bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia KEBUDAYAAN adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil cipta, karsa dan rasa manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat Wujud Kebudayaan: 1) Wujud Ideal, 2) Wujud Tingkah Laku, 3) Wujud Benda Unsur-unsur kebudayaan UNIVERSAL terdiri dari tujuh macam, yaitu : 1. Bahasa, 2. Sistem teknologi, 3. Sistem mata pencaharian, 4. Organisasi sosial, 5. Sistem pengetahuan, 6. Religi, 7. Kesenian Sendi perumusan prinsip-prinsip kebudayaan islam antara lain : 1. Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua ciptaan. 2. Diembankan amanah khalifah kepada manusia. 3. Manusia diberi potensi yang lebih dibanding makhluk lainnya. 4. Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada manusia, baik tanah, air, angin, tumbuhan dan hewan. 5. Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Prinsip-prinsip yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan yang Islami: 1. Dibangun atas dasar nilai-nilai Illahiyah. 2. Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia. 3. Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam dan penghuninya. 4. Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai kemampuan maksimal manusia. 5. Keseimbangan individu, sosial dan anatara makhluk lain dengan alam merupakan cita tertinggi dari kebudayaan. Menurut islam seni bukan sekedar untuk seni yang absurb dan hampa nilai (laghwun). Keindahan bukan berhenti pada keindahan dan kepuasan estetis, sebab semua aktifitas hidup tidak terlepas dari lingkup ibadah yang universal. Seni islam harus memiliki semua unsur pembentuknya yang penting yaitu ; jiwanya, prinsipnya, metode, cara penyampaiannya, tujuan dan sasaran. Motivasi seni islam adalah spirit ibadah kepada Allah swt, bukan mencari popularitas ataupun materi duniawi semata. Seni islam harus memiliki risalah dakwah melalui sajian seninya yaitu melalui tiga pesan : a. Ketauhidan : dengan menguak dan mengungkap kekuasaan, keagungan dan transendensi (kemahaannya) dalam segala- galanya, ekspresi dan penghayatan keindahan alam, ketakberdayaan manusia dan ketergantungannya terhadap Allah, prinsip- prinsip uluhiyah dan 'ubudiyah. b. Kemanusiaan dan penyelamatan HAM serta memelihara lingkungan : seperti mengutuk kedzaliman/penindasan, penjajahan, perampasan hak, penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, memberantas kriminalitas, kejahatan, kebodohan, kemiskinan, perusakan lingkungan hidup, menganjurkan keadilan, kasih sayang, kepedulian sosial- alam dsb. c. Akhlak dan Kepribadian Islam : seperti pengabdian, kesetiaan, kepahlawanan atau kesatriaan, solidaritas, kedermawanan, kerendahan hati, keramahan, kebijaksanaan, perjuang atau kesungguhan, keikhlasan, dst. Juga penjelasan nilai-nilai keislaman dalam berbagai segi menyangkut keluarga dan kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi, dan politik Diantara kaidah-kaidah (rambu-rambu) yang menjadi kriteria seni dalam Islam menurut Yusuf al-Qaradhawi, adalah : Harus mengandung pesan-pesan kebijakan dan ajaran kebaikan diantara sentuhan estetikanya agar terhindar laghwun (perilaku absurdisme, hampa, sia-sia) Menjaga dan menghormati nilai -nilai susila islam dalam pertunjukannya Tetap menjaga aurat dan menghindari erotisme dan keseronokan Menghindari semua syair, teknik, metode, sarana dan instrumen yang diharamkan syari'at terutama yang meniru gaya khas ritual religius agama lain (tasyabbuh bil kuffar) dan yang menjurus kemusyrikan Menjauhi kata-kata, gerakan, gambaran yang tidak mendidik atau meracuni fitrah Menjaga disiplin dan prinsip hijab Menghindari perilaku takhnnus (kebancian) Menghindari fitnah dan prkatek kemaksiatan dalam penyajian dan pertunjukannya, Dilakukan dan dinikmati sebatas keperluan dan menghindari berlebihan (israf dan tabdzir) sehingga melalaikan kewajiban kepada Allah. Puncak dari manifestasi seni islam adalah al- Quran. Maka dari itu ukuran jiwa seni bagi setiap muslim itu adalah seberapa besar kesadaran dan penghayatan nilai-nilai al- Quran tersebut menumbuhkan kesadaran terhadap ayat-ayat Tuhan lainnya, yakni jagad raya ini (ayat kauniyah). Artinya, estetika dan harmoni seni islam tidak saja diwarnai oleh nilai-nilai al-Quran, lebih jauh seni islam terhampar pada gelaran jagad raya yang tiada cacatnya. Semuanya Allah ciptakan dengan kecermatan yang sempurna, tidak ada segi dan unsurnya yang sia-sia atau kerancuan (bathilah), semua serba melengkapi dan mendukung membentuk kesatuan fitrah panorama yang indah (QS Ali 'Imran/3:190-191)