Anda di halaman 1dari 34

Nyeri Kepala

Oleh :

Dayu Andriawan
Tiya Nurhayani

PRESEPTOR
dr.Yulson Rasyid, Sp.S
 DEFINISI
Nyeri kepala adalah nyeri atau rasa tidak
mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang
dari orbita sampai ke daerah belakang kepala (area
oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Adakalanya
menyebar ke wajah, gigi, rahang dan leher.
Faktor resiko terjadinya nyeri kepala
adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis
kelamin, umur, pemberian histamin atau
nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.
Prevalensi di USA menunjukkan 1 dari 6
orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita
nyeri kepala kronik
Nyeri kepala dapat disebabkan adanya
kelainan organ-organ dikepala,jaringan
persistem persarafan dan pembuluh darah. Nyeri
kepala kronik biasanya disebabkan karena
migrain, ketengan, atau depresi, namun dapat
juga terkait dengan lesi intrakranial, cedera
kepala, dan spondilosis cervikal, penyakit gigi
atau mata, disfungsi sendi teomporomandibular,
hipertensi,sinusitis, trauma, perubahan lokasi
(cuaca, tekanan) dan berbagai macam gangguan
medis umun lainnya.
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya
bertanggung jawab memicu nyeri kepala yaitu
peregangan atau pergeseran pembuluh darah,
intrakranial atau ekstrakranium, traksi pembuluh
darah, kontraksi otot kepala dan leher (kerja
berlebihan otot), peregangan periosteum (nyeri
lokal), degenerasi spina cervikalis atas disertai
kompresi pada akar nervus cervikalis (misalnya
arteritis vertebra cervikalis), defisiensi enkefalin
(peptida otak mirip opiat, bahan aktif pada
endorfin).
 Tension type headache
 Cluster headache
 Migrain

- Migrain tanpa aura


- Migrain dengan aura
Tension headache merupakan suatu keadaan
yang melibatkan sensasi nyeri atau merasa tidak
nyaman di daerah kepala, kulit kepala atau leher
yang berhubungan dengan ketegangan otot
(M.splenikus kapitis, M.temporalis, M.maseter,
M.sternocleidomastoid, M.trapezius,
M.servikalis posterior, dan M.levator skapula).
Nyeri kepala jenis ini dikenal juga dengan
muscle contraction headache.
 EPISODIK
Sekurang-kurangya terdapat 10 kali serangan nyeri
kepala dengan jumlah hari nyeri kepala kurang dari 15
hari/ bulan.
 Kriteria :
1. Intesitasnya ringan ataupun sedang
2. Lokasinya bilateral
3. Tidak bertambah berat apabila melakukan aktivitas fisik
rutin dilakukan
4. Tidak ada mual ataupun muntah
5. Fotofobia dan monophobia tidak ada atau hanya salah satu
 KRONIK
Frekuensi dan rata-rata nyeri kepala besar
dari 15 hari / bulan dan berlangsung lebih dari
6 bulan serta memenuhi kriteria di samping.
1. Stress
2. Sikap dan posisi tubuh yang salah dalam
waktu lama (dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari).
3. Kelelahan
4. Perangsangan akibat penyakit-penyakit kronik
di daerah kepala, seperti sinusitis
1. Tidak ada gejala prodromal ataupun aura
2. Nyeri dapat ringan hingga sedang maupun berat.
3. Tumpul, seperti ditekan atau diikat tidak berdenyut.
4. Dicetuskan oleh stress dan kelelahan
5. Iritabilitas
6. Menyeluruh atau difus ( tidak hanya pada satu titik atau satu sisi )
nyeri lebih hebat di daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher.
7. Kelelahan kronis.
8. Gangguan konsentrasi
9. Adanya insomnia.
10. Terjadi spontan
11. Beberapa orang mengeluh tidak nyaman di daerah leher, rahang,
temporomandibular
PENGOBATAN PROFILAKSIS
 Obat antidepresan
Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk
mencegah nyeri kepala tension-type kronis, dan
beberapa dari padanya juga efektif sebagai
profilaksis migrain
 Obat anti-inflamasi non steroid
Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara
luas diresepkan baik sebagai terapi tambahan nyeri
kepala tension-type dan untuk profilaksis dari
migren.
Terapi non-farmakologi terutama berguna
untuk pasien yang enggan untuk minum obat
karena efek samping sebelumnya dari obat-
obatan, seiring masalah medis.
 Progonis penyakit ini baik, dan dengan
penatalaksanaan yang baik maka > 90 % pasien
dapat disembuhkan.

 Komplikasi TTH adalah rebound headache


yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh
penggunaan obat – obatan analgesia seperti
aspirin, asetaminofen, dll yang berlebihan.
Migrain adalah suatu istilah yang
digunakan untuk nyeri kepala primer dengan
kualitas vaskuler (berdenyut), diawali
unilateral yang diikuti oleh mual, fotofobia,
fonofobia, gangguan tidur dan depresi.
Serangan sering kali berulang dan cenderung
tidak akan bertambah parah setelah bertahun-
tahun.
 MIGRAIN TANPA AURA
 MIGRAIN DENGAN AURA
a. Setidaknya terdapat 5 kali serangan yang
memenuhi kriteria B-D.
b. Serangan sakit kepala berlangsung 4-72 jam jika
tidak diobati atau diobati namun tidak membaik.
c. Sakit kepala setidaknya memiliki 2 dari 4
karakteristik di bawah ini:
 Lokasinya unilateral.
 Sifatnya berdenyut.
 Intensitasnya ringan sampai berat.
 Memberat dengan naik tangga atau aktivitas rutin
sejenisnya
d. Selama terjadinya sakit kepala, setidaknya
terdapat satu dari hal-hal di bawah ini:
 Mual dan atau muntah.
 Fotofobia dan fonofobia
e. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang
tersebut di bawah ini:
1. riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologic tidak
menunjukkan adanya kelainan organic
2. riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologic diduga
ada kelainan organic, tetapi pemeriksaan neuro-
imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak
menunjukkan kelainan.
a. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut
dalam B
b. sekurang- kurangnya terdapat 3 dari 4
karakteristik di bawah ini:
1. satu atau lebih gejala aura yang reversible
yang menunjukksn disfungsi hemisfer dan atau
batang otak.
2. sekurang-kurangnya satu gejala aura
berkembang lebih dari 4 menit, atau lebih
gejala aura yang terjadi bersama-sama.
c. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang
tersebut dibawah inu:
1. riwayat, pemeriksaan fisik dan
neurologic tidak menunjukkan adanya
kelainan organic
2. riwayat, pemeriksaan fisik dan
neurologic diduga ada kelainan organic, tetapi
pemeriksaan neuro-imaging dan pemeriksaan
tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.
1. Perubahan hormonal.
2. Terlambat makan
3. Makanan misalnya alkohol, coklat, susu,
keju, dan buah-buahan.
4. Cahaya kilat atau berkedip
5. Kurang tidur
6. Faktor herediter
7. Faktor kepribadian
Terapi abortif
 Sumatriptan
Indikasi: serangan migren akut dengan atau tanpa aura
Dosis & Cara Pemberian: dapat diberikan secara subkutan
dengan dosis 4-6 mg. Dapat diulang sekali setelah 2 jam
kemudian jika dibutuhkan. Dosis maksimum 12 mg per 24
jam.
 Zolmitriptan
Zolmitriptan efektif untuk pengobatan akut
Indikasi: Untuk mengatasi serangan migren akut
dengan atau tanpa aura pada dewasa. Tidak
ditujukan untuk terapi profilaksis migren atau
untuk tatalaksana migren hemiplegi atau basilar.
Dosis & Cara Pemberian : Pada uji klinis, dosis tunggal
1; 2,5 dan 5 mg efektif mengatasi serangan akut.
Pada perbandingan dosis 2,5 dan 5 mg, hanya terjadi
sedikit penambahan manfaat dari dosis lebih besar,
namun efek samping meningkat. Oleh karena itu,
pasien sebaiknya mulai dengan dosis 2,5 atau lebih
rendah. Jika sakit terasa lagi, dosis bisa diulang
setelah 2 jam, dan tidak lebih dari 10 mg dalam
periode 24 jam
Terapi Profilaktif
Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk
mengurangi frekuensi berat dan lamanya serangan,
meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan, serta
pengurangan disabilitas.
a.Beta-blocker:
- propanolol yang dimulai dengan dosis 10-20 mg 2-3x1
dan dapat ditingkatkan secara gradual menjadi 240
mg/hari.
- atenolol 40-160 mg/hari
- timolol 20-40 mg/hari
- metoprolol 100-200 mg/hari
b. Calcium Channel Blocker:
- verapamil 320-480 mg/hari
- nifedipin 90-360 mg/hari
c. Antidepresan, misalnya amitriptilin 25-125 mg,
antidepresan trisiklik, yang terbukti efektif untuk
mencegah timbulnya migren.
d. Antikonvulsan:
- asam valproat 250 mg 3-4x1
- topiramat
 Terapi abortif
Para penderita migren pada umumnya
mencari tempat yang tenang dan gelap pada saat
serangan migren terjadi karena fotofobia dan
fonofobia yang dialaminya. Serangan juga akan
sangat berkurang jika pada saat serangan
penderita istirahat atau tidur.
 Terapi profilaktif
Pasien harus memperhatikan pencetus dari
serangan migren yang dialami, seperti kurang tidur,
setelah memakan makanan tertentu misalnya kopi,
keju, coklat, MSG, akibat stress, perubahan suhu
ruangan dan cuaca, kepekaan terhadap cahaya terang,
kelap kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain.
Selanjutnya, pasien diharapkan dapat menghindari
faktor-faktor pencetus timbulnya serangan migren.
Untuk banyak orang, migren dapat remisi
dan menghilang secara utuh pada akhirnya,
terutama karena faktor penuaan/usia.
 DEFINISI
Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri
kepala yang berat, unilateral yang timbul
dalam serangan-serangan mendadak, sering
disertai dengan rasa hidung tersumbat, rinore,
lakrimasi dan injeksi konjungtiva di sisi nyeri
1. Minimal terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat
atau sangat hebat di daerah orbita, supraorbita, dan
atau temporal yang unilateral, beralangsung 15-
180 menit bila tidak diobati.
2. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari
berikut:
a. Injeksi konjunctiva dan atau lakrimasi
ipsilateral
b. Kongesti nasal dan atau lakrimasi ipsilateral
c. Edema palpebra ipsilateral
d. Dahi dan wajah berkeringan ipsilateral
e. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
f. Perasaan gelisah atau agitasi
3. Frekuensi serangan : dari 1 kali setiap 2 hari 8
kali perhari.
1. Pengobatan Serangan Akut
Serangan cluster headache biasanya singkat, dari
30 sampai 180 menit, sering memberat secara cepat,
sehingga membutuhkan pengobatan awal yang cepat.
 Oksigen: inhalasi oksigen, kadar 100% sebanyak 10-
12 liter/menit selama 15 menit sangat efektif, dan
merupakan pengobatan yang aman untuk cluster
headache akut.
 Dihidroergotamin 1 mg intramuskular efektif dalam
menghilangkan
2. Pengobatan Pencegahan
 Kortikosteroid dalam bentuk prednison 1
mg/kgbb sampai 60 mg selama empat hari
yang diturunkan bertahap selama tiga minggu
diterima sebagai pendekatan pengobatan
perventif jangka pendek. Pengobatan ini sering
menghentikan periode cluster
Nyeri kepala dapat dikatakan sebagai rasa
nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah
atas kepala memanjang dari orbital sampai ke
daerah belakang kepala (area oksipital dan
sebagian daerah tengkuk).Cephalgia dapat
disebabkan adanya kelainan organ-organ
dikepala, jaringan sistem persarafan dan
pembuluh darah.Faktor risiko terjadinya nyeri
kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit,
jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau
nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.

Anda mungkin juga menyukai