Anda di halaman 1dari 7

ESTUARI DAN SURF ZONE

Disusun oleh :
Indah Lestari 26020216130104
Reza Vahlevi 26202016130109
Dinda Ayu Octaviana 26020216130112
OSEANOGRAFI C
MATA KULIAH
HIDRODINAMIKA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017


Pengertian
Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampu
ran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (s
aluran air tawar dan genangan air tawar).

. Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat dan laut yang sang
at di pengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung
dari pengaruh gelombang laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertut
up atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan
bahkan gundukan pasir dan tanah liat.
Pola Bentukkan
1. Bentukan yang pertama adalah bentukan asli yang merupakan bentuka
n dari pola topografi yang secara alami terjadi pertemuan antara air lau
t dan air tawar. Namun pola bentukan ini amat sangat umum bahkan m
enyatukan pengkategorian estuary pada daerah pertemuan antara laut
dan sungai serta daerah tanpa adanya aliran sungai namun terdapat su
mbar air tawar seperti pada daerah-daerah basah (wetland) dan kawasa
n lainnya.
2. Bentukan yang kedua adalah bentukan dengan model sirkulasi air laut
dan air sungai. Bentukan ini sangat di berkaitan dengan pola pasang su
rut, arus air sungai dan arus pantai, topografi dan kedalaman dari perair
an itu sendiri (Solomon et al, 2010).
Pola Pencampuran
1. Pola percampuran yang pertama adalah pola dengan dominasi air l
aut (Salt wedge estuary). Pola ini di tandai dengan desakan dari air laut pada lapisan b
awah permukaan air saat terjadi pertemuan antara air sungai dan air laut.
2. Pola kedua adalah Pola percampuran merata antara air laut dan air
sungai (well mixed estuary). Pola ini di tandai dengan bercampur secara merata antara
air laut dan air tawar hingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, namun stratifikasi
nya dapat secara horizontal yang derajad salinitynya akan meningkat pada daerah deka
t laut (Solomon et al, 2010).
Pola Pencampuran
3. Pola yang ketiga adalah percampuran antara pola domi
nasi air laut dan pola percampuran merata atau dikenal dengan pola pol
a percampuran tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sanga
t labil atau sangat tergantung desakan air sungai dan air laut.
Sifat Fisik Estuaria
Faktor fisik seperti salinitas, suhu, aksi ombak dan arus, kekeruhan, oksigen. Yang perta
ma adalah salinitas dimana salinitas merupakan faktor dominan.
Secara definitif, sutu gradient salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu. Tetapi pola
gradient bervariasi bergantung pada musim, topografi estuaria, pasang surut dan jumlah air tawar. Tet
api ada juga faktor lain yang berperan dalam mengubah pola salinitas.
Pasang surut merupakan salah satu kekuatan. Tempat perbedaan pasang surut cukup be
sar, pasang naik mendorong air laut lebih jauh ke hulu estuaria, mengesre isohaline ke hulu dan pasa
ng surut sebaliknya mengesre isohaline kehilir.
Aksi ombak dan arus, pada lingungan estuaria dikelilingi daratan pada tiga sisi. Ini berarti
bahwa luas perairan yang ada diatasnya angina dapat bertiup untuk menciptakan ombak adalah mini
mal. Paling tidak jika disbanding dengan lautan. Karena ombak bergantung pada luas perairan terbuk
a yang diatasnya angina dapat bertiup, berarti pada daerah perairan yang sempit menghasilkan omba
k yang kecil. Arus estuaria dipengaruhi oleh kegiatan pasang surut dan aliran sungai.
Pengaruh ekologi utama kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok
. Hal ini mengakibatkan menurunkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik yang mengakibatk
an turunya produktivitas. Untuk jumlah oksigen yang masuk kedalam estuaria bersama-sama dengan
kedangkalannya, pengadukannya, dan pencampuran oleh angin biasanya berarti cukupnya persediaa
n oksigen. Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas jumlah o
ksigen dalam air akan bervariasi sesuai dengan variasi parameter (Walker, 2003).
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017

Anda mungkin juga menyukai