Anda di halaman 1dari 54

Pyoderma

(Furunkel) Radita Haura F.


Huda Kholid Jamal A.

PERSEPTOR : PERSEPTOR: VINA FERIZA DR., SP.KK


IDENTITAS PENDERITA
 Nama : An. Nasyila Nama Ibu : Iyang
 Umur : 7 tahun Umur : 30 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT
 Suku bangsa : Sunda
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Antapani
 Tgl pemeriksaan : 22 November 2017
Keluhan Utama
 Bisul di kepala, tangan, jari tangan dan paha sebelah kiri yang
terasa gatal dan nyeri

 Anamnesa Khusus
Pasien mengeluhkan bisul di kepala sejak 5 hari yang lalu.
Awalnya, bisul terasa gatal. 3 hari yang lalu, jari tangan kiri pasien
terkena lilin dan kemudian tumbuh bisul di tempat yang sama.
Satu hari yang lalu, bisul bertambah di daerah lengan bawah
dan paha kiri. Pasien juga mengeluhkan demam dan bisul di
bagian kepala dan lengan kiri pecah serta mengeluarkan cairan
berwarna kuning kental dan berbau. Karena keluhannya pasien
berobat ke puskesmas Pasundan.
Anamnesa Khusus cont'd
Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien.
Sebelum keluhan ini, tidak ada keluhan apapun pada kulit pasien
maupun keluarga. Riwayat batuk pilek sebelumnya disangkal. Riwayat
alergi pada pasien dan keluarga disangkal. Pasien juga belum
berobat sebelumnya. Keluhan nyeri tenggorokan, benjolan pada
bagian lipat paha, dan gangguan BAK tidak dirasakan pasien.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
TD tidak diperiksa, nadi 92x/menit, respirasi 20x/mnt, suhu
afebris

Status Generalis :
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
lihat status dermatologis
Thorax dan abdomen : dalam batas normal
Lipat paha : KGB tidak teraba membesar
Status dermatologicus
 Distribusi : Regioner
 Ad Regio : kepala, lengan kiri, jari tangan kiri, paha kiri.
 Karakteristik lesi :
 Multipel, diskret, bentuk bulat, tepi ireguler, ukuran terkecil 0,5 x 0,5 x 0,1 cm sampai dengan
ukuran terbesar 1 cm x 0.8 x 0,1 cm, batas tegas, sebagian cekung, sebagian elevasi, dan
kering

 Efloresensi :
 Pustul, krusta, makula hipereritem, skuama
USUL PEMERIKSAAN
 Gram staining
 Kultur dan uji resistensi

DIAGNOSA BANDING
 Furunkel
 Karbunkel
DIAGNOSIS KERJA

 Furunkel
PENATALAKSANAAN
 Umum
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya disebabkan oleh
infeksi bakteri.
 Meningkatkan personal hygiene (bisa menggunakan chlorexidine 4%)
 Menjelaskan cara penggunaan obat, pemakaian obat harus benar
serta kontrol secara teratur.
PENATALAKSANAAN
 Khusus
 Topikal
 Kompres hangat dan tutup lesi yang terbuka untuk mencegah
autoinokulasi
 Mupirocin 2% ointment 2x sehari
 Sistemik
 Dicloxacillin 4 x 250-500 mg selama 5-7 hari
 untuk susp. MRSA: vancomycin 1-2 g IV dalam dosis terbagi selama 7 hari
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
PIODERMA
 DEFINISI PIODERMA
Pioderma adalah infeksi bakteri pada kulit. Penyebab
paling umum: Staphylococcus aureus atau
Streptococcus sp. (impetigo, ektima, folikulitis,
furunkulosis, karbunkel, selulitis, erisepelas)
 FAKTOR PREDISPOSISI
• KLASIFIKASI
• Immunosupresi
a. Primer
• Terapi glukokortikoid
b. Sekunder
• Atopik dermatitis
• Jejas jaringan sebelumnya (luka paska bedah, luka
bakar, trauma, dermatitis)
• Inflamasi
FURUNKEL & KARBUNKEL
• Definisi : Furunkel (BISUL)  peradangan folikel rambut dan sekitarnya, yang dapat berasal dari folikulitis
atau dari nodul yang terletak lebih dalam. Karbunkel  kumpulan furunkel, lebih besar dan lebih dalam
dan memiliki beberapa muara di dalamnya.
• Etiologi : Staphylococcus aureus
• Faktor Risiko : Hygiene buruk, infeksi piogenik dalam keluarga,
trauma okupasi, obesitas, infeksi (dermatitis atopik, pedikulosis,
skabies, ekskoriasi) sebelumnya, riwayat DM, malnutrisi
• Klinis :
 Lesi nyeri. Dapat timbul demam dan malaise
 Predileksi : daerah berambut dan mudah terkena gesekan (bokong, leher, wajah, aksila, sekitar ikat
pinggang)
 Furunkel: lesi dapat 1 atau banyak, mula2 nodul merah, kemudian menjadi pustula dan mengalami
nekrose (dalam 2-21 hari), menyembuh setelah pus keluar kemudian sikatriks.
 Karbunkel: nodul kemerahan dan sangat nyeri, beberapa hari ukuran membesar, kemudian 5-7 hari pus
keluar, tampak nodul menggaung atau luka dalam. Penyembuhan  jaringan parut
FURUNKEL & KARBUNKEL
FURUNKEL & KARBUNKEL
FURUNKEL & KARBUNKEL
FURUNKEL & KARBUNKEL
 Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan mikroskopis dan pewarnaan gram
 Diagnosis Banding : akne furunkuloid (nodul tidak hangat, pewarnaan gram ditemukan P. acnes),
hidradenitis supurativa, ruptur kista epidermal, abses apikal dentis
 Tata Laksana :
1. Umum  Memperbaiki hygiene, faktor predisposisi dihilangkan
2. Khusus  Topikal (bila 1/ beberapa furunkel) kompres dulu sampai lesi kering, berikan antibiotik
topikal (Neocitrin Oinment)
Sistemik  penisillin (dikloksasilin 250-750 mg 4-6x/ hari per oral), klindamisin (150-300 mg/hari),
eritromisin (250-500 mg/hari).
Jika infeksi berat, curiga (CA-MRSA), berikan vankomisin 1-2 gram IV/hari minimal 1minggu.
3. Insisi adalah pilihan terakhir, setelah supurasi .
Folikulitis
Definisi

Merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut (bagian atas) dan struktur perifolikuler.

Penyebab

Stafilokokus.

Epidemiologi

Sering terjadi pada anak-anak di daerah tropis, padat dan higiene buruk.

Faktor predisposisi: area kulit berambut yang tertutup memfasilitasi tumbuhnya bakteri. Contohnya: tertutup baju, film
plastik, plaster, posisi (duduk, berbaring), sela sela

Meningkat pada keadaan temperatur tinggi dan lembab

Manifestasi klinis

- distribusi : ekstremitas bawah, aksila, bokong, dari dewasa dan kulit kepala pada anak anak

- lesi berupa papula, pustula yang fragil, kadang tampak rambut menembus pustula. Pustula pecah membentuk krusta
pada folikel rambut.

- biasanya tidak nyeri atau sedikit nyeri dan bisa terasa gatal
Sycosis barbae.
Deep
staphylococcal
folliculitis of the
mustache
region.

Pseudofolliculitis
barbae. Multiple
papules
in the lower
beard area
caused by
ingrowing of the
curved
hair shaft in a
black man who
shaves. If
pustules are
present,
secondary
Staphylococcus
aureus infection
must
be ruled out.
Infectious
folliculitis,
superficial: S.
aureus
Numerous
follicular
papules and
pustules on the
face of a
female with
advanced HIV
disease.

Infectious folliculitis, superficial: S. aureus


Numerous follicular papules and pustules in the
shaved beard area with impetigo on the angle
of the lips.
Infectious folliculitis,
deep (sycosis): S.
aureus Confluent
follicular pustules
forming a tender,
thick, erythematous
plaque on the
moustache area. The
differential diagnosis
includes tinea barbae
with kerion formation.
Infectious folliculitis: P.
aeruginosa or "hot tub"
Multiple follicular pustules
are present on the trunk,
appearing 3 days after
bathing in a hot tub. P.
aeruginosa was isolated
on culture from a lesion.
The lesions resolved
spontaneously within a
week
Infectious folliculitis:
dermatophytic Multiple
follicular papules on the
sacral area; similar
eruptions were present on
the thighs. The patient was
an HIV-infected male, who
had been treated with
topical glucocorticoids
and antifungal agents
without response. The
lesions resolved with oral
terbinafine therapy.
Infectious folliculitis:
Malassezia furfur
Multiple, discrete,
follicular papulopustules
on the back, mimicking
acne vulgaris. Lesional
biopsy showed yeast
forms of Malassezia
furfur. The lesions
resolved after treatment
with oral itraconazole.
Infectious folliculitis:
herpes simplex virus
Discrete and grouped
pustules and erosions in
the beard area of an
otherwise healthy 40-
year-old male. HSV was
isolated on culture. The
initial diagnosis was S.
aureus folliculitis;
however, no pathogens
were isolated on
bacterial culture. There
was no response to
dicloxacillin, but lesions
resolved with oral
Klasifikasi

1. Folikuitis superfisialis ( Impetigo Bockhart )

Predileksi : Tungkai bawah

Gejala : Papula, pustula eritematus dengan bagian tengahnya tampak rambut

2. Folikulitis profunda ( Sycosis Barbae )

Predileksi : Bibir atas dan dagu

Gejala : Nodul, kumpulan pustula yang tersebar. (Dibedakan dengan dermatofit: +rontok)

Diagnosis banding

akne vulgaris, rosasea, dermatitis seboroik

Terapi

topikal : basitrasin atau mupirosin 2%

sistemik : eritromisin, klindamisin.


IMPETIGO
 DEFINISI:
Infeksi bakteri pada epidermis (hanya sebatas dibawah
stratum corneum atau mengenai folikel rambut).
 KLASIFIKASI
impetigo bullosa atau non-bullosa (krusta)
Impetigo Non Bullosa Impetigo Bulosa
Etiologi Streptococcus β-hemolyticus grup A Staphylococcus aureus
Usia Anak dan dewasa Newborn atau infant

Wajah (terutama sekitar lubang hidung


Tempat predileksi dan mulut) Daerah lipatan
Ekstremitas paska trauma

Eritema disertai vesikel/pustul yang Vesikel  progresif  bula yang


pecah menyebabkan erosi yang mengandung cairan berwarna
Lesi Kulit kemudian ditutupi krusta berwarna keruh atau kekuningan, batas
kuning keemasan seperti madu (honey- tegas, tanpa disertai eritema di
colored crust) sekitarnya
Impetigo Non Bullosa
(Krustosa) Impetigo Bulosa
DIAGNOSIS
 Ditegakkan melalui pemeriksaan gram atau kultur
bakteri yang menunjukkan adanya infeksi bakteri
Streptococcus β-hemolyticus grup A atau
Staphylococcus aureus
Impetigo Non Bullosa Impetigo Bulosa
Etiologi Streptococcus β-hemolyticus grup A Staphylococcus aureus
Usia Anak dan dewasa Newborn atau infant
Wajah (terutama sekitar lubang
Tempat predileksi hidung dan mulut) Daerah lipatan
Ekstremitas paska trauma
Vesikel  progresif  bula
Eritema disertai vesikel/pustul yang
yang mengandung cairan
pecah menyebabkan erosi yang
berwarna keruh atau
Lesi Kulit kemudian ditutupi krusta berwarna
kekuningan, batas tegas,
kuning keemasan seperti madu
tanpa disertai eritema di
(honey-colored crust)
sekitarnya
Diagnosis Banding
Diagnosis Banding
 Ektima merupakan infeksi kulit yang melibatkan dermis

Impetigo Ektima
Waktu Hari-minggu Minggu-bulan
Gatal, terutama
yang muncul
Keluhan Nyeri
bersamaan dengan
dermatitis atopik
KOMPLIKASI

 Jika tidak diobati, lesi menjadi lebih ekstensif dan ektima, serta
dapat menginfeksi lebih jaringan lebih dalam dan jaringan lunak 
erisepelas dan selulitis
 Bakteremia menyebabkan osteomyelitis, septic arthritis,
pneumonitis, septisemia
 Glomerulonephritis.
PENATALAKSANAAN
 UMUM
• Edukasi mengenai penyakit, pengobatan, higienitas, faktor resiko
 KHUSUS
 Topikal
• Kompres NaCl 0,9% (krusta)
• Mupirosin 2% 3x/hari selama 7 hari
 Sistemik
• Dikloksasilin 250-500mg PO 4x/hari selama 5-7 hari
• Amoksisilin/Asam klavulanat 625mg PO 3x/hari selama 10 hari
• Azitromisin 500mg hari pertama, 250mg selama 4 hari
Ektima
Definisi

Merupakan perkembangan lanjut impetigo yang tidak diterapi yang menyebabkan infeksi menyebar
hingga dermis (beberapa minggu), yan ditandai dengan erosi atau ulser yang berkrusta.

Penyebab

Streptokokus grup A dan S. aureus (paling banyak)

Epidemiologi

Hampir seluruh kasus mengenai anak-anak umur 6 bulan-18 tahun. Disebabkan oleh seringnya terjadi
trauma

Predisposisi: biasanya berkembang dari: lesi -ekskoriasi, gigitan serangga, trauma minor pada diabetes,
orang tua, tentara dan alkoholik- yang tidak terobati

Manifestasi klinis

- Predileksi : ekstremitas bawah (lesi rekuren akibat trauma), khususnya punggung kaki dan bagian
anterior os tibia dan bokong, lutut serta area yang terkena gigitan serangga atau garukan (terutama
bila area tersebut kotor)

- Lesi awal berupa vesikel superfisial berubah menjadi vesikopustula dan menjadi krusta berwarna kuning
Komplikasi

1. Penyebaran karena otoinokulasi atau karena adanya insect vector

2. Sekuele postinfeksi streptokokus (glomerulonefritis)

3. lymphangitis, suppurative lymphadenitis, cellulitis or erysipelas, bacteremia, septicemia

4. guttate psoriasis, scarlet fever

Pemeriksaan Laboratorium

gram stain dan kultur

Diagnosis banding

Perioral dermatitis, seborrheic dermatitis, allergis contact dermatitis, herpes simplex, insect bite
Terapi

Umum: Menjaga kebersihan kulit dan mencegah terjadinya trauma

Khusus:

- Pengangkatan krusta diikuti pemberian antibiotik tipokal (Salep Mupirocin)

- Kompres terbuka

- Antibiotik oral: eritromisin, doksisiklin

- Parenteral (bila lesi diseminata)

Prognosis

- Bisa terjadi rekurensi karena gagal menghilangkan bakterinya atau reinfeksi dari anggota
kelluarga

- Biasanya sembuh dengan scar


ERISIPELAS & SELULITIS
• Definisi : erisipelas  peradangan infeksi akut berupa eritema merah cerah, berbatas tegas, dan
menyebar ke seklilingnya. Selulitis  peradangan akut menyerang subkutis, biasanya didahului
luka dan trauma.
• Etiologi : Streptococcus B-hemolyticus grup A
• Faktor predisposisi : malnutrisi, diabetes, penurunan daya tahan tubuh, serta kebersihan diri yang
kurang baik
• Klinis :
 Timbul demam, malaise, dan gejala toksis umum
 Predileksi : tungkai bawah (90%), wajah (2,5-10%)
 Edema berwarna merah cerah, berbatas tegas, teraba panas, pinggirnya dapat menonjol
(merupakan tanda akut)
 Dapat disertai vesikel dan bula
 Infiltrat difus subkutan, berbatas tidak tegas  selulitis
ERISIPELAS & SELULITIS
ERISIPELAS & SELULITIS
 Diagnosis Banding :

 Tata laksana:
 Bila tungkai bawah diimobilisasi dan ditinggikan
 Kompres terbuka
 Antibiotik : golongan penisilin
Staphylococcal scalded skin
syndrome (SSSS)
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(ssss)
 Definisi  Riwayat faringitis, rhinitis, konjungtivitis
purulenta, dan otitis media, atau infeksi
Suatu sindrom terdiri dari kelainan kulit umbilikal (pada neonatus)
terbatas maupun luas disertai kelainan
sistemik, ditandai dengan terbentuknya  Didahului iritabilitas dan demam, diikuti
bula pada kulit dan pengelupasan kulit timbulnya makula eritema yang mula-
disertai rasa nyeri. Merupakan suatu mula terdapat pada wajah di daerah
keadaan yg berpotensi membahayakan sekitar mulut dan hidung, disertai kulit
jiwa namun dapat diterapi terasa nyeri

 Etiologi  Erupsi kemudian berkembang menjadi


generalisata, dapat terjadi pada
Toksin exofoliatif yang dihasilkan oleh S. daerah fleksor dan badan, yang dalam
aureus 1-2 hari berkembang menjadi bula
 Diagnosis
Anamnesis
Staphylococcal scalded skin syndrome
(ssss)
 Pemeriksaan Fisik
• Bula generalisata yang terasa nyeri disertai pengelupasan kulit,
didahului infeksi S. aureus
• Nikolsky (+)
• Usia <5 tahun

 Pemeriksaan Penunjang
• Mikroskopis: sel akantolik
• Histopatologis (bila perlu):
 Terdapat bula intraepidermal
 Terdapat celah pada lapisan granular (di bawah stratum korneum)
Staphylococcal scalded skin syndrome
(ssss)
 Diagnosis Banding
• Toxic Epidermal Necrolysis
(TEN)
• Toxic Shock Syndrome (TSS)
• Scarlet Fever
Staphylococcal scalded skin syndrome
(ssss)
 Pengobatan
• Umum:
• Penderita dirawat
• Observasi keseimbangan cairan, elektrolit, dan protein
• Khusus:
• Topikal:
• Sistemik: Antibiotik oral
• Penisilin resisten penisilinase
• Sefalosporin generasi ke-2
• Klindamisin
Staphylococcal scalded skin syndrome (ssss)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai