Anda di halaman 1dari 27

NARKOTIKA

GOLONGAN 3

Oleh Kelompok 5 :
1. Anindya Primadayuning P.
2. Devi Purnita
3. Dian Febriyati

OFF A 2015
Narkotika Golongan III adalah narkotika
yang BERPOTENSI RINGAN
MENYEBABKAN KETERGANTUNGAN
Jenis Narkotika Golongan III

• Kodeina
• Asetildihidrokodeina 5.
1.

• Nikodikodina
6.
• Dekstropropoksifena
2.
• Nikokodina
7.
• Dihidrokodeina
3.
• Norkodeina
8.

• Etilmorfina
• Polkodina
4. 9
Lanjutan…
• Propiram
10

• Buprenorfina
11

• CB 13, nama lain CRA atau SAB 378


12

• Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut diatas


13

• Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan


14 narkotika

• Campuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain bukan


15 narkotika
Jenis Narkotika Golongan III yang umum
dimasyarakat

Kodein

Dekstrometorfan

Buprenorfin
1. Kodein

Kodein adalah obat


golongan analgesik
opioid yang
digunakan untuk
meredakan rasa
nyeri ringan hingga
berat.
Pemanfaatan Kodein

1.
• Meredakan nyeri

2.
• Meredakan Batuk
• Mengurangi gejala
3.
Diare
Efek penggunaan kodein

1. Efek anti-nyeri

2. Efek anti-diare

3. Efek penghambatan terhadap refleks


batuk
Mekanisme Kodein

1. Kodein akan meningkatkan ambang rasa


nyeri dan mengubah reaksi yang timbul di
korteks serebri pada saat persepsi nyeri
diterima dari thalamus.

2. bekerja pada susunan saraf pusat dengan


menekan pusat batuk dan nyeri.
Dampak Penyalahgunaan kodein
• Pusing
• Dapat menimbulkan 5.
1. ketergantungan.
• Sembelit
6.
• Mual
2.
• Depresi pernafasan terutama
7. pada penderita asma
• Muntah
3.
• Depresi Jantung
8.
• Idiosinkrasi
4. • Syok
9.
Kasus Penyalahgunaan Kodein
2. Dekstrometorfan

• Bahan kimia sintetik yang memilikki

struktur C18H25NO [ (+)-3-methoxy-17-

methyl-(9α-13α-14α)morphinan]

• Berbentuk serbuk kristal berwarna

putih sampai sedikit kekuningan

• Berat molekul 271,44 g/mol

• Titik lebur 111oC (231,8oF)

• Tidak berbau

• Larut dalam air maupun etanol

• Tidak larut dalam eter


Pemanfaatan

 Dekstrometorfan berfungsi sebagai


obat penekan batuk (anti tusif)

Dewasa Usia 6 – 12 Usia 2-6 tahun


• 10-20 mg /4 jam tahun • 2.5-5 mg / 4 jam
• 30 mg/ 6-8 jam • 5-10 mg / 4 jam • 7.5 mg / 6-8 jam
• Dosis maks 120 • 15 mg / 6-8 jam • Dosis maksi 30
mg/hari. • Dosis maksi 60 mg/hari
mg/hari
Nama dagang dekstrometorfan di Indonesia

Anakonidin Decolsin

Siladex Ultragrip

Mixadin
Efek samping penggunaan
Mekanisme Kerja

masuk ke hati melalui


Obat ini masuk ke
vena portal hepatica
dalam tubuh melalui
dengan bantuan enzim
mulut
sitokrom P-450

Metabolit aktif ini diangkut


di eksresikan dalam
melalui darah ke pusat
bentuk urine
batuk
Dampak Penyalahgunaan

Plateau Dose (mg) Behavioral Effects

1st 100–200 Stimulasi ringan

2nd 200–400 Euforia dan halusinasi

Gangguan persepsi visual dan hilangnya


3rd 300– 600
koordinasi motorik

4th 500-1500 Dissociative sedation


Kasus di Masyarakat
3. Buprenorfin

Opiat sintetis yang


kuat tetapi tidak
menimbulkan efek
sedatif yang kuat
Pemanfaatan

- Program buprenorfin
mempunyai dua tujuan ;

2
21
1
Tujuan program

Mengurangi beberapa
Membantu pengguna
dampak buruk akibat
berhenti memakai
penggunaan heroin
heroin
secara suntikan
Efek Penggunaan

Sakit kepala

Mual

Muntah

Sembelit
Mekanisme kerja
Setiap klien membutuhkan takaran
yang berbeda dalam dosis
penggunaan.
Proses ini membutuhkan 2-10 menit
Mampu menghentikan penggunaan
heroin dengan takaran buprenorfin
12-24mg/hari, dengan maksimum
32mg/hari.
Sebelum mulai memakai buprenorfin,
berhenti memakai heroin atau
Pelaksaanaan terapi

Stabilisasi

Inisiasi
Dampak Penyalahgunaan
Memampatkan pembuluh darah, dengan risiko terjadi emboli
(penyumbatan), yang dapat mematikan.

Pernafasan yang tersendat

Perubahan mental

Perubahan Mood (depresi)

Gangguan perut

Masalah kulit

Masalah penglihatan
Kasus Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai