Anda di halaman 1dari 7

DEMOKRASI DAN KEPEMIMPINAN

Nama Kelompok
Aida Ulfah YS(2015008023)
Ignasius Rezaldi Ngamal(2016008371)
Agustina Wulandary(2015008073)
Savera Mahenina Juanita(2015008019)
Ryan Fajar Sidik(2016008342)
Demokrasi dan Kepemimpinan
Oleh Kenji Tsuchiya
Gerakan Taman Siswa dengan berani menentang perubahan-perubahan yang
terjadi pada zaman kolonial, pada masa pendudukan militer Jepang, pada masa
perjuangan kemerdekaan , dan pembentukan Republik, untuk dapat bertahan
hingga masa kini.
Nama Ki Hajar Dewantara , yang wafat pada tahun 1959, hidup terus dalam
kenangan Republik sebagai seorang pendidik yang terkemuka, dan termasuk
dalam kumpulan “orang-orang suci”
Gangguan- gangguan terhadap internal dan
eksternal
• Kesulitan- kesulitan Internal dan Eksternal
• Bentuk-bentuk pertentangan
Kesulitan- kesulitan Internal dan Eksternal
Ordonasi sekolah liar dicabut pada tahun 1933 dan tidak pernah lagi diundangkan, sejak itu pemerintah kolonial
meneruskan tindakan tindakan represif terhadap organisasi organisasi non koperasi, termasuk partindo pni, dan psii.
Guruguru taman siswa dianggap menjadi anggota partai-partai ini dinyatan mereka dimuat dalam kolom “berita
keluarga” majalah poesara, tugas dan pengangkatan pengangkatan, maka sejak desember 1933 kolom “guruguru yang
tidak berwenang” ditambahkan pada bagian majalah.
Pada bulan desember 1933 tercatat ada duabelas larangan mengajar, pada bulan pebruari 1934 jumlah itu menjadilima
puluh tujuh, dan antara maret dan agustus 1973, dua puluh enam nama ditambahkan pada daftar 1. Di antara mereka
yang mendapat larangan mengajar terdapat pemimpin pemimpin yang berpengaruh , seperti safiudin, soerjopoetro,
dan ngoesmanadji. 2
Tiap kali pemerintah bertindak , taman siswa protes di dalam poesara. Akan tetapi melawan tindasan-tindasan keras
seperti itu sulit untuk mengorganisasi perlawanan seperti terhadap ordonasi sekolah liar.
Bentuk-bentuk pertentangan

suasana “ Tertib Damai” Taman Siswa sangat terancam dengan berbagai


petentangan dari dalam cabang-cabang dan lebih gawat, oposisi terbuka
terhadap majelis Luhur di Yogyakarta. Walaupun sebagian besar masalah
berakar pada konfrontasi pribadi, kadangkala mengenai soal-soal sepele,
terbukanya persoalan menjadi ancaman yang mematikan terhadap suasana
“Tertib Damai” antar kelompok. Perselisihan dari dalam mulai muncul di
permukaan pada pertengahan juni 1933, berasal dari banyak hal dan dalam
berbagai bentuk.
Menurut Ki Hajar Dewantara
Demokrasi dan Kepemimpinan berkembang Di Taman siswa sebagai jawaban atas dua
tuntutan zaman
Yang pertama ialah keperluan yang mendesak untuk membangun sebuah bentuk
demokrasi yang lain dari demokrasi secara barat, karena akses keputusan mayoritas dan
proses penelitian yang cocok bagi mayoritas selalu mengganggu Tertib Damai secara
menyeluruh, menimbulkan penggolongan dan ketidaksepakatan, dan akhirnya
mengundang pemaksaan si kuat.
Kedua ialah merealisasi gagasan sama rasa sama rata. Walaupun gagasan sama rata
dapat dikembalikan asalnya kepada asas Demokrasi barat, tetapi gagasan kebahagiaan
yang sama tidak dapat dicapai melalui cara kerja.
Demokrasi Terpimpinnya Soekarno
Konsep Soekarno tentang demokrasi terpimpin menunjukan persamaan yang jelas
dengan demokrasi dan kepemimpinannya Dewantara, yang seperti kita lihat, hal itu
merupakan suatu perumpamaan kembali dari paradigma(model pola) klasik berasal dari
kehidupan jawa. Ada perbedaan-perbedaan Dewantara dan Soekarno.
Dewantara melihat rakyat sebagai keluarga untuk menciptakan ketertiban. Soekarno
melihat sebagai dinamik dan revolusioner, suatu kehendak Tuhan yang memerintahkan
kepadanya terus menerus untuk menjebol dan membangun. Juga sebagai pemimpin besar
Revolusi, Soekarno merupakan pusat pimpinan rakyat, memberi petunjuk sebagai guru
bicara mereka tentang revolusi terus menerus. Itulah kiranya pandangan Soekarno
tentang rakyat yang telah tercpta melalui proses pergerakan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai