Anda di halaman 1dari 66

Sistem Respirasi

Enny Listiawati
Stikes Nasional
Sistem Respirasi
 Mensuplai tubuh dengan oksigen
 Menyingkirkan karbondioksida dari
dalam tubuh
 Organ (zona konduksi dan zona
respirasi)
– Hidung (nasal), cavum nasi, dan sinus
paranasales
– Pharynx, larynx, dan trachea
– Bronchus dan cabang-cabangnya
– Paru dan alveolus
Organ Sistem Respirasi
Hidung / Nasal

 Saluran napas
 Melembabkan dan menghangatkan
udara
 Saringan udara inspirasi

 Rongga resonansi suara

 Tempat reseptor nervus I (olfactorius)


Hidung

 Ukuran
bervariasi
 Kulit tipis,
banyak
kelenjar
sebasea

Figure 21.2
Rongga Hidung / Cavum Nasi

 Lubang hidung : nares


 Dipisahkan oleh septum nasi

 Melanjut sebagai nasopharynx


– Apertura nasi posterior – choanae
Figure 21.3a
Mukosa Saluran Napas

 Terdiri dari :
– Epitel kolumner bersilia dan berlapis
semu
– Ada sel goblet yang menghasilkan
mukosa
 Siliaberfungsi untuk mendorong
cairan mukosa ke posterior
Choncae Nasalis

 Superior dan media – bagian dari os


ethmoid
 Inferior – tulang terpisah

 Di bagian medial dinding lateral cavum


nasi
Sinus Paranasalis

Figure 7.11a, b
Pharynx

 Saluran yang menhubungkan cavum


nasi dan cavum oris
 Dibedakan menjadi : Nasopharynx,
oropharynx, dan laryngopharynx
Nasopharynx
 Tepat di belakang cavum nasi
 Merupakan jalan udara saja

 Tertutup saat menelan

 Ada tonsilla pharyngea (adenoid) pada


dinding posterior
 Dapat dijumpai muara tuba eustachius
Oropharynx
 Berbentuk seperti gapura
 Dari palatum mole ke epiglotis

 Ada tonsila :
– Palatina – pada dinding lateral fauces
– Lingualis – pada pangkal lidah
Laryngopharynx

 Dilaluimakanan dan udara


 Paralel terhadap larynx dan esophagus
Larynx

 Fungsi :
– Menghasilkan suara
– Saluran napas
– Mengatur makanan dan udara pada
jalannya
Larynx

Figure 21.5a, b
Gerakan pita suara

Figure 21.6
Trachea
 Pipa udara
 Terdiri dari tulang rawan dan selaput
fibro-muskular
 Panjang : 10-15 cm
 Mulai dari vertebra C5 – tepi atas
vertebra T5
 Dibedakan menjadi :
– bagian cervical
– bagian thoracal
Trachea
 Trachea dan bronchus extrapulmoner
memiliki rangka cincin tulang rawan
hialin tidak sempurna
 Cincin trachea pertama dan cartilago
cricoidea dihubungkan oleh lig.
cricotracheale.
Trachea
 Pendarahan trachea :
– A. thyreoidea inferior
– cabang aa. bronchiales
– muara vena ke plexus venosus thyreoidea
inferior
– nnll. pretrachealis dan paratrachealis
 Persarafan trachea :
– cabang tracheal n. vagi
– nn. recurrens
– truncus symphaticus
Thorax
 Bentuk : kerucut terpancung horizontal
 Terbagi menjadi 3 kompartemen utama :
– cavum pleura kanan
– cavum pleura kiri
– mediastinum
 Dinding :
– vertebra thoracicae
– costae
– sternum
Kompartemen Thorax
Thorax
 Pintu atas : apertura thoracis superior
– corpus vertebra thoracica 1
– costa I
– manubrium sterni
 Pintu bawah : apertura thoracis inferior
– corpus vertebra thoracica XII
– costae XI dan XII
– cartilago costae VII – X
– processus xiphoideus
Otot Dinding Thorax
 Otot yang melekat pada dinding thorax 
otot dada dan otot anterolateral dinding
perut
 Otot dinding thorax murni atau sejati
– Mm. intercostales (externi, interni, intimi)
– M. subcostalis
– M. transversus thoracis
– M. serratus posterior superior
– M. serratus posterior inferior
– Mm. levatorus costarum
– Diaphragma
Mm. intercostales
 Mm. intercostales externi
– Arah serabut antero inferior
– Mulai dari tuberculum costae sampai dengan perbatasan
costa dan cartilago costa
– Melanjut menjadi lig. intercostalis externa (membrana
intercostalis anterior)
– Aktif pada inspirasi
 Mm. intercostales interni
– Arah serabut postero inferior
– Mulai dari ujung sternal sampai angulus costae
– Melanjut sebagai lig. intercostalis interna (membrana
intercostalis posterior)
– Aktif pada ekspirasi
 Mm. intercostales intimi
Mm. intercostales dan Diaphragma
Pendarahan Dinding Thorax
 Berasal dari Aa. intercostales
 Aa. intercostales dipercabangkan
dari :
– Aorta thoracalis
– A. intercostalis suprema
– A. thoracica interna
 Aa.intercostalis anterior dan
posterior beranastomosis
membentuk pola semu lingkar
keranjang
Aa. Intercostales
 Aa. intercostales posterior
– I dan II  dari A. intercostales suprema
– III – XI, A. subcostalis (XII)  aorta thoracalis
– Cabang : r. cutaneus lateral, r. posterior, r. collateralis
 Aa. intercostales anterior
– I – VI  a. thoracica anterior
– VII – X  a. musculophrenica
– Tiap sela iga punya 2 aa. intercostales anterior 
beranastomosis dengan a. intercostalis posterior dan r.
collateralis
 Aa. intercostales berjalan dalam sulcus costae
 R. collateralis dan a. intercostalis anterior  pada
tepi atas costae
 Punksi pleura ??
Pembuluh Balik Dinding Thorax
 Vv. intercostales berjalan dalam sulcus
costa
 Muara :
– Posterior  v. azygos dan v. hemiazygos
– Anterior  v. thoracica interna  v.
brachiocephalica
– Kiri atas  V. intercostalis superior/suprema 
v. brachiocephalica sinistra
– Karan atas  v. intercostalis superior/suprema
kanan  v. azygos
Pembuluh Balik Dinding Thorax
Persarafan Dinding Thorax
 Oleh nn. intercostales (R. anterior N.
spinalis thoracalis)
 Cab. terbesar : r. cutaneus lateralis
 Serabut :
– somatomotorik
– somatosensorik
– simpatis postganglioner
 N. intercostalis 6  processus
xiphoideus
 N. intercostalis X  kulit umbilicus
Persarafan Dinding Thorax
Persarafan Dinding Thorax
Aliran Getah Bening
 Bagian dalam dinding thorax
– Nnll. parasternalis (di sekitar a. thoracica
interna)
– Nnll. intercostales (di sekitar capitulum dan
collum costae)
– Nnll. diaphragmaticus (di posterior proc.
xiphoideus)
 Bagian permukaan dinding thorax
– Nnll. axillares
– Nnll. parasternalis
 Truncus broncomediastinalis  ductus
lympathicus dexter (kanan) dan ductus
thoracicus (kiri)
Fungsi Thorax
 Pernapasan

 Melindungi viscera thorax dan


sebagian viscera abdomen
 Mediastinum sebgai saluran struktur
yang melintasi thorax
 Tempat perlekatan sebagian otot
leher, perut, punggung, dan anggota
badan atas
Diaphragma
 Jaringan musculo fibrosa
 Bentuk dua belah kubah
 Tempat lekat :
– processus xiphoideus
– ujung sternal iga dan tulang rawan iga VII –
XII
– proc. transversus V.L I dan corpus vertebra L.
I-II  melalui lig. arcuatum mediale dan
laterale dan crus diaphragmatica
 Centrum tendineum  aponeurosis
berbentuk daun helai tiga, bagian tengah
disebut “cardiac plateau”
Lubang pada Diaphragma
 Hiatus aorticus  aorta descendens, ductus
thoracicus, kadang v. azygos dan hemiazygos
 Hiatus oesophagei  oesophagus, cabang vasa
epigastrica sinistra, n. vagus, pembuluh limfatik
 Hiatus vena cavae  v. cava inferior, cabang n.
phrenicus
 Dua lubang kecil pada crus diaphragmatica  Nn.
splanchnicus major dan minor
 Dua celah kecil pada bagian sternal dan costal 
a. epigastrica superior dan getah bening perut,
hati
 Celah antara bagian costal dan lig. arcuatum
laterae
Diaphragma
Perdarahan dan Persarafan
Diaphragma
 Perdarahan
– a. pericardiophrenica dan a. musculophrenica
 cabang a. thoracica interna
– aa. intercostales 6/7 – 12
– a. phrenica superior  cabang aorta thoracalis
– a. phrenica inferior  cabang aorta
abdominalis
 Persarafan :
– N. phrenicus
– Nn. intercostales 6/7 -12
Fungsi Diaphragma
 Otot pernapasan penting
 Ketinggian diaphragma bervariasi
selama respirasi
 Diaphragma selalu lebih tinggi pada
posisi berdiri atau duduk
Pleura
 Dibedakan menjadi :
– pleura visceralis / pleura pulmonalis
– pleura parietalis
 Berhubungan di sekitar hilus
 Cavum pleura  rongga potential
antara pleura visceralis dan parietalis
 Pelura pulmonalis tidak dijumpai
pada :
– daerah hilus pulmonis
– daerah radix pulmonis
Pleura
Pleura Parietalis
 Dibedakan menjadi :
– Pleura costovertebralis (costalis)
– Pleura diaphragmatica
– Pleura cervicalis (cupula pleura)
– Pleura mediastinalis
 Refleksi :
– refleksi sternal/costomediastinalis
– refleksi costodiaphragmatica
Pleura cervicalis
 Cupula pleura / kubah pluera
 Di atas apex pulmonis
 Setinggi collum iga 1 di posterior
 Diperkuat oleh fascia Sibson (membrana
suprapleural)
 Peralihan antara pleura visceralis dan
parietalis  pleura penghubung
 Pleura penghubung membentuk :
– pembungkus radix pulmonis
– lig. pulmonale
Proyeksi Pleura
 Cupula pleura  Vertebra C7, 2,5 cm dari linea
mediana
 Melanjut ke dorsal articulatio sternoclavicularis
sampai cartilago costa IV
 Kanan  melanjut sampai batas xiphisternal
 Kiri  ke lateral sampai cartilago costa VI
 Refleksi costodiaphragmatica  kanan  mulai
dari proc. xiphoideus  cart. costa 6/7 untuk
capai iga 8 pada linea mid.clav.  costa 10 pada
lin. mid.axillaris  costa 12 tepi atas vertebra
thoracal 10
 Refleksi costodiaphragmatica  kiri  mulanya di
cart. costa 6  seterusnya seperti di kanan
Proyeksi Pleura
Proyeksi Pleura
Pulmo
 Apex

 Basis  bentuk semilunar dan


konkaf
 Tiga tepi

 Dua permukaan
– costalis
– mediastinalis
Radix Pulmonis
 Akar paru yang menghubungkan
permukaan medial paru menuju jantung
dan trachea pada mediastinum
 Dibentuk oleh struktur pipa yang masuk
dan meninggalkanparu :
– bronchus principalis
– a. pulmonalis
– vv. pulmonales
– a. bronchialis dan vv. bronchiales
– plexus otonom pulmonalis
– pembuluh getah bening
– nnll. bronchopulmonalis
Radix Pulmonis
 Susunan radix (horizontal):
– v. pulmonalis  atas ventral
– a. pulmonalis dan bronchus principalis  dorsal
– pembuluh bronchialis  paling dorsal
 Susunan radix (vertikal) kanan :
– bronchus lobaris superior / eparterialis
– A. pulmonalis
– bronchus principalis
– V. pulmonalis
 Susunan radix (vertikal) kiri :
– A. pulmonalis
– bronchus principalis
– V. pulmonalis
 Hilus pulmonis  setinggi vertebra thoracal 5 – 7
Lobus / Baga Paru
Proyeksi Paru
 Apex paru = Cupula pleura
 Turun ke arah angulus sterni

 Kanan  turun di tepi sternum


sampai cartilago costa 6
 Kiri  turun di tepi sternum sampai
cartilago costa 4
 Iga 8, linea mid axillaris

 Vertebra thoracica X
Percabangan Bronkus
Pembuluh Darah Paru
 Truncus pulmonalis
– bercabang menjadi a. pulmonalis dextra dan sinistra
setinggi discus intervertebrale T4/5
– membawa darah mengandung CO2
 V. pulmonalis
 A. bronchialis
– nutrisi paru, kelenjar bronchial, ujung caudal trachea,
oesophagus, dan dinding bronchus
 Vv. bronchiales
– berhubungan bebas dengan v. pulmonales
– bermuara ke v. azygos atau v. hemiazygos
Arteri dan Vena Pulmonalis
Persarafan Paru
 Plexus pulmonalis anterior
 Truncus sympathicus segmen T1-3/4

 Parasimpatik : N. vagus

 Letak : anterior danposterior


bifurcatio trachea dan bronchus
principalis
Persarafan Paru
Aliran Getah Bening
 Paru
 Pembuluh getah bening plexus superficial
 Nnll. bronchopulmonalis
 Nnll. tracheobronchiales
 Pleura visceralis  pembuluh dangkal
subpleural
 Pleura parietalis
– Nnll. parasternales
– plexus pada permukaan torakal diaphragma
– Nnll. mediastinalis posterior
Gerak Dinding Thorax
 Pernapasan menyebabkan dinding thorax
dan diaphragma bergerak sehingga ada
perubahan diameter dan volume rongga
thorax
 Diameter vertikal

 Diameter anteroposterior

 Diameter transversal

 Perubahan volume thorax berefek terbalik


terhadap tekanan intratorakal
Inspirasi
 Diameter vertikal bertambah  kontraksi
diaphragma  menekan viscera abdomen
 otot dinding depan perut teregang
 Diameter anteroposterior bertambah 
kontraksi mm. intercostales externi 
pars sternalis costae bergerak
anterosuperior
 Diameter transversal meningkat 
kontraksi m. intercostales externi 
bagian lateral costa bergerak superolateral
Inspirasi
Inspirasi
Otot Pernapasan Sejati
 M. seratus posterior
 Mm. levator costarum

 Mm. intercostales

 M. subcostalis

 M. transversus thoracis

 Diaphragma
Otot Inspirasi Tambahan
 M. pectoralis major
 M. pectoralis minor
 M. sternocleidomastoideus
 M. scalenus anterior
 M. scalenus medius
 M. scalenus posterior
 M. serratus anterior
 M. latissimus dorsi
 M. iliocostalis bagian atas
Otot Ekspirasi Tambahan
 M. iliocostalis bagian bawah
 M. longissimus
 M. rectus abdominis
 M. obliquus abdominis externus
 M. obliquus abdominis internus
Sekian

Anda mungkin juga menyukai