Anda di halaman 1dari 23

Manajemen

Penyakit
Lingkungan
“Tuberkulosis”
DEFINISI
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang berbagai
organ, terutama paru-paru dan menyerang
organ-organ sekitarnya.

Penyakit tuberculosis apabila tidak diobati


atau pengobatannya tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan
menimbulkan kematian.
GEJALA PENYAKIT
TUBERCULOSIS

Berat badan mengalami


penurunan drastis, hilangnya Lebih dari 3 minggu
nafsu makan, berkeringat di hemoptysis (batuk
malam hari, demam, dan sampai darah) nyeri dada
kelelahan.
Sejarah TB

Di Eropa, angka
tuberkulosis mulai
meningkat pada awal
Penyakit TBC sudah 1600-an. Angka kasus Angka kematian
ada dalam TB mencapai puncak kemudian menurun
tertingginya di Eropa hingga hampir
kehidupan manusia pada 1800-an ketika mencapai 90% pada
sejak zaman kuno penyakit ini 1950-an
menyebabkan hampir
25% dari keseluruhan
kasus kematian
Klasifikasi TB

Tuberculosis paru
adalah bakteri
mycobacterium
tuberkulosis yang
menyerang jaringan
paru, namun tidak
termasuk pleura
(selaput paru)
(Kemenkes, 2011).
Tuberkulosis Ekstra Paru

Batasan : Tuberkulosis
yang menyerang organ
tubuh lain selain paru,
misalnya pleura,
selaput otak, selaput
jantung (pericardium),
kelenjar limfe, tulang,
persendian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing,
alat kelamin, dll.
Penularan Tuberculosis
Diagnosis
PENGOBATAN
Penyakit TB dapat diobati dengan pemberian obat anti TB (OAT) yang
memiliki 5 jenis yaitu Ioniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Stretomisin, dan
Etambutol. Tahapan pengobatan TB meliputi tahapan awal dan tahapan
lanjutan.

Tahapan Awal : pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan


pada tahap ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan
jumlah kuman yang ada di tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh
dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resisten sejak sebelum
pasien belum mendapatkan pengobatan.

Tahapan Lanjutan : pengobatan tahap lanjutan merupakan


tahap yang penting untuk membunuh sisa sisa kuman yang
masih ada dalam tubuh khususnya kuman persister
sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan
Manajemen Pencegahan
Penyakit TB
Cara Pencegahan penyakit TBC (berdasarkan
faktor penyebab penyakit), sebagai berikut :
1. Tingkat hunian rumah padat
Satu kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang
atau sebaiknya luas kamar lebih atau sama
dengan 8m2/jiwa
2. Ventilasi rumah/dapur tidak memenuhi syarat
a)Memperbaiki lubang penghawaan / ventilasi
b)Selalu membuka pintu/jendela terutama pagi
hari
c)Menambah ventilasi buatan
Manajemen Pencegahan
Penyakit TB
3. Perilaku untuk mencegah terjadinya penyakit TB
yaitu dengan , menutup mulut bila batuk, membuang
ludah pada tempatnya, jemur peralatan dapur, jaga
kebersihan diri, istirahat yang cukup, makan makan
bergizi, serta tidur terpisah dari penderita
4. Lingkungan Sehat
Pencegahan TB yang utama adalah dengan
menyembuhkan semua penderita TB sehingga tidak
lagi dapat menyebarkan kuman TB pada orang sehat
di sekitarnya. Menjaga kebersihan lingkungan,
menciptakan lingkungan rumah yang sehat,
menerapkan pola gizi yang baik, menghindari asap
rokok dan imunisasi BCG untuk bayi baru lahir dapat
mencegah penyakit TB.
Manajemen Pencegahan
Penyakit TB
5. Rumah Sehat
Adapun syarat-syarat rumah sehat yaitu :
 Dinding dan lantai kedap air,
 Ada ventilasi 10 % x luas lantai,
 Penerangan dalam setiap ruang harus cukup 20% x luas
lantai
 Ada sumber air bersih,
 Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat huni,
 Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana
pembuangan asap pakai cerobong,
 Ada pembuangan limbah
 Langit-langit dan halaman rumah bersih dan pekarangan
ditanami tumbuhan
 Kandang ternak terpisah dari rumah.
Manajemen TB Resistan Obat

TB resiten obat adalah keadaan dimana bakteri M. Tuberculosis


sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan salah satu atau lebih
obat anti TB (OAT).

Pada tahun 2013 WHO memperkirakan indonesia terdapat


6.800 kasus baru TB dengan Multi Drug Resistant Tuberculosis.

Setiap tahun diperkirakan 2% dari kasus TB baru dan 12% dari


kasus TB pengobatan ulang merupakan kasus TB MDR.

Diperkirakan pula lebih dari 55% pasien MDR TB belum


terdiagnosis atau belum mendapatkan pengobatan yang baik
Manajemen TB Resistan Obat
Di beberapa negara MDR TB menjadi
menjadi masalah yang sulit untuk diatasi
karena
 pilihan pengobatan terbatas,
 Obat-obatan yang mahal,
 efek samping obat.
Resistensi obat dapat dideteksi
menggunakan tes laboratorium khusus
yang menguji bakteri untuk kepekaan
terhadap obat-obatan atau mendeteksi
pola perlawanan (WHO,2015)
Lima jenis kategori resistensi terhadap obat
TB
Monoresistan: Resistensi terhadap salah satu OAT,
misalnya resistanterhadap INH saja, atau rifampisin saja,
dll.

Polyresistan: Resistensi terhadap lebih dari satu OAT,


selain isoniazid (H)bersama rifampisin (R), misalnya
resistensi terhadap H-E atau R-E, atauH-E-S, dll.

Multi drug resistan (MDR): Resistan terhadap sekurang-


kurangnyaisoniazid (H) dan rifampicin (R), secara
bersamaan dengan atau tanpa OAT linipertama yanglain,
misalnya : HR, HRE, HRES.

Ekstensif drug resistan (XDR):TB MDRdisertai resistensi


terhadap salah satu obat golongan fluorokuinolon,dan
salah satu dari OAT injeksi lini kedua (Capreomisin,
Kanamisin, danAmikasin).

Total drug resistan (Total DR): Resistensi terhadap


semua OAT (lini pertama dan lini kedua).
Jurnal 1
PEMBAHASAN JURNAL 1
Dalam pedoman perawatan drug resistant tuberculosis
pada anak sering sekali dianggap remeh. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tuberculosis :
 inisiasi pengobatan
 desain rejimen dan durasi pengobatan,
 manajemen kondisi komorbiditas,
 pemantauan pengobatan,
 efek samping,
 promosi kepatuhan,
 pengendalian infeksi,
 semua dalam lingkungan multidisiplin.
PEMBAHASAN JURNAL 1
 Anak yang menderita tuberculosis didapatkan
akibat tidak efektifnya pengobatan lini pertama.
 Biasanya obat anti TB pada anak-anak dapat
memberikan efek samping muntah dan diare yang
dapat mempengaruhi penyerapan obat dan
mengganggu kepatuhan dalam minum obat.
 Untuk menangani kegagalan pengobatan atau
terjadinya resisten dengan obat TB, maka
dilakukan DOTS atau pengawasan langsung minum
obat oleh keluarga dan orang diluar keluarganya
untuk mengaewasi
JURNAL 2
PEMBAHASAN JURNAL 2
 Dari hasil penelitian diketahui bahwa angka
penularan TB paru kontak serumah dari penderita
dewasa kepada anak balita adalah sebesar 13%.
 Faktor yang diduga sebagai faktor yang
memudahkan terjadinya penularan dalam rumah
adalah faktor lingkungan rumah itu sendiri, yang
meliputi ; jenis bahan lantai rumah, keberadaan
dapur, jenis bahan bakar masak, cara pembuagan
sampah rumah tangga, dan kepadatan hunian dalam
rumah.
 Faktor – faktor tersebut tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan kejadian TB paru kontak
serumah.
DAFTAR PERTANYAAN
1. M Al Ridho : pada manajemen tb, apa
hubungan antara penularan tb dengan
pembuangan limbah?
2. Annisa Dwi : Jalur penularan tb ekstra
paru apakah sama dgn jalur penularan tb
paru? Bagaimana penanganan tb
terhadap ibu hamil?
3. Siska Hariyanti: Bagaimana manajemen
bagi pasien yg mengalami MDR? Orang
yg terkena MDR menularkan ke orang
lain, apakah langsung tertular org
tersebut?
HATUR NUHUN

12 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai