TUNA RUNGU
(14,4%)
TUNA WICARA
INSTITUSI
TUNA RUNGU-WICARA PEMBINAAN
KESEHATAN
TUNA GRAHITA
ANAK DGN
TUNA GANDA MASYARAKAT DISABILITAS
TUNA DAKSA (85,6%)
TUNA LARAS
AUTISME
Tuna Daksa/Cacat
Tubuh, 32,990
Tuna Wicara,
Tuna Rungu, 16,335
Wicara, Netra, & Tuna
Cacat Tubuh, 2,991 Rungu &
Tuna Rungu, Wicara & Tuna Netra, Rungu Tuna Netra & Cacat Wicara,
Cacat Tubuh, 4,242 & Wicara, 1,207 Tubuh, 3,238 7,632
250000 JATIM
200000
150000
100000
50000
0
Anak Cacat (AC)
NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU
LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JABAR JATENG DIY
JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG
KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO
SULBAR MALUKU MALUT IRJABAR PAPUA
PREVALENSI 5 KASUS DISABILITAS TERBANYAK
(DI 7 RS PENDIDIKAN DI INDONESIA)
40
35
Surabaya
30
Jakarta
25 Bandung
20 Palembang
15 Denpasar
Padang
10
Makasar
5
0
e
yn y
or lay
y
ra y
om
s
la
e b la
al
de
de
er de
w lP
dr
v.
ch
ic
de
ee
S
ot
al
n
p
b
S
lo
o
G
AUTISME :
Diseluruh dunia terjadi peningkatan secara tajam;
Tahun 1987 1 : 5000
10 tahun kemudian 1 : 500
Tahun 2000 1 : 250
Amerika 1 : 160
Inggris 1 : 100
Asia 1 : 150
Indonesia …… ??? (termasuk Asia)
DATA AUTISME DI DUNIA
Hongkong
CDC Study, 2008
Amerika,
1,68 : 1000
2008 1 : 80 (anak usia <15 thn)
(anak usia < 8 thn)
INDONESIA???
Jika menggunakan asumsi
yg sama dg Hongkong Study
UNESCO, diperkirakan 112 ribu >
anak autis (19%) dari
2011 35 juta penyandang
66.000.805 anak usia 5 – 19
thn berdasarkan data
autisme di seluruh populasi penduduk, BPS,
dunia; dgn rasio 2010
6 : 1000
KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN
ANAK DENGAN DISABILITAS
UPAYA PEMENUHAN HAK ANAK
IMPLEMENTASI :
o Terintegrasi, komprehensif, holistik
o Dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah,swasta, organisasi profesi,
masyarakat, dan keluarga.
PEMBINAAN KESEHATAN ANAK
TERKAIT RAN HAM
PUSKESMAS
1 •Lapas/Rutan
•SLB
RUJUKAN
2
RUMAH SAKIT
3
•Panti/LKSA
TARGET PROGRAM KESEHATAN ANAK
TERKAIT RAN HAM
KEGIATAN TAHUN
PERLINDUNGAN KESEHATAN ANAK
2012 2013 2014 2015
Pembinaaan
Kesehatan 20% 40% 60% 90%
Anak di
Panti
Pembinaan
Kesehatan 15 prop 22 prop 28 prop 33 prop
Anak di SLB
Pembinaan
Kesehatan
Anak di 21 prop 25 prop 29 prop 33 prop
Lapas/
Rutan
KEBIJAKAN
• Pembinaan kesehatan anak dengan disabilitas merupakan bagian
integral dari pembinaan kesehatan anak secara umum.
• Pembinaan kesehatan anak dengan disabilitas diarahkan agar
setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai kebutuhan tumbuh kembangnya
• Upaya pembinaan kesehatan bagi anak dengan disabilitas
dilakukan secara komprehensif dgn melibatkan sektor terkait
• Pembinaan kesehatan anak dengan disabilitas dikembangkan
melalui pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan
• Melibatkan pemberdayaan masyarakat sekolah dan keluarga
dalam pelayanan dan pemeliharaan anak dengan disabilitas
STRATEGI
• Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi anak
dengan disabilitas di pelayanan dasar dan rujukan
• Meningkatkan kerjasama dengan Tim Pembina UKS,YPAC,
PSIKI, Kelompok Masyarakat Peduli Anak Dengan Disabilitas
(POTADS, ISDI,YAI, FKKADK dll) dan Organisasi profesi
terkait
• Meningkatkan sistem informasi dan monev berkaitan dengan
program anak dengan disabilitas
• Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat sekolah dan
keluarga dlm penjaringan/deteksi dini, perawatan dan
pemeliharaan kesehatan anak dengan disabilitas
• Meningkatkan upaya pembiayaan yankes bagi anak dengan
disabilitas (JKN dan sumber dana lainnya)
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN ANAK DGN
DISABILITAS DI SLB
Rumah Sakit
•Pelaksanaan 7K
(kebersihan,keindahan,kenyamanan,ket
Pembinaan ertiban, keamanan,kerapihan dan
kekeluargaan)
Lingkungan •Pembinaan & pemeliharaan Kesling
Sekolah Sehat•Pemanfaatan halaman/pekarangan
sekolah
•Lomba Kebersihan
Puskesmas
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN ANAK DGN
DISABILITAS DI TINGKAT KELUARGA
Petugas
Kesehatan
SISWA YANG
“MAMPU” MENJADI KEMANDIRIAN
MENINGKATKAN ANAK DIDIK
KADER FUNGSI (SESUAI DG KECACATANNYA)
PEMULIHAN
MENGHINDARI KOMPLIKASI
GURU PENDAMPING MENINGKATKAN
DAYA TAHAN YG BISA DICEGAH
TUBUH
TERHADAP
PENYAKIT DAN
CEDERA
SLB (data Dit.PSLB thn 2008)
SLB A
SLB B
SLB C
SLB D
SLB E
SLB F
•KHUSUS AUTIS
SLB G
Capaian Puskesmas Membina SLB Tahun 2014: 89,80% , Jumlah Kab/Kota yang
memiliki puskesmas membina SLB: 204, jumlah puskesmas yang memiliki SLB 500,
jumlah puskesmas yang membina SLB :449, jumlah SLB: 578 Laporan Program Kesehatan Anak Terkait RAN HAM Tahun 2014
PENJARINGAN KESEHATAN
BAGI ANAK DISABILITAS DI SLB
SLB A
PETUGAS KESEHATAN DAN GURU PENDAMPING
Pemeriksaan
dg Kartu E,
Snellen Chart Tajam
SD dan Pin Hole
Penglihatan
Tajam Kesehatan
Perilaku Pemeriksaan Kebugaran
DAN Pemeriksaan
mata lengkap
Terbanyak
adalah beresiko
Pendengaran
dan Status gizi gigi mulut Jasmani
Mental dan
integensia
SLB A kelainan
refraksi
Rujukan
SD Uji Penala
DAN
SLB B Uji Berbisik Tajam
Kesehatan
•Tunarungu/ Tajam Perilaku Penglihatan Pemeriksaan Kebugaran
Pendengaran
Mental dan
Tunawicara beresiko dan Status gigi mulut Jasmani
gizi integensia
Ringan,
komtrol / 6
bln
•Tunarungu/
Tunawicara
Sedang
•Tunarungu/
Tunawicara
Berat
Pemeriksaan
mental dengan
mebandingkan
perkembangan
dg saudara
atau teman
sebaya
Perilaku
abnormal
SD Ada gambaran
fisik yg mudah Tajam Kesehatan
Tajam Perilaku Pemeriksaan Kebugaran
DAN dikenali (btk
kepala, wajah, Penglihatan beresiko
Pendengaran
dan Status gizi gigi mulut Jasmani
Mental dan
integensia
SLB C mata, lidah dll
Kesulitan
adaptasi
Rujukan
Gangguan pola gerak dan fungsi akibat kelumpuhan bisa berupa gangguan fisik
saja atau gangguan fisik dan intelektual. Salah satu bentuk gangguan fisik yang
disertai gangguan intelektual adalah Palsi Serebral yang terbagi dalam kategori:
1) Ringan, dapat berjalan tanpa alat bantu, mampu berbicara dan dapat menolong
dirinya sendiri.
2) Sedang, memerlukan bantuan untuk berjalan, latihan berbicara, dan mengurus
diri sendiri.
3) Berat, memerlukan perawatan tetap dalam ambulansi, berbicara, dan
menolong diri sendiri.
SLB F
PETUGAS KESEHATAN DAN GURU PENDAMPING
Dasar : Rujukan :
• Pelayanan Kesehatan
Anak Yang Berhadapan
Hukum di Lapas/ Rutan,
?
Anak di Panti/ LKSA,
Anak dengan Disabilitas
• Penanganan Kekerasan
terhadap Anak
PERMASALAHAN
1. Sosialisasi kurang (baik dari instansi kesehatan maupun
instansi sosial)
PERTUMBUHAN
Bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sehingga dapat diukur dengan satuan berat
badan, panjang badan, lingkar kepala
PERKEMBANGAN
Bertambahnya fungsi / kemampuan
Sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium)
Motorik (gerak kasar, halus)
Kognitif (pengetahuan, kecerdasan)
Komunikasi / berbahasa
Emosi - sosial
Kemandirian
Cara Deteksi Dini Penyimpangan
Tumbuh Kembang Anak
PERTUMBUHAN
Timbang berat badannya (BB)
Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
PERKEMBANGAN
• KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
• TDD (Tes Daya Dengar)
• TDL (Tes Daya Lihat),
• KMME (Mental Emosional)
• CHAT (Autis)
• CONNERS (gangguan pemusatan perhatian & hiperaktif
KPSP
Kuesioner
Pra Skrining
Perkembangan
TES
DAYA LIHAT
KUESIONER DETEKSI AUTIS (CHAT)
A. Pertanyaan pada orangtua / pengasuh
1. Senang di ayun-ayun, diguncang-guncang
2. Tertarik memperhatikan anak lain
3. Suka memanjat tangga
4. Suka main ciluk-ba, petak umpet
5. Bermain pura-pura membuat minuman
6. Meminta dengan menunjuk
7. Menunjuk benda
8. Bermain dengan benda kecil
9. Memberikan benda utk menunjukkan sesuatu
B. Pengamatan perilaku anak
• Anak memandang mata pemeriksa
• Anak melihat ke benda yang ditunjuk
• Bermain pura-pura membuat minum
• Menunjjuk benda yang disebut
• Menumpuk kubus
KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL