Anda di halaman 1dari 42

WALK THROUGH SURVEY

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


PT. SULAIMAN MAHARADJA DIRADJA
KELOMPOK 2. KESEHATAN KERJA DAN ERGONOMI

Disusun Oleh:
dr. Gita Amelia
dr. Hanifa Insani
dr. Hasudungan Budi DT
dr. Henny Wulansari
dr. Julita Suhardi
dr. Kennytha Y.
dr. Maria Patricia
dr. Maria Katrin
dr. Martha Riestiana
Latar Belakang
 Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja suatu
perusahaan menentukan performa kerja dalam
perusahaan.

 Potensi bahaya  cara kerja tenaga kerja, peralatan


kerja, beban kerja berat

 Pengembangan dan peningkatan K3 di sektor


kesehatan  menekan risiko kecelakaan dan PAK.
Landasan Hukum
• Undang Undang Dasar tahun 1945 pasal 27 ayat 2

• Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

• Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

• Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

• Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan


SMK3

• Permenaker No. 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

• Permenkes No. 09 Tahun 2014 tentang Klinik

• Permenkes No.15 Tahun 2008 tentang P3K

• Permenaker No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja


Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Identitas Perusahaan
 Nama : PT Sulaiman Maharadja Diradja, Hotel Puri
Jaya
 Sektor usaha : Perhotelan dan pariwisata
 Alamat : Jl. Percetakan Negara V/5 Pramuka,
Jakarta Pusat
 Jumlah pekerja : ± 157 orang
 Waktu kerja : 8 jam/hari/shift selama 5 hari dalam
seminggu
 Dokter perusahaan : - orang, Perawat: - orang
Visi & Misi Hotel
 Memiliki para pelanggan setia yang membuat kita
menjadi pilihan pertama mereka.

 Merekrut dan mempertahankan orang terbaik yang


bermotivasi untuk mendapatkan kesetiaan.

 Memberi pelayanan terbaik kepada setiap tamu.


 Memberikan kepuasan kepada customer dengan
pelayanan terbaik.
PELAKSANAAN
 Tanggal dan waktu pengamatan
Kunjungan dilakukan pada hari Jumat, tanggal 23
September 2016 mulai pukul 08.30 hingga pukul 10.30
WIB

 Lokasi pengamatan
Hotel Puri Jaya yang berlokasi di Jl. Percetakan
Negara V/5, Pramuka, Jakarta Pusat.
Ergonomi dan
Kesehatan Kerja
Ergonomi
Ergon Nomos
(Kerja) (Aturan)

Aspek manusia dalam lingkungan kerja yang


ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, manajemen
dan desain / perancangan.
Aplikasi/ Penerapan Ergonomik
1. Posisi Kerja
2. Proses Kerja
3. Tata Letak Tempat Kerja
4. Mengangkat Beban
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat
supervisi medis teratur. Supervisi medis yang
biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :

 Pemeriksaan sebelum bekerja


 Pemeriksaan berkala
 Nasihat
Kesehatan Kerja
 Kesehatan kerja  upaya penyeserasian antara
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23).

 Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif,


preventif, kuratif, rehabilitatif.
Kesehatan Kerja
 Promosi kesehatan  ilmu pengetahuan dan seni yang
membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup
menuju kesehatan yang optimal.

 Tujuan : terciptanya perilaku dan lingkungan kerja


sehat juga produktivitas yang tinggi.

 Upaya preventif  menunjang kesehatan optimal


pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja
dan perusahaan.
Kesehatan Kerja
 Gizi kerja  gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga
kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis
pekerjaan dan beban kerja tambahan.

 Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan


menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

 Upaya kuratif  pemeliharaan dan peningkatan


kesehatan bagi pekerja  meningkatkan kepuasan
pekerja dalam bekerja, memberi motivasi pekerja
supaya memiliki kesehatan yang optimal.
Company Profile PT. Sulaiman Maharadja
Diradja
Total Karyawan : 157 orang
 Tetap : 57 orang
 Kontrak : 77 orang
 Lepas : 23 orang

Jam Kerja: (3 shift)


 Pagi: 07.00 – 15.00 WIB
 Siang: 15.00 – 23.00 WIB
 Malam: 23.00 – 07.00 WIB

Asuransi:
 100 % BPJS Ketenagakerjaan
Sikap Kerja
 Hasil pengamatan  sebagian besar belum sesuai
dengan aspek ergonomis:
 Karyawan mengeluh sakit pinggang
 Ketidaktersediaan tempat duduk/ kursi yang sesuai
dengan pekerjaan di lantai.
 Tinggi kursi belum sesuai dengan alat kerja.
 Bentuk kursi yang tidak sesuai dengan standard
 Tinggi tempat pencuci piring yang tidak sesuai dengan
antropometri pekerja
Cara Kerja
 Dua sisi:
 Proses Kerja
 Posisi Kerja
 Pembagian tugas karyawan:
 Front Office
 Housekeeping
 Administrasi dan Server
 Engineering
Front Office
 Proses kerja: Berhubungan dengan penerimaan dan
pendaftaran tamu.

 Posisi kerja: Berdiri kontinu sepanjang hari (kecuali


istirahat makan siang).

 Jam kerja: 8 jam setiap shift, 6 hari kerja, 1 hari


kosong.
Housekeeping
 Proses kerja: Berhubungan dengan merapikan kamar
tamu (melipat selimut, membersihkan kamar mandi)
 Merapikan 18 kamar dalam 1 shift.
 Posisi kerja: Membungkuk namun tidak kontinu
(kecuali istirahat makan siang).

 Jam kerja: 8 jam setiap shift, 5 hari kerja, 2 hari


kosong.
Administrasi dan Server
 Proses kerja: melakukan pendataan
 Posisi kerja: Membungkuk dalam posisi duduk namun
tidak kontinu (kecuali istirahat makan siang).

 Jam kerja: 8 jam setiap shift, 5 hari kerja, 2 hari


kosong.
Beban Kerja
 Dinilai dari:
 Jam Kerja
 Barang yang diangkat
 Evaluasi:
 Jam kerja: 8 jam/ hari, istirahat 1 jam/ hari  sesuai UU No. 13
tahun 2003
 Barang terdiri dari berbagai ukuran dan berat, <40 kg  sesuai
norma ergonomi
 Lembur: dapat diperpanjang hingga 8 jam jjika shift berikutnya
berhalangan hadir, atau bagian operasional membutuhkan
tenaga bantuan ekstra  tidak sesuai UU (maksimal 3 jam/
hari, 14 jam/ minggu)
Lokasi Kerja
 Disediakan pendingin (AC) di sebagian ruangan.
 Pencahayaan: cukup baik, dibantu cahaya matahari
dari jendela sekeliling, dan lampu.

 Sirkulasi: kurang baik


 Untuk sirkulasi udara berasal dari kedua pintu utama
yang dibuka, untuk pertukaran sirkulasi, udara dirasa
cukup dingin di dalam gedung walau tanpa
menggunakan kipas angin, atau exhaust fan.
Kesehatan Kerja
 Tujuan  memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya

 Aplikasi  promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.


In House Clinic
 Tidak tersedia fasilitas in-house clinic dan tenaga
medis bagi para karyawan.
 Hanya menyediakan 4 kotak P3K dan tidak sesuai
standar.
 Karyawan tidak terlatih BLS.
 Tidak ada data 10 PAK tersering.
 Rujukan: RS Evasari dan Klinik Rawasari
 Pihak hotel tidak menyediakan jadwal medical check
up rutin
Kantin dan Gizi Kerja
 Kerja sama dengan Hotel Puri Mega untuk catering
pekerja.

 Menu makanan setiap harinya bervariasi sesuai dari


catering.

 Perusahaan ini mempunyai satu ruang makan yang


dilengkapi dengan AC, meja kursi dan wastafel.

 Tiap harinya para pekerja diberikan waktu istirahat 60


menit untuk makan besar dan ibadah.
Pemecahan Masalah
No Unit Permasalahan Penanganan Saran
Kerja
1 Cara Pekerja bekerja Pekerja diberikan waktu Pekerja diberikan
Kerja dalam posisi untuk melakukan waktu untuk istirahat
berdiri. stretching untuk sebentar untuk
mengatasi cedera otot, mencegah terjadinya
keram, dan nyeri sendi. cedera oto, kram dan
nyeri sendi. Pekerja
disarankan untuk
menggunakan alas
kaki yang nyaman
dan rata (bukan high-
heels)
No Unit Permasalahan Penanganan Saran
Kerja
1 Cara Pekerja bekerja Disarankan untuk memakai Kursi diganti dengan
Kerja dalam posisi duduk kursi yang sesuai standar yang tingginya sesuai
pada kursi yang tidak (lumbal support, hand rest, atau yang dapat diatur,
sesuai. tinggi kursi yang dapat bersandar sehingga
diatur). Posisi pekerja yang pekerja bisa meluruskan
tegap, tidak membungkuk. punggungnya dan tidak
membungkuk.
No Unit Permasalahan Penanganan Saran
Kerja
1 Cara Pekerja dalam posisi Pekerja dapat mengatur Kursi diganti dengan
Kerja membungkuk posisi yang sesuai agar yang tingginya sesuai
nyaman dan tidak harus atau yang dapat diatur,
selalu membungkuk. bersandar sehingga
pekerja bisa meluruskan
punggungnya dan tidak
membungkuk.

Pengaturan posisi
pekerja agar beban
diusahakan agar hanya
menekan pada otot
tungkai yang kuat dan
gunakan momentum
gerak badan untuk
mengawali gerakan.
No Unit Permasalahan Penanganan Saran
Kerja
2 Jam Kerja Overtime terlalu Pekerja seharusnya Berdasarkan PerMen no
panjang (bisa sampai diberi maksimal jam 102/MEN/VI/2004 waktu
8 jam per hari) untuk lembur 3 jam/ hari kerja lembur hanya dapat
dilakukan oleh dilakukan paling banyak 3
pekerja. jam/hari dan 14 jam dalam
seminggu. Sebaiknya
pekerja dibagi menjadi
beberapa shift untuk satu
waktu overtime yang
dilakukan, karena jika
ditotal pekerja bekerja
lebih dari 14 jam dalam
sehari.
No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran

3 Klinik Tidak memiliki klinik Dibuatkan ruang khusus Merekrut tenaga medis
kesehatan dan tenaga klinik kesehatan dan dan mengalokasikan
medis penyediaan tenaga ruangan untuk ruang
medis. kesehatan.

Tidak memiliki data Membuat data atau Dibuatkan keeping record.


mengenai penyakit keeping record dari
tersering ataupun pekerja yang berobat.
penyakit akibat kerja.

Tidak memiliki kotak P3K Menyediakan alat P3K Disediakan alat-alat P3K
sesuai standar dan
sesuai standar. sesuai dengan standar
diadakan pelatihan untuk
yang ditentukan beberapa pekerja tentang
Permenkes No. 15 tahun P3K yang tersertifikasi.
2008 tentang P3K

Tidak melakukan Mengadakan skrining Skrining awal sebelum

skrining awal dan awal dan menjadwalkan penerimaan masuk kerja

medical check up rutin medical check up rutin. dan jadwal medical check

kepada karyawan. up minimal 1 kali dalam


setahun.
No Unit Permasalahan Penanganan Saran
Kerja
4 Gizi Perusahaan memiliki Penyuluhan gizi kerja, Membuat daftar menu
catering tetapi menu mengukur gizi pekerja dan makanan disertakan
yang disediakan tidak membuat menu disesuaikan dengan komposisi,
disesuaikan dengan dengan kebutuhan kalori kandungan gizi, dan
kebutuhan jumlah pekerja jumlah kalori.
kalori bagi pekerja.
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
 Terdapat posisi kerja dan fasilitas kerja yang tidak ergonomis.
 Para karyawan dapat bekerja over time hingga 8 jam.
 Hotel Puri Jaya menyediakan catering untuk karyawan, namun
belum disesuaikan dengan kebutuhan kalori masing-masing.
 Tidak tersedia fasilitas in-house clinic dan tenaga medis bagi para
karyawan.
 Tidak ada data penyakit tersering dan peralatan kegawatdaruratan
yang memadai.
 Belum ada skrining awal bagi karyawan baru dan pelayanan
medical check up rutin bagi para karyawan.
Saran
 Menstimulasi dan mengawasi posisi kerja yang sesuai dengan ergonomis.
 Jam lembur yang diterapkan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
 Merekrut tenaga medis dan mengalokasikan ruangan untuk ruang
kesehatan.

 Skrining awal calon karyawan baru dan disediakan jadwal medical check
up minimal 1 kali dalam setahun.

 Membuat daftar menu makanan disertakan dengan komposisi,


kandungan gizi, dan jumlah kalori yang telah dikonsultasikan kepada ahli
gizi.

 Menyediakan alat P3K sesuai dengan standar yang ditentukan


Permenkes No. 15 tahun 2008 tentang P3K dan diadakan pelatihan untuk
beberapa karwayan.
Foto Kunjungan

Anda mungkin juga menyukai