JORLI
Pembimbing :
dR. Rehulina Surbakti, Sp. Tht-kl
Pendahuluan
Obat- Faktor
obatan Etiologi endokrin
Faktor
fisik
EPIDEMIOLOGI
Insiden rhinitis non alergi bervariasi dari berbagai
penelitian, hamper semua publikasi pada rhinitis non alergi
ditemukan di Amerika Utara dan Eropa. Oleh karena itu,
belum jelas apakah usia dan distribusi jenis kelamin berlaku
pada rhinitis non alergi, belum ada penelitian di Negara lain.
Pada suatu survey pada klinik kesehatan di AS, klasifikasi
pasien dengan rhinitis adalah 43% rhinitis alergi, 23% rhinitis
non alergi, dan 34% campuran rhinitis. Data ini menunjukkan
bahwa setidaknya 57% dari pasien rhinitis memiliki beberapa
kontribusi dari rhinitis non alergik karena gejala mereka.
Neurogenic
Patofisiologi Neuropeptide
Nitric oxide
Berdasarkan gejala yang menonjol kelainan ini dibedakan
menjadi 3 golongan, yaitu:
Gejala Klinis
Rhinitis
vasomotor Rhinitis
alergi
Penatalaksanaan
Menghindari
Farmakologi Bedah
penyebab
Komplikasi
• Biasanya komplikasi yang sering terjadi dari rinitis
vasomotor ini adalah polip hidung dan terjadinya
sinusitis
Prognosa
• Pengobatan golongan obstruksi lebih baik dari pada
golongan rinore. Karena golongan rinore sangat mirip
dengan rinitis alergi, perlu anamnesis dan
pemeriksaan yang teliti untuk memastikan
diagnosanya
KESIMPULAN
Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik
lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya
aktivitas parasimpatis. Rinitis vasomotor adalah gangguan pada
mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang
persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila
terpapar oleh iritan .Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang
mirip dengan rinitis alergi. Namun gejala yang dominan pada rinitis
vasomotor adalah hidung tersumbat, rinore yang mukoid atau
serosa dan jarang diikuti keluhan pada mata. Berdasarkan gejala
yang menonjol kelainan ini dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
golongan bersin (sneezer), golongan rinore (runners) dan golongan
tersumbat (blokers).
Etiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai
akibat gangguan keseimbangan fungsi vasomotor dimana sistem
saraf parasimpatis relatif lebih dominan. Keseimbangan
vasomotor ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang untuk membedaan dengan rinitis lainya.
Penatalaksanaan yang digunakan pada rhinitis vasomotor
bervariasi, tergantung pada factor penyebab dan gejala yang
menonjol. Biasanya komplikasi yang sering terjadi dari rinitis
vasomotor ini adalah polip hidung dan terjadinya sinusitis.
Pengobatan golongan obstruksi lebih baik dari pada golongan
rinore.