Anda di halaman 1dari 24

BY :

AMADEA NOOR AWALIA


AZIADAH

PRESENTASI KASUS
“FAM, DENGAN GA (FACE MASK)
ANESTESI”
IDENTITAS OS
 Nama : Ny. N
 Umur : 31 tahun
 Jens Kelamin : Perempuan
 Berat badan : 75 kg
 Tempat/ tanggal lahir : Medan, 24 Juni 1983
 Status perkawinan : Menikah
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : PNS Angkatan Darat
 Suku bangsa : Indonesia
 Agama : Islam
 Alamat sekarang : Asrama Kodim (Jl. Ahmad Yani, Batu
6)
 Tanggal operasi : 19 Juni 2014
 Gol darah :
Keluhan Utama

Os mengeluhkan adanya benjolan di


payudara sebelah kiri. Benjolan ini muncul
sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya benjolan
kecil lama-kelamaan benjolan terasa
membesar, benjolan tak terasa nyeri, tapi
akhir-akhir ini benjolan dirasakan nyeri pada
saat os sedang haid.
Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. N datang ke RSAL dr. Midiyato Suratani-


Tanjung Pinang setelah dirujuk dari Poli Klinik
Kartika Tanjung Pinang pada tanggal 18 juni
2014. Dengan keadaan Umum baik. GCS
E4V5M6. Os masuk ke ruang perawatan
sekatung bawah jam 08.00 dalam keadaan
sadar.
Pemeriksaan lab didapatkan

 HB : 12
 Leukosit : 9900
 Eritrosit : 5,0
 Trombosit : 314.000
 Bleeding time : 2 menit
 Clothing time : 7 menit
 GDS : 71
Lanjutan. . .

 Riwayat Penyakit Dahulu (-)


 Riwayat Penyakit Keluarga(-)
 Riwayat Alergi
Alergi makanan (-), alergi obat-obatan (-),
alergi cuaca (-), alergo iklim (-)
 Riwayat Pengobatan
Os pernah berobat di kliknik Kartika, dan
kemudian dirujuk ke RSAL dr. Midiyato
Suratani Tanjung Pinang.
Persiapan pasien preoperasi

 A : Clear
 B : Spontan, RR 15 x/menit, Reguler, Vesikuler
+/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
 C : TD = 120/80 mmHg, N = 84x/menit,
Reguler, Akral = Hangat
 D : GCS E4V5M6
 Status lokalis : Tampak benjolan sebesar telur
puyuh di glandula mamae sinistra. Masa
berkapsul, batas tegas, diameter ± 2cm.
Lanjutan. . .

 Kesimpulan : ASA I (pasien sehat organic,


fisiologik, psikiatrik, biokimia)
 Rencana operasi : dengan General
Anestesi (Face Mask) tanggal 19 juni 2014
 Tahap premedikasi :
o Puasa 6 jam preoperasi
o Terpasang infus dengan jarum abbocket nomor 20,
cairan infus Futrolit 20 tetes/menit.
o Ondansentron 4 mg intravena
o Pantoprazole 40 mg intravena
o Sedacum 5 mg intravena pelan
o Oksigen via binasal kanul, 2L
Lanjutan. . .
 Tahap Induksi :
 Fentanyl 70 µg
 Propofol 90 mg
 Oksigen 5 L/menit via face mask pasang guedel
 Tahap maintenance :
 Face mask no. 5.0
 Gas anestesi : sevofluran
 Perbandingan N2O : O2 : Sevofluran = 2 : 3 : 2
 Tahap pengakhiran :
 Sebelum operasi selesai, diberikan ketorolac 30 mg intravena
dan ephedrine 20 mg intravena
 Kiira-kira 5 menit setelah operasi , agen anestesi dihentikan.
 Oksigen tetap terpasang dengan volume 5 L/menit
Ringkasan keluar ruang operasi

 Tekanan Darah : 80/50 mmHg


 Nadi : 83 x/menit
 Respirasi : Spontan, 14 x/menit
 Kesadaran : Composmentis
Ruang Pemulihan (Recovery Room)

 Keadaan Umum :Tampak sakit ringan


 Kesadaran : composmentis
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 80x per menit
 Suhu :36,5o C
 Saturasi Oksigen : 99%
 Respirasi : 14x per menit
 Jalan Nafas : Melalui nasal dan oral,
tanpa alat bantu nafas
Lanjutan…..

 Skoring Aldrete
(15 menit pertama)
 Aktivitas : 2 (Gerak ke 4 anggota geraknya
sendiri atau dengan perintah)
 Respirasi : 2 (Bisa bernafas dalam dan batuk)
 Sirkulasi : 2 (Perubahan <20% dari tekanan
darah sebelum operasi)
 Kesadaran : 1 (Dapat dibangunkan)
 Warna kulit : 2 (Merah)
 Total : 9 (>7 dapat keluar dari RR)
Ringkasan Keluar RR

 Kesadaran : Compos mentis


 Tekanan Darah : 110/80 mmhg
 Nadi : 80x permenit
 Suhu :36,5o C
 Saturasi Oksigen : 100%
 Respirasi : 14x permenit
ONDANSENTRON
 Indikasi
Pencegahan dan pengobatan mual dan muntah setelah
operasi. Selektif 5-HT3-reseptor antagonis, menghambat
serotonin, secara periferal pada saraf vagal terminalis dan
secara sentral di chemoreceptor trigger zone (CTZ).
 Dosis
4 mg intravena lambat tidak kurang dari 30 detik
(sebaiknya 2-5 menit).
 Efek samping :
Syok, syok anafilaksis dan gejala anafilaktoid, serangan
epileptiform, sakit kepala.
 Waktu mula kerja : 30 menit
 Waktu paruh : Dewasa : 4-5 jam
PANTOPRAZOLE (OTTOZOLE)
 Indikasi
Ulkus ventrikuli
Ulkus duodenum
Reflux oesophagitis sedang dan berat
Pemberian i.v. dilakukam hanya jika pemberian oral tidak
cocok atau sulit, untuk jangka pendek
 Dosis
Dosis intravena yang dianjurkan adalah vial (40 mg)/ hari
 Efek samping
Rasa sakit kepala atau diare
 Kontraindikasi
Pasien hipersensitif terhadap obat ini
MIDAZOLAM (SEDACUM)
 Indikasi
Premedikasi sebelum induksi anastesi (intramuskuler)
Sedasi basal sebelum tindakan diagnosis atau pembedahan
dilakukan memalui anastesi local ( suntikan intravena).
Induksi dan conscious anesthesia. Sebagai obat induksi pada
anastesi inhalasi atau suatu komponen penginduksi tidur dalam
kombinasi anastesi, termasuk total anstesi intravena
 Onset dan durasi
Midazolam mempunyai onset 30-60 detik, dan durasi sekitar 30
sampai 45 menit
 Dosis
Dewasa : 0,07-0,10 mg/kgBB
Orang tua : 0,025-0,05 mg/kgBB
FENTANYL
 Indikasi
Sebagai suplemen narkotik-analgesik dalam anestesi
umum atau anestesi regional.
Pemberian bersama obat neuroleptic seperti droperidol
untuk premedikasi anestesi sebelum induksi anestesi dan
sebagi tambahan dalam maintenance anestesi umum atau
anestesi regional.
Untuk neuroleptic analgesia bersama oxygen dalam kasus
khusus pasien resiko tinggi yang menjalani bedah mayor
 Dosis
Dosis rendah : 2 µg/kgBB
Dosis sedang : 2–20 µg/kgBB
Dosis tinggi: 20–50 µg/kgBB
PROPOFOL

 Penggunaan klinik dan dosis


 