Anda di halaman 1dari 85

Pengertian Etika

 Dua pengertian;

1. Etika  kata Yunani ethos,

berarti

adat istiadat atau kebiasaan.


2. Etika  flsafat moral,

ilmu yang membahas nilai dan norma


yang diberikan oleh moralitas dan etika
dalam pengertian pertama di atas.
► Nietzsche,

► etika
sebagai ilmu menghimbau orang untuk
memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas
hamba.
 Kant,

 etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk


bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom.

 Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak


secara bebas dan bertanggungjawab.

 Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur pokok


dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip
utama moralitas, termasuk etika bisnis.
Norma Khusus dan
Norma Umum
Norma Khusus

aturan yang berlaku


dalam bidang kegiatan khusus
atau
kehidupan khusus,

mis. aturan olah raga, aturan pendidikan,


lebih khusus aturan sebuah sekolah.
Norma Umum

bersifat umum dan universal.

Norma umum ada tiga yaitu,

norma sopan santun,


norma hukum,
norma moral.
► Teori Etika.

► Etika Deontologi

► EtikaTeleologi.
Etika Deontologi

kata Yunani deon  kewajiban.

penekanan pada kewajiban manusia


untuk bertindak secara baik.
Suatu tindakan itu baik
dinilai berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada
dirinya sendiri

bukan

pada akibat atau tujuan baik dari tindakan itu

Tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan


berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan
terlepas dari tujuan atau akibat tindakan itu.

Menekankan motivasi, kemauan baik dari pelaku bisnis.


 Tiga prinsip supaya tindakan itu mempunyai nilai
moral:

 (1) tindakan itu harus dijalankan berdasarkan


kewajiban;

 (2) tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari


tindakan itu, melainkan tergantung pada
kemauan baik yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan itu;

 (3) dilakukan berdasarkan sikap hormat pada


hukum moral universal.
 Etika Teleologi

 mengukur baik buruknya suatu tindakan


berdasarkan tujuan yang hendak dicapai,
atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan
oleh tindakan tersebut.
Etika Umum
dan
Etika Khusus.

Etika Umum

suatu etika mengenai norma dan nilai moral,

kondisi-kondisi dasar bagi anusia untuk bertindak


secara etis,

bagaimana manusia mengambil keputusan etis.

Etika Umum sebagai ilmu atau filsafat moral


 etika teoretis
 Etika Khusus

 penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma


moral dasar dalam kehidupan khusus.

 Dalam hal ini Etika Khusus mengamati perilaku


dan kehidupan manusia dalam bidang kehidupan
dan kegiatan khusus tertentu.

 Etika Khusus memberi aturan sebagai pedoman


bagi setiap orang dalam kehidupan dan kegiatan
khusus.
 Etika Khusus dianggap sebagai
Etika Terapan.

karena

aturan normatif yang bersifat umum


diterapkan secara khusus
dalam kegiatan tertentu.
Etika Terapan – Etika Bisnis.

 Etika Bisnis merupakan salah satu bentuk dari


Etika Terapan.

 Dalam Etika Bisnis diterapkan secara khusus


prinsip-prinsip dan norma-norma moral di bidang
bisnis.
 Beberapa prinsip Etika Bisnis

 1. otonomi;
 2. kejujuran;
 3. keadilan;
 4. saling menguntungkan,
 5. integritas moral.
► Prinsip Otonomi

►  sikap dan kemampuan manusia


untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya
sendiri.
 Prinsip Kejujuran

  kejujuran dalam memenuhi syarat-


syarat perjanjian,

 kejujuran dalam penawaran barang dan


jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding,

 kejujuran dalam hubungan kerja intern.


• Prinsip Keadilan

•  memperlakukan setiap orang sesuai dengan


haknya masing-masing,
baik dalam relasi eksternal maupun internal
perusahaan.
 Paham Tradisional  Keadilan

 1. Keadilan Legal

 Menyangkut hubungan antara


individu/kelompok masyarakat dengan
negara.

 Hubungan vertikal.
 Dasar moral:

 1. semua orang mempunyai harkat dan


martabat yg sama.

 2. semua warga negara  status dan


kedudukan yg sama
 Prinsip dasar  konsekuensi legal dan
moral:

 1. perlindungan hukum yang sama;

 2. tidak ada yang diperlakukan istimewa


oleh hukum dan negara;
 3. produk hukum tidak boleh demi
kepentingan orang atau kelompok tertentu;

 4. ketaatan yang sama dari semua warga.


= Keadilan Legal =

+ dalam bisnis  negara bersikap netral


dalam memperlakukan semua pelaku
ekonomi.

+ dalam perusahaan  pimpinan


perusahaan memperlakukan semua
karyawan yang sama sesuai peraturan
hukum yang berlaku.
 2. Keadilan Komutatif

  mengatur hubungan yang adil antara orang


yang satu dengan orang yg lain.

 Hubungan horisontal
interaksi sosial sosial antara warga yg
satu dengan lainnya, tidak boleh ada yang
dirugikan.

Relasi bisnis harus setara.


 3. Keadilan Distributif (keadilan
ekonomi)

  distribusi ekonomi yg merata dan


yang dianggap adil oleh semua
warga negara.
 Keadilan Distributif  tidak
mengakui prinsip sama rata dlm
pembagian kekayaan ekonomi.

 Pembagian kekayaan ekonomi sesuai


dengan haknya masing-masing.
 Prinsip Saling Menguntungkan 

 bisnis dijalankan sedemikian rupa agar


semua pihak menikmati keuntungan.
 Integritas Moral 

 tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis


 Etika Bisnis

 dalam

 Hubungan Kerja
 Hubungan kerja sebagai suatu relasi internal
dalam suatu perusahaan harus diberlakukan
prinsip Etika Bisnis yang ketiga yaitu prinsip
keadilan.
• Adam Smith

• menganggap prinsip keadilan


sebagai prinsip yang paling pokok.

• prinsip paling pokok dari keadilan


adalah prinsip no harm (tidak
merugikan hak dan kepentingan
orang lain).
 Prinsip no harm,
 merupakan rumusan lain dari

 The Golden Rules (Kaidah Emas) yaitu :

“Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin


diperlakukan, dan jangan lakukan pada orang
lain apa yang anda sendiri tidak ingin
diperlakukan
HUBUNGAN KERJA
PERJANJIAN KERJA

PERATURAN PERUSAHAAN

PERJANJIAN KERJA BERSAMA

PERATURAN PER-UU-AN
PERJANJIAN KERJA

 Pasal 1.14 UU no. 13/2003

 Perjanjian kerja adalah perjanjian antara


pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak.
 KUHPerdata psl. 1601a

 Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana


pihak yang satu, buruh, mengikatkan diri untuk
bekerja pada pihak yang lain, majikan, selama
suatu waktu tertentu dengan menerima upah.
PERJANJIAN KERJA
Pasal 1601a KUHPerdt.
 Unsur-unsur:

 Pekerja melakukan pekerjaan,


 Pengusaha membayar upah,

 Bekerja pada pihak lain,

 Suatu waktu tertentu


Pengusaha membayar upah
 Imbalan jasa bagi pekerja

 Upah sebagai unsur utama perjanjian kerja,

 Prinsip “no work no pay”


Bekerja pada pihak lain

– Di bawah perintah pengusaha

• unsur kewenangan
PERJANJIAN KERJA

WAKTU TERTENTU

WAKTU TIDAK TERTENTU


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
pasal 56 ayat 2, UU no. 13/2003

diadakan

 Jangka waktu

– Selesainya suatu pekerjaan tertentu


PKWT
 Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan, yang

 Sekali selesai/bersifat sementara


 Selesai paling lama 3 tahun
 Bersifat musiman
 Berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, produk tambahan dalam percobaan.
PKWT
perpanjangan - pembaruan

 Perpanjangan:
 Dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling
lama 1 tahun. Perpanjangan didahului pemberitahuan 7
hari sebelumnya.

 Pembaruan:
 Setelah berakhirnya PKWT yang lama, pembaruan hanya
1 kali paling lama 2 tahun. Pembaruan dilakukan 30 hari
setelah berakhirnya PKWT.
PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK
TERTENTU

 dapat mensyaratkan masa percobaan 3 bulan

 dalam masa percobaan pengusaha dilarang


membayar upah di bawah upah minimum.
► Perjanjian kerja berakhir jika:

 Pekerja meninggal dunia


 Berakhirnya jangka waktu perj. Kerja
 Putusan pengadilan/putusan atau
penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial
 Adanya keadaan/kejadian tertentu yang
tercantum dlm Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama.
PEKERJA ANAK

 Pengusaha dilarang mempekerjakan anak

 Pengecualian:

 Anak berusia 13 – 15 tahun


 Syarat mempekerjakan pekerja anak;

 Izin tertulis orang tua


 Perjanjian kerja antara pengusaha – orang
tua/wali
 Waktu kerja maksimum 3 jam
 Bekerja pada siang hari
 Tidak mengganggu waktu sekolah
 Memperhatikan keselamatan - kesehatan kerja
 Hubungan kerja yang jelas
 Upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pekerja Perempuan
Persyaratan untuk bekerja
pukul 23.00 – 07.00

Pekerja perempuan di bawah 18 th dilarang


bekerja,
Dilarang mempekerjakan perempuan hamil,
membahayakan kesehatan, keselamatan,
kandungan dan dirinya,
Menyediakan makanan dan minuman bergizi,
Menjaga kesusilaan dan keamanan tempat
kerja,
Angkutan antar jemput.
 Ketentuan mengenai waktu istirahat pekerja
perempuan.

 Pekerja perempuan yang dalam masa haid merasa sakit dan


memberitahukan pada pengusaha, tidak wajib bekerja pada
hari pertama dan kedua masa haid.
 Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum dan 1,5 setelah
melahirkan
 Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 bln setelah
keguguran.
 Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.
OUTSOURCING

perjanjian pemborongan pekerjaan

atau

penyediaan jasa pekerja/buruh


Perjanjian pemborongan
pekerjaan
 Syarat-syarat:

 Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama


 Perintah langsung atau tidak langsung dari
pemberi kerja
 Merupakan kegiatan penunjang
 Tidak menghambat proses produksi secara
langsung.
Perjanjian pemborongan
pekerjaan
 Syarat-syarat:

 Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama


 Perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
kerja
 Merupakan kegiatan penunjang
 Tidak menghambat proses produksi secara
langsung.
Syarat-syarat lain:

 Perusahaan penerima pekerjaan harus


berbentuk badan hukum,

 Perlindungan kerja/syarat-syarat kerja


perusahaan penerima dan pemberi
pekerjaan sekurang-kurangnya sama atau
sesuai dengan perat.per-uu-an
 Hubungan kerja perusahaan penerima pekerjaan
dengan pekerja dapat dlm bentuk PKWTT atau PKWT.

 Jika tidak memenuhi ayat 2 dan 3 psl. 65 UU no


13/2003 maka demi hukum status hubungan kerja
dengan prsh penerima beralih ke persh. Pemberi
pekerjaan.
Penyediaan Jasa Pekerja

 = Bentuk usaha –

 - Badan Hukum

 - Izin instansi Ketenagakerjaan


• Pekerjaan:

– Tidak melaksanakan kegiatan pokok

• Melaksanakan kegiatan jasa penunjang


 Syarat-syarat :

 Hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan


peyedia jasa,
 PKWT atau PKWTT
 Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat kerja,
perselisihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa,
 Perjanjian antara persh pengguna jasa dan persh
penyedia jasa.
PERATURAN PERUSAHAAN
 Disusun oleh pengusaha sendiri.

 Para pekerja tidak terlibat dalam pembuatan peraturan perusahaan.

 Wajib dibuat dalam perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja atau lebih.

Masa berlaku 2 tahun

 Isi : hak dan kewajiban pengusaha-pekerja


 syarat-syarat kerja
 tata tertib perusahaan
 jangka waktu berlaku
PERJANJIAN KERJA BERSAMA

 Para pihak:

 Serikat Pekerja/Serikat Buruh


 Beberapa Serikat Pekerja/Serikat Buruh

 Pengusaha
 Beberapa Pengusaha

 Perkumpulan Pengusaha
 Hak Pekerja.

 1. Hak atas pekerjaan,


 2. Hak atas Upah yang adil,
 3. Hak untuk beserikat dan berkumpulan,
 4. Hak atas perlindungan Keamanan dan
Kesehatan,
 5. Hak untuk diproses Hukum secara adil,
 6. Hak untuk diperlakukan secara sama,
 Hak atas Pekerjaan.

  1. kerja melekat pada tubuh manusia.

= kerja adalah aktivitas tubuh,


= kerja merupakan hak asasi manusia
• 2. kerja merupakan perwujudan diri manusia,

• = melalui kerja, manusia merealisasi dirinya sbg


manusia,

• = berkaitan dengan harkat dan martabat manusia.


 3. Hak atas kerja

 = merupakan salah satu hak asasi manusia.

 = HAM  setiap warga negara, sesuai


dengan bakat, kecakapan dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak.
 HAM.

 Setiap orang berhak untuk mendirikan serikat


pekerja dan tidak boleh dihambat untuk menjadi
anggotanya demi melindungi dan memperjuangkan
kepentingannya serta sesuai dengan ketentuan
perat.per-uu-an.
SERIKAT PEKERJA

 Syarat-syarat mewakili para pekerja dalam


pembuatan PKB:

 Terdaftar di Dep. Tenaga Kerja


 Memiliki anggota lebih dari 50 o/o dari jumlah
pekerja
 Jika ada beberapa serikat pekerja dalam
perusahaan tetapi tidak memenuhi jumlah 50
o/o tsb maka diadakan koalisi antara
beberapa serikat pekerja.
PENGUSAHA

• Pengusaha

• Beberapa pengusaha dari perusahaan


sejenis.

• Organisasi pengusaha
ISI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA

 Syarat-syarat kerja

►Tata tertib perusahaan


FUNGSI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA

 Menciptakan

 Ketenangan kerja bagi pekerja

 Ketenangan usaha bagi pengusaha


PERJANJIAN KERJA BERSAMA
SUMBER HUKUM

Ketentuan dalam Perjanjian Kerja


tidak boleh betentangan
dengan
ketentuan dalam PKB
 Akibat Hukum:

 Jika ketentuan perjanjian kerja bertentangan


dengan ketentuan PKB maka:

 ketentuan Perjanjian Kerja batal demi hukum


 dan ketentuan PKB berlaku bagi Perjanjian
Kerja tersebut.
 Jika hal-hal yang diatur dalam PKB
tidak diatur dalam Perjanjian Kerja

maka,

 ketentuan PKB berlaku otomatis bagi


perjanjian kerja tsb.
KLASIFIKASI SIFAT KETENTUAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Sifat obligatoire

 sifat normatif

 sifat diagonal
MOGOK KERJA

Salah satu hak asasi manusia adalah setiap orang


berhak untuk menyampaikan pendapat di muka
umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan
perat.per-uu-an.

Mogok kerja adalah hak dasar Pekerja dan Serikat


Pekerja

Hak mogok kerja baru dapat digunakan jika


perundingan gagal.
Mogok kerja sah, jika:

 7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada pengusaha


dan instansi ketenagakerjaan,

 Pemberitahuan menyangkut (minimal):

- waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,


- tempat mogok kerja
- alasan pemogokan
- tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai penanggung
jawab.
Larangan bagi pengusaha dalam
pemogokan yang sah

 mengganti pekerja yang mogok dengan


pekerja dari luar perusahaan.

 memberikan sanksi atau tindakan balasan


pada pekerja atau pengurus serikat pekerja
selama atau sesudah mogok kerja
Upaya instansi ketenagakerjaan

 Mempertemukan dan merundingkan penyelesaian


permasalahan dengan para pihak yang berselisih.

 Jika tercapai kesepakatan maka dibuat Perjanjian


Bersama.

 Jika tidak tercapai kesepakatan maka diserahkan pada


Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

 PHK demi hukum

 PHK atas dasar kesepakatan pekerja –


pengusaha

 PHK sepihak

 PHK karena keputusan pengadilan


PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Perselisihan Hubungan Industrial

karena

perbedaan pendapat

menimbulkan

Pertentangan

Pengusaha – Pekerja
Pengusaha – Serikat Pekrja
Serikat Pekerja – Serikat Pekerja
Jenis perselisihan

• Perselisihan hak

• Perselisihan kepentingan

• Perselisihan pemutusan hubungan kerja

• Perselisihan antar serikat pekerja dalam


satu perusahaan.
Mogok kerja tidak sah

 Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no. 13/2003

 Dikualifikasi sebagai mangkir

 Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali berturut-


turut secara patut dan tertulis dalam tenggang waktu 7 hari

 Pekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap


mengundurkan diri
Proses
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Pekerja Pengusaha
Serikat Pekerja Pengusaha
Serikat Pekerja Serikat Pekerja

Bipartit

Disnaker

Konsiliasi Arbitrase

Mediasi

Pengadilan Hubungan Industrial


 Konsiliasi
 Perselisihan kepentingan
 Perselisihan PHK
 Perselisihan antar Serikat Pekerja

Arbitrase
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan antar Serikat Pekerja

Mediasi
Perselisihan Hak
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan PHK
Perselisihan antar Serikat Pekerja
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

• Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan


berwenang memeriksa dan memutus:

• Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak


• Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan
kepentingan
• Di tingkat pertama mengenai perselisihan PHK
• Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan
antara SP

Anda mungkin juga menyukai