BEBERAPA PENGERTIAN Bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber- sumber lainya (Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979 DavidL. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984 ). Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa JamesF. Engel, et.al (1968 : 8) berpendapat bahwa : Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Schiffman dan Kanuk (1994 : 7) mendefinisikan sebagai berikut; Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001) Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan masyarakat. Menurut Solomon (2007), Studi Perilaku Konsumen merupakan proses ketika individu atau kelompok menyeleksi, mem-beli menggunakan atau membuang produk, pelayanan, ide dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya. Pengertian dan asumsi-asumsi utama dalam teori Perilaku Konsumen: 1) Barang (Commodities) adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh. 2) Utilitas (Utility) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. 3) Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). 4) Konsistensi Preferensi (Transitivity) Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau sama-sama disukai. Misalnya ada dua barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama- sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan
berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya dan subbudaya. 2.Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial. nilai- nilai yang dianut, minat . Kelas sosial seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. 3. Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian Utilitas Pengerttian utilitas (utility) adalah derajat seberapa besar atau ukuran kepuasaan yang diterima konsumen dari penggunaan barang dan jasa. Setiap konsumen memiliki tingkat kepuasaan yang berbeda - beda, namun mereka akan berusaha mencapai kepuasaan yang maksimal. Dalam teori perilaku konsumen terdapat dua pendekatan utama untuk melakukan analisis mengenai perilaku konsumen dalam menikmati barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhannya. Dua pendekatan tersebut adalah pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Pendekatan Nilai Guna (Utilitas) Kardinal (Cardinal Approach) Pendekatan kardinal merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran subjektif seperti Herman Heinrich Gossen (1854), William Stanley Jevons (1871), dan Leon Walras (1894). Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara langsung melalui angka- angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach). Asumsi dalam pendekatan ini antara lain Konsumen bertindak rasional (ingin memaksimalkan kepuasan sesuai dengan batas anggarannya); Pendapatan konsumen tetap; Uang memiliki nilai subjektif yang tetap. Hukum Gossen I Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan: ”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.” Hukum Gossen 2 Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang bersifat tersier. Untuk itu, H.H. Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen 2, yang menyatakan: “Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.” Pendekatan Nilai Guna Ordinal (Ordinal Approach)
Dewasa ini, para ahli ekonomi menolak gagasan
tentang utilitas yang dapat diukur dengan angka- angka terhadap barang yang dikonsumsi sehari- hari. Kini telah dikembangkan pendekatan baru untuk menjelaskan prinsip memaksimumkan utilitas oleh seorang konsumen dengan pendapatan yang terbatas. Pendekatan ordinal pertama kali diperkenalkan oleh Francis Edgeworth dan Vilfredo Pareto. Asumsi yang dipergunakan dalam pendekatan ini antara lain: Konsumen bertindak rasional (ingin memaksimumkan kepuasannya); Konsumen memiliki pola pilihan (preferensi) terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya (pilihan) nilai guna; Konsumen memiliki sejumlah uang tertentu; Konsumen konsisten dengan pilihannya. Kurva Indiferen (Indifference Curve) Kurva indiferen digagas pertama kali oleh ekonom kelahiran Irlandia, Francis Edgeworth (1845-1926) dan ekonom kelahiran Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan kombinasi beberapa barang yang sama-sama disukai oleh konsumen, yaitu tidak ada pilihan untuk satu kombinasi dengan barang lain karena semuanya memiliki tingkat utilitas yang sama (atau jumlah utilitas yang sama) untuk konsumen. Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit pakaian dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit pakaian dan 10 unit buku. Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku lebih rendah daripada pengurangan 2 unit pakaian, Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen. Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa kombinasi barang yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda akan memberikan utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. sebagai berikut. Kombinasi Barang Pakaian Buku