Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN PELEDAKAN JENJANG

TEKNIK PEMBORAN DAN PELEDAKAN


PELEDAKAN PADA TEKNIK SIPIL DAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Peledakan batuan : proses penghancuran struktur alamiah (batuan)
sebagai akibat dari efek fisik yang berurutan dari
bahan peledak
Peledakan sipil : proses penghancuran struktur buatan dengan
menghancurkan sistem sambungannya.
Penekanan pada pemakaian bahan peledak pada
rancangan struktur
Tujuan Peledakan Pada Massa Faktor-faktor yang perlu
Batuan diperhatikan dalam peledakan
 membuat rekahan 1. Karakteristik/ sifat batuan
 memecah dan membongkar 2. Sifat-sifat bahan peledak
 melepas dan memindah 3. Teknik / metode peledakan
Pembongkaran Batuan Menurut Kuat Tekan Batuan Utuh

METODE KUAT TEKAN ALAT


(MPa)
Penggalian Bebas 1 – 10 Shovel / Loader /
BWE
Penggaruan 10 – 25 Ripper

Rock Cutting 10 – 50 Rock Cutter

Peledakan > 25 Pemboran dan


Peledakan
KARAKTERISTIK BATUAN YANG
MEMPENGARUHI PELEDAKAN

1. Sifat Fisik
- bobot isi
- kandungan air
- porositas

2. Sifat Mekanik
- Kuat tekan uniaksial
- Kuat Tarik

3. Bidang Diskontinyu / Struktur


PELEDAKAN PADA BATUAN
Peledakan pada massa batuan kuat • Peledakan pada massa batuan
lemah
 membutuhkan retakan baru
 membutuhkan tekanan lubang  sering terjadi peremukan di sekitar
tembak tinggi dinding lubang tembak
 resiko batu terbang, getaran tanah  tidak memerlukan bahan peledak
dan ledakan suara meningkat dengan tekanan peledakan tinggi
 perlu bahan peledak dengan energi  fragmentasi bergantung pada
fragmentasi tinggi pembukaan retakan dan kekar
 perlu bahan peledak dengan energi
pengangkatan yang tinggi
Pengaruh Struktur (Scott dkk, 1996)

Struktur Vertikal Struktur Searah


Dip

Struktur Random
Struktur Horisontal

Struktur Struktur Masif


Berlawanan Dip
MEKANISME PECAHNYA BATUAN
Tujuan Peledakan

 Membuat rekahan

 Memecah atau membongkar

 Melepas dan memindah


Tahap 1
Proses Pemecahan Tk I ( Dynamic Loading)
 Saat BP meledak, P tinggi menghancurkan batuan
sekitar lubang ledak  diamete membesar, terjadi
proses penghancuran di sekeliling lubang
 Gelombang kejut positif merambat dgn kec 3000-5000
m/s (2750 – 5200 ft/det) mengakibatkan tegangan
tangensial
 Timbul rekahan menjari (radial) yang menjalar dr
lubang ledak. Rekahan menjari pertama terjadi dalam
1-2 ms
Tahap 2
Proses Pemecahan Tk II (Quasi-static loading)

 Gelombang kejut yang meninggalkan lubang ledak pada proses I


adalah positif dan menyebar ke segala arah

 Apabila mencapai bidang lemah, sebagian energi akan dipantulkan,


dibiaskan dan diteruskan

 Jika tidak ada bidang lemah akan bergerak menuju bidang bebas

 Saat mencapai bidang bebas, gelombang akan dipantulkan,


tekanan akan turun dengan cepat, kemudian berubah menjadi
negatif dan timbul gelombang tarik.
Tahap 2 (lanjutan)
Proses Pemecahan Tk II (Quasi-static loading)

 Gelombang tarik merambat kembali ke batuan. Karena batuan


lebih kecil ketahanannya terhadap tarikan daripada tekanan maka
akan terjadi rekahan-rekahan primer disebabkan karena tegangan
tarik dari gelombang yg dipantulkan.

 Apabila tegangan regangan cukup kuat akan menyebabkan


slabbing/ spalling pada bidang bebas.

 Proses I dan II fungsi dari energi gelombang kejut : menyiapkan


batuan dengan sejumlah rekahan2 kecil utk proses pemecahan tk
akhir.
Tahap 3
Proses Pemecahan Tk III (Release of Loading)

 Di bawah tekanan yang tinggi dari gas-gas hasil peledakan maka


rekahan radial primer (Tk II) akan diperlebar secara cepat oleh
kombinasi efek dari tegangan tarik disebabkan kompresi radial dan
pembajian.

 Timbul proses wedging dan pushing karena gas hasil peledakan


yang bertekanan sangat tinggi bergerak sepanjang rekahan menuju
bidang bebas. Rekahan makin membuka dan gas berusaha
mendorong massa batuan ke arah bidang bebas

 Apabila massa batuan di depan lubang ledak gagal dalam


mempertahankan posisinya bergerak ke depan maka tegangan
tekan tinggi yang berada dalam batuan akan dilepas seperti spiral
kawat yang ditekan kemudian dilepaskan.
Tahap 3 (lanjutan)

 Efek dr lepasnya batuan menyebabkan tegangan tarik tinggi dalam


massa batuan yang akan melanjutkan pemecahan hasil yang telah
terjadi pada proses pemecahan Tk II.
 Rekahan hasil dalam pemecahan Tk II menyebabkan bidang lemah
untuk memulai reaksi-reaksi fragmentasi utama pd proses
peledakan.
Tahapan Proses Pecahnya Batuan
Proses Peledakan Pada Jenjang
PELEDAKAN JENJANG DENGAN RL ASH
Geometri Peledakan menurut RL Ash
Parameter – parameter peledakan
1. Diameter pemboran (Bore Hole Diameter)
Ukuran diameter lubang ledak bergantung pada volume massa
batuan yang akan dibongkar, tinggi jenjang dan konfigurasi bahan
isian peledak, tingkat fragmentasi yang diinginkan, alat bor dan bit
(mata bor) yang tersedia, dan biaya pemboran.

2. Jenjang (Bench)
 Bentuk jenjang akan mempengaruhi kemiringan lubang ledak.
 Jenjang miring akan memberikan lubang ledak miring, jenjang
tegak akan memberikan lubang ledak tegak.
Parameter – parameter peledakan
3. Burden (B)
 Jarak muatan (charges) tegak lurus terhadap bidang bebas (free
face) terdekat dan ke arah mana batuan yang diledakkan akan
terlempar (Fragmentasi atau arah hamburan material)
 Burden merupakan dimensi yang terpenting dalam peledakan.
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan "burden" adalah :
- Burden harus merupakan jarak dari muatan (charges) tegak lurus
terhadap free face terdekat, dan arah dimana pemindahan akan
terjadi.
- Besamya burden tergantung dari karakteristik batuan,
karakteristik bahan peledak dan lain sebagainya.
Pengaruh Burden
Parameter – parameter peledakan
 Density bahan peledak jarang sekali bernilai 1,6 atau < 0,8 gram/cc
 Density batuan yang diledakkan jarang sekali > 3,2 atau < 2,2 gram/cc.
 Dalam penentuan KB ada pendekatan yang biasa digunakan di lapangan
berdasarkan pengalaman yaitu:
a. Light explosives in dense rocks KB = 20
b. Heavy explosives in light rocks KB = 40
c. Light explosives in average rocks KB = 25
d. Heavy explosives in average rocks KB = 35
Parameter – parameter peledakan
4. Spasi (S)
 Jarak terdekat antara dua lubang ledak yang berdekatan di
dalam satu baris (row) diukur sejajar terhadap pit wall
 Interval waktu tunda
 Long interval delay KS = 1
 Short period delay KS = 1 -2
 Normal KS = 1,2 – 1,8
 Lubang bor dalam satu baris diledakkan secara sequence delay
 KS = 1, S = B
 Luang bor dalam satu baris diledakkan secara simultan  KS =
2,S=2B
Parameter – parameter peledakan
5. Stemming (T)
 Disebut juga collar.
 Tempat material penutup di dalam lubang ledak, yang letaknya di atas
kolom isian bahan peledak.
 Untuk mengurung gas yang timbul
 Sangat menentukan stress balance dalam lubang bor
 KT standar 0,7

6. Sub Drilling (J)


Penambahan kedalaman pada suatu lubang bor di luar lantai jenjang
Agar batuan bisa meledak secara full face serta menghindari tonjolan pada
lantai (floor)  memudahkan peledakan selanjutnya serta pemuatan dan
pengangkutan
KJ > 0,2 ; atau biasa dipakai KJ = 0,3 untuk batuan masif
Parameter – parameter peledakan
7. Kedalaman Lubang Ledak (H),
 Jumlah total antara tinggi jenjang dengan besarnya subdrilling.
 Kedalaman lubang ledak > burden utk menghindari overbreak
 KH = 1,5 – 4,0

8. Tinggi Jenjang (L),


 Secara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh
peralatan lubang bor dan alat muat yang tersedia.
 Tinggi jenjang berpengaruh terhadap hasil peledakan seperti
fragmentasi batuan, ledakan udara, batu terbang dan getaran
tanah. Hal ini dipengaruhi oleh jarak burden.
Parameter – parameter peledakan
9. Panjang Kolom Isian (PC),
 Panjang kolom lubang ledak yang akan diisi bahan peledak.

10. Konsentrasi Isian (Loading Density) de


 Jumlah isian bahan peledak yang digunakan dalam kolom isian
(PC) lubang tembak.

11. Blasting ratio


Parameter – parameter peledakan
12. Powder Factor (Pf),
 Perbandingan antara jumlah material yang diledakkan terhadap
jumlah bahan peledak yang digunakan (Kg)

E = (de). PC. N (lb)


W = A.L. dr (ton)
N = jumlah lubang bor
dr = density dalam ton/cuft
 W rata-rata didapat dari data pengukuran
sebelum peledakan dan setelah hasil
peledakan habis diangkut
 E rata-rata didapat dari jumlah bahan peledak
yang dimasukkan ke dalam lubang setiap kali
peledakan
Parameter – parameter peledakan

13. Volume setara (Eq)


 Angka yang menyatakan setiap meter atau feet pemboran
setara dengan sejumlah volume atau berat tertentu material /
batuan yang diledakkan
 Untuk menaksir kemampuan alat bor

 n = jumlah lubang bor dalam pola peledakan


PERHITUNGAN RL ASH
Perhitungan Burden ratio
 "Burden" adalah dimensi terpenting utk keberhasilan suatu peledakan.
 Perlu diketahui harga dari "burden ratio" (KB).
 Batuan standar = batuan yang mempunyai "density" 160 pound per cuft
(average rock).
 Bahan peledak standar = bahan peledak yang mempunyai berat jenis (SG)
=1.2 dan kecepatan detonasi (Ve) = 12.000 fps.
 KB yang dihasilkan dari percobaan disebut KB standar, KBstd = 30

KB = KBstd x AF1 x AF2


Perhitungan Rancangan
1. Burden (B)
KB = nisbah burden
B = (De . KB) /12
B = burden (feet)
De = diameter lubang ledak (inci)
2. Kedalaman lubang bor (H)
KH = nisbah kedalaman lubang
H = KH . B
H = kedalaman lubang bor (feet)
KJ = nisbah subdrilling
3. Subdrilling (J)
J = subdrilling (feet)
J = KJ . B
KT = nisbah stemming
T = stemming (feet)
4. Stemming (T)
KS = nisbah "spacing"
T = KT . B
S = "spacing", dalam feet

5. Spacing (S)
S = KS . B
Perhitungan Rancangan
6. Volume Batuan
= A x L = nB x Pj x L

7. Panjang lereng (Pj)

n = jumlah baris
Perhitungan Rancangan
8. Jumlah lubang ledak (N)
a. Corner Cut

b. Box Cut

9. Blasting Ratio (BR)

E = jumlah BP yang digunakan


V = volume batuan yang diledakkan
Perhitungan Rancangan
10. Powder Factor (Pf)

W = berat batuan yang diledakkan = A.L. dr (ton)


E =. (de) PC. N (lb)
N = jumlah lubang bor

11. Volume setara


Contoh Perhitungan dengan metode R.L. Ash
 Suatu peledakan batu kapur direncanakan kurang lebih 3000 ton
per hari, mining loses 10%
 KT = 0,7; KJ = 0,2 ; KS = 1,2
 Tinggi jenjang 20 ft dan
 Bobot isi batu ka-pur 168 lb/cu ft  dr = 0,084 ton/cuft
 Bahan peledak yang digunakan ANFO, SG = 0,85; kecepatan
detonasi = 11.100 fps
 Diameter lubang tembak = 5 inchi
 Kompresor 500 cfm
 Kecepatan pemboran 500 ft per 8 jam gilir
 Pola peledakan corner cut, dengan jumlah baris 2
 Menghitung KB

KB = KB std x AF1 x AF2


Contoh Perhitungan dengan metode R.L. Ash

A. Burden (Diameter = De = 3 inchi)


B = (Kb x De )/12
= (25 = m

B. Stemming (Kt = 0,7 )


T = Kt x B
= 0,7 x m = m

C. Spasi (Ks = 1,25)


= Ks x B
= 1,25 x m = m
Contoh Perhitungan dengan metode R.L. Ash
D. Subdrilling (Kj = 0,3)
J = Kj x B
= 0,3 x m = m = m

E. Kedalaman Lubang Ledak (Kh = 2,65)


H = Kh x B
= 2,65 x m
Contoh Perhitungan dengan metode R.L. Ash
 Volume batuan
Contoh Perhitungan dengan metode R.L. Ash
 Jumlah lubang tembak
 Panjang jenjang yang dikoreksi
Dari data-data geometri tersebut maka Untuk AN = 0,945 x 38.587 kg/ bulan
dapat dihitung:
= 36.465 kg/ bulan

Jumlah target produksi
Untuk FO = 2.653 Liter
Volume produksi =

=
Jumlah Bahan peledak Power Gel
= BCM/bulan
1 batang power jel = 182 gram

= 0,182 Kg.
Jumlah ANFO yang dibutuhkan

Setiap lubang  2 power jel


Untuk1 lubang ledak= kg/lubang
Jadi untuk1 lubang = 0,364 Kg
Sehingga untuk1715 lubang/bulan Untuk1715 lubang =1715 x 0,364 Kg
diperlukan: = 624 Kg
=1715 x 22,5 = 38.587 kg/ bulan
Perhitungan Rancangan
Persentase (%) Penggunaan Bahan Peledak

Jumlah Bahan Peledak = Jumlah ANFO + Power gel


= 38.587 Kg + 624 Kg
= 39211 Kg/ bulan

% ANFO = ( jumlah ANFO/jumlah BP) x 100%


= (35.587/39.211) x 100%
= 98,4 %

% Power Gel = (jumlah Power gel / jumlah BP) x 100%


= (624/39.211) x 100%
= 1,6 %
Perhitungan Rancangan
BLASTING RATIO

BR = E/V
= jumlah BP yang digunakan / volume batuan yang diledakkan

E = 22,5 kg + 0,364 = 22,864 KG/LUBANG

V =BxSx H
= 3,6 x 4,5 x 9,5 = 153,9 BCM

BR = 22,864 kg/lubang /153,9 bcm


= 0,15 kg/bcm
Perhitungan Rancangan
POWDER FACTOR (Pf)

Pf = W/E
= berat batuan yang diledakkan / jumlah BP yang digunakan

W = Vol (bcm) x density


= 153,9 BCM x 2,75 ton/bcm
= 423 ton

E = 22,5 KG + 0,364 = 22,864 KG

Pf = 423 ton/22,864 kg
= 18,7 ton/kg
Tugas
 Suatu peledakan batu kapur direncanakan kurang lebih 5000 ton
per hari, mining loses 10%
 KT = 0,8; KJ = 0,35 ; KS = 1,25
 Tinggi jenjang 45 ft dan dr = 0,084 ton/cuft
 Bobot isi batu kapur168 lb/cu ft
 Bahan peledak yang digunakan Extra dinamit 60%, SG = 1,28;
kecepatan detonasi = 12.200 fps
 Diameter lubang tembak = 6 inchi
 Kompresor 500 cfm
 Kecepatan pemboran 400 ft per 8 jam gilir
 Pola peledakan
a. corner cut, dengan jumlah baris 4
b. Box cut, jumlah baris 3
 Biaya pemboran $ 1,5 / ft
 Harga extra dynamit = $ 2/lb
 Harga detonator = $1,5/detonator
 Harga wire total = $ 10
 Biaya tenaga kerja = $ 10/ peledakan
 Jumlah tenaga kerja = 4 orang

Anda mungkin juga menyukai