogenesis
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan
prurigo nodularis. Pruritus itu sendiri bisa disebabkan karena penyakit yang mendasari yaitu
gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit spt
dermatitis atopik, dermatitis kontak alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan
tekanan emosi.
pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein x dan protein
kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mas. Jumlah sel langerhans juga bertambah
banyak. Saraf yang berisi CGRP (calcitonin gene-related peptide) dan SP (substance p), bahan
imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada
neurodermatitis sirkumskripta. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mas yang
selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel
schwan dan sel perineurium meningkat, mungkin ini menyebabkan hiperplasi neural.
Gejala klinis
• Gatal sekali, bila timbul malam hari dapat menganggu tidur, gatal tidak terus menerus, biasanya pada saat
tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk, dan merasa enak jika digaruk. Setelah luka baru
rasa gatal hilang untuk sementara dikarenakan diganti dengan rasa nyeri
• Lesi biasanya tunggal, berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema
menghilang , bagian tengah bersquama dan menebal , likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi,
batas dengan kulit normal tidak jelas, gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi
• Letak lesi bisa terjadi dimana saja, tetapi biasa terjadi di skalp, tengkuk(umumnya hanya pada perempuan)
berupa plak kecil ditengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp, samping leher, lengan bagian
ekstensor pubis, vulva, skrotum, perianal, medial tungkai atas, lutut, lateral tungkai bawah, pergelangan kaki
bagian depan, dan punggung kaki. Biasanya skuama menyerupai psoriasis
• Variasi klini NS dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang
ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus yang berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup
krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan warna lebih gelap(hiperpigmentasi). Lesi biasanya
multipel, lokalisasi tersering di ekstremitas, berukuran mulai beberapa milimeter sampai 2 cm
Histopatologi
• Ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges
memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di
sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. Fibroblas bertambah,
kolagen menebal.
• Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal,
menonjol lebih tinggi dari permukaan. Sel schwan berproliferasi, dan
terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup
sebagian epidermis
Diagnosis
• Gambaran klinis.
• Pikirkan penyebab lain pruritus: liken planus, liken amiloidosis,
psoriasis, dan dermatitis atopik
pengobatan
• Edukasi: garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya.
• Untuk menghindari rasa gatal, dapat diberikan anti pruritus, kortikosteroid topikal atau
intralesi, produk ter
• Anti pruritus: anti histamin yang mempunyai efek sedatif (ex hidroksizin, difenhidramin,
prometazin)atau tranquilizer
• Krim doxepin 5% topikal jangka pendek (maksimal 8 hari)
• Kortikosteroid yg digunakan biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan penutup
impermeable. Jika tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intralesi
• Salep kortikosteroid dapat juga dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek anti inflamasi
• Bisa juga denga terapi cahaya UVB dan PUVA(psoralens yang diberikan untuk mensensitisasi
sel efek pemberian cahaya)
• Obat penyakit yang mendasari
prognosis
Prognosis untuk penyakit neurodermatitis adalah :

a) Lesi bisa sembuh dengan sempurna.


b) Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi dapat diatasi setelah
dilakukan pengobatan
c) Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang meningkat.
d) Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat membantu untuk mengurangi proses
likenifikasi.

Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila ada gangguan psikologis
dan apabila ada penyakit lain yang menyertai. Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi
pasien. Penyebab utama dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali.
3. Infeksi Bakteri pada
Kulit
PIODERMA
DEFENISI
• Pioderma adalah penyakit-penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh
kuman (bakteri), terutama Streptococcus beta hemolyticus atau
Staphylococcus aureus.
• Merupakan penyakit kulit yang dapat ditemukan adanya nanah

• Etiologi
Penyebab yang utama dari pioderma adalah Staphylococcus B
hemolyticus, Streptococcus aureus. Etiologinya kebanyakan oleh
Staphylococcus aureus
KLASIFIKASI

- Pioderma Primer = pyoderma sebagai penyebab utama penyakit


kulit dan gambaran nya khas
- Pioderma Sekunder = sudah ada penyakit kulit yang lain duluan
muncul baru kemudian ditemukan pyoderma, namun tidak khas

• Faktor Predisposisi
• Higiene yang kurang
• Menurunnya daya tahan tubuh
• Telah ada penyakit lain di kulit
IMPETIGO

• Pioderma terbatas di epidermis (pioderma superfisialis)


• Sering pada anak, biasanya di wajah
• Klasifikasi
• Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris)
• Impetigo vesikobulosa (cacar monyet)
• Impetigo neonatorum
IMPETIGO KRUSTOSA

Etiologi : Biasanya Streptococcus B hemolyticus


• Gejala klinis:
• Tempat predileksi di muka, yakni disekitar lubang hidung dan mulut karena dianggap
sumber infeksi dari daerah tersebut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang
cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat ialah krusta
tebal
• Diagnosa banding : Ektima
• Pengobatan:
Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibiotic, kalau banyak diberi pula
antibiotic sistemik.
Impetigo vesikobulosa
• Etiologi : Biasanya karena Staphylococcus aureus.
• Gejala klinis :
Keadaan umum tidak dipengaruhi. Tempat predileksi di ketiak, dada,
punggung. Sering bersama-sama merialia. Terdapat pada anak dan orang
dewasa. Kelainan kulit berupa eritema, bula dan bula hipopin. Kadang-kadang
waktu penderita dating berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang
tampak hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa.
• Diagnosa banding :
Jika vesikel/bula telah pecah dan hanya terdapat koleret dan eritema, maka
mirip dermafitosis. Pada anamnesa hendaknya ditanyakan, apakah
sebelumnya terdapat lumpuh. Jika ada, diagnosanya adalah impetigo bulosa
Pengobatan :
Jika terdapat hanya beberapa
vesikel/bula, dipecahkan lalu
diberi salap antibiotic atau
cairan antiseptic. Kalau
banyak diberi pula antibiotic
sitemik. Faktor predisposisi
dicari, jika karena banyak
keringat, ventilasi diperbaiki.
Impetigo neonatorum
• Varian impetigo vesikobulosa pada neonatus
• Lesi seperti impetigo vesikobulosa tetapi generalisata
• Demam
• DD/ Sifilis kongenital
• Pengobatan :
• Antibiotic harus diberika secara sistemik. Topical dapat diberikan
bedak salisil 2%.
Folikulitis
• Radang folikel rambut
• Biasanya disebabkan Staphylococcus aureus
• Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart): tungkai bawah; papul/pustul eritematosa
dgn rambut di tengah; multipel
• Folikulitis profunda: ada infiltrat subkutis, mis. sikosis barbe
• DD/ Tinea lokasinya di mandibula/ submandibula, unilateral. Pada tenia barbe
sediaan dengan KOH positif
• Pengobatan: Antibiotic sistemik/ topical.
Folikulitis superfisialis Folikulitis profunda
Furunkel/Karbunkel
• Radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
• Multipel = furunkulosis
• Karbunkel = furunkel yang menjadi satu
• Biasanya disebabkan oleh S. aureus
• Nodus eritematosa yg nyeri dengan pustul di tengah  abses  pecah 
fistula
• Aksila, bokong
PIONIKA
• Radang sekitar kuku oleh piokokus. Penyebabnya biasanya
Staphylococcus dan/atau Streptococcus B hemolyticus.
• Gejala klinis dari penyakit ini adalah didahului trauma, mulai infeksi
pada lipatan kuku, terlihat tanda-tanda radang dan menjalar ke
matriks dan lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual.
• Pengobatan kompres dengan larutan antiseptic dan berikan antibiotic
sistemik. Jika terjadi abses subungual, kuku diekstraksi.
Erisipelas
• Infeksi akut streptokokus di epidermis & dermis
• Gejala konstitusi
• Tungkai bawah (trauma)
• Eritema merah cerah, batas tegas, tepi meninggi, tanda-tanda radang akut
• Dapat timbul edema, vesikel, bula
• Leukositosis
Selulitis
• Serupa dgn erisipelas tetapi juga mengenai subkutis
• Infiltrat difus di subkutis dg tanda radang akut
• Bila mengalami supurasi menjadi flegmon
SIFILIS
Pengertian
• Sifilis adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Sifilis biasanya menular melalui hubungan seksual atau dari
ibu kepada bayi, akan tetapi sifilis juga dapat menular tanpa
hubungan seksual pada daerah yang mempunyai kebersihan
lingkungan yang buruk.
ETIOLOGI
• Treponema pallidum, yang termasuk
ordo Spirochaetales, familia
Spirochaetaceae, dan genus Treponema.
• Bentuknya sebagai spiral teratur,
• panjangnya antara 6-15 um, lebar 0,15
um,
• terdiri atas delapan sampai dua puluh
empat lekukan.
• Gerakannya berupa rotasi sepanjang
aksis dan maju seperti gerakan pembuka
botol.
• Membiak secara pembelahan
melintang.2
PATOFISIOLOGI
T.Palidum

Seksual

Kulit

Kuman
Kuman 6 – 8 minggu
berkembang sampai KGB Hematogen kemudian
biak Regional menjadi S II

Jaringan Enarteritis
membentuk pembuluh
S I pada
infiltrat darah kecil
Pem. Fisik
Gejala Klinis
• Sifilis Primer ( S I )
• tukak tunggal
• papul yang mengalami erosi,
teraba keras karena terdapat
indurasi
• Ukurannya bervariasi dari
beberapa mm sampai dengan 1-2
cm.
• Bagian yang mengelilingi lesi
meninggi dan keras
• Pada pria tempat yang sering
dikenai ialah sulkus koronarius,
sedangkan pada wanita di labia
minor dan mayor
Gejala Klinis
• Sifilis Sekunder ( S II )
• Dapat disertai gejala
umum
• berbagai ruam pada kulit,
selaput lendir, dan organ
tubuh
• Lesi kulit biasanya simetris,
dapat berupa makula,
papul, folikulitis,
papulaskuomosa, dan
pustul. Jarang dijumpai
keluhan gatal
Gejala Klinis
• Sifilis Laten
• Sifilis laten merupakan stadium sifilis
tanpa gejala klinis, akan tetapi
pemeriksaan serologis reaktif.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan T.Pallidum
• Caranya adalah dengan
mengambil serum dari lesi
kulit dan dilihat bentuk dan
pergerakannya dengan
mikroskop lapangan gelap.
• Treponema tampak putih pada
latar belakang yang gelap.
Pergerakannya memutar –
mutar terhadap sumbunya,
bergerak perlahan – lahan
melintasi lapangan pandangan.
Pemeriksaan Penunjang
• Tes Serologik Sifilis
• Yang di evaluasi adalah sensitivitas dan spesifitas.
Sensitivitas adalah kemampuan untuk bereaksi pada
penyakit sifilis, sedangkan spesifitas berarti kemampuan
non reaktif pada penyakit bukan sifilis.
Pemeriksaan Penunjang
VDRL TEST
Pemeriksaan Penunjang
• Tes Treponemal
• Tes ini bersifat spesifik karena antigennya ialah treponema
atau ekstraknya dan dapat di golongkan menjadi empat
kelompok :
• Tes Imobilisasi : TPI
• Tes Fiksasi Komplemen : RPCF
• Tes Imunofluoresen : FTA – Abs,dengan dua IgM,IgG, dan FTA –
Abs DS.
• Tes Hemoglutinasi : TPHA, 19S IgM SPHA, HATTS, MHA – TP.
Penatalaksanaan
• PENISILIN
• Obat yang merupakan pilihan ialah penisilin. Obat tersebut dapat menembus
placenta sehingga mencegah infeksi Pada janin dan dapat menyembuhkan
janin yang terinfeksi; juga efektif untuk neurosifilis
4. Infeksi Parasit pada
Kulit
Pedikulosis
Merupakan infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh
Pediculus. Pediculus merupakan parasit obligat,yang membutuhkan
darah untuk mempertahankan hidup
klasifikasi
• Pediculus humanus var.capitis
• Pediculus humanus var.corporis
• Pediculus pubis
epidemiologi
• P.capitis : sering pada anak anak, lingkungan hidup padat, higienitas
tidaka baik
• P.corporis : sering pada dewasa, higiene buruk.kutu tidak melekat di
kulit tetapi pada serat kapas disela pakaian
• P.pubis : sering menyerang orang dewasa, dapat digolongkan kepada
IMS
Cara penularan
• P.kapitis melalui perantara bendaspt sisir,bantal,kasur dan topi
• P.korporis : pakaian
• P.pubis : kontak langsung
patofisiologi
• liur dan eskreta yang dihasilkan kutu masuk ke kulit saat menghisap
darah sehingga menyebabkan gatal
• Gatal kemudian digaruk, dapat menyebabkan erosi, ekskoriasi dan
infeksi sekunder.
Manifestasi klinis
• Rasa gatal yang dominan
• Erosi dan ekskoriasi akibat digaruk
• Kadang muncul infeksi sekunder
• Krusta dan pus sebabkan rambut bergumpal
• Pembesaran kgb regional
• Pada p.pubis : tdpt blackdot pada celana dalam yang merupakan
krusta
Diagnosis
• Menemukan kutu atau telur
Tatalaksana
topikal gammexane 1% dengan cara pemakaian yang berbeda:
• Capitis : setelah dioles diamkan selama 12jam, diulangi seminggu
kemudian(jika masih blm sembuh)
• Corporis dan pubis: setelah dioles diamkan 24jam, diulangi 4 hari
kemudian
• Jaga higienitas
• Jika terdapat infeksi sekunder berikan antibiotik topikal
• P.corporis : pakaian dicuci dgn air panas dan disetrika
• P.pubis : rambut genital dicukur, pakaian dalam dicuci dgn air panas
dan disetrika
prognosis
• baik
Skabies
• Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi kuman
parasitik (Sarcoptes scabiei) yang mudah menular manusia ke
manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai
semua ras dan golongan yang ada dimuka bumi ini. Skabies adalah
penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.
• Cara penularan (transmisi) :
• Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan,
tidur bersama dan hubungan seksual.
• Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,
bantal, dan lain-lain.
• Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi
atai kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var.
animalis yang kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada
mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan misalnya anjing.
ETIOLOGI
• kutu atau kuman sarcoptes scabei
Faktor Risiko
• Skabies pada bayi dan anak
• Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan
sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi terdapat
di muka.
• Skabies yang ditularkan oleh hewan
• Sarcoptes scabiei varian canis dapat menyerang manusia yang pekerjaanya berhubungan erat dengan hewan tersebut.
Misalnya peternak dan gembala. Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat
pada tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan mandi bersih-bersih.
• Skabies inkognito
• Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda skabies, sementara infestasi tetap ada.
Sebaliknya, pengobatan dengan steroid toikal yang lama dapat menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena penurunan respon imun seluler.
• Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)
• Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat tidur dapat menderita skabies yang
lesinya terbatas.
MANIFESTASI KLINIS
• Pruritus (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
• Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh
anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut.
• Kunikulus (adanya terowongan) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan,
berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorfi (pustula, ekskoriasi, dll). Tempat predileksi
biasanya daerah dengan stratum korneum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, peregelangan tangan bagian volar,
siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita) dan lipatan glutea, umbilikus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki
bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
• Terdapat agen parasitik satu atau lebih stadium hidup agen parasitik ini, merupakan hal yang paling diagnostik.
PATOFISIOLOGI

• Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena
bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang
kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang
terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau
yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat
it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul,
vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi
dapat lebih luas dari lokasi tungau.
Tatalaksana
• Jenis obat topikal:
• Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak
sangat aman efektif. Kekurangannya ialah pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau,
mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
• Emulsi benzil-benzoat 20-25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi
iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah dipakai.
• Gama benzena heksaklorida (gameksan=gammexane) 1 % dalam bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat pilihan
karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8 jam. Jika masih
ada gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak
jika digunakan berlebihan , dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunaka untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
• Benzilbenzoat (krotamiton) Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus
dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60 % pasien. Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan
dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah.
Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3 bagian.
• Permethrin. Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Pengguanaanya selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat
yang paling efektif dan aman karena sangat mematikan untuk parasit S. Scabiei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia. Pengobatan pada
skabies krustosa sama dengan skabies klasik, hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi
sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.
5. Infeksi Virus pada
Kulit

HERPES ZOSTER
Definisi
• Penyakit yang menyerang kulit dan mukosa
• Disebabkan oleh virus varisela-zoster
Epidemiologi
• Pria : Wanita 1 : 1
• Lebih sering pada dewasa
Patofisiologi
• Mengenai ganglion posterior saraf tepi & kranialis
Etiologi
• Virus varisela-zoster
Gejala Klinis
■Prodomal sistemik (+), lokal (+)
■Eritema
■Pustul
■Sikatrik
■Pembesaran KGB Regional
■Hiperestesi (khas)
Diagnosis
• Sindroma ramsay hunt
• Tzanck Test : Sel datia berinti banyak
Diagnosis Banding
• Herpes simpleks
• Nyeri : Reumatik, Angina pektoris
Tatalaksana
• Simptomatik : analgetik
• Infeksi sekunder : antibiotika
• Asiklovir 5 x 800 mg selama 1 minggu
• Sindroma ramsay hunt :Prednison 3 x 20 mg /hr selama 1 minggu,
tappering of
• Topikal : bedak kocok
• Erosif : kompres terbuka
Prognosis
• Umumnya baik
Veruka
Definisi
• Veruka = kutil
• Hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh Virus HPV
• Transmisi : kulit atau autoinokulasi
Etiologi
• Human Papiloma virus
Klasifikasi
• Veruka vulgaris
• Veruka plana yuvenilis
• Veruka plantaris
• Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum)
Gejala klinik
• Veruka vulgaris
• Semua umur
• Di M. Ekstensor
• Bulat, warna abu-abu, lentikular atau plakat & verukosa
• Fenomena Kobnoer (+)
• Veruka filiformis : varian VV pada muka, kulit kepala tegak lurus, verukosa
• Veruka plana yuvenilis
• Anak, usia muda, dapat padaorang tua
• Liar, lentikular, permukaan licin and rata
• Warna sama dengan kulit atau kecoklatan
• Predileksi : muka, leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan and lutut
• Fenomena Kobnoer (+)
• Veruka plantaris
• Telapak kaki terutama daerah yang mengalami tekanan
• Bentuk : cincin yang mengeras, ditengah agak lunak and berwarna kekuning-kuningan
• Permukaan licin, nyeri kalau berjalan
Tatalaksana
• Bahan kaustik: larutan AgNO3 25%, asam triklorasetat 50%
, fenol likuifaktum
• Bedah beku : CO2, N2, N2O
• Bedah scalpel
• Bedah listrik
• Bedah laser
Prognosa
• Residif

Anda mungkin juga menyukai