Anda di halaman 1dari 33

Gangguan Campuran

Depresi dan Anxietas (F41.2)

Muhammad Izzat Bin Roziken


C1111 3845

Pembimbing residen:
dr. Willy Jaya S

Supervisor:
dr. Kristian Liaury, PhD, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. SR • Alamat : Tidore


• Umur : 54 tahun • Pekerjaan : Guru Sekolah/S2
• Jenis Kelamin : Laki-laki • Masuk RS : 02 Februari2018
• Status : Menikah • No. RM : 093278
• Agama : Islam
• Warga Negara : Indonesia
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama : Gelisah
Riwayat Gangguan Sekarang :

Seorang laki-laki, berusia 54 tahun datang ke poli RSWS untuk pertama kalinya dengan keluhan
gelisah yang dirasakan sejak dua minggu terakhir. Gelisah dirasakan terus-menerus sejak pasien
diberhentikan menjadi kepala sekolah karena dianggap sudah tidak mampu kerja karena pernah
mengalami serangan Stroke 1 tahun yang lalu. Posisi pasien sekaran telah digantikan oleh teman
akrabnya. Pasien juga mengeluh sulit tidur dan jika tidur saat terbangun pasien akan mulai
merasa gelisah dan tidak nyaman dan terkadang pasien merasa sedih apabila memikirkan
tentang masalahnya dan masa depan anaknya nanti. Akhir-akhir ini juga pasien sulit
berkonsentrasi, sering termenung dan merasa tidak semangat dan kadang sering lupa. Pasien
juga mengeluhkan jantungnya sering berdebar-debar dan tampak berkeringat apabila pergi ke
sekolah baru-baru ini. Pasien sementara menguruskan untuk dipindahkan bagian ke sekolah lain
kerna tidak ingin bertemu teman sejawatnya kerna malu diberhentikan.
Hendaya / disfungsi: Riwayat Penyakit Fisik:
• Hendaya dalam bidang sosial ada, pasien
merasa malu untuk berjumpa dengan teman
• Riwayat infeksi tidak ada
sejawatnya. • Riwayat trauma tidak ada.
• Hendaya dalam bidang pekerjaan ada, pasien • Riwayat kejang tidak ada
merasa tidak bersemangat untuk beraktivitas • Riwayat merokok, minum alcohol dan
setelah diberhentikan menjadi kepala sekolah.
• Hendaya dalam penggunaan waktu senggang pemakaian Napza tidak ada
ada, yaitu pasien sering mengelamun dan sulit • Ada riwayat hipertensi yang diketahui
berkonsentrasi. sejak 1 tahun lalu, berobat teratur
Faktor stressor psikososial :
dengan Amlodipin
• Pasien diberhentikan menjadi kepala sekolah
• Pasien merasa risau dengan penyakit stroke
yang dialaminya 1 tahun dulu dan takut
serangan berulang
• Pasien merasa sedih bila memikirkan tentang
keluarganya dan masa depan anaknya
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun) Riwayat Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
• Pasien lahir pada tahun 1964, lahir cukup • Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan
bulan, secara normal. Pasien lahir dibantu saudara-saudaranya. Pada usia 6 tahun,
oleh dukun di rumah. Pasien mendapat ASI pasien masuk SD dan prestasi belajar pasien
eksklusif. Pertumbuhan dan perkembangan di sekolah termasuk biasa-biasa saja.
pasien baik sesuai usia. Pasien memiliki banyak teman.

Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun) Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
• Perkembangan masa kanak-kanak awal • Setelah tamat SD, pasien melanjutkan
pasien seperti berjalan, berbicara, dan pendidikan ke SMP dan kemudain
perkembangan motorik berlangsung baik melanjutkan pendidikannya ke SMA. Pasien
sesuai usia. Pasien diasuh oleh kedua orang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.
tuanya. Pasien juga sering bermain dengan Pasien juga seorang yang ceria dan
teman seusiannya. bersemangat.
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI

Riwayat Masa Dewasa


• Pasien melanjutkan pendidikannya dalam
S1, kemudian sambung pendidikan S2
dan setelah menyelesaikan kuliahnya
pasien bekerja sebagai guru dan kemudai
dilantik menjadi kepala sekolah. Setelah
diserang penyakit Stroke 1 tahun yang
lalu, pasien diberhentikan menjadi kepala
sekolah dan menjadi guru biasa.
Riwayat Kehidupan Keluarga
• Pasien anak pertama dari 3 bersaudara (♂,♀,♀,)
• Hubungan dengan saudara baik.
• Pasien mempunyai 3 orang anak .(♀,♀,♀)
• Pasien tinggal bersama istri dan anak bongsunya yang masih SMA.
• Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama: ada, yaitu ayah pasien yang juga mengalami
stroke
GENOGRAM
Situasi Sekarang
• Pasien tinggal bersama istri dan anaknya yang bongsu. Hubungan pasien dengan angota
keluarganya sangat baik.

Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya


• Pasien merasa sakit dan butuh pertolongan, pasien merasa keluarganya mendukung
kesembuhannya dan hubungan dengan anggota keluarganya sangat baik.
STATUS MENTAL

Deskripsi Umum : Aktivitas psikomotor:


Penampilan umum: • Gelisah.
• Seorang laki-laki mengenakan baju
Pembicaraan:
kaos warna coklat krem dan celana
jeans panjang. Pasien tampak • Tidak spontan, intonasi pelan,
kemas dan rapi, perawatan diri baik. kadang tersekat
Perawakan tinggi besar. Wajah Sikap terhadap pemeriksa:
pasien tampak sesuai dengan usia. • Kooperatif
Kesadaran:
• Kuantitas E4M6V5 (Compos
Mentis), kualitas baik. Kontak mata
ada, verbal ada.
Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :

• Mood : Hipotimia
• Afek : Terbatas
• Empati : Dapat dirabarasakan
Fungsi Intelektual (kognitif) :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan sesuai dengan


pendidikan.
2. Daya konsentrasi: Konsentrasi terganggu
3. Orientasi
• Orientasi waktu :Tidak terganggu
• Orang :Tidak terganggu
• Tempat :Tidak tergangu
Daya ingat Gangguan Persepsi :
• Jangka panjang : Tidak terganggu • Halusinasi:
• Jangka pendek : Tidak terganggu • Halusinasi auditorik: Tidak ada
• Jangka segera : Tidak terganggu • Halusinasi visual: Tidak ada
Pikiran abstrak : Tidak terganggu • Ilusi: Tidak ada
Bakat kreatif : Tidak ada • Depersonalisasi: Tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri :Baik • Derealisasi: Tidak ada
Proses Berpikir : Pengendalian impuls : Tidak terganggu
1. Arus pikiran : Daya nilai :
• Produktivitas : Kurang
• Kontinuitas: Relevan/koheren • Norma sosial : Tidak terganggu
• Hendaya berbahasa: Tidak ada • Uji daya nilai : Tidak terganggu
• Penilaian realitas : Tidak terganggu
2. Isi pikiran
• Preokupasi: Ada
• Masalah pekerjaan yang sekarang
setelah diberhentikan menjadi
kepala sekolah
• Serangan Stroke berulang
• Nasib keluarga dan masa depan
anaknya
• Gangguan isi pikiran: Tidak ada
Tilikan (insight) :
• Derajat 6, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, patuh dalam
minum obat

Taraf dipercaya :
• Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT
Status Internus O Konjungtiva tidak anemis, sklera
• Keadaan umum : Baik tidak ikterus. Jantung, paru dan
• Kesadaran : Compos mentis, abdomen dalam batas normal.
Baik Ekstremitas atas dan bawah tidak
ada kelainan.
Tanda vital
• Tekanan darah : 170/90 mmHg
• Nadi : 106x/menit
• Suhu : 36,8°C
• Pernapasan : 20x/menit
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA

Seorang laki-laki, berusia 54 tahun datang ke poli RSWS untuk pertama kalinya dengan
keluhan gelisah yang dirasakan sejak dua minggu terakhir. Gelisah dirasakan terus-
menerus sejak pasien diberhentikan menjadi kepala sekolah karena dianggap sudah tidak
mampu kerja karena pernah mengalami serangan Stroke 1 tahun yang lalu. Posisi pasien
sekarang telah digantikan oleh teman akrabnya. Pasien juga mengeluh sulit tidur dan jika
tidur saat terbangun pasien akan mulai merasa gelisah dan tidak nyaman dan terkadang
pasien merasa sedih apabila memikirkan tentang masalahnya dan masa depan anaknya
nanti. Akhir-akhir ini juga pasien sulit berkonsentrasi, sering termenung dan merasa tidak
semangat dan kadang sering lupa. Pasien juga mengeluhkan jantungnya sering berdebar-
debar dan tampak berkeringat apabila pergi ke sekolah baru-baru ini. Pasien sementara
menguruskan untuk dipindahkan bagian ke sekolah lain kerna tidak ingin bertemu teman
sejawatnya kerna malu diberhentikan.
Pasien lahir secara normal, ditolong oleh dukun. Pasien cukup bulan dan meminum ASI
eksklusif, perkembangan dan pertumbuhan pasien baik. Pasien sekarang adalah guru
sekolah dan tinggal bersama istri dan anak bongsunya yang masih SMA. Sebelum sakit,
pasien mempunyai pribadi yang ceria dan bersemangat.
Berdasarkan pemeriksaan status mental, didapatkan aktivitas psikomotor tenang, kontak
mata dan verbal ada, verbalisasi tidak spontan, intonasi perlahan dan kadang tersekat.
Mood hipotimia dan afek terbatas. Pasien ada preokupasi isi fikiran dengan masalah
pekerjaannya yang sekarang setelah diberhentikan menjadi kepala sekolah serta takut
terkena serangan Stroke berulang. Pasien sulit berkonsentrasi saat ditanyai mengenai
penyakitnya dan kelihatan tidak nyaman.
EVALUASI
MULTIAKSIAL
Aksis I:
-Berdasarkan autoanamnesa, didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu cemas dan
kekhawatiran berlebihan sehingga sulit untuk tidur, konsentrasi menurun, pasien merasa gelisah
dan masalah ini difikirkan berulang-ulang dan terus-menerus. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan atau distress dan kesulitan dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan aktivitas diwaktu
senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan jiwa.
-Berdasarkan pemeriksaan status mental tidak didapatkan halusinasi dan waham sehingga
dikategorikan Gangguan jiwa non psikotik.
-Walaupun pada pasien pernah mengalami penyakit Stroke 1 tahun yang lalu, namun adanya
bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari síndrom mental ini yaitu terdapat stress skibat
dari masalah pekerjaan serta disokong dari status internus dan neurologis yang tidak ditemukan
sebarang kelainan sehingga kelainan organik dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai
Gangguan jiwa non psikotik non organik.
-Pada pasien ditemukan adanya rasa cemas dan depresi yang berlangsung hampir setiap hari
untuk selama 2 minggu terakhir ini, dimana masing-masing tidak menampakkan gejala yang
cukup berat untuk menegakkan suatu diagnosis tertentu, maka berdasarkan PPDGJ III pasien ini
masuk dalam kategori Gangguan Campuran Anxietas dan depresi (F 41.2)
Aksis II :
• Pasien termasuk dalam Gangguan Kepribadian Cemas
Aksis III :
• Pasien menderita penyakit Stroke, hipertensi dan dislipidemia
Aksis IV :
• Faktor stressor psikososial
• Pasien memikirkan tentang pekerjaan yangg sekarang setelah diberhentikan menjadi
kepala sekolah
• Pasien memikirkan tentang nasib keluarga dan masa depan anaknya nanti.
• Pasien memikirkan tentang penyakit Stroke yang dialami

Aksis V :
• GAF scale saat ini : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disbalitas ringan
dalam sosial,pekerjaan dll.)
DAFTAR PROBLEM

Organobiologik
• Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna. Namun diduga
terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan
farmokoterapi

Psikologik
• Ditemukan adanya gejala cemas dan depresi sehingga pasien memerlukan
psikoterapi.

Sosiologik
• Ditemukan adanya hendaya dalam pekerjaan, sosial dan aktivitas dalam waktu
senggang.
RENCANA TERAPI

Farmakoterapi : Psikoterapi
• Fluoxetin 20 mg/12 jam/oral -Ventilasi: memberikan kesempatan
(1-0-1) seluasnya kepada pasien untuk
• Alprazolam 0,5 mg/8 jam/oral menceritakan keluhan dan isi
(1/2- ½ -1) hatinya sehingga lega

-Konseling: memberikan penjelasan


tentang penyakitnya, memotivasi
pasien agar tetap rutin minum obat

Sosioterapi
PROGNOSIS

Faktor Pendukung : Faktor Penghambat:


• Tidak ada kelainan organobiologik • Pasien merasa cemas setelah
• Tidak ada riwayat gangguan jiwa diberhentikan menjadi kepala
dalam keluarga sekolah dan sering memikirkan
• Keluarga pasien mendukung tentang penyakit Stroke yang
penyembuhan pasien dialaminya dulu.
• Keinginan pasien untuk sembuh
dan berobat
• Tingkat pendidikan yang cukup
tinggi
FOLLOW UP

Pasien diminta untuk rutin datang kontrol dan pastikan pasien meminum
obatnya. Yang harus dipantau adalah keadaan umum, perkembangan
penyakit, efektivitas terapi serta kemungkinan efek samping dan obat.
PEMBAHASAN
Depresi adalah gangguan mental yang umum, dikarakterisasi oleh
kesedihan, kehilangan minat, rasa bersalah atau rasa tidak
percaya diri, gangguan tidur dan nafsu makan, rasa lelah dan
konsentrasi yang terganggu.
ETIOLOGI

Tidak diketahui

• Genetik
• Biologi
• Lingkungan
• Psikologi
KRITERIA DIAGNOSIS

Gejala Utama: Gejala Tambahan:


• Afek depresif • Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Kehilangan minat dan kegembiraan • Harga diri dan kepercayaan diri
• Berkurangnya energi yang menuju berkurang
meningkatnya keadaan mudah • Gagasan tentang rasa bersalah dan
lelah dan menurunnya aktivitas tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram
dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
KLASIFIKASI

Episode Depresi Ringan Episode Depresi Sedang Episode Depresi Berat


• Sekurang-kurangnya 2 • Sekurang-kurangnya 2 • 3 gejala utama harus ada
dari 3 gejala utama dari 3 gejala utama • Sekurang-kurangnya 4
• Sekurang-kurangnya 2 • 3 (sebaiknya 4) gejala dari gejala lainnya, dan
dari gejala lainnya tambahan harus berintensitas berat
• Tidak boleh ada gejala • Berlangsung sekurang- • Berlangsung 2 minggu
berat kurangnya 2 minggu • Tidak bisa meneruskan
• Berlangsung sekurang- • Kesulitan nyata untuk kegiatan sosial, pekerjaan
kurangnya 2 minggu meneruskan kegiatan atau urusan rumah
• Hanya sedikit kesulitan sosial, pekerjaan dan tangga
dalam pekerjaan dan urusan rumah tangga
kegiatan sosial
DIAGNOSIS BANDING

• Gangguan penyesuaian dengan


mood depresi
• Gangguan jiwa akibat alkohol
• Gangguan cemas
• Gangguan mood lainnya
• Gangguan Somatoform
TERAPI

Psikoterapi Farmakoterapi
• Terapi kognitif • SSRI
• Terapi interpersonal • SNRI
• Terapi perilaku • TCA
• Terapi psikoanalisa • MAOI
• Terapi keluarga
PROGNOSIS

• Prognosis cukup baik


• Risiko berulang sebesar 50% pada tahun pertama
• Bergantung kepada dukungan keluarga, komorbid, penyalahgunaan
alkohol dan substansi lainnya, gangguan cemas, dll
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai