Anda di halaman 1dari 44

JEJAS, ADAPTASI

SELULER,
REGENERASI DAN
PERBAIKAN
Tri lestari, dr
Bagian Patologi
Fakultas Kedokteran UNSOED
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan penyebab cedera sel
2. Menjelaskan mekanisme terjadinya cedera sel
3. Menjelaskan akibat cedera terhadap sel
4. Menjelaskan perbedaan nekrosis dan apoptosis
5. Menjelaskan jenis adaptasi seluler
6. Menjelaskan tentang perbaikan dan regenerasi sel
7. Menjelaskan hal-hal yang berpengaruh terhadap perbaikan dan regenerasi
sel
Referensi :

 Underwood - Patologi Umum dan Sistematik


 A Price – Patofisiologi buku 1
 Robbins dan Kumar – Buku Ajar Patologi I
CEDERA SEL

Definisi :
suatu rangkaian perubahan biokimia dan/atau morfologi yang
terjadi ketika kondisi homeostasis mengalami gangguan
hebat,perubahan dapat kembali ke kondisi semula (reversibel)
atau tidak dapat kembali ke kondisi normal (irreversibel)
Perbedaan
- trauma ringan  perubahan seluler segera teratasi  sel kembali
dalam keadaan normal (jejas reversibel) sedangkan jika sel tidak
dapat kembali ke kondisi normal  jejas ireversibel

Apabila jaringan/suatu organ dimana sekelompok sel penyusunnya


mempunyai kondisi terjejas terjadilah keadaan sakit
 Penyakit adalah manifestasi klinik melalui tanda dan gejala dari
kelompok sel yang terjejas
Karakteristik

Cedera reversibel
 Pembengkakan s/d robekan mitokondria => sel bengkak karena akumulasi
cairan dan bertambah vakuola
Cedera irreversibel
 Perubahan inti
 Piknosis => penggumpalan kromatin
 Karioreksis => fragmentasi material inti
 Kariolisis => kromatin inti menjadi lisis
 Robekan membran plasma
 Fragmentasi
 Kalsifikasi
 Terbentuk struktur myelin
Piknosis Karioreksis
Sel normal (Penggumpalan (fragmentasi Kariolisis (kromatin
inti) material inti) inti menjadi lisis)
Nekrosis

 Adalah kematian sel dan kematian jaringan akibat kerusakan oleh berbagai
agent

 Kematian sel dapat melalui:


1. Disrupsi mekanik => trauma langsung yg kuat, tekanan osmotik tidak
seimbang -->robeknya membran sel -> sitoplasma keluar -> sel rusak/mati
2. Kegagalan integritas fungsional membran
 Sitolisis oleh komplemen/perforin
(perforin bahan mediator sitolisis dr limfosit)
 Perubahan protein dan lemak membran
 Kegagalan membran memompa ion
3. Tertutupnya jalur metabolik, gangguan metabolik intraseluler akibat :
 Respirasi seluler , tergantung pd oksigen, jika pasokan terganggu 
hilangnya sumber energi kematian sel
 Sintesis protein, bloking tahap sintesa protein  mengganggu fungsi dan
kelangsungan hidup sel
4. Defisiensi metabolik yang penting, defisiensi vitamin, oksigen, glukosa,
hormon  merusak sel
5. Rusak/hilangnya DNA, terlihat pd regio genome yg ditranskripsikan
secara aktif. Kerusakan DNA yang non letalakan diturunkan ke sel
turunannya  kelompok sel yg mengalami perubahan dg pertumbuhan
abnormal
 sel yang terjejas berat akan melepaskan kandungan enzim sitoplasma dan
masuk dalam aliran darah  landasan diagnostik klinik
- aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT) -> hepar
- laktat dehidrogenase (LDH) -> dilepas oleh eritrosit yg hancur

 Kematian sel akan mempengaruhi jaringan :


 Lamanya kontak dengan penyebab cedera
 Sifat agen penyebab
 Jumlah dan jenis sel yang mati
 Kemampuan sel untuk regenerasi
Penyebab sel terjejas
Eksogen Endogen
 Biologis  Genetik
Mikroorganisme  Hormon
 Kimiawi  Metabolit toksik
Racun  Sitokin
Obat-obatan
 Fisik
Trauma mekanik
Suhu
Radiasi pengion
Gelombang suara
Jejas Reversibel

Degenerasi albumin
 Ditandai adanyatimbunan albumin
dalam sitoplasma
 Pembengkakan disertai sitoplasma
granuler
 Degenerasi paling ringan (reversibel)
 Sering ditemukan pada sel tubulus ginjal,
sel hati
 Penyebab : infeksi, demam, gizi buruk
dan gangguan sirkulasi
Degenerasi lemak

 Penimbunan trigliseride dalam parenkim


intraseluler.
 Ditemukan pada sel hati, ginjal, jantung
 Akibat pemakaian dan produksi lemak
tidak seimbang
 Peningkatan transpor lemak ke dalam sel
 Peningkatan produksi lemak
 Penurunan penggunaan lemak oleh sel
 Penurunan mobilisasi lemak keluar sel
Degenerasi hidropik

 Tingkat perubahan sel yang lebih


berat dibandingkan degenerasi
albumin.
 Sitoplasma membengkak dengan
sitoplasma pucat dan jernih
 Terbentuk vakuola berisi cairan
Degenerasi mukoid (Ca colon : adenokarsinoma mukoides colon)

 Perubahan yang terjadi pada tumor epitel yang


mensekresi musin
 Akumulasi mukopolisakarida
 Massa mukoid terletak di dalam sel -> sel
terdesak ke tepi -> gambaran spt cincin (signet
ring cell), jika masa mukoidnya tertimbun
diluar sel -> mendesak sel, terbentuk struktur
spt bintang (Stellate cell)
Degenerasi hialin (sindroma nefrotik)

 Timbunan hialin (jaringan ikat)


 Massa homogen eosinofilik pada pewarnaan
eosin
 Disebabkan oleh akumulasi protein karena
reabsorbsi protein yang berlebihan
 Degenerasi paling berat (irreversibel)
Jejas sel ireversibel

Jejas reversibel dan irreversibel dapat diikuti kematian,


dimana di dalam sel akan terjadi reaksi Reaksi degradatif
berupa :
 Autolisis (penghancuran oleh enzim intraseluler : lipase,
protease)
 Heterolisis (penghancuran oleh enzim dari luar sel :
bakteri, leukosit )
Apoptosis
Kematian sel yang terprogram
Bentuk kematian sel akibat pengaktifan ‘death genes’ dan enzim ‘bunuh diri’
Apoptosis terjadi melalui :
1. Sinyal aktif
2. Penarikan faktor hidup
pembuangan testis akan menurunkan konsentrasi testesteron darah ->
apoptosis sel prostat
Nekrosis
Kematian sekelompok sel atau akibat jejas sel dan bersifat irreversibel
Penyebab paling sering iskemia
Perbedaan nekrosis dan apoptosis
apoptosis nekrosis
Dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis maupun Disebabkan oleh cedera patologis
patologis
Mengenai satu sel Mengenai sekelompok sel atau jaringan
Ada aktivitas gen yang menghambat /mengontrol Tidak ada aktivitas gen, hanya kandungan
aktivitas enzim enzim dlm sitoplasma tdk aktif
Sitoplasma&fragmen inti mjd badan apoptotik Sel membengkak
Membran sel utuh  Membran sel hilang/ rusak hebat
Badan apoptotik dilahap fagosit nonspesifik Nekrotik sel dilahap neutrofil
Tidak disertai respon radang Disertai respon radang
Nekrosis

Jenis nekrosis dibedakan menjadi :

1. Nekrosis koagulativa
2. Nekrois likuefaktif
3. Nekrosis kaseosa
4. Nekrosis lemak
5. Nekrosis fibrinoid
Nekrosis koagulativa (menggumpal/membeku)

 Fungsi sel mendadak hilang karena hambatan kerja enzim


 Enzim sitoplasmik hidrolitik terhambat  penghancuran
jaringan  proses autolisis minimal
 Struktur jaringan mati masih dipertahankan
Contoh : infark miokard -> nekrosis terlokalisir akibat sumbatan
arteri koronaria
Nekrosis likuefaktif

 Tampak perlunakan jaringan


nekrotik dan pencairan jaringan
 Aktivitas enzim hidrolitik meningkat
Contoh : infark otak, infeksi supuratif
Nekrosis kaseosa (perkijuan)

- Jaringan nekrotik mirip keju


- Bentuk campuran dari nekrosis koagulativa
dan likuefaktif
- Perabaan lunak dan kenyal seperti keju

Contoh :
infeksi tuberkulosismenimbulkan sarang
nekrotik dan membentuk masa rapuh,
putih kuning seperti keju
Nekrosis lemak

Nekrosis lemak dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. nekrosis lemak enzimatik =>
penghancuran lemak lokal akibat
pengeluaran enzim lipase pankreas secara
abnormal dalam pankreas dan rongga
peritoneum.
keadan akut abdomen (nekrosis pankreas
akut)

2. nekrosis lemak traumatik => trauma hebat


pada jaringan lemak
Nekrosis fibrinoid
 Nekrosis yang terbatas pada pembuluh
darah kecil, glomeruli akibat penyakit
autoimun dan arterioles

 Tekanan darah tinggi --.> nekrosis dinding


pembuluh darah -- > plasma masuk ke
dalam lapisan media -- > fibrin terdeposit

 Contoh : SLE, hipertensi maligna


Nekrosis fibrinoid

- jika proses nekrosis disertai pembusukan akibat bakteri


tertentu (klostridia)  nekrosis gangrenosa
- Daerah yang mengalami nekrosis gangrenosa akan berwarna
kehitaman karena terjadi penumpukan Fe akibat pemecahan
hemoglobin.
Hasil akhir nekrosis :

 Restitusi sempurna melalui regenerasi sel-sel yang mampu membelah


(hati dan ginjal)
 Perbaikan melalui pembentukan jaringan parut (sel miokardium yg mati
difagosit berganti jaringan parut)
 Kalsifikasi akibat pengendapan garam kalsium
 Resorpsi jaringan nekrotik, jaringan nekrotik otak dibuang melalui
pelahapan olah makrofag, daerah infark berubah menjadi pseudocyts berisi
cairan
INFARK
 Infark disebut dengan istilah nekrosis iskemik, iskemik disebabkan pe↓
tiba-tiba pasokan darah ke organ.
 Infark iskemik disebabkan oleh :
1. Hipotensif -> hipoperfusi jaringan dari pembuluh darah pada keadaan
syok
2. arterial -> penyumbatan arteri
3. venous -> penyumbatan aliran darah vena
Jaringan maupun organ yang mengalami infark bisa berwarna merah (red
infarcts) maupun berwarna putih atau pucat (pale infarcts)
Infark merah
 darah keluar => masuk jaringan yang infark=> jaringan berwarna merah
 contoh :
- infark vena
- organ dengan dua pasokan darah (paru menerima darah melalui arteri
pulmonalis dan arteri bronchialis cabang aorta thorakalis
Infark putih/pucat
 Sumbatan arteri/hipoperfusi jaringan pada hipotensi.
 Infark pada organ yang solid, dimana arteri tidak mempunyai anastomose,
sumbatan pada salahsatu cabang arteri => pasokan darah berkurang=> infark
berwarna pucat
Adaptasi Seluler

 Rangsang yang lama dan berkepanjangan maupun jejas kronik pada sel
dan jaringan akan menyebabkan keadaan penyesuaian (adaptasi)
 Pada awalnya bersifat reversibel  irreversibel
 Jenis adaptasi seluler :
 Atrofi
 Hiperplasia
 Displasia
 Hipertrofi
 Metaplasia
Atrofi
-> Mengecilnya ukuran sel, jaringan/organ setelah mencapai ukuran normalnya
-> Disebut juga involusi pada keadaan fisiologis :
Pengecilan timus setelah dewasa (>40thn)
Pengecilan uterus setelah melahirkan
-> Pada keadaan patologis
Disuse atrophy
Iskemia
Hilangnya persarafan otot skelet
Hilangnya hormon (atrofi tyroid, adrenal, gonad)
Gangguan nutrisi
Idiopatik : pada keadaan autoimun atau degenerasi
Hiperplasia
 Pembesaran suatu organ/jaringan yg
disebabkan bertambahnya jumlah sel
 Rangsang yang mengaktivasi
pertumbuhan sel
 Keadaan fisiologis :
- Uterus pada kehamilan
- Sumsum tulang merah orang yang
tinggal di gunung
 Keadaan patologis :
- Otot dinding VU pada obstruksi
- Servisitis kronik -> hiperplasi epitel
servix uteri
Hipertrofi
 Pembesaran jaringan atau organ
karena membesarnya ukuran sel
penyusunnya tanpa penambahan
jumlah sel.

 Contoh :
 Otot jantung olahragawan
 Otot jantung penderita gagal
jantung
Metaplasia

 Perubahan bentuk suatu jenis


sel/jaringan menjadi jenis sel lainnya
yang serupa diferensiasinya
 Bersifat reversible
 Jika berlangsung menjadi displasia
yang bersifat ireversibel
Displasia
 Perubahan suatu jenis sel menjadi sel
yang tidak jelas differensiasinya
 Merupakan kondisi premaligna
 Karakteristik :
1. Perubahan pertumbuhan jaringan
(permukaan berbenjol-benjol)
2. Sel atipik pleiomorfik
 Inti hiperkromatik
 Pe↑rasio inti/sitoplasma
3. Kehilangan polaritas sel
REGENERASI DAN PERBAIKAN
DEFINISI
 Berbagai rudapaksa (luka,infeksi)  kerusakan jaringan dan putusnya
kontinuitas jaringan  penggantian jaringan melalui regenerasi untuk
mengembalikan dalam keadaan semula.
 Regenerasi  merupakan prosess penggantian sel/jaringan yg
rusak/hilang oleh penggandaan sel-sel disekitarnya yg masih sehat
 Perbaikan  merupakan proses penggantian sel/jaringan yg
russak/hilang dengan jaringan granulasi yg kmudian terbentuk jaringan
parut/sikatrik
Dalam perkembangan embrionik, terdapat tiga jenis sel dalam tubuh yang
berhubungan dengan proses regenerasi maupun perbaikan, y/
1. Mitotik/sel labil Sel  yang berproliferasi sepanjang hidup, menggantikan
jaringan yang rusak
ex : -Epitel skuamos kompleks (kulit, kavum oral, vagina, serviks, kelenjar eksokrin)
- Epitel kolumner (traktus gastrointestinal, uterus)
- Bone marrow
- Jaringan hematopoietik
2. Facultative mitotic cells/stabil  Sel yang mempunyai kemampuan replikasi
lambat, namun dapat lebih cepat jika ada stimulus
ex : - Parenkim hati, ginjal dan pankreas
- Mesenkim seperti fibroblas dan otot polos
3. Postmitotik/permanen  Sel yang telah meninggalkan siklus sel dan
tidak dapat membelah setelah kelahiran
Ex : - Sel saraf
- Sel otot skelet dan jantung
(mempunyai kapasitas regenerasi dengan diferensiasi sel satelit)
 Proliferasi sel merupakan proses yang melibatkan banyak molekul dan
melalui berbagai macam cara
 Untuk mencapai pembelahan, sel mempunyai siklus sel yang terdiri dr :
1. G1 (Presynthethic gap) fase pendahuluan pertumbuhan sitoplasma
2. S (Synthetic phase) sintesis DNA baru
3. G2 (Prosynthethic gap) penambahan pertumbuhan sitoplasmmik setelah
replikasi DNA terjadi dg sempurna
4. M (Mitotic phase) mitosis dan pembagian sitoplasma sewaktu terjadi dua
sel turunan
 Replikasi sel distimulasi oleh GF atau melalui sinyal dari komponen
matriks ekstraseluler
 Komponen matriks ekstraseluler
- Fibrous structural protein
- Adhesive glycoprotein
- Proteoglycans & hyaluronan
 Fungsi matriks ekstraseluler
- Penyokong mekanik bagi sel
- Mengatur proses pertumbuhan, proliferasi, diferensiasi dan gerak sel
- Membangun lingkungan mikro bagi sel
-Menyimpan banyak molekul regulator, termasuk growth factor
Regenerasi/perbaikan dipengaruhi oleh faktor :
 Kemampuan jaringan untuk regenerasi
 Tipe luka
 Kedalaman atau luas luka
 Lokasi luka (statis/bergerak)
 Dipengaruhi oleh suplay pembuluh darah
- Sistemik -> Usia, anemia, keganasan, malnutrisi, obesitas, infeksi
sistemik, kegagalan organ
- Lokal -> denervasi, infeksi lokal, hematom, jaringan nekrotik, pus
 Sistem kontrol -> Kompleks dan belum diketahui dg pasti, Growth factor,
hormon, kontak dg membran basalis dan sel yg berdekatan
Komplikasi perbaikan
 Fibrosis tidak adekuat
- Ulserasi
- Hernia
 Fibrosis berlebihan
- Scar
- Keloid
 Kontraksi berlebihan
- Kontraktur
- Striktur
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai