Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 4
SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
Definisi
• Sistem pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Dinkes, 2009)
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyelenggaraan sistem pembiayaan kesehatan adalah
1. tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara
berhasilguna dan berdaya guna,
2. untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan dengan
tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan
1. Dana: dapat bersumber dari pemerintah, masyarakat, maupun
sumber lain (perusahaan)
2. Sumber Daya: SDM pengelola, standar, regulasi, dan kelembagaan
3. Pengelolaan Dana Kesehatan: mekanisme penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan.
Prinsip Pembiayaan Kesehatan
1. Kecukupan: jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, dikelola secara
adil, trasparan, kuntabel, berhasil guna dan berdaya guna, serta
menjamin terpenuhinya ekuitas pelayanan.
2. Efektif dan Efisien: kesesuian antara perencanaan pembiayaan
kesehatan, penguatan kapasitas menejemen perencanaan anggaran
dan kompetensi pemberi pelayanan kesehatan dengan tujuan
pembangunan kesehatan.
3. Adil dan Transparan: Setiap dana kesehatan digunakan secara
bertanggung jawab berdasarkan prinsip pengelolaan
kepemerintahan yang baik, transparan, dan mengacu pada
peraturan perindangan yang berlaku.
Perbedaan antara BPJS, KIS, JKN dan ASKES
KIS BPJS JKN ASKES
Program jaminan kesehatan Badan Pengelola-nya Kartu Jaminan Kesehatan Hanya ditujukan untuk
untuk warga kurang mampu BPJS terbatas Nasional yang juga dikelola pegawai instasi
Terbatas hanya untuk rakyat Ditujukan untuk semua BPJS wajib dimiliki warga pemerintah seperti PNS,
miskin dan kurang mampu warga indonesia agar negara Indonesia baik CPNS, pejabat negara,
Wilayah pemakaian KIS mendapatkan mampu ataupun kurang TNI, Polisi dll
bebas, dapat digunakan di pelayanan kesehatan mampu
klinik, puskesmas, dan terbaik Pemakaian hanya terbatas di
rumah sakit mana pun yang wilayah yang didaftarkan.
tersebar di seluruh Hanya bisa dipakai ketika
Indonesia Anda benar-benar sedang
Pemakaian KIS bisa untuk sakit atau dirawat.
segala perawatan kesehatan, Ketika mendaftar terdapat
baik untuk pencegahan biaya yang harus dibayarkan
maupun pengobatan. setiap bulannya.
KIS merupakan kartu
kesehatan yang disubdisi
oleh pemerintah,
masyarakat cukup mendaftar
tanpa mengeluarkan biaya.
Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) berikut:
1. Prinsip kegotongroyongan
Gotongroyong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup
bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita.
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau
yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini
terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk,
tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong-royong
jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).
Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah
dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
3. Prinsip kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi
seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan
program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,
bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara
mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
dapat mencakup seluruh rakyat.
4. Prinsip dana amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan
kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya
dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan
peserta.
5. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
• dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan peserta.
Tantangan Jaminan Kesehatan Nasional
• Sudut Demand
• Sudut Supply
• Perubahan tren penyakit dari penyakit menular ke tidak menular
Dari sudut demand
• Masyarakat yang sudah terdaftar di Askes dan Jamsostek harus
berganti lagi ke BPJS, adanya prosedur migrasi cukup membuat
masyarakat bingung dan malas untuk mengurusnya
• Akses jangkauan ke pelayanan kesehatan di daerah terpencil juga jauh
atau tidak terjangkau
• Masyarakat yang ingin rujukan ke rumah sakit butuh surat rujukan
dari puskesmas sedangkan puskesmas tidak buka 24jam, ini membuat
masyarakat yang pulang kerja sore/malam tidak memiliki kesempatan
mendapatkan pelayanan kesehatan di tingkat pertama.
Dari sudut supply
• Masih kurangnya sosialisasi terinci kepada masyarakat dan penyedia
layanan kesehatan sehingga mengakibatkan perbedaan pemahaman
mengenai asuransi sosial
• Masih belum siapnya kesiapan infrastuktur pelayanan kesehatan
• Masih kurangnya ketersediaan sumber daya manusia dibidang
kesehatan, seperti: dokter umum dan spesialis, bidan, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya.
• Tenaga kesehatan yang memilih ditempatkan di daerah perkotaan
sehingga pelayanan tidak merata Masih kurangnya sarana dan
prasarana kesehatan seperti ketersediaan tempat tidur rumah sakit.
con’t
• Belum diprioritaskannya kesehatan oleh pemerintah daerah, terlihat
dari anggaran yang diberikan hanya sekedarnya tidak lebih dari 5%.
• Ketidaksepahaman antara BPJS dan pemberi pelayanan
memungkinkan terjadinya fraud (kecurangan)
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
JENIS BPJS
BPJS Ketenagakerjaan
INA CBG’s
-Pengajuan klaim
--coading
- verifikasi
--dilakukan pengklaiman
Jasa Raharja
Lapor kejadian kecelakaan ke polisi terdekat
Identitas Korban
Sumber
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
• Departemen Kesehatan RI (2009)
• BUKU BPJS 2014