Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAAWATAN DI RUANG ARAFAH DAN MINA

DENGAN KASUS BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


DEFINISI
 Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)
adalah pembesaran kelenjar prostat nonkanker, (Corwin, 2000).

 Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)


adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan. Price&Wilson (2005).

 Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)


adalah pembesaran prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atau
hiperplasia fibromuskular. orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun
secarahistologi yang dominan adalah hyperplasia (Sabiston, David C,2004)
ETIOLOGI

PERUBAHAN
HORMON

POLA HIDUP
Benigna
Prostat
ETURUNAN Hiperplasia

USIA

BERKURANNYA
SEL YANG MATI
Tanda Gejala

 Derajat I : penderita merasakan lemahnya pancaran berkemih, kencing


tak puas, frekuensi kencing bertambah terutama pada malam hari
 Derajat II : adanya retensi urin maka timbulah infeksi. Penderita akan
mengeluh waktu miksi terasa panas (disuria) dan kencing malam
bertambah hebat.
 Derajat III : timbulnya retensi total. Bila sudah sampai tahap ini maka
bisa timbul aliran refluk ke atas, timbul infeksi ascenden menjalar ke
ginjal dan dapat menyebabkan pielonfritis, hidronefrosis.
Anatomi Fisiologi
Pathway
Trauma berulang Perubahan
Fktor resiko usia
hormonal

Hipertropi jaringan
Perubahan mikroskopik penyangga struma
prostat dan glanduler pada
prostat
Pembesarn prostat
Gejla generalisata Menekan kolon
( anoreksia, mual, vesika / uretra
muntah, nafsu makan prostatin
berkurang, rasa tidak
nyaman di epigstrik)
Retensio urin Distensi visika urinaria

Menjdi reservior mikroorganisme Terjadi endapan antara visical


urinaria dan uretra
Ketidak seimbngn
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Resiko infeksi
Obstruksi
Kesulitan berkemih saluran kemih

ansietas Gangguan
Nyeri akut
eliminasi uri
komplikasi

STASIS URIN

POLAINFEKSI SALURAN
Benigna KENCING HIDUP
Prostat
Hiperplasia BATU GINJAL

HEMOROID DAN HERNIA

BERKURANNYA
SEL YANG MATI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. URIN ANALISA
2. DARAH LENGKAP
3. RADIOLOGI
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. TERAPI MEDIKAMANTOSA
terapi yang menggunakan obat-obatan semisal untuk relaksasi otot polos di
leher visical atau menghmbat pembentukan sel baru sehingga hiperplasi bisa di
minimalisir
2. OBSERVASI (WACHFUL WAITING)
Biasa di lakukan pada pasien dengan keluhan ringan, memberikan nasehat dan
memberikan jadwal kontrol ke dokter
3. Pembedahan / pengangkatan jaringan prostat
di lakukan dengan keluhan berat yang mengindikasi obstruksi pada uretra
 Tgl Pengkajian : 24 juli 2017
 Jam Pengkjian : 09:00 WIB
 Sumber Informasi : Pasien Dan Anak Pasien

1. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn “AB”
• Tgl Lahir : 17 Agustus 1950
• Jenis Kelmin : Laki2
• Suku Bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan : Tidak Tamat SD
• Alamat : Bucor Kulo Pakuniran
• Tanggal Mrs : 19 Juli 2017
• Dx Medis : BPH
• No Rm : 020080
2. STATUS KESEHATAN SAAT INI
 Keluhan Utama MRS
Pasien mengatakan sulit berkemih kurang lebih 2 bulan yang lalu sebelum mrs dan di
diagnosa BPH, setelah di lakukan beberapa pemeriksan psien di rawat inap dan di
rencanakan oprasi pembedahan kelenjar prostat tanggal 21 juli 2017 jam 02, kemudian di
lakukan penkajian setelh 3 hari post oprasi.
 Keluhan Saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk2 pada luka post op dan ujung glen penis dengan
skala nyeri , nyeri hilang timbul biasanya timbul ketika bergerak.

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien mengatkan belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya, kecuali penyakit
ringan seperti panas dan pilek

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien mengatkan keluarganya tidak memiliki penyakit seperti dirinya ataupun penyakit yang di
turunkan seperti diabetes dan hipertensi
5. Fokus pemeriksaan fisik dengan BPH
 Keadaan umum : cukup
- Kesadran : compos mentis
- GCS : S: 4 V:5 M:6
- Nilai TTV : T : 120/70 mmhg, N: 86 x/mnit, S : 36, 6 c, RR : 20 x/mnit

 Abdomen
- Inspeksi : Bentuk simetris, datar, terdapat luka post oprasi tertutup kurang lebih 4-5 cm, dengan garis luka
vertikal di area hipogastric regio, keadaan luka bebas dari (kolor, dolor, rubor, rubor dan
fungsiolesa). Terpasang selang drain di bagian regio iliaca kanan ( drain terisi arah segar kurang
lebih 15 cc)
- Auskultasi : bising usu 8 x/mnit
- Perkusi : -
- Palpasi : Nyeri tekan pada area sekitar luka, benjolan (-)asetas (-)

 Genetlia
- Inspeksi : terdapat selang kateter + spulling, cairan selang kateter bening kemerahan, glen penis kotor dan
terdapat cairan kuning keruh dan kental kehijaun yang keluar dari ujung lubang glen penis.
- Palpasi : nyeri tekan (-), benjolan (-)
 Ekstremitas
- Atas : Kekuatan otot : kanan = 4
kiri = 4 (terpasang infus) 4 4
- Bawah : Kekuatan otot : kanan = 4 4 4
kiri =4
- Tonus otot : (-)

 Integumen
- Inspeksi : terdapat luka post oprasi tertutup kurang lebih 4-5 cm, dengan garis luka vertikal di area
abdomen hipogastric regio, keadaan luka bebas dari (kolor, dolor, rubor, rubor dan
fungsiolesa). terpasang selang drain di bagian regio iliaca kanan ( drain terisi arah segar
kurang lebih 15 cc), tidak ada jejas dan sianosis.
- Palpasi : Nyeri tekan pada area sekitar luka post op dan tempat terpasangnya selang drain,
benjolan (-)asetas (-) , crt < 2 detik, turgor kulit < 2 detik.
7. Terapi Yang Di Berikan
- Pre Oprasi = tidak terkaji
- pasca oprasi = tidk terkaji
- post oprasi = 1. Cairan infus RL 1500/24 jam
2. Tranfusi PRC 2 colf
3. Spulling visica urinaria
4. Rawat luka 1x1
5. Injeksi = Ceftriaxone 3 x 500 mg
Ketorolac 3 x 30 mg
Ranitidin 3 x 50 mg
6. Peroral = ciprofloxcin 2 x 500 mg
neorodek 3 x 1 tab
paracetamol 3 x 500 mg

Anda mungkin juga menyukai