Pembimbing :
dr. Lucky H, Sp KK
Miliaria
• Sinonim : liken tropikus, prickle heat, biang keringat, keringat
buntet
• Definisi : kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan
adanya vesikel milier.
• Etiologi : obstruksi kelenjar ekrin hawa panas
• Predileksi : daerah tertutup pakaian, tekanan/gesekan pakaian
• Klasifikasi : miliaria kristalina, rubra, profunda
MILIARIA KRISTALINA
• Lesi superficial, vesikel 1 – 2 mm, bergerombol
tanpa tanda radang.
• Terapi :
tidak perlu terapi khusus asimptomatik, dapat
sembuh sendiri
menghindari pencetus hindari panas berlebih,
usaha ventilasi baik, pakaian tipis dan menyerap
keringat
MILIARIA RUBRA
• Sumbatan di lapisan dalam epidermis, lesi
makula/papul eritem 1-4 mm
• Terapi :
bedak salisil 2% dan mentol ¼ - 2%.
losio faberi
gatal berat kortikosteroid (betametason 0,1%)
antihistamin
menghindari pencetus
MILIARIA PROFUNDA
• Jarang terjadi, biasanya terjadi setelah miliaria rubra.
• Papul putih, keras, ukuran 1 – 3 mm terutama badan
dan ekstremitas, tidak gatal dan tidak terdapat
eritema.
• lotio calamine dengan atau tanpa mentol 0,25%
• menghindari pencetus
Hidradenitis
• Infeksi kelenjar apokrin yang disebabkan oleh S. aureus,
dapat didahului trauma/microtrauma, pergesekan karena
banyak keringat, iritasi oleh deodoran dan cabut ataupun
cukur rambut ketiak
• Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak,
perineum)
• Klinis : Mengenai usia akil balik – dewasa, Riwayat
trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut ketiak
digunting)demam
• UKK : nodus dengan tanda radang, kemudian melunak
menjadi abses pecah fistel. Jika menahun ditemukan
abses,fistel, sinus yang multipe, disertai leukositosis
• Terapi : Antibiotik sistemik
Kompres, insisi
Eksisi kelenjar apokrin
Kelainan rambut
• Alopecia
• Efluvium
• Kelainan bentuk dan warna rambut
Alopecia
• Kebotakan rambut
• Tipe alopesia :
1. Tipe Alopesia universalis : seluruh rambut yang
ada pada tubuh
2. Tipe Alopesia totalis : seluruh rambut kepala
3. Tipe Alopesia aerata : setempat – setempat,
berbatas tegas umumnya pada kulit kepala
tetapi juga dapat terjadi pada daerah berambut
lainnya.
Alopecia Areata
• Bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut
dan bulu mata. Berbentuk bulat atau lonjong, dengan rambut
patah pada tepinya. Bila rambut dicabut dapat terlihat bulbus
atrofi.
• Etiologi
Genetic, 25% autosomal dominan
Imunologi, dipengaruhi imunitas humoral, diperiksa dengan
imunofluoresensi adanya endapan C3.
Faktor lain, seperti atipi.
• Terapi :
• Tidak memerlukan terapi khusus beberapa
sembuh spontan
• Penyuntikan intralesi dan triamsinolon asetonid
• Aplikasi topikal dengan kortikosteroid
• Penutulan fenol 95% yang dinetralisasi alkohol
tiap minggu.
Alopesia Androgenika (Male
Pattern Alopecia)
• Timbul pada akhir 20 atau awal 30 tahun.
Rambut rontok bertahap dimulai dair vertex dan
frontal.
• Garis rambut anterior mundur dan dahi menjadi
terlihat lebar. Puncak kepala menjadi botak.
Beberapa varian bentuk kerontokan dapat
terjadi, tapi paling sering resesi bagian
frontoparietal dan vertex menjadi botak.
• Alopesia liminaris : kerontokan rambut di
sekeliling tepi kulit kepala berambut, sering pada
negro perempuan yang menigkat rambut erat-erat
atau pengering rambut yang merusak batang
rambut.
• Alopesia traksi : kebiasan memilin milin
rambut dengan jari, alat pengeriting dan pita rambut.
• Alopesia perinevei : areata sekitar nevus
pigementosus di kepala
• Alopesia sifilitika : terjadi pada sifilis stadium II,
berupa alopesia difusa atau areolaris (pada stadium II
lanjut). Kerontokan terjadi setempat2. tampak
sebagai bercak2 yang ditumbuhi oleh rambut tipis
seperti moth eaten appearance.
penyebabnya : adanya roseola/papul akar rambut
dirusan oleh traponema.
• Alopesia seboroik : kerontokan rambut disertai
ketombe, kulit kepala berminyak dan dermatitis
seboroik
• Alopesia karena faktor fisis : radiasi berlebih,
atau epilasi dengan sinar X pada pengobatan
tinea kapitis, alopesia tekanan karena bayi
berbaring pada satu sikap.
• Ofiasis : bentuk alpoesia areata yg
konfluens, terjadi pada pelipis, oksipital dan
parietal.
• Trikotilomania : alopesia neurosis, ditarik
berulangkali hingga putus.
• Alopesia karena sisir panas (catok)
Efluvium
• kerontokan rambut sekitar 120 helai
perhari. Dapat terjadi difus atau local.
Kelaianan setempat dapat unifokal atau
multifocal. Bila berlanjut akan menjadi
alopecia.
Efluvium
• Difus • Lokal (setempat)
– Eflivium telogen – Karena infeksi
– Eflivium anagen – Karena trauma
– Alopesia androgenika – Kerusakan batang
pada wanita rambut
– Kelainan batang – Alopesia androgenika
rambut pada pria
Efluvium Telogen
• Kerontokan terlalu cepat dan terlalu banyak pada folikel
normal. Kerontokan antara 120-400 helai/hari
• Klasifikasi
Efluvium telogen pasca partum : 2 – 5 bulan postpartum, pada
1/3 anterior kulit kepala.
Efluvium telogen pascanatal: pada bayi sejak lahir berumur 4
bulan dan akan tumbuh kembali umur 6 bulan
Efluvium telogen psikis: kerontokan tiba2 setelah syok psikis
Efluvium telogen pasca febris akut : setelah penyakit yang
disertai panas tinggi, seperti pneumonia atau tifus,
kerontokan terjadi 2 – 3 bulan setelah sakit.
Eflivium Anagen
• Terjadi setelah pengobatan kemoterapi
untuk karsinoma, misalnya alkylating
agents dan obat penghambat mitosis.
• Bila diberikan dalam dosis tinggi, terjadi
kerontokan anagen dalam 1-2 minggu.
• Px histopatologi : folikel yang menipis dan
berkerut sehingga rambut terpisah
Kelainan bentuk / warna rambut
• Trikoreksis Nodosa/Penyakit Mutiara : bintik putih
pada jarak2 tertentu. Di tempat tersebut korteks
rambut hancur dan terbelah pada pemeriksaan
mikroskop terlihat seperti 2 ujung sapu bersambut
gunting rambut dan hilangkan kausa.
Beau’s Line
• Definisi : terowongan transversal
dimulai dari lunula berjalan ke arah
distal sesuai pertumbuhan kuku.
Disebabkan penghentian sementra
fungsi matriks kuku.
• Etiologi : morbili, reaksi obat
Penyakit Kuku
• Hipocatric (clubbed) fingers : Kuku
menggembung dan berbentuk konvek dalam arah
transversal dan longitudinal seperti gelas arloji dan
terdapat pelebaran pada falangs tengah sarcoma,
bronkiektasi, bronchitis kronik, neoplasm, tbc dan
emfisema, serta jantung congenital.
• Shell Nail Syndrome : Menyertai bronkiektasi, kuku
menyerupai clubbed nail tapi dasar kuku atrofi.
• Onikauksis : menebal tanpa kelainan bentuk.
Menyertai penyakit akromegai, darier, psoriasis, dan
pitiriasi rubra pilaris.
• Onikogrifosis : berubah bentuk dan menebal seperti
cakar. Disebabkan trauma neuropatia perifer dan
perubahan vascular perifer. Sering disebabkan
pemotongan kuku yg tidak teratur. Biasa pada
jempol kaki orangtua.
• Anonikia : tidak tumbuhnya kuku,
disebabkan defek ektoderma congenital, iktiosis, dan
infeksi berat, serta Raynaud Phenomenon.
• Kuku Putih
• Kuku putih sebagian
Leukonikia pungtata, terjadi pada penyakit tifus,
nefritis karena trauma, dan infeksi jamur.
Leukonikia striata : perubahan warna kuku
berupa garis putih disebabkan kelainan herediter,
keracunan talium, atau trauma otak yg hebat.
Half and half nails : warna kuku proksimal putih,
distal merah muda dengan bayas tegas/
Perubahan ditemukan pd penderita ginjal kornik.
Meen’s transverse Band : pita putih yang
melintang pada keracunan arsen