Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK

13

ANESTHESIOLOGY
Enggelin Stevy Monica C Molenaar
Meiranty Ningrum Riellya Tamaleroh
Envhi W.A. Pareme Reza I Kabes
Yakobus A Soububer Niluh Putu Asrini Dewi
Muh.Syaifullah M.Maada Sondi V Lumban Batu
TRANSFUSI
DARAH
TRANSFUSI

– Adalah transfer darah atau komponen darah dari donor ke


resipien.
– Bahan-bahan yang dapat ditransfusikan adalah:
• Darah utuh (Whole Blood)
• Komponen darah
Penggolongan darah

Jenis Antibodi Kekerapan


Golongan A Anti B 45%
Golongan B Anti A 8%
Golongan AB - 4% (resepien universal)
Golongan O Anti A, Anti B 43% (donor universal)
Darah utuh (WB)
1 unit darah (250-450mL) dengan antikoagulan

– Darah utuh sangat segar: disimpan <6 jam, masih lengkap


mengandung trombosit dan faktor pembekuan
– Darah utuh segar: umurnya 6 jam-24 jam, komponen =
DUSS
– Darah utuh simpan, umumnya >24 jam – 3-5 minggu.
Mengandung eritrosit, albumin dan faktor pembekuan
darah yang umurnya panjang (selain faktor V dan VII)
Indikasi penggunaan darah
utuh (WB)

– Untuk mengganti kehilangan eritrosit yang disertai penurunan


volume darah dalam sirkulasi.
– Umumnya diberikan pada perdarahan yang melebihi 25%
volume darah dalam 2-4 jam.
– Walaupun jumlah darah yang hilang sukar ditentukan secara
langsung, tetapi secara tidak langsung dapat diperkirakan
dengan melihat tanda-tanda:
 Hipovolemia
 DOCC (Defisit Oxygen Carrying Capacity)
 % EBV
10-15% .......... Minimal
15-25% .......... Presyok, akral mulai dingin
25-35% ........... Syok, perfusi menurun, hipotensi, tachycardia
>35%-40% ....... Syok berat, tensi tidak teratur, nadi tak teraba
 <25% vol.darah = ELEKTROLIT
 30-50% vol.darah = ELEKTROLIT + PRC / WB
 1 liter (4 unit @250 cc) dalam 2-3 jam.
Komponen Darah

Sentrifugasi

Aferesis
PRC (Packed Red Cell)

Satu unit PRC (450cc) diperkirakan dapat meningkatkan kadar


Hb orang dewasa t 1 g/dl.
lndikasi PRC:
– Sangat penting untuk pasien yg mempunyai risiko untuk
sirkulasi overload.
– Pasien anemia berupa hipovolemia (anemia kronis,
anemia aplastik, leukemia, thalassemia, gagal ginjal
kronis, pedarahan kronis)
WRC (Washed Red Cell)

– Adalah PRC yg dicuci secara otomatis maupun manual


menggunakan larutan isotonik salin. → bila dicuci manual
harus ditansfusikan dalam 24 jam, krn berpotensi trj
kontaminasi bakteri.
– lndikasi WRC: pasien yang perlu transfusi berulang-ulang
dan untuk mencegah pasien mengalami reaksi alergi.
TC (Trombocyte Concentrates)

– lsi utama Trombosit pekat adalah trombosit.


– Lama simpan: 3 hari tanpa goyangan dan 5 hari dengan
goyangan.
– Peningkatan post transfusi pada dewasa, rata-rata 5.OO0-
10.000/uL.
– lndikasi:
 Mencegah dan mengatasi perdarahan pasien
trombositopenia dan pasien yg mengalami gangguan
fungsi trombosit.
 Trombositopenia berat (leukemia akut, anemia aplastik)
FFP (Fresh Frozen Plasma)

– Dibekukan dalam 6-8 jam setelah pengambilan, disimpan


suhu -18⁰C. Karena diproses sedemikian cepat, plasma
beku segar juga mengandung faktor koagulasi labil (Vlll, V),
semua faktor pembekuan lainnya dan protein plasma.
– lndikasi: untuk mengatasi defisiensi faktor koagulasi
dengan gangguan hemostatik di mana masih belum
diketahui faktor pembekuan apa yang menjadi penyebab.
Cryoprecipitate

– lsi utama kriopresipitat adalah faktor pembekuan Vlll,


Faktor pembekuan Xlll, Faktor von Willebrand dan
Fibrinogen.
– lndikasi: defisiensi fibrinogen, Penyakit von Willebrand,
hemofilia A.
Albumin

– Albumin merupakan protein plasma yang penting untuk


mempertahankan tekanan osmotik.
– lndikasi:
 Hipoalbumin yang tidak respon terhadap albumin
terapi
 Gangguan sintesis: penyakit hepar, malnutrisi, sindrom
nefrotik.
INDIKASI TRANSFUSI
– Operasi untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan dan
volume intravaskular.
– Perdarahan akut hingga hemoglobin <8 g/dl / Htc <30% .
patokan pada ACS (kelas I-IV)
– Indikasi lain adalah bedah mayor dengan kehilangan darah
> 20%. Volume total
American Society of Anesthesiologists

