Anda di halaman 1dari 48

H U B U N G A N G AYA H I D U P D E N G A N K E J A D I A N

H I P E R T E N S I PA D A P E S E R TA P R O L A N I S W I L AYA H
P U S K E S M A S N G O R O K E C A M ATA N N G O R O K A B U PAT E N
M O J O K E R T O TA H U N 2 0 1 7

Oleh
AULIA DWI PERMATASARI 15710228
RIZKY NOVA ARDYANA 15710179
I PUTU SEJIWAN 15710188
IYZZUL MILADY 15710135
Pembimbing
Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga, dr., SKM
LATAR BELAKANG
Data Dinas Kesehatan
Hipertensi usia >18 Mojokerto tahun 2015
tahun di Indonesia jumlah penduduk di
kab. Mojokerto
adalah sebesar 31,7%
sebanyak 772.697
pada tahun 2007 jiwa, 215.495 yang
HIPERTENSI diperiksa tekanan
darah, yang
mengalami hipertensi
sebanyak 46.981 jiwa

Menurut data Puskesmas


Ngoro yang membawahi
13 wilayah, jumlah
penduduk 48.082 jiwa.
Hipertensi (2016)
sebanyak 3.183 kasus.
RU M U S A N M A S A L A H

Adakah hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada


peserta Prolanis wilayah Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2017?
T U J UA N U M U M

Menganalisis hubungan gaya hidup (minum alkohol, olahraga,


konsumsi lemak, asin, kebiasaan merokok, dan minum kopi)
dengan kejadian hipertensi pada peserta Prolanis wilayah
Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun
2017.
TUJUAN KHUSUS
a) Mengidentifikasi karakteristik pasien yang mengikuti Prolanis Kecamatan
Ngoro , Kabupaten Mojokerto.
b) Menganalisis gambaran kejadian hipertensi Wilayah Puskesmas Ngoro
Kecamtan Ngoro tahun 2017
c) Menganalisis hubungan hipertensi dengan pola makan
d) Menganalisis hubungan hipertensi dengan pola minum
e) Menganalisis hubungan hipertensi dengan rokok
f) Menganalisis hubungan hipertensi denan aktifitas fisik
g) Menganalisis hubungan hipertensi dengan stress
MANFAAT
 Manfaat untuk Puskesmas Ngoro
a) Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan
gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada peserta Prolanis wilayah
Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun
2017
b) Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai acuan dalam
rangka menurunkan angka kejadian hipertensi di masa yang akan
datang.
 Manfaat bagi peneliti

a) Melalui penelitian ini dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu


yang didapat selama pendidikan di bagian IKM Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

b) Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat


penelitian ilmiah.
 Manfaat Bagi Masyarakat
Adanya pecegahan sedini mungkin agar tidak terkena hipertensi dengan mengatur
gaya hidup sehari-hari, terutama menghindari penyebab terjadinya hipertensi.

 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Mojokerto


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan pertimbangan untuk
membuat program dibidang kesehatan di masa mendatang dalam menurunkan angka
kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten
Mojokerto.
TINJAUAN PUSTAKA
 Definisi
• Hipertensi adalah tekanan sitolik yang meningkat lebih dari 140
mmHg dan diastolik menigkat 90 mmHg (Hendraswari, 2008).
•Hipertensi adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal
(Faqih, 2006).
EPIDEMIOLOGI

 Hipertensi tahun 2000 lebih dari 25% populasi dunia, sekitar 1


miliar orang dan dua per tiga penderita hipertensi terdapat di negara
berkembang (Tedjasukmana, 2012).

 Pengukuran tekanan darah usia >18 tahun ke atas di Indonesia


sebesar 31,7%, dan 7,2% yang mengetahui memiliki hipertensi dan
hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi (Depkes, 2012).
PENYEBAB HIPERTENSI

 Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi : (Setiawati A,


2005).
1. Hipertensi esensial
2. Hipertensi sekunder
 Sumber lain mengatakan hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok :
(Kusmana, 2009)
1. Hipertensi primer
2. Hipertensi sekunder
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Klasifikasi Hipertensi Menurut ESC-ESH Guidline 2007
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Optimal <120 dan <80
Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi stadium 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi stadium 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi stadium 3 ≥180 dan/atau ≥110

Hipertensi sistolik ≥140 dan <90


terisolasi

Sumber : (siswardana, 2011)


Klasifikasi Dan Tekanan Darah Umur ≥18tahun Menurut JNC VII Versus JNC VI
JNC 7 JNC 6 Tekanan Dan / Tekanan darah diastolic
Kategori Kategori darah atau (mmHg)
tekanan tekanan sistolik

Normal Optimal < 120 Dan < 80


Prehipertensi 120 - 139 Atau 80 - 89
- Normal < 130 Dan < 85
- Normal 130 - 139 Atau 85 – 89
tinggi
Hipertensi
Derajat 1 Derajat 1 140 - 159 Atau 90 - 99
Derajat 2 >/= 160 Atau >/=100
Derajat 2 160 - 179 Atau 100 - 109
Derajat 3 >/=180 Atau >/=110
Sumber : (kuswardhani, 2006)
FA K T O R - FA K T O R P E N Y E B A B
HIPERTENSI

1. Riwayat keluarga 7. Kebiasaan merokok

2. Jenis kelamin 8. Riwayat olahraga

3. Umur 9. Obesitas

4. Konsumsi asin atau garam 10. Kebiasaan minum

5. Konsumsi lemak jenuh beralkohol

6. Riwayat stres 11. Kebiasaan konsumsi kafein


GAYA HIDUP SEHAT

 Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari


badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
 Menurut Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO1998),
sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya sekedar
tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari ketiga definisi sehat diatas dapat
disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang
terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas secara
optimal.
PA TO F I S I O L O G I H I P E RT E N S I
GEJALA HIPERTENSI

gejala hipertensi :
• Sakit kepala bagian belakang
• Sulit tidur/gelisah /cemas dan
pusing
• Dada berdebar-debar
• Lemas, sesak napas, berkeringat
(Andreson, 2005)
DIAGNOSIS

• Anamnesis
Diagnosis • Pemeriksaan fisik lengkap, terutama
pemeriksaan tekanan darah
hipertensi • Pemeriksaan penunjang meliputi tes
primer melalui urinalis, pemeriksaan kimia darah (untuk
beberapa cara: mengetahui creatinin, High Density
Lipoprotein (HDL), Low Density
(Hapsari, 2010) Lipoprotein (LDL), glukosa)
• Pemeriksaan EKG
KOMPLIKASI HIPERTENSI

 Menurut Shanty ( 2011) hipertensi dapat berpotensi menjadi


berbagai penyakit diantaranya

1. Stroke

2. Penyakit Jantung

3. Penyakit Arteri Koronaria

4. Aneurisma
P E NA TA L A K S A NA A N

Penatalaksanaan non farmakologis:

1. Diet

2. Olahraga Teratur

3. Berhenti Merokok

4. Penanganan Stres

(Zulkarnain, 2011).
P E N A TA L A K S A N A A N FA R M A K O L O G I S

• Diuretik
• Pengahambat Adrenegik ( α-blocker)
• Vasodilator (β-blocker)
Menurut Setiawati

(2005) penatalaksaan Penghambat Enzim Konversi
farmakologis hipertensi Angiotensin (ACE inhibitor)
dibagi menjadi 5 • Antagonis kalsium (CCB)
golongan , yaitu :
KERANGKA KONSEP
Pada penelitian ini
variabel terikat : hipertensi
variabel bebas : gaya hidup (pola makan, pola minum, rokok, aktifitas
fisik, stres)

Karena pada penelitian ini terfokus untuk mengetahui hubungan gaya


hidup terhadap terjadinya hipertensi.
HIPOTESIS PENELITIAN

H1 :
H0 :
Ada hubungan antara
Tidak ada hubungan
gaya hidup dengan
antara gaya hidup
kejadian hipertensi
dengan kejadian
pada peserta
hipertensi pada peserta
PROLANIS di wilayah
PROLANIS di wilayah
Puskesmas Ngoro
Puskesmas Ngoro Kec
Kecamatan Ngoro
Ngoro Kab Mojokerto
Kabupaten Mojokerto
tahun 2017?
tahun 2017?
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan


cross sectional.
POPULASI DAN SAMPEL

• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta


PROLANIS di wilayah Puskesmas Ngoro Kecamatan
Populasi Ngoro Kabupaten Mojokerto 2017 sebanyak 50 orang

• Dalam penelitian ini sampelnya adalah peserta PROLANIS


yang termasuk dalam kriteria inklusi. Pada penelitian ini
besarnya sampel adalah seluruh peserta Prolanis di Desa
Sampel Jasem wilayah Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro
Kabupaten Mojokerto tahun 2017
L O K A S I DA N W A K T U P E N E L I T I A N

Lokasi dilaksanakannya penelitian adalah di Wilayah Kerja


Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Waktu
pengambilan data dilakukan pada bulan September 2017.
VARIABEL PENELITIAN

gaya hidup
seperti pola
Variabel Variabel
makan, pola
bebas terikat hipertensi.
minum,
(sebab) (akibat)
rokok, stres,
aktifitas fisik,
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN
ANALISIS DATA
 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Jumlah penduduk riil di wilayah UPTD Kesehatan Puskesmas Ngoro
sebesar 48.082 jiwa dengan luas wilayah kerja 38,24 km2 yang terdiri
dari 13 desa.
Prolanis merupakan kegiatan yang rutin setiap bulan pada hari Jumat
minggu ketiga yang bertempat di Desa Jasem. Peserta Prolanis terdiri
50 orang
F re k u e n s i re s p o n d e n
b e r d a s a r ka n t e ka n a n d a r a h

Hipertensi Frequensi Presentase


(%)
Hipertensi
Normal 4 11.1

normal
Prehipertensi 8 22.2

pre-
Hipertensi 24 66.6 hipertensi
hipertensi
Total 36 100
A NA L I S I S U N I VA R I A T
POLA MAKAN

Pola makan Frequensi Presentase


(%) pola makan
Baik 27 75

Sedang 8 22.2
Baik
Sedang
Buruk 1 2.77
Buruk

Total 36 100
ANALISIS UNIVARIAT
POLA MINUM
Pola makan Frequensi Presentase
(%) Pola Minum

Baik 35 97

Baik
Sedang 0 0
Sedang
Buruk 1 2.7
Buruk

Total 36 100
ANALISIS UNIVARIAT
ROKOK
Pola makan Frequensi Presentase
(%) Rokok
Baik 23 63.8

Sedang 12 33.3
Baik
Sedang
Buruk 1 2.7
Buruk

Total 36 100
ANALISIS UNIVARIAT
AKTIFITAS FISIK
Pola makan Frequensi Presentase
(%) Aktifitas

Baik 31 86.1

Sedang 5 13.8 Baik


Sedang
Buruk 0 0 Buruk

Total 36 100
ANALISIS UNIVARIAT
STRES
Pola makan Frequensi Presentase
(%) Stres
Baik 15 41.6

Sedang 19 52.7
Baik
Sedang
Buruk 2 5.5
Buruk
Total 36 100
A N A L I S I S B I VA R I A T
Spearmen test hipertensi * pola makan

Correlations
Dari hasil pengujian statistic dengan
hiperten pola
si makan
menggunakan uji spearman
Spearman's hipertensi Correlation didapatkan nilai p= 0.214 lebih
1.000 .212
rho Coefficient
besar dari 0,05 sehingga H0 diterima
Sig. (2-tailed) . .214

N
dan H1 ditolak . Berarti tidak ada
36 36

pola makan Correlation


hubungan antara hipertensi dengan
.212 1.000
Coefficient pola makan pada peserta Prolanis
Sig. (2-tailed) .214 .
wilayah Puskesmas Ngoro.
N 36 36
A N A L I S I S B I VA R I A T
Spearmen test hipertensi * pola minum
Correlations

hiperten pola Dari hasil pengujian statistic dengan


si minum
menggunakan uji spearman didapatkan
Spearman's hipertensi Correlation
rho Coefficient 1.000 -.216 nilai p= 0.206 lebih besar dari 0,05
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak .
Sig. (2-tailed) . .206
Berarti tidak ada hubungan antara
N 36 36
pola minum Correlation hipertensi dengan pola minum pada
Coefficient -.216 1.000
peserta Prolanis wilayah Puskesmas
Sig. (2-tailed) .206 .
Ngoro.
N 36 36
A NA L I S I S B I VA R I A T
Spearmen test hipertensi * rokok

Correlations
Dari hasil pengujian statistic dengan
hiperte
nsi rokok
menggunakan uji spearman didapatkan
Spearman's hipertensi Correlation nilai p= 0.141 lebih besar dari 0,05
1.000 -.250
rho Coefficient
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak .
Sig. (2-tailed) . .141
Berarti tidak ada hubungan antara
N 36 36
hipertensi dengan rokok pada peserta
rokok Correlation
-.250 1.000
Coefficient Prolanis wilayah Puskesmas Ngoro.
Sig. (2-tailed) .141 .

N 36 36
A NA L I S I S B I VA R I A T
Spearmen test hipertensi*aktifitas

Correlations
 Dari hasil pengujian statistic dengan
hiperte aktifita
nsi s
menggunakan uji spearman didapatkan
Spearman's hipertensi Correlation nilai p= 0.339 lebih besar dari 0,05
1.000 .164
rho Coefficient
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak .
Sig. (2-tailed) . .339
Berarti tidak ada hubungan antara
N 36 36
hipertensi dengan aktifitas pada peserta
aktifitas Correlation
.164 1.000
Coefficient Prolanis wilayah Puskesmas Ngoro.
Sig. (2-tailed) .339 .

N 36 36
A NA L I S I S B I VA R I A T
Spearmen test hipertensi*stres

Correlations
Dari hasil pengujian statistic dengan
hiperte
menggunakan uji spearrman
nsi stress
Spearman's hipertensi Correlation didapatkan nilai p= 0.774 lebih besar
1.000 .049
rho Coefficient
dari 0,05 sehingga H0 diterima dan H1
Sig. (2-tailed) . .774
ditolak . Berarti tidak ada hubungan
N 36 36
antara hipertensi dengan stres pada
stress Correlation
.049 1.000
Coefficient peserta Prolanis wilayah Puskesmas
Sig. (2-tailed) .774 . Ngoro.
N 36 36
PEMBAHASAN

 Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan gaya hidup
tidak berhubungan hipertensi , namun apabila kita meneliti faktor dari hipertensi
seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, kemungkinan besar faktor internal
memiliki pengaruh yang lebih kuat untuk memicu terjadinya hipertensi.
 Berkaitan dengan usia, makin tua usia seseorang makin besar kemungkinan
terkena hipertensi karena menurunnya elastisitas pembuluh darah. Berkaitan dengan
riwayat keluarga, seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi memiliki risiko dua
kali lebih besar untuk terkena hipertensi.
KESIMPULAN

1. Menurut hasil penelitian kejadian hipertensi pada peserta Prolanis wilayah


Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun 2017 sebanyak
66.6% (24 orang) sedangkan yang mengalami pre-hipertensi 22.2% (8 orang) dan
yang normal 11.1% (4 orang).

2. Peserta Prolanis Desa Jasem memiliki pola hidup yang baik, namun tidak
menutup kemungkinan menderita Hipertensi.

3. Tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada peserta
Prolanis di wilayah Puskesmas Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
SARAN

1. Kepada instansi terkait untuk melakukan pendekatan kepada keluarga


terdekat pasien untuk memeriksakan diri,agar mengetahui riwayat Hipertensi di
keluarga.

2. Diharapkan keluarga pasien untuk lebih aktif dalam mengingatkan dan


mengawasi kesehatan anggota keluarga.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan faktor lain dengan


kejadian Hipertensi di Prolanis Desa Jasem dengan variabel yang belum diteliti
pada penelitian ini.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai