Anda di halaman 1dari 27

PENGANTAR

ILMU FILSAFAT
Pengertian
 PHILO : love
 PHILEIN : to love
 SOPHIA : wisdom
 PHILOSOPHIA : love of wisdom
 PHILOSOPHY : cinta akan kebijaksaan (love of wisdom)
dalam arti yang sedalam-dalamnya.

Arti secara Etimologis


 kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani PHILOSOPHYA. Kata ini merupakan
gabungan dari dua kelompok akar kata.
 Kelompok akar kata pertama adalah kata Philein dan sophos. Philein berarti cinta
(verb) dan sophos berarti kebijaksanaan.
 Kelompok akar kata kedua adalah kata phylo dan sophya. Phylo = sahabat, dan
sophya = kebijaksanaan. Maksud : Manusia harus dapat berperan sbg sahabat
kebijaksanaan dalam kondisi apapun juga.
Lanjutan ….
3

 Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari


philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa
Yunani philo (love of ) dan sophia (wisdom). Jadi
secara etimologis filsafat artinya cinta atau gemar
akan kebajikan (love of wisdom).
 Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-
kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan
artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan
yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Demikian arti filsafat pada mulanya.
Arti filsafat Secara Historis
 Filsafat sebagai mother of scientiaum.
(perlu diingat sejarah awal lahirnya filsafat sampai
berkembangnya faham Positivisme)
 Filsafat sebagai interdisipliner ilmu.
(Perlu diingat berbagai fenomena dalam perkembangan ilmu
(arogansi ilmiah, vak idiot, persoalan humanistik).
Arti secara terminologis
 Filsafat sbg PANDANGAN HIDUP (FALSAFAH),
merupakan hasil pensikapan manusia thd alam
sekitarnya, kebenarannya masih bersifat subjektif,
baik individual maupun kolektif.
 Filsafat sbg ILMU (FILSAFAT), yg memenuhi syarat
ilmu.
Definisi Filsafat
5

Menurut Immanuel Kant


Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi
pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang
di dalamnya tercakup masalah epistemologi
(filsafat pengetahuan) yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui.
Lanjutan …..
6

Rene Discartes
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan
dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi
pokok penyelidikan.
Lanjutan …..
7

Notonagoro
Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi
objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan
yang terdalam, yang tetap dan yang tidak
berubah, yang disebut hakikat.
Esensi Pengertian Filsafat
8

1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan


sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar
secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan
pengetahuan sumber daya, hakikatnya, keabsahan-nya, dan
nilainya.
4. Pemikiran kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai
bidang pengetahuan.

Designed by Kuntjojo 2/25/2018


FILSAFAT SEBAGAI ILMU

 Berobjek Objek material = segala sst yang ada ,


Objek Formal = dari segi hakikat.
 Bermetode  Analisis Abstraksi .
 Bersistem  adanya kesatuan dari unsur ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
 Universal  kebenaran hasil pemikirannya dpt
diterima dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa
saja, minimal bagi kelompok ilmuwan yg sama.
Pengetahuan

Melalui indera Pengetahuan biasa

Metode, sistem, universal Pengetahuan ilmiah

kontemplasi Pengetahuan Filsafat

Bersumber dari Pengetahuan Agama


keyakinan agama
Perenungan Filsafat

PERENUNGAN PEMIKIRAN PEMAHAMAN

1.Keheranan 1. Hubungn ide Pengetahuan:


2.Meragukan
sesuatu
satu dan yang lain 1. Menyeluruh
2. Menjawab why 2. Mendasar,
dan how 3. Spekulatif.
3. Berpikir runtut,
konsisten (ajeg)
BERPIKIR FILSAFAT

Ana Jud
lisis Peng
ment Sin
organi
te
sasian
sis

MEMORI
Fenomena
Masukan
Kegelisahan, keheranan

Menyangsikan, meragukan

Keingintahuan

Merenung  Berpikir  Pemahaman


1. Meragukan dan mengajukan ide (reflektif thinking)
Proses
2. Memeriksa penyelesaian sebelumnya (berpikir koheren)
3. Menyarankan hipotesis
4. Menguji konsekuensi (verifikasi)
5. Menarik kesimpulan

Kritis
Berpikir untuk mendapat kan Radikal
kebenaran/kebajikan
Menyeluruh

Hasil Kejelasan objek Menghasilkan: konsep,


dan Pemahaman teori yang koheren,
radikal dan
komprehensif
Timbulnya Filsafat, Perlunya Manusia Berfilsafat


Rasa ingin tahu
Timbulnya Filsafat
Manusia bertanya... Ada aktifitas bertanya yg terus
menerus
 Perlunya Manusia Berfilsafat > makhluk bertanya,
misalnya ttg:
•Ttg asal mula segala sesuatu •Diri manusia sendiri
•Ttg kebahagiaan •Hidup dan mati
•Kesusilaan •Dunia
•Kemasyarakatan •Tuhan
•Pengetahuan •Semua yang ada

Filsafat: sebagai segala usaha manusia untuk mencari kebenaran dan hikmah
dengan jalan merenungkan segala sesuatu sebagai keseluruhan yang bermakna,
dimana bagian2nya dihubung2kan satu sama lain secara logis dan sistematis
Perlunya Manusia Berfilsafat
 Filsafat memberikan pegangan dan bimbingan kpd
kehendak agar kita hidup dg benar dan baik
 Filsafat menolong mendidik, membangun diri dg cara
berfikir mendalam
 Filsafat memberikan tuntunan dan keterampilan untuk
melihat dan memecahkan persoalan hidup sehari2
 Filsafat memberikan dan meluaskan cakrawala
pendangan terhadap segala hal
 Filsafat melatih diri utuk berfikir kritis, logis, dan
sistematis. Ini dpt berpengaruh kpd sikap dan tindakan
seseorang
Manfaat Belajar Filsafat
 Untuk menjajagi kemungkinan adanya
pemecahan terhadap problema filsafat.
 Pengkajian filsafat dapat membawa pada
perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar
seseorang, yang dapat mempengaruhi arah
kehidupan pribadi maupun profesinya
 Pengkajian filsafat dapat membuahkan
kebebasan dari dogmatisme, toleransi terhadap
pandangan berbeda, serta kemandirian secara
intelektual
Filsafat Sebagai Sistem
Ontologi
 Cabang ini menguak tentang objek apa yang
di telaah ilmu?
 Bagaimana ujud yang hakiki dari objek

tersebut ?
 bagaimana hubungan antara objek tadi

dengan daya tangkap manusia (sepert


berpikir, merasa dan mengindera) yang
membuakan pengetahuan?
Epistimologi
 Menjawab bagaimna proses yang memungkinkan
di timbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
 Bagaimana prosedurnya?
 Hal-hal apa yang harus di perhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar?
 Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
 Apakah kriterianya?
 Cara/tehnik/sarana apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa
ilmu?
Aksiologi
 Menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu di pergunakan?
 Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
 Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral?
 Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional?
Komponen Keilmuan

Tiga Asas Keilmuan

Ontologi Epistemologi Aksiologi


Komponen Keilmuan
 Ontologi • Merupakan batas wilayah yang menjadi objek penelaahan
• Batas wilayah yang ditelaah adalah segala sesuatunyang
berada dalam jangkauan indrawi.

 Epistemologi • Bagaimana cara memperoleh / mendapatkan ilmu


• Langkah yang ditempuh melalui kerangka pemikiranyang
logis, deduksi menjadi hipotesis dan verifikasi menguji
hipotesis

 Aksiologi • Cara menggunakan / memanfaatkan ilmu


• Azas pemanfaatan pengetahuan ilmiah (ilmu) untuk
kemaslahatan manusia
Kegiatan Keilmuan

AKSIOLOGI
Penarikan
Kesimpulan Proses Empiris
Pengujian Hipotesis
EPISTEMOLOGI

Perumusan
Hipotesis
Kerangka Berfikir
dan Premis Proses Rasional

Penetapan
Masalah
ONTOLOGI
CIRI DAN PRINSIP BERFILSAFAT

 CIRI-CIRI BERFIKIR FILOSOFIS


 Radikal  mendasar, mendalam
 Integral  kesatuan unsur-unsur intrinsic
 Komphrehensif  kesatuan dg unsur-unsur lain yg
relevan  menyeluruh
 Sistematik bertahap & bertanggungjawab

 PRINSIP-PRINSIP BERFIKIR FILOSOFIS


 Principium Identitatis  A = A
 Principium Contradictionis  A >< B
 Principium Exclusi tertii  A=A / A=B
 Principium Sufficient Reason  If A=B harus ada alasan
cukup
 Principium Exemplaris  Ada example, contoh/bukti
nyata.
PRINSIP-PRINSIP BERFIKIR FILOSOFIS

 Principium Identitatis  A = A
 Principium Contradictionis  A >< B menggambarkan hukum
tanpa pertentangan (principium contradictionis). Artinya, tidak
mungkin sesuatu itu pada saat bersamaan adalah "sesuatu itu
dan bukan sesuatu itu”
 Principium Exclusi tertii  A=A / A≠B sesuatu mestilah A atau
bukan A dan tidak ada kemungkinan ketiga sebagai jalan
tengah.
 Principium Sufficient Reason (no contradiction If A=B
harus ada alasan cukup ; menggambarkan hukum kecukupan
alasan atas perubahan (principium rationis sufficientis). Artinya,
jika perubahan terjadi pada sesuatu, maka perubahan itu
niscaya memiliki alasan yang cukup. Hal itu berarti bahwa tidak
ada perubahan yang terjadi begitu saja tanpa penjelasan
rasional yang memadai sebagai penyebab perubahan itu.
 Principium Exemplaris  Ada example, contoh/bukti nyata.
Tugas filsafat
 Tugas kritis adalah tugas filsafat untuk mencegah
pembatuan klam kebenaran, dominasi dan hegemoni
kebenaran tertentu.
 Tugas kritis filsafat adalah mengingatkan ketidak
sempurnaan kemanusiaan kita yang akan membawa kita
kepada kerendah hatian. Kita diingatkan untuk menjadi
sempurna ada proses yang harus dijalani.
 Tigas kritis ditandai dengan adanya pertanyaan2 filosofis.
Sedangklan tugas konstruktif ditandai dengan proposisi2
atau pernyataan2 yang berisi simpulan atau thesis jawaban
atas problem yang dimunculkan dalam pertanyaan2.
 Jadi tugas kritis adalah tugas yang mencoba
mempertanyakan kembali ukuran2 penilaian yang kita
gunakan, bahkan mempertanyakan kita sebagai subyek
yang mengeluarkan penilaian.
Tugas filsafat lanjutan

 Tugas konstruktif, filsafat mencoba menyususn


sebuah gambar besar dari semesta realitas yg
kita hadapi, dimana setiap unsur tersebut
menempati tempat yang tepat dalam gambar
yang kita susun tersebut, dan itu menjadi
pengalaman hidup kita. tugas konstruktif
membuat kita dapat mengidentifikasi sesuatu
sebagai entitas atau kesatuan dari mozaik2
pengalaman.
*)Antonius cahyadi, E.Fernando M. Manullang, Pengantar ke Filsafat hukum, Prenada media group, Jakarta, 2007.
*)Surajiyo, Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2013.

Anda mungkin juga menyukai