– Hb <6 g/dl dan hampir tidak pernah diindikasikan pada Hb


> 10 g/dl
– Untuk nilai Hb antara 6-10 g/dl, indikasi bergantung pada
resiko komplikasi
– Pemberian transfusi mempertimbangkan fisiologi tubuh
SYARAT TRANSFUSI
BAGI PENDONOR
– Garis besar: Calon donor dengan penyakit: jantung, hati,
paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit pendarahan,
kanker.
– Umur : Donor berumur antara 7 – 60 tahun dapat
menyumbangkan darahnya.
– Berat badan: BB min. 45 Kg = 250cc, BB 55 Kg atau lebih =
450 cc.
– Kadar Hb : Minimal 12,5 g/dl
– Tekanan darah: Sistole: 100-180 mmHg, Diastole: 50-100
mmHg.
– Nadi : Denyut nadi berkisar 50-100/menit, teratur tanpa
denyut patologis
– Kehamilan: selama hamil dan menyusui tidak
diperkenankan.
– Interval penyumbang darah: jarak boleh donor minimal 8
minggu / maksimal 5 kali setahun.
PERSIAPAN
TRANSFUSI
Permintaan
darah

Persiapan
sesaat sebelum
Persiapan Penyediaan
pemberian darah
transfusi
Transfusi

Pendistribusian
darah
1.Permintaan darah

– Beberapa hal yang berkaitan dengan permintaan darah:


• lndikasi transfusi harus jelas
• Jenis darah yang akan ditransfusikan
• Waktu transfusi
• lnformed consent
• Formulir permintaan darah
• Contoh darah
• Pengiriman contoh darah
2. Penyediaan darah

– Bank darah rumah sakit (BDRS) bertanggung jawab


menyediakan darah yang aman bagi pasien, BDRS akan
melakukan
 Uji cocok serasi, yaitu semua tahapan dalam identifikasi
dan pemeriksaan darah donor dan resipien untuk
memperoleh darah yang dapat bertahan dalam sirkulasi
pasien dan memberiksan efek terapeutik
 Skrining terhadap 4 jenis penyakit infeksi (sifilis, HlV,
hepatitis B, hepatitis C)
– Uji cocok serasi terdiri dari beberapa tiahap:
• ldentifikasi pasien
• Pengambilan, pelabelan dan penanganan spesimen
secara baik
• Melihat riwayat transfusi yang lalu
• Pemeriksaan golongan darah (sistem ABO dan Rhesus)
• Skrining antibodi
• Pemeriksaan reaksi silang (crossmatch)
3. Pendistribusian darah

– Tidak terjadi kesalahan pengambilan darah


– Petugas bank darah yang bertugas memberikan darah
harus yakin bahwa darah yang dikeluarkan untuk segera
ditransfusikan pada pasien
4. Persiapan sesaat sebelum
pemberian transfusi

– Cek identitas pasien, darah/komponen darah, label uji cocok


serasi, dokumentasinya
– Kantong darah harus diperiksa, goyang-goyang kantong darah,
kemudian diamkan sampai dapat dilihat lapisan plasmanya,
periksa tanda-tanda:
• Hemolisis dalam plasma
• Hemolisis antara garis batas eritosit dan plasma
• Tanda-tanda kontaminasi (perubahan wama)
• Bekuan
• Kebocoran/rusak pada kantong darah
CARA MELAKUKAN
TRANSFUSI
– Periksa sifat dan jenis darah.Plasma berwarna hitam/keruh
 tanda hemolisis
– Pasang infus jarum besar #16-18. Jarum kecil #23-25 
hemolisis
– 1 transfusi set digunakan untuk 2-4 unit darah
– Vena terbaik  bagian dorsal tangan
– Pada 100 ml pertama  hati-hati dan perlahan-lahan 
deteksi dini reaksi transfusi
KOMPLIKASI/REAKSI
TRANSFUSI
Reaksi ringan

– Geiala muncul beberapa menit setelah transfusi diberikan


berupa urtikaria, rash dan gatal akibat dikeluarkannya
histamin secara lokal, yang terjadi akibat hipersensitivitas
terhadap protein yang terdapat dalam plasma donor
Reaksi sedang

– Pada 1-2% pasien yang mendapat transfusi trombosit,


terutama secara reguler, ditemukan demam atau rigor. Hal ini
dapat disebabkan karena leukosit yang ada dalam komponen
yang disimpan melepaskan sitokin, atau reaksi antara leukosit
donor dengan antibodi dalam plasma resipien yang
mengakibatkan terbentuknya pirogen.
– Gejala klinik biasanya muncul dalam waktu 20-60 menit
setelah transfusi diberikan, antara lain flushing, urtikaria,
rigors, demam, restlessness, dan takikardi. Pasien akan merasa
gelisah dan mengeluh sakit kepala, gatal, berdebar-debar, dan
sesak nafas.
Reaksi berat dan
mengancam jiwa

– Penyebab tersering reaksi transfusi berat: hemolisis


intravaskular akut, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan, reaksi anafilaktik, dan Transfusion
Associated Lung lnjury (TRALI)
– Gejala klinik dapat berupa rigors, demam, restlessness,
syok, takikardi, hemoglobinuria dan pendarahan (DlC).
Pasien merasa gelisah, nyeri dada, sesak nafas hebat dan
bernafas tersengal-sengal, nyeri punggung, serta sakit
kepala.
Reaksi transfusi lambat

– Transfusion Transmitted Infections


 Penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi
antara lain: HIV, Hepatitis B/C, sifilis, Chagas, Malaria
dan sitomegalo virus. Sedangkan yang jarang ditemukan,
misalnya Human parvovirus B19 dan Hepatitis A
– Reaksi lain
 Reaki lain yang dapat ditemukan akibat transfusi
misalnya: delayed hemolitic transfusion reaction, post
transfusion purpura dan hemokromatosis

Anda mungkin juga menyukai