Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 6 :

AGUS HERMAWAN
DEDY HARY S
DWI BAGUS SUMARYANTO
SUNARWATI
SITI WACHIDAH
ARIS SISWANTO
ALI IMRON
Istilah gaya hidup (lifestyle) sekarang ini kabur.
Sementara istilah ini memiliki arti sosiologis yang
lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup yang
khas dari berbagai kelompok status tertentu, dalam
budaya konsumen kontemporer istilah ini
mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta
kesadaran diri yang semu. Tubuh, busana, bicara,
hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan
minuman, rumah, kendaraan, dan pilihan hiburan,
dan seterusnya di pandang sebagai indikator dari
individualitas selera serta rasa gaya dari pemilik atau
konsumen (Featherstone, 2005 : 124).
Perilaku abnormal adalah kekalutan mental &
melampaui titik kepatahan mental = dikenal sebagai
nervous breakdown. (get mental breakdown).
Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku
abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal, oleh
pandangan dunia waktu itu. Contohnya, masyarakat
purba menghubungkan perilaku abnormal dengan
kekuatan supranatural atau yang bersifat ketuhanan.
Para arkeolog telah menemukan kerangka manusia
dari Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada
tengkoraknya.
Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan suatu perilaku abnormal, antara lain :
Statistical infrequency

Unexpectedness

Violation of norms

Personal distress
Dalam pandangan psikologi, untuk menjelaskan
apakah seorang individu menunjukkan perilaku
abnormal dapat dilihat dari 2 kriteria berikut :
a. Kriteria Statistik
b. Kriteria Norma
Menurut tahap – tahap, sebab – sebab perilaku
abnormal dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Penyebab Primer ( Primary Cause )

2. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )


3. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )

4. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )

Anda mungkin juga menyukai