Anda di halaman 1dari 91

FENOMENA ANTARMUKA

PENDAHULUAN
ANTARMUKA CAIR-PADAT
ANTARMUKA CAIR-CAIR
PENDAHULUAN
• Macam-macam Antarmuka:
– Antarmuka gas-cair
– Antarmuka gas-padat
– Antarmuka cair-cair
– Antarmuka cair-padat
– Antarmuka padat-padat
Sifat permukaan dan antarmuka
tergantung pada kesetimbangan
gaya-gaya interaksi antarmolekul
(atau energi) yang melewati
permukaan atau antarmuka.
Gaya-gaya di dalam cairan, dalam padatan,
dan pada antarmuka meliputi:
• Interaksi polar: Polar Energi lebih tinggi
Lebih kuat
– Ion-ion (+ -)
– Ion-dipol (ikatan H)
– Dipol-dipol
– Dipol terinduksi-dipol
Lebih lemah
• Interaksi non polar: Non polar Energi lebih rendah
– Hidrofobik (gaya
dispersi)
Gaya-gaya tsb bertanggung jawab terhadap: penguapan, kondensasi,
pelarutan, pengendapan, flokulasi, koagulasi, adsorpsi dan desorpsi,
sudut kontak, pembasahan, adesi, detergensi.
• Sistem yang melibatkan antarmuka seringkali
metastabil, yaitu sifat kesetimbangannya
ditunjukkan oleh aspek-aspek tertentu, misalnya
adsorpsi. Contohnya antarmuka padat-uap.
• Mekanisme reaksi kimia dibicarakan dalam
teori proses kecepatan dan umumnya sebagai
variabelnya adalah waktu.
• Dinamika antarmuka juga penting, misalnya
penguapan, kondensasi, pelarutan,
pengendapan, flokulasi, koagulasi, adsorpsi dan
desorpsi.
• Sifat penting antarmuka: sifat yang
berhubungan dengan arah. Sifat-sifat tersebut
bervariasi sepanjang antarmuka, misalnya pada
daerah yang dekat maupun yang jauh dari
antarmuka, terjadi potensial tarik menarik dan
tolak menolak antarmolekul.
• Fenomena secara makroskopis yang tergantung
terutama pada kontrol tegangan antarmuka :
– Sudut kontak yang menunjukkan kesetimbangan
tegangan permukaan pada batas tiga fase.
– Pembasahan,
– adesi
– detergensi.
TEGANGAN PERMUKAAN
•Molekul-molekul air yang berada
di pusat volume air dikelilingi dari b
segala arah oleh molekul-molekul
air lainnya (a).
•Molekul pada permukaan (b) tidak
a
dikelilingi oleh molekul yang
sejenis sehingga tarik menarik
kohesi antara molekul ini dengan
molekul yang langsung berhubungan dengannya di
permukaan, lebih kuat. Ini membentuk suatu “lapisan”
permukaan yang menyebabkan lebih sulit menggerakkan
suatu obyek melalui permukaan dibandingkan dengan
menggerakkan obyek yang terendam sempurna.
Tegangan Permukaan
Contoh-contoh tegangan permukaan
1. Berjalan di atas air 4 Desinfektan
umumnya -nya rendah ( 37 dyne/cm) yang memungkinkan penyebaran lar. desinfektan pada dinding bakteri dan merusaknya.

2. Sabun dan detergen 5. Mengapungkan jarum


3. Uji klinik penyakit 6. Jangan sentuh tenda! hepatitis Bahan tahan hujan: tegangan
 urin normal + 66 dyne/cm permukaan air akan menutup
tapi jika terdapat empedu, pori-pori tenunan, tetapi jika turun hingga 55 dyne/cm. Anda menyentuh tenda dengan Hay test: serbuk
belerang jari, Anda merusak tegangan
mengapung di atas urin permukaan dan hujan akan
normal, tapi tenggelam jika menetes ke dalam tenda.
 diturunkan oleh empedu.

• 5.
TEGANGAN PERMUKAAN DAN
ENERGI BEBAS PERMUKAAN
• Bayangkan suatu
lapisan sabun yang
direntang-kan
antara dua bingkai
kawat, satu ujung
diantaranya dapat
bergerak. Batang
yang dapat berge-
rak akan tertarik ke
arah batang yang
diam.
Tegangan Permukaan
• Tegangan permukaan lapisan sabun dapat diukur
jika berat yang dibutuhkan untuk mengimbangi
gaya kontraksi (penyusutan) ditentukan dengan
menambah beban F.
F=2L (1)
F adalah gaya yang diterapkan,  adalah
tegangan antarmuka dan L adalah panjang kawat
yang dapat bergerak. Gaya total adalah dua kali
harga ini, karena lapisan sabun membentuk
antarmuka dengan kedua bagian batang yang
dapat bergerak, yaitu bagian atas dan bagian
dasar.
=F/2L (2)
Tegangan Permukaan
• Tegangan antarmuka juga bisa ditinjau
dari sisi kerja, yaitu kerja yang dilakukan
untuk memperluas bingkai sejauh jarak
kecil dx.
dKerja = F dx (3)
• Karena dA = 2 L dx, (4), maka
dx = dA / 2L (5).
dKerja =  dA. (6).
• Satuan: erg/cm2 atau dyne/cm atau
joule/m2
Tegangan Permukaan
Hukum Termodinamika:
• Pada suhu dan tekanan tetap, tegangan permukaan juga
daapt dinyatakan sebagai energi bebas Gibbs per satuan
luas:
 = (G/A)T,P
• Entalpi dan entropi permukaan adalah:
Gs =  = Hs – TSs
dan
(Gs/T)P = ( /T)P = -Ss
 = Hs + T ( /T)P
• Dari plot tegangan permukaan terhadap temperatur mutlak,
slope ( /T) diketahui sehingga –Ss dapat dihitung.
• Satuan Ss : erg/cm2derajat; joule/m2derajat
• Satuan Hs : erg/cm2; joule/m2
Tegangan Permukaan
Soal:
• Tegangan permukaan metanol dalam air (10% v/v) pada 20, 30
dan 50oC adalah 59,04, 57,27 dan 55,01 dyne/cm. Hitung S s
dan Hs pada daerah temperatur ini!
• Jawab:
 = Hs + T ( /T)P ( /T)P = -Ss
293,15 K --- 59,04 dyne/cm
303,15 K -- 57,27 dyne/cm y = 97,34 -0,131 x
323,15 K –- 55,01 dyne/cm Gs =  = 97,34 + 0,131 T
Maka dari rumus Hs =  + TSs,, pada:
20oC, Hs = 59,04 + (0,131 x 293,15) = 97,44 erg/cm 2;
30oC, Hs = 57,27 + (0,131 x 303,15) = 96,98 erg/cm 2;
50oC, Hs = 55,01 + (0,131 x 323,15) = 97,34 erg/cm 2;
TEGANGAN PERMUKAAN DAN
GELEMBUNG SABUN
Kecenderungan untuk meminimalkan
tegangan dinding gelembung menarik
gelembung sehingga berbentuk bulat, Po 
dengan luas permukaannya 4r2 .
Perbedaan tekanan antara bagian dalam
dan luar gelembung tergantung pada Pi
tegangan permukaan dan jari jari gelem-
bung. Tekanan dalam (Pi) cenderung
mendorong ke arah yang berlawanan
dengan tegangan permukaan..
Tegangan Permukaan Dan Gelembung
Sabun
Jika jari-jari diturunkan sebesar dr, maka perubahan energi
bebas permukaan: W = 4 r2 - 4 dr2
W = 4 (r-dr)2
W = 4 r2 - 8 r dr + 4 dr2
dr r
dr << r
W = 4 r - 8 r dr
2

perubahan energi bebas permukaan


Tekanan dalam (Pi) cenderung mendorong ke arah yang berlawanan
dengan tegangan permukaan. Karena gaya adalah tekanan kali luas
permukaan, maka perubahan kerja karena penurunan jari-jari
sebesar dr adalah: W = P x 4 r2 x –dr dengan P adalah
(Pi – Po). Pada kesetimbangan, kerja tersebut harus = perubahan
energi bebas permukaan sehinggai P 4r2dr = 8r dr, atau
P = 2  / r (7)
Tegangan Permukaan Dan Gelembung
• Makna persamaan tersebut: gelembung yangSabun
lebih kecil atau tetesan mempunyai tekanan
dalam yang lebih besar. Karena tekanan di
dalam tetesan kecil cairan > tekanan untuk
cairan yang mempunyai permukaan datar, yakni
suatu tetesan yang sangat besar, tekanan uap
tetesan menjadi lebih besar.
• Persamaan Kelvin:
ln (P/Po) = 2V / rRT (8)
Po = tekanan uap normal cairan tersebut.
P = tekanan uap sepanjang permukaan berbentuk bola
dengan jari-jari r.
V = volume molar cairan tersebut.
Tegangan Permukaan Dan Gelembung
Sabun
• Arti penting persamaan Kelvin: kumpulan tetesan-
tetesan air dengan jari-jari berbeda adalah tidak
stabil, sehingga tetesan-tetesan besar timbul pada
beban tetesan-tetesan yang lebih kecil.
• Efek tersebut sesuai dengan persamaan termodina-
mik yang menguraikan tentang campuran hetero-
gen cair-cair dan cair-padat:
G =  A, (9),
dimana T, P dan komposisi adalah tetap.
 G = kerja yang diperlukan untuk menaikkan luas
antarmuka sejumlah A. Karena kerja ini selalu
positif, suatu sistem selalu cenderung menuju
keadaan yang mempunyai luas antarmuka sekecil
mungkin.
Dasar Molekuler untuk Tegangan Antarmuka

• Sistem minyak-air
Molekul-molekul air yang berada di
pusat volume air dikelilingi dari
segala arah oleh molekul-molekul air
lainnya (a). Gaya tarik-menarik
antarmolekul (ikatan hidrogen),
terdapat di antara molekul-molekul
air yang berdekatan dan menyebab-
kan air berada sebagai suatu cairan. b
Gaya tarik-menarik van der Waals
terdapat antara molekul-molekul a
minyak yang berdekatan, tetapi
molekul-molekul air dalam daerah
antarmuka tidak dikelilingi oleh
molekul-molekul air lainnya.
Dasar Molekuler untuk Tegangan Antarmu
• Ketidakseimbangan
gaya mengakibatkan
gaya tarik-menarik
(neto) mengarah ke
dalam bulk air yang
normal terhadap
antar-muka. Ini
mengakibatkan
perubahan kerapatan
perlahan-lahan dalam
daerah antarmuka.
Tegangan Antarmuka dan Derajat Interaksi
antara Dua Cairan
• Tegangan antarmuka dapat bertindak sebagai
ukuran derajat interaksi antara dua cairan.
Misalnya,  air-oktana = 52 dyne/cm, tetapi 
air-oktanol = 9 dyne/cm. Tegangan antarmuka
turun dengan berkurangnya jumlah karbon
dalam rantai heksadekana (C16H34), dodekana
(C12H26), oktana dan heptana.
• Tegangan permukaan suatu cairan biasanya
lebih tinggi daripada tegangan antarmuka suatu
cairan dengan cairan lainnya. Mengapa?
• Tegangan permukaan cairan memberikan
gaya tarik-menarik antara molekul-
molekul cairan, yang besarnya sebanding.
Jadi, tegangan permukaan air berkurang
jika temperatur meningkat.
Persamaan Young dan Laplace
• Persamaan 7 merupakan dasar persamaan
kapilaritas, yang diberikan oleh Young dan
Laplace.
• Hubungan tekanan seberang antarmuka
yang melengkung P, dengan tegangan
antarmuka  dan R1 dan R2 yang merupakan
jari-jari lengkungan antarmuka adalah:
 P =  (1/R1 + 1/R2)
PENGUKURAN TEGANGAN
PERMUKAAN DAN TEGANGAN
ANTARMUKA

1. Metode kenaikan kapiler


2. Metode cincn Du Nouy
3. Metode berat tetes
4. Metode tekanan gelembung
5. Metode pelat Wilhelmy
METODE KENAIKAN KAPILER
• Capillary Action
• Capillary action is the result of adhesion
and surface tension. Adhesion of water to
the walls of a vessel will cause an upward
force on the liquid at the edges and result
in a meniscus which turns upward. The
surface tension acts to hold the surface
intact, so instead of just the edges moving
upward, the whole liquid surface is
dragged upward.

Mengapa air naik lebih


tinggi pada tabung yang
lebih sempit?
Metode Kenaikan Kapiler

a =  cos 
a
  = sudut kontak
 untuk kebanyakan cairan,   0

Gaya ke atas = keliling kapiler x tegangan permukaan


F upward = 2rcos; karena  dianggap = 0 maka:
F upward = 2r
F downward = m x g =  x V x g =  x r2 x h x g
Pada kesetimbangan: F upward = F downward
2r = r2hg
 = ½ rhg
Metode Kenaikan Kapiler
•Capillary action occurs when the •Acting around the
adhesion to the walls is stronger than circumference, the
the cohesive forces between the upward force is
liquid molecules. The height to The height h to which
which capillary action will take
water in a uniform circular tube is capillary action will lift
limited by surface tension. water depends upon
the weight of water
which the surface
tension will lift:
The height to which
the liquid can be lifted
is given by
Metode Kenaikan Kapiler
• Suatu sampel kloroform naik ke
ketinggian 3,67 cm pada 20oC dalam
tabung kapiler yang mempunyai jari-jari
dalam 0,01 cm. Berapa tegangan
permukaan kloroform pada suhu ini?
Densitas kloroform adalah 1,476 g/cm3.
Tetapan gravitasi adalah 980,665 cm/det2
Metode Kenaikan Kapiler
•Capillary action occurs when the •Acting around the
adhesion to the walls is stronger than circumference, the
the cohesive forces between the upward force is
liquid molecules. The height to The height h to which
which capillary action will take
water in a uniform circular tube is capillary action will lift
limited by surface tension. water depends upon
the weight of water
which the surface
tension will lift:
The height to which
the liquid can be lifted
is given by
METODE CINCIN DU NOUY

• Gaya yang dibutuhkan untuk


menaikkan cincin patina-
iridiumyang terendam pada
permukaan atau antarmuka
sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan
antarmuka.
 = pembacaan cakra angka (dyne) x faktor koreksi 
2 x lingkaran cincin
Metode Cincin Du Nouy

• Tabel Nilai  Harkins dan Jordan


R3V 30 40 50 60
R/r
0,50 0,9402 0,9687 0,9876 0,9984
1,00 0,8734 0,9047 0,9290 0,9438
2,00 0,8098 0,8539 0,8798 0,9016
3,00 0,7716 0,8200 0,8520 0,8770
3,50 0,7542 0,8057 0,8404 0,8668
• Tegangan permukaan air menurut pustaka pada 18oC adalah
73,05 dyne/cm dan densitas 1air pada suhu ini adalah 0,99860
g/cm3. Densitas 2 udara lembab, yaitu, udara terjenuhkan
dengan uap air, pada 18oC, adalah 0,0012130. Massa cairan
yang terangkat dengan cincin sebelum terpecah dari
permukaan air adalah 0,7866 g. Tetapan gravitasi adalah
980,665 cm/det2. Faktor koreksi  dari jari-jari cincin
tensiometer (R ), R3 dan jari-jari kawat r yang membentuk
cincin adalah 0,9471 pada 18oC. Cincin tensiometer mempunyai
jari-jari R 0,8078 cm
a. Hitung volume air yang terangkat di atas permukaan bebas air.
b. Dengan menggunakan tabel Harkins dan Jordan, hitung
tegangan permukaan dengan adanya faktor koreksi.
c. Hitung juga tegangan permukaan tanpa faktor koreksi.
d. Hitung persen kesalahan relatif terhadap nilai yang
dipublikasikan yaitu 73,05 dyne/cm.
• Pembacaan pada cakra angka = M (gram) x
980,665 cm/det2.
a. Volume air yang terangkat: V = M / (1- 2) =
0,7866 / (0,99860 – 0,0012130) = 0,78866 cm3.
Mxg (0,7866 g) (980,665 cm/det2)
a. = x= x 0,9471
4R 4(0,8078 cm)
= 71,97 dyne/cm atau 71,97erg/cm2
c.  = (M x g) / 4R = 75,99 dyne/cm.
d. Persen kesalahan relatif = 100 % x (73,05 –
71,97) / 73,05 = 1,48 %.
KOEFISIEN PENYEBARAN
• Jika suatu zat seperti asam oleat
ditempatkan di atas permukaan air, zat
tersebut akan tersebar sebagai suatu
lapisan jika gaya adesi asam oleat-air >
gaya kohesi asam oleat
1 cm2

L
L

S
S
Kohesi dan Adesi
• Molekul pada keadaan cair melakukan gaya
tarik menarik antar molekul dengan kuat.
Kerja adesi adalah energi yang diperlukan
untuk memecahkan tarik menarik antara
molekul yang berlainan.
• W = tegangan permukaan x perubahan luas
permukaan.
KOEFISIEN SEBAR
• Jika suatu bahan seperti asam oleat diletakkan di
permukaan air, ia akan tersebar sebagai suatu
lapisanjuika gaya adesi antara asam oleat dengan air
lebih besar daripada gaya kohesi antarmolekul asam
oleat. Istilah lapisan di sini adalah lapisan duplex,
lawan kata dari monolayer. Lapisan duplex cukup
tebal (> 100 A) sehingga permukaan dan antarmuka
tidak saling tergantung.
• Kerja adesi: energi yang diperlukan untuk
memutuskan gaya tarik menarik antara molekul yang
berbeda. Berikut adalah silinder hipotetis cairan
sublayer S dan cairan yang menyebar L dengan
penampang yang sama yaitu 1 cm.
Koefisien Sebar
Kerja kohesi adalah energi yang diperlukan untuk
memisahkan cairan yang menyebar sehingga ia dapat
mengalir di atas bagian bawah lapisan (sublayer).

(b)
Kerja = tegangan permukaan x perubahan luas.
Koefisien Sebar
• Dari gambar (a) dan (b) tersebut maka:
Wa = L + S - LS
Wc = 2 L
• Penyebaran terjadi jika gaya tarik menarik antara minyak dan
air lebih besar daripada kerja kohesi. (Wa-Wc) adalah
koefisien penyebaran (S); jika positif minyak akan menyebar
di atas permukaan air.
S = Wa - Wc = (L + S - LS) - 2 L
S = S - L - LS
S = S - (L + LS)
• Dalam istilah termodinamika: bahan akan menyebar jika
energi bebas permukaan sistem berkurang, atau dengan kata
lain, jika energi bebas permukaan yang baru dan antarmuka
yang baru lebih kecil daripada energi bebas permukaan lama.
Koefisien Sebar
• Sebelum kesetimbangan dicapai, permukaan air akan
terjenuhkan dengan bahan yang menyebar, sebaliknya
bahan yang menyebar juga terjenuhkan dengan air. (‘)
menyatakan harga setelah kesetimbangan (yaitu harga
yang lebih akhir). Ketika penjenuhan terjadi, koefisien
sebar dapat berkurang atau menjadi negatif. Ini berarti
meskipun penyebaran awal bahan dapat terjadi pada
bahan cairan, ini dapat diikuti dengan koalesensi bahan
yang berlebih menjadi sebuat lensa jika S’ menjadi
negatif. LS tidak berubah karena tegangan antarmuka
ditentukan di bawah kondisi penjenuhan setimbang.

udara L
lensa
LS
Cairan substrat
Koefisien Sebar
• Jika tegangan permukaan air s adalah
72,8 dyne/cm pada 20oC, tegangan
permukaan benzen L adalah 28,9 dan
tegangan antarmuka antara benzen dan air
LS adalah 35,0, berapakah koefisien
penyebaran mula-mula? Setelah
kesetimbangan, s menjadi 62,2 dyne/cm
dan L menjadi 28,8 dyne/cm. Berapakah
koefisien penyebaran akhir?
Koefisien Sebar
• S = 72,8 – (28,9 + 35,0) = 8,9 dyne/cm
• S’ = 62,2 – (28,8 + 35,0) = -1,6 dyne/cm.
Dengan demikian, ketika benzen mula-mula
menyebar di atas air, pada kesetimbangan
terbentuk monolayer jenuh dengan benzen
berlebih (terjenuhkan dengan benzen)
membentuk suatu lensa.
Koefisien Sebar
• Penyebaran cairan organik di atas air:
• S = +/- ; S’ = -. Ini karena lapisan duplex tipe ini tidak stabil
dan membentuk monolayer dengan bahan berlebih yang
tersisa sebagai lensa di permukaan.
• Tipe struktur molekul mempengaruhi koefisien sebar. Suatu
minyak tersebar di atas air karena mengandung gugus polar
seperti COOH atau OH. Sedangkan semakin banyak rantai
karbon dari suatu asam misalnya asam oleat, perbandingan
polar-nonpolar menurun. Banyak zat nonpolar seperti cairan
petrolatum (S = -13,4) gagal menyebar di atas air.
• Aplikasi: permukaan kulit yang diberi lapisan mengandung
air-berminyak mempunyai sifat polar-nonpolar yang mirip
dengan campuran asam lemak. Untuk losio dengan dasar
minyak mineral, polaritas dan koefisien sebarnya ditingkatkan
dengan penambahan surfaktan.
ADSORBSI PADA ANTARMUKA CAIRAN
• Beberapa molekul dan ion, ketika didispersikan dalam
cairan, bergerak sendiri ke antarmuka, sehingga
konsentrasi pada antarmuka melebihi konsentrasinya di
ruahancairan. Energi bebas permukaan dan tegangan
permukaan sistem berkurang secara spontan. Fenomena
ini disebut adsorpsi, lebih tepatnya adsorpsi positif.
• Zat Aktif Permukaan (Surfaktan / Amfifil)
– Adalah molekul atau ion yang teradsorbsi pada antarmuka.
Molekul atau ion mempunyai afinitas tertentu terhadap
pelarut polar dan non polar. Sifat amfifilik ini disebabkan
mereka terabsorbsi pada antarmuka. Maka dalam dispersi
amil alkohol dalamair, gugus alkohol polar dapat bergabung
dengan molekul air. Sedangkan bagian nonpolar
ditolak,karena gaya tarik-menarik adeso pada air lebih kecil
dibandingkan dengan gaya kohesif antara molekul air.
• Penggolongan Sistem Hidrofil - Lipofil
• HLB surfaktan nonionik yang hanya terdiri dari
bagian hidrofilik adalah poliok-sietilen dihitung
dengan persamaan
• HLB = E/5
• E adalah persen berat etilen oksida.
• Jumlah ester asamlemak alkohol polihidrat, seperti
gliseril monostearat, dapat diperkirakan dengan
persamaan:
• HLB = 20 (1 – S/A)
• S adalah jumlah saponifikasi ester dan A adalah
jumlah asam dari asam lemak.
• Maka HLB polioksietilen sorbitan monolaurat
(Tween 20) dengan S = 45,5 dan A = 276 adalah 16,7.
• Emulsi A/M membutuhkan HLB tertentu disebut
RHLB, yang berbeda harganya dari emulsi A/M.
• Penentuan RHLB

Bahan Jumlah RHLB (M/A)


Malam putih 15 g 9
Lanolin 10 g 12
Lilin parafin 20 10
Setil alkohol 5g 15
Pengemulsi 2g
Pengawet 0,2 g
Pewarna Secukupnya
Aquades 100 g
1. Hitung RHLB total emulsi dengan mengalikan
RHLB masing-masing komponen-mirip minyak
(nomor 1 – 4) dengan fraksinya. Berat total fase
minyak adalah 50 g. Maka:
malam putih 15/50 x 9 = 2,70
lanolin 10/50 x 12 = 2,40
parafin 20/50 x 10 = 4,00
setil alkohol 5/50 x 15 = 1,50
RHLB total untuk emulsi 10,60
2. Campurkan dua zat pengemulsi yang dipilih, yaitu
yang mempunyai HLB di atas dan yang lainnya di
bawah harga RHLB. Misalnya Tween 80
mempunyai HLB 15 dan Span 80 mempunyai HLB
4,3.
• Hitung persentase berat surfaktan dengan HLB yang
lebih tinggi:
• % Tween 80 = (RHLB – HLBrendah) / (HLBtinggi –
HLBrendah)
• Penentuan jumlah minimum campuran surfaktan:

6 s 
 
Qs   4Q
10  0,5 RHLB 1000

• Dengan s adalah kerapatan campuran surfaktan, 


adalah kerapatan fase terdispersi (fase dalam) dan Q
adalah persent dispersan (fase kontinu) dari emulsi.
RHLB adalah HLB fase minyak yang dibutuhkan
untuk membentuk emulsi M/A atau A/M.
Kita ingin memformulasi dua produk, (a) emulsi A/M dan (b)
emulsi M/A yang mengandung 40 g fase minyak campuran dan
60 g air.
a. Fase minyak terdiri dari 70% parafin dan 30% malam putih. Densitas fase
minyak adalah 0,85 g/cm3 dan densitas fase air + 1 g/cm3 pada suhu kamar.
Densitas campuran surfaktan untuk emulsi A/M adalah 0,87 g/cm 3. HLB
yang diperlukan dari parafin dan malam putih untuk emulsi A/M masing-
masing adalah 4,0 dan 5,0. Campuran sorbitan tristearat (HLB = 2,1) dan
dietilen glikol monostearat (HLB = 4,7) digunakan untuk emulsi A/M ini.
b. Nilai HLB parafin dan malam putih yang diperlukan untuk emulsi M/A
masing-masing adalah 10 dan 9. Campuran tween 80 (HLB = 15) dan
dietilen glikol monolaurat(HLB = 6,1) digunakan untuk emulsi M/A ini.
Densitas campuran surfaktan untuk emulsi M/A adalah 1,05 g/cm 3.
Berapakah HLB campuran fase minyak dan berapa jumlah Q s
untuk masing-masing emulsi? Berapakah % masing-masing
surfaktan?
Emulsi A/M
a. RHLB = (4 x 0,70) + (5 x 0,30) = 4,3
M (s/) 6(0,87/1) 4x40
b. Qs = + 4Q/1000 = +
10 – 0,5 RHLB 10-(0,5x4,3) 1000
= 0,82 g.
c. % Surfaktan HLB tinggi = (RHLB – HLB rendah)
HLB tinggi – HLB rendah
% dietilen glikol monostearat = (4,3 – 2,1) / (4,7 – 2,1) = 0,85
jadi dietilen glikol monostearat 85% dan sorbitan tristearat 15%.
Emulsi A/M
Untuk emulsi M/A kita menggunakan densitas  minyak sebagai fase
dalam dan sebagai persen fase pendispersi adalah fase air. Dengan cara per-
hitungan yang mirip, kita dapatkan RHLB = 9,7; Qs = 1,63 g dan % tween 80
= 40% sedangkan % dietilen glikol monolaurat adalah 60%.
Tipe Monolayer pada Permukaan Cairan
• 2 kelompok adsorbat berdasarkan kelarutan
adsorbat dalam subfase cairan: (1) yang
membentuk monolayer “terlarut”, contohnya
amil alkohol; (2) yang membentuk lapisan
monolayer “tak larut”, contohnya setil
alkohol.
• 3 parameter penting dalam mempelajari
antarmuka cairan: (1) ; (2) kelebihan
permukaan, , yaitu jumlah amfifil per satuan
luas permukaan yang berlebih yaitu dalam
ruahan cairan; (3) c, konsentrasi amfifil dalam
ruahan cairan.
Monolayer Terlarut dan Persamaan Adsorpsi Gibbs
• Penambahan amfifil ke sistem cairan menyebabkan
pengurangan tegangan permukaan karena molekul
atau ion-ion ini teradsorbsi sebagai monolayer.
Adsorbsi amfifil di dalam sistem biner dinyatakan
oleh Gibbs sebagai: c d

RT dc
• Dengan  adalah kelebihan permukaan atau
konsentrasi permukaan dimana jumlah amfifil per
satuan luas permukaan dalam keadaan berlebih
dibandingkan dengan dalam ruahan cairan, c adalah
konsentrasi amfifil dalam ruahan cairan, R adalah
konstanta gas, T adalah temperatur mutlak dan d/dc
adalah perbedaan tegangan permukaan antara larutan
dan ruahan.
• Perubahan energi bebas fase ruahan yang
mengandung dua konponen dapat dituliskan:
dG   SdT  Vdp  1dn1  2 dn2
• Dua fase ruahan yang tak tercampur dapat dianggap
sebagai dipisahkan oleh antarmuka atau fase
permukaan yang volumenya dapat diabaikan, dan
suatu energi baru dA dimasukkan untuk jumlah
kerja yang terlibat dalam perubahan luas permukaan
A. Tegangan permukaan adalah kerja pada suhu dan
tekanan tetap per satuan kenaikan luas permukaan.
Kerja baru yang dilakukan pada fase permukaan
sama dengan kenikan energi bebas permukaan.
dG s   S s dT  dA  1 dn1   2 dn2
s s s s
Sistem yang terdiri dari asam oleat dan air. (a) gambaran grafis
dua fase ruahan, a dan  serta antarmuka s. (b) kondisi dengan
hanya fase a dan permukaan atau fase s perlu dipertimbangkan.
ia  i  is
G s  A  n1 1  n2  2
s s s s

dG s  dA  Ad  n1 d1  n2 d2  1 dn1   2 dn2


s s s s s s s s

s s s s
Ad  S s dT  n1 d1  n2 d 2  0
Ad  n1 d1  n2 d 2  0
s s s s

d  1d1  2 d 2  0
s s

d  1d1  2 d 2  0
d  2 d 2  0
 d 
2   
 d 2 T

 2   0  RT ln a2

d 2  RTd ln a2

1  d 
2    
RT  d ln a2 T
a2  d 
2    
RT  da2 T
• Jika tegangan permukaan surfaktan diplotkan
terhadap logaritma aktivitas permukaan atau
konsentrasi, maka segmen linear b-d, kelebihan
permukaan adalah tetap sehingga:
1  d 
2    
RT  d ln c2 

• Contoh soal:
Slop terbatas dari suatu plot  vs ln c2 untuk suatu
surfaktan non ionik, C12H25O(CH2CH2O)12H,15 adalah
 / lnc2 = -5,2937 dyne/cm pada 23oC. Hitung 2 dan
luas per molekul surfaktan ini.
Dari persamaan adsorpsi Gibbs:
 2 = -(1/8,3143 x 107 erg deg-1mol-1 x 296,15 oK) (-
5,2937 dyne/cm)
= 2,15 x 10-10 mol/cm2
Luas per molekul = 1/(6,0221 x 1023 molekul mol-1 x
2,15 x 10-10 mol/cm2)
= 7,72 x 10-15 cm2/molekul = 77 2/molekul.
• Monolayer Tak Larut dan Kesetimbangan
Lapisan
• Monolayer tak larut menyebabkan
gelombang diam.
ADSORBSI PADA ANTARMUKA PADAT
Dapat berupa cairan ataupun gas.
Antarmuka Padat-Gas
• Derajat adsorpsi gas oleh padatan tergantung pada sifat kimia
adsorben dan adsorbat, luas permukaan adsorben, suhu dan
tekanan parsial gas yang diadsorpsi. Jenis adsorpsi : (1)
adsorpsi fisik yang dihubungkan dengan gaya van der Waals
yang bersifat reversibel; (2) adsorpsi kimia atau kemisorpsi
yang terikat dengan ikatan kimia, bersifat ireversibel.
• Kebalikan adsorpsi (pada adsorpsi reversibel) disebut
desorpsi.
• Hubungan antara jumlah gas yang teradsorpsi secara fisik
pada padatan dan tekanan kesetimbangan atau konsentrasi
pada suhu tetap menghasilkan isoterm adsorpsi seperti
terlihat pada gambar berikut ini:
Isoterm adsorpsi gas pada padatan (a) jumlah x gas yang
diadsorbsi per satuan massa m adsorben diplotkan
terhadad tekanan setimbang; (b) Log jumlah gas yang
diadsorbsi per satuan massa adsorben diplotkan terhadap
log tekanan.
x
y  kp1 / n
m
x 1
log  log k  log p
m n

r1  k1 (1   ) p

r2  k2

k1 (1   ) p  k2
k1 p (k1 / k 2 ) p
 
k2  k1 p 1  (k1 / k2 ) p

ym1bp
y
1  bp
p 1 1
 
y bym ym

p 1 b 1 p
 
y ( p0  p ) ymb ymb p0
• Antarmuka Padat-Cair
• Bahan obat seperti zat warna, alkaloid, asam lemak
dan beberapa asam dan basa anorganik dapat
diabsorpsi dari larutan ke padatan seperti karbon
aktifa dan alumina. Adsorbsi molekul solut dari
larutan dapat dianalogikan dengan adsorpsi molekul
pada antarmuka padat-gas. Isoterm, seperti dijelaskan
terdahulu, didapatkan dengan mensubstitusi
konsentrasi solut untuk tekanan uap yang digunakan
dalam sistem padat-gas. Contohnya, adsorpsi
strihnin, atropin, dan kinin dari larutan berair dapat
diekspresikan dengan persamaan Langmuir berikut
ini: c 1 c
 
y bym ym
• Harga c/y terhadap c untuk adsorpsi padat-
padat sefaleksin monohidrat di atas
sorbitol adalah
C (% (w/w)) 5 10 15 20

c/y (% (w/w)) 54,85 84,5 114,15 143,8


(g(adsorbat)/g (adsorben))

• Hitung b dan ym!


• Dengan menggunakan analisis regresi c/y
(sumbu y) terhadap c (sumbu x),
persamaannya adalah c/y = 25,2 + 5,93c.
• Slop = 1/ym = 5,93; ym = 0,169 g/g.
• Intersep = 1/bym = 25,2 % (w/w);
• b = 1 / (25,2% (w/w) x 0,169 g/g)) = 0,235
% (w/w)-1
PEMBASAHAN
• Adsorpsi pada permukaan padat melibatkan fenomena
pembasahan dan detergensi.
• Zat pembasah adalah surfaktan yang jika dilarutkan
dalam air,menurunkan sudut kontak dan memudahkan
penggantian fase udara pada permukaan dengan fase
cairan. Contohnya penggantian udara dari permukaan
sulfur, karbon aktif dan serbuk lain dengan tujuan
mendispersikan bahan-bahan ini ke dalam pembawa
cairan; penggantian udara dari matrik kapas;penggantian
kotoran dari bahan yang dicuci dengan detergen; dan
penerapan losio dan spray ke kulit dan membran
mukosa.
• Sudut kontak adalah sudut antara droplet cairan dan
permukaan.
 s   SL   L cos

S   L (cos  1)
Wa  WSL   L (1  cos )

• SOAL
• Keterbasahan permukaan tablet berhubungan dengan
disintegrasi dan disolusi, dan pelepasan zat aktif dari tablet.
Bahan pengikat tablet adalah bahan yang menyumbangkan
sifat kohesi ke tablet. Pengaruh bahan pengikat terhadap tablet
asetaminofen diteliti oleh Esezobo dkk. Sudut kontak air atas
tablet asetaminofen, tegangan permukaan cairan, dan waktu
disintegrasi tablet terlihat dalam tabel berikut. Air pada tablet
terjenuhkan dengan zat-zat formulasi dasar termasuk bahan
pengikat. Konsentrasi pengikat tablet yaitu povidon (PVP),
gelatin dan tapioka tetap pada 5% w/w.
Pengikat  (Nm-1) Cos  t (menit)
PVP 71,23 0,7455 17,0
Gelatin 71,23 0,7230 23,5
Tapioka 71,33 0,7570 2,0

• Hitung koefisien sebar dan kerja adesi,


untuk air pada permukaan tablet,
bandingkan pengaruh ketiga pengikat
dalam formulasi. Amati waktu disintegrasi
pada tabel dan gunakan untuk menjelaskan
hasil perhitungan koefisien sebar dan kerja
adesi!
• Koefisien sebar S = L (cos  - 1).
– PVP S = 71,23 (0,7455 – 1) = -18,13
– Gelatin S = 71,23 (0,7230 – 1) = -19,73
– Tapioka S = 71,33 (0,7570 – 1) = -17,33
• Kerja adesi WSL = L (1 + cos  )
– PVP WSL = 71,23 (1 + 0,7455) = 124 Nm-1
– Gelatin WSL = 71,23 (1 + 0,7230) = 122,73 Nm-1
– Tapioka WSL = 71,33 (1 + 0,7570) = 125,33 Nm-1
• Koefisien sebar negatif, tetapi nilai ini kecil. Tapioka
menunjukkan nilai negatif terkecil diikuti PVP dan
terakhir gelatin. Hasil ini serupa dengan kerja adesi,
tapioka > PVP > gelatin. Lebih tinggi kerja adesi,
lebih kuat ikatan antara air dan permukaan tablet dan
semakin baik sifat keterbasahannya.
• Dari tabel, kita melihat bahwa waktu
disintegrasi tapioka < PVP < gelatin, yang
serupa dengan harga S dan WSL. Ini berarti,
semakin baik keterbasahan, ditunjukkan oleh
semakin besar kerja adesi dan semakin kecil
harga negatif koefisien sebar, semakin pendek
waktu disintegrasinya. Faktor lain, seperti
porositas tablet, yang tidak dipertimbangkan
dalam studi ini, hanya memberikan pengaruh
secara kualitatif.
• Charkoudian mendesain suatu permukaan kulit
buatan dengan sifat-sifat fisika kimia untuk kulit
manusia. Kulit buatan terdiri dari suatu protein
(tersambung silang dengan gelatin), yaitu suatu
bahan seperti lemak sintetis, dan air, dengan
perbandingan protein dan lemak 3 : 1. Untuk
mengkarakterisasi kulit buatan, tegangan permukaan
beberapa cairan dan sudut kontaknya pada
permukaan kulit buatan ditentukan pada 20oC, seperti
terlihat dalam tabel.
cairan air gliserin Diiodo-metana Etilen glikol Benzil alkohol M. mineral

 72,8 63,4 50,8 48,3 39,2 31,9


cos  0,45 0,56 0,79 0,77 0,96 0,97
• Plot cos  vs  dan hitung
tegangan permukaan kritis
c untuk pembasahan
sempurna permukaan kulit
buatan. Harga c untuk
kulit manusia sekitar 26
hingga 28 dyne/cm. Dari
hasil yang diperoleh,
manakan cairan dalam
tabel yang diahrapkan
memiliki keterbasahan
terbaik terhadap
permukaan kulit buatan?
• Plot terlihat dalam gambar berikut ini:
1

0.9

0.8
sudut kontak

0.7

0.6

0.5 c= 33)


0.4
20 30 40 50 60 70 80
tegangan permukaan (dyne/cm)
• Minyak mineral, dengan tegangan
permukaan 31,9 dyne/cm, paling
mendekati tegangan permukaan kritis
permukaan kulit buatan, 33 dyne/cm. Ini
berarti lebih tinggi daripada tegangan
permukaan kritis kulit manusia,
disebabkan ketiadaan sekresi sebaseus dan
keringat, yang menurunkan tegangan
permukaan kritis kulit manusia.
• Sifat polimerisasi pada antarmuka gas-air suatu
monolayer senyawa amfifilik tak larut yang mempunyai
gugus yang dapat terpolimerisasi diteliti. Isoterm -A
dihasilkan dari percobaan kesetimbangan lapisan dengan
monolayer n-heksadesil akrilat pada daerah suhu 13o –
28o menunjukkan dua pemutusan yang dihubungkan
dengan transisi fase (perubahan wujud). Hitung H,
perubahan entalpi transisi dari keadaan cair jenuh L2 ke
keadaan pemuaian cairan L1. Luas per molekul pada L1
dan L2 masing-masing 0,357 dan 0,265 nm2/molekul.
Perubahan tekanan permukaan terhadap suhu, d/dt =
0,91 mN m-1 oK-1 dan suhu transisinya adalah 24,2oC.
 H = T(A1 – A2) d/dt .
 H = 297,2oK (0,357 – 0,265) X 10-18
m2/molekul x 0,91 x 10-3 mN m-1 oK-1
• = 2,49 x 10-20 J/molekul
• 2,49 x 10-20 x 6,022 x 1023 = 15 kJ/mol.
• Harga c/y terhadap c untuk adsorpsi padat-
padat sefaleksin monohidrat di atas
sorbitol adalah
C (% (w/w)) 5 10 15 20
c/y (% (w/w)) 54,85 84,5 114,15 143,8
(g(adsorbat)/g (adsorben))

• Hitung b dan ym!


• Dengan menggunakan analisis regresi c/y
(sumbu y) terhadap c (sumbu x),
persamaannya adalah c/y = 25,2 + 5,93c.
• Slop = 1/ym = 5,93; ym = 0,169 g/g.
• Intersep = 1/bym = 25,2 % (w/w);
• B = 1 / (25,2% (w/w) x 0,169 g/g)) =
0,235 % (w/w)-1
• Keterbasahan permukaan tablet berhubungan dengan
disintegrasi dan disolusi, dan pelepasan zat aktif dari tablet.
Bahan pengikat tablet adalah bahan yang menyumbangkan
sifat kohesi ke tablet. Pengaruh bahan pengikat terhadap tablet
asetaminofen diteliti oleh Esezobo dkk. Sudut kontak air atas
tablet asetaminofen, tegangan permukaan cairan, dan waktu
disintegrasi tablet terlihat dalam tabel berikut. Air pada tablet
terjenuhkan dengan zat-zat formulasi dasar termasuk bahan
pengikat. Konsentrasi pengikat tablet yaitu povidon (PVP),
gelatin dan tapioka tetap pada 5% w/w.

Pengikat  (Nm-1) Cos  t (menit)


PVP 71,23 0,7455 17,0
Gelatin 71,23 0,7230 23,5
Tapioka 71,33 0,7570 2,0
• Hitung koefisien sebar dan kerja adesi,
untuk air pada permukaan tablet,
bandingkan pengaruh ketiga pengikat
dalam formulasi. Amati waktu disintegrasi
pada tabel dan gunakan untuk menjelaskan
hasil perhitungan koefisien sebar dan kerja
adesi!
• Koefisien sebar S =  (cos  - 1).
– PVP S = 71,23 (0,7455 – 1) = -18,13
– Gelatin S = 71,23 (0,7230 – 1) = -19,73
– Tapioka S = 71,33 (0,7570 – 1) = -17,33
• Kerja adesi WSL = (1 + cos  )
– PVP WSL = 71,23 (1 + 0,7455) = 124 Nm -1
– Gelatin WSL = 71,23 (1 + 0,7230) = 122,73 Nm -1
– Tapioka WSL = 71,33 (1 + 0,7570) = 125,33 Nm -1
• Koefisien sebar negatif, tetapi nilai ini kecil. Tapioka
menunjukkan nilai negatif terkecil diikuti PVP dan terakhir
gelatin. Hasil ini serupa dengan kerja adesi, tapioka > PVP >
gelatin. Lebih tinggi kerja adesi, lebih kuat ikatan antara air
dan permukaan tablet dan semakin baik sifat keterbasahannya.
• Dari tabel, kita melihat bahwa waktu
disintegrasi tapioka < PVP < gelatin, yang
serupa dengan harga S dan WSL. Ini berarti,
semakin baik keterbasahan, ditunjukkan oleh
semakin besar kerja adesi dan semakin kecil
harga negatif koefisien sebar, semakin pendek
waktu disintegrasinya. Faktor lain, seperti
porositas tablet, yang tidak dipertimbangkan
dalam studi ini, hanya memberikan pengaruh
secara kualitatif.
• Charkoudian mendesain suatu permukaan kulit
buatan dengan sifat-sifat fisika kimia untuk kulit
manusia. Kulit buatan terdiri dari suatu protein
(tersambung silang dengan gelatin), yaitu suatu
bahan seperti lemak sintetis, dan air, dengan
perbandingan protein dan lemak 3 : 1. Untuk
mengkarakterisasi kulit buatan, tegangan permukaan
beberapa cairan dan sudut kontaknya pada
permukaan kulit buatan ditentukan pada 20oC, seperti
terlihat dalam tabel.
cairan air gliserin Diiodo-metana Etilen glikol Benzil alkohol M. mineral

 72,8 63,4 50,8 48,3 39,2 31,9


cos  0,45 0,56 0,79 0,77 0,96 0,97
• Plot cos  vs  dan hitung tegangan permukaan
kritis c untuk pembasahan sempurna permukaan
kulit buatan. Harga c untuk kulit manusia sekitar 26
hingga 28 dyne/cm. Dari hasil yang diperoleh,
manakan cairan dalam tabel yang diahrapkan
memiliki keterbasahan terbaik terhadap permukaan
kulit buatan?
• Plot terlihat dalam gambar berikut ini:
1

0.9

0.8
sudut kontak

0.7

0.6

0.5 c= 33)


0.4
20 30 40 50 60 70 80
tegangan permukaan (dyne/cm)
• Minyak mineral, dengan tegangan
permukaan 31,9 dyne/cm, paling
mendekati tegangan permukaan kritis
permukaan kulit buatan, 33 dyne/cm. Ini
berarti lebih tinggi daripada tegangan
permukaan kritis kulit manusia,
disebabkan ketiadaan sekresi sebaseus dan
keringat, yang menurunkan tegangan
permukaan kritis kulit manusia.

Anda mungkin juga menyukai