Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Pembimbing :
dr Elisabeth Meyni Marpaung Sp.KJ

Maryon D Ayomi
Background
Pendahuluan
• Mencegah relaps
Tujuan
• Program pengobatan
pengobatan Ulang / Rehospitalisasi
skizofrenia

Injeksi •Mencegah Relaps


antipsikosis •Dengan mengurangi
kerja lama ketidaktaatan pengobatan
(LAI)
Penelitian sebelumnya :
1. Kinetik antipsikosis LAI
2.Hubungan konsentrasi plasma dengan gejala psikosis
3. Konversi dari Oral ke Injeksi

Namun belum ada tentang :


1. Tempat injeksi
2. Ukuran jarum injeksi
3. Konsentrasi 9 – OH –Ris
4. Gejala psikosis dan reaksi pada tempat injeksi

Maka Penelitian ini dibuat untuk mengetahui hal diatas


Tujuan

Menentukan ukuran jarum yang


sesuai untuk injeksi RLAI

1. Mencari hubungan perbedaan


Farmakokinetik dengan gejala
Psikosis sesuai ukuran jarum

2. Mencari hubungan ukuran


jarum dengan reaksi kulit pada
tempat injeksi
Metode
• Penentuan tempat injeksi menggunakan
Metode USG
pengumpulan • Alat pengukuran dan Metode analisis
• Waktu Penelitian
Data • Alat pemisah untuk ukuran jarum

Sampel dan • Sampel


Lokasi • Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
• Penentuan dalamnya injeksi jarum
Penelitian
Metode Pengumpulan Data

• Menentukan sudut yang tepat untuk injeksi


Pengukuran • Dengan menentukan DEUF (Jarak dari
menggunakan epidermis ke bawah fasia M. Gluteus
USG maksimus dan gluteus medius) serta DEI
(Jarak antara epidermis ke tulang ileus)

Alat pengukuran
dan Metode • Dilakukan oleh Psikiatri berpengalaman
dengan berpedoman pada skala PANSS
Analisis setiap 2 minggu sekali
Waktu penelitian Penelitian dilakukan mulai Desember 2013 sampai mei
2014

Pembatas ukuran jarum


Sampel dan Lokasi Penelitian
Sampel Penelitian 26 Pasien yang didiagnosis skizofrenia, diantaranya 18
laki – laki dan 8 perempuan yang telah diterapi RLAI
Kriteria Inklusi dan Kriteria Kriteria Inklusi :
Eksklusi 1. pasien umur 20 tahun atau lebih (sudah
menandatangani informed concent)
2. Pasien skizofrenia sesuai kriteria DSM IV
3. Pasien yang mendapat terapi RLAI (Minimal 8
bulan)
Kriteria eksklusi :
1. Pasien dengan riwayat hipersensitifitas terhadap
Risperidon.
2. Pasien dengan scor PANNS ≥ 130

Lokasi Penelitian Okehazama Hospital Fujita Kokoro Care Centre, Aichi –


Japan
Hasil
Keterbatasan penelitian
Jumlah sampel yang kurang - Membatasi hasil penelitian

Waktu yang diperlukan untuk Sulit diterapkan dalam praktek


menentukan daerah INJEKSI klinis
terlalu lama
Pertimbangan Untuk Penelitian
Selanjutnya
- Lakukan evaluasi pada muskulus tempat injeks
dengan atau tanpa ultrasonik setiap kali
penyuntikan.
- Hal ini mengurangi risiko terjadinya
penyuntikan yang terlalu dangkal yang dapat
menyebabkan reaksi kulit dan juga terlalu
dalam yang dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan nervus.
Kesimpulan
• Tidak ada perbedaan signifikan antara ke 2 grup (grup S
dan grup D) dalam hal konsentrasi 9 – OH – Ris, Gejala
psikosis dan reaksi pada daerah injeksi.
• Namun pada penelitiannya ukuran jarum 50 mm (grup
D) dinilai lebih sesuai untuk injeksi dorsogluteal RLAI
karena pada penelitian ditemukan reaksi kulit tempat
injeksi sebesar 46% pada kelompok yang di injeksi
menggunakan jarum ukuran 20 mm ( grup S )
dibandingkan dengan yang didapatkan pada kelompok
D yaitu 15%.

Anda mungkin juga menyukai