Anda di halaman 1dari 32

KELAINAN ADNEKSA

Hilmi Zakiyah Nurlatifah


20120310120

Pembimbing :
dr. Lucky H, Sp KK
Miliaria
• Sinonim : liken tropikus, prickle heat, biang keringat, keringat
buntet
• Definisi : kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan
adanya vesikel milier.
• Etiologi : obstruksi kelenjar ekrin  hawa panas
• Predileksi : daerah tertutup pakaian, tekanan/gesekan pakaian
• Klasifikasi : miliaria kristalina, rubra, profunda
MILIARIA KRISTALINA
• Lesi superficial, vesikel 1 – 2 mm, bergerombol
tanpa tanda radang.
• Terapi :
 tidak perlu terapi khusus  asimptomatik, dapat
sembuh sendiri
 menghindari pencetus  hindari panas berlebih,
usaha ventilasi baik, pakaian tipis dan menyerap
keringat

MILIARIA RUBRA
• Sumbatan di lapisan dalam epidermis, lesi
makula/papul eritem 1-4 mm
• Terapi :
 bedak salisil 2% dan mentol ¼ - 2%.
 losio faberi
 gatal berat  kortikosteroid (betametason 0,1%)
antihistamin
 menghindari pencetus
MILIARIA PROFUNDA
• Jarang terjadi, biasanya terjadi setelah miliaria rubra.
• Papul putih, keras, ukuran 1 – 3 mm terutama badan
dan ekstremitas, tidak gatal dan tidak terdapat
eritema.
• lotio calamine dengan atau tanpa mentol 0,25%
• menghindari pencetus
Hidradenitis
• Infeksi kelenjar apokrin yang disebabkan oleh S. aureus,
dapat didahului trauma/microtrauma, pergesekan karena
banyak keringat, iritasi oleh deodoran dan cabut ataupun
cukur rambut ketiak
• Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak,
perineum)
• Klinis : Mengenai usia akil balik – dewasa, Riwayat
trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut ketiak
digunting)demam
• UKK : nodus dengan tanda radang, kemudian melunak
menjadi abses pecah fistel. Jika menahun ditemukan
abses,fistel, sinus yang multipe, disertai leukositosis
• Terapi : Antibiotik sistemik
Kompres, insisi
Eksisi kelenjar apokrin
Kelainan rambut
• Alopecia
• Efluvium
• Kelainan bentuk dan warna rambut
Alopecia
• Kebotakan rambut
• Tipe alopesia :
1. Tipe Alopesia universalis : seluruh rambut yang
ada pada tubuh
2. Tipe Alopesia totalis : seluruh rambut kepala
3. Tipe Alopesia aerata : setempat – setempat,
berbatas tegas umumnya pada kulit kepala
tetapi juga dapat terjadi pada daerah berambut
lainnya.
Alopecia Areata
• Bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut
dan bulu mata. Berbentuk bulat atau lonjong, dengan rambut
patah pada tepinya. Bila rambut dicabut dapat terlihat bulbus
atrofi.

• 4 tipe berdasar Ikeda :


– Umum : 20 – 40 tahun, 6% menjadi totalis
– Atipik : dimulai pada anak2 dan 75% menjadi
totalis
– Prehipertensif : usia dewasa muda, 39% menjadi totalis
– Kombinasi : setelah usia 40 tahun, 10% menjadi totalis.

• Etiologi
 Genetic, 25% autosomal dominan
 Imunologi, dipengaruhi imunitas humoral, diperiksa dengan
imunofluoresensi adanya endapan C3.
 Faktor lain, seperti atipi.
• Terapi :
• Tidak memerlukan terapi khusus  beberapa
sembuh spontan
• Penyuntikan intralesi dan triamsinolon asetonid
• Aplikasi topikal dengan kortikosteroid
• Penutulan fenol 95% yang dinetralisasi alkohol
tiap minggu.
Alopesia Androgenika (Male
Pattern Alopecia)
• Timbul pada akhir 20 atau awal 30 tahun.
Rambut rontok bertahap dimulai dair vertex dan
frontal.
• Garis rambut anterior mundur dan dahi menjadi
terlihat lebar. Puncak kepala menjadi botak.
Beberapa varian bentuk kerontokan dapat
terjadi, tapi paling sering resesi bagian
frontoparietal dan vertex menjadi botak.
• Alopesia liminaris : kerontokan rambut di
sekeliling tepi kulit kepala berambut, sering pada
negro perempuan yang menigkat rambut erat-erat
atau pengering rambut yang merusak batang
rambut.
• Alopesia traksi : kebiasan memilin milin
rambut dengan jari, alat pengeriting dan pita rambut.
• Alopesia perinevei : areata sekitar nevus
pigementosus di kepala
• Alopesia sifilitika : terjadi pada sifilis stadium II,
berupa alopesia difusa atau areolaris (pada stadium II
lanjut). Kerontokan terjadi setempat2. tampak
sebagai bercak2 yang ditumbuhi oleh rambut tipis
seperti moth eaten appearance.
penyebabnya : adanya roseola/papul akar rambut
dirusan oleh traponema.
• Alopesia seboroik : kerontokan rambut disertai
ketombe, kulit kepala berminyak dan dermatitis
seboroik
• Alopesia karena faktor fisis : radiasi berlebih,
atau epilasi dengan sinar X pada pengobatan
tinea kapitis, alopesia tekanan karena bayi
berbaring pada satu sikap.
• Ofiasis : bentuk alpoesia areata yg
konfluens, terjadi pada pelipis, oksipital dan
parietal.
• Trikotilomania : alopesia neurosis, ditarik
berulangkali hingga putus.
• Alopesia karena sisir panas (catok)
Efluvium
• kerontokan rambut sekitar 120 helai
perhari. Dapat terjadi difus atau local.
Kelaianan setempat dapat unifokal atau
multifocal. Bila berlanjut akan menjadi
alopecia.
Efluvium
• Difus • Lokal (setempat)
– Eflivium telogen – Karena infeksi
– Eflivium anagen – Karena trauma
– Alopesia androgenika – Kerusakan batang
pada wanita rambut
– Kelainan batang – Alopesia androgenika
rambut pada pria
Efluvium Telogen
• Kerontokan terlalu cepat dan terlalu banyak pada folikel
normal. Kerontokan antara 120-400 helai/hari
• Klasifikasi
 Efluvium telogen pasca partum : 2 – 5 bulan postpartum, pada
1/3 anterior kulit kepala.
 Efluvium telogen pascanatal: pada bayi sejak lahir berumur 4
bulan dan akan tumbuh kembali umur 6 bulan
 Efluvium telogen psikis: kerontokan tiba2 setelah syok psikis
 Efluvium telogen pasca febris akut : setelah penyakit yang
disertai panas tinggi, seperti pneumonia atau tifus,
kerontokan terjadi 2 – 3 bulan setelah sakit.
Eflivium Anagen
• Terjadi setelah pengobatan kemoterapi
untuk karsinoma, misalnya alkylating
agents dan obat penghambat mitosis.
• Bila diberikan dalam dosis tinggi, terjadi
kerontokan anagen dalam 1-2 minggu.
• Px histopatologi : folikel yang menipis dan
berkerut sehingga rambut terpisah
Kelainan bentuk / warna rambut
• Trikoreksis Nodosa/Penyakit Mutiara : bintik putih
pada jarak2 tertentu. Di tempat tersebut korteks
rambut hancur dan terbelah pada pemeriksaan
mikroskop terlihat seperti 2 ujung sapu bersambut
 gunting rambut dan hilangkan kausa.

• Moniletriks / beaded hair : pada anak usia bbrp


bulan. rambut mudah patah, biasa disertai Keratosis
pilaris, kelainan herediter

• Trikoptilosis atau fragilatus clanum : rambut


bercabang, krn gg gizi, suhu panas, kimiawi, atau
rangsang mekanis
• Trikolasia :
gampang patah krn zat tanduk berkurang kualitasnya.

• Pili anulati atau leukotrikia anularis rambut berwarna


gelap dan pucat selang seling yang disebabkan reflex
cahaya yang berbeda dari ruang berudara dalam korteks
dan medulla. Pertumbuhan rambut normal.

• Pili torti : terpilin sepanjang poros panjang rambut,


sehingga terlihat seperti spiral. Biasa pada bayi dan anak
anak. Batang rambut terlhat menipis dan menebal.
Menurun secara autosomal dominan

• Trikoreksis invaginata : bamboo hair, intususepsi batang


rambut.
• Kinking hair : berlekuk dan berputar nya
rambut daerah temporal dan meluas kea rah
parietal dan frontal, rambut tampak seperti
wol.

• Trikonodosis : terdapat simpul2 terutama pd


rambut keriting. Diduga terjadi karena
gesekan kepala dengan bantal dibedakan
dengan trikoreksia nodosa dan pedikulosis
kapitis

• Kanitis : Gray hair, poliosis, perubahan


warna rambut menjadi putih/ uban
Kelainan kelebatan rambut
• Hipertrikosis : tempat-tempat yang biasanya juga
ditumbuhi rambut

• Hirsutisme : tumbuhnya rambut berlebih pd wanita pd


tempat yg merupakan tanda seks sekunder seperti kuis,
janggut, dan cambang

• Hipotrikosis dan atrikosis congenital : bayi lahir dengan


velus yang normal tetapi setelah rontok ternyata rambut
terminal tidak tumbuh dan tetap menjadi velus.
Kelainan kuku
• Penyerta Dermatosis
• Penyakit Kuku
• Perubahan Warna Kuku
Penyerta Dermatosis
Paronikia
• Definisi : reaksi inflamai mengenai lipatan kulit sekitar kuku.
• Gejala : bengkak jaringan, nyeri dan dapat mengeluarkan
pus. Infeksi kronis  celah horizontal pada dasar kuku. Mengenai 1
-3 jari, terutama telunjuk dan jari tengah.
• Etiologi : pemisahan lempeng kuku dan eponikium.
Disebabkan trauma karena maserasi pd tangan yang sering kena air
 terkontaminasi jamur / kokus piogenik.
• Insiden : sering pd wanita, bartender, pencuci, pderita DM
dan malnutris, anak karena mengisap jari.
• Pengobatan : cegah trauma dan jaga kulit tetap kering pd UKK,
insisi pada paronikia akut dengan supurasi.
• Onimikosis
• Definisi : Perubahan pada kuku berupa belah
longitudinal, lipatan kuku mengembung, kadang
anonikia, timbul tanpa kelainan kulit. Lempeng kuku
menipis dan papul liken planus dapat mengenai lempeng
kuku.
Terapi : Steroid sistemik oral ataupun intramuscular, tapi
2/3 kasus remisi. Bila yang terkena < 3 jari, bisa dilakukan
steroid intralesi, remisi minimal.

• Koilonikia / spoon nail : kuku tipis dan cembung dengan


pinggir meninggi. Menyertai kelainan metabolism besi,
gejala sindrom plummer Vinson dapat disebabkan sabun
keras atau keadaan lain yang menipiskan kuku.

• Kuku Psoriasis : pitts, terowongan, Beau’s Line*


(cekungan transversal), leukonikia dengan permukaan
kasar atau licin. Pada dasar kuku terdapat perdarahan
dan berwarna merah. Hiponikia berwarna kuning hijau
pada daerah onikolisis.
terapi : injeksi triamsinolon asetonid kadang menolong.
Penyakit darier :
• kuku rapuh dan pecah dengan
perubahan warna longitudinal dan
hipekeratosis di bawah kuku

Beau’s Line
• Definisi : terowongan transversal
dimulai dari lunula berjalan ke arah
distal sesuai pertumbuhan kuku.
Disebabkan penghentian sementra
fungsi matriks kuku.
• Etiologi : morbili, reaksi obat
Penyakit Kuku
• Hipocatric (clubbed) fingers : Kuku
menggembung dan berbentuk konvek dalam arah
transversal dan longitudinal seperti gelas arloji dan
terdapat pelebaran pada falangs tengah  sarcoma,
bronkiektasi, bronchitis kronik, neoplasm, tbc dan
emfisema, serta jantung congenital.
• Shell Nail Syndrome : Menyertai bronkiektasi, kuku
menyerupai clubbed nail tapi dasar kuku atrofi.
• Onikauksis : menebal tanpa kelainan bentuk.
Menyertai penyakit akromegai, darier, psoriasis, dan
pitiriasi rubra pilaris.
• Onikogrifosis : berubah bentuk dan menebal seperti
cakar. Disebabkan trauma neuropatia perifer dan
perubahan vascular perifer. Sering disebabkan
pemotongan kuku yg tidak teratur. Biasa pada
jempol kaki orangtua.
• Anonikia : tidak tumbuhnya kuku,
disebabkan defek ektoderma congenital, iktiosis, dan
infeksi berat, serta Raynaud Phenomenon.

• Onikoatrofi : kuku menjadi tipis dan kecil ec gg


vascular, EB, Liken planus, dan Penyakit darier,
terdapat pada sindrom nail-patella-elbow.
• Onikolisis : terpisahnya kuku dari dasar terutama
bagian distal atau lateral. Warna menjadi kuning
karena pus, udara atau skuama.
Infeksi pseudomonas memberi warna hijau,
perdarahan memberi warna coklat. Eksudat
mengandung glikoprotein membentuk oily spot.
Etiologi : jamur dermatofit, atau kandida,
trauma karena sepatu dan bahan kimia
• Pakionikia : penebalan lempeng kuku, dengan jari
kaki 2x lebah tebal (normalnya 0,5 mm). Terjadi
karena hyperkeratosis dari dasar kuku atau karena
perubahan matriks kuku.

• Onikoreksis/Brittle Nail : kuku yang rapuh dan pecah


• Hapalonika : kuku menjadi tipis, lunak dan mudah
sobek. Sering menyertai malnutrsi, miksederma,
lepra, dan Raynaud Phenomenon.

• Nail-Patella-Elbow Syndrome : sindrom yg


ditandai adanya hipoplasi patella dan kuku,
penebalan scapula, dan hiperekstensi sendir.
Perubhan mata berupa katarak dan heterokromia.

• Median nail distrofi : adanya celah yg longitudinal


pada tengah kuku karena trauma (habitual tic)

• Pterygium unguis : kutikel yg tumbuh abnormal


sehingga menutupi lempeng kuku bagian proximal.

• Hang Nail : eponikum yg tumbuh berlebih dan


berbelah seingga timbul fisura pd pinggir kuku
lateral, memberi rasa nyeri.

• Onikofagia / Nail Biting : neurosis

• Onikopilomania : neurosis, merobek kuku.


Perubahan Warna Kuku
Terjadi disebabkan pigmen melanin akibat
melanogenesis berlebih, endapan zat lain
pada bagian kuku dan warna sesuai dengan
zat apa yang mengendap

 Green nails : onikolisis, dan paronikia berat


akibat pseudomonas yg menghasilkan pigmen
piosianin dan diendapkan di lempeng kuku.
 Black Nails: infeksi oleh c.albican, sindrom
Peutz Jegher, melanoma kuku
 Junction : Naevi membentuk kuku hitam.
 Ungu kecoklatan/merah tua/brown nails
 Kuku Biru : lunula bewarna biru pd penderita
Wilson disease, akibat pengendapan
tembaga. Warna biru jg kdg terjadi pd
penderita angina.
• Kuku Kuning : kuku tumbuh lambat, cembung
dan tebal, lanula tidak tampak dan seluruh badan
menjadi kuning, adanya edema pd kuku muka dan
efusi pleura, pathogenesis unknown.

• Kuku Putih
• Kuku putih sebagian
 Leukonikia pungtata, terjadi pada penyakit tifus,
nefritis karena trauma, dan infeksi jamur.
 Leukonikia striata : perubahan warna kuku
berupa garis putih disebabkan kelainan herediter,
keracunan talium, atau trauma otak yg hebat.
 Half and half nails : warna kuku proksimal putih,
distal merah muda dengan bayas tegas/
Perubahan ditemukan pd penderita ginjal kornik.
 Meen’s transverse Band : pita putih yang
melintang pada keracunan arsen

• Kuku putih menyeluruh : Leukonikia totalis


pada penderita CH/ penyakit jantung, diabetes
mellitus, tuberculosis, dan arthritis rheumatoid.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai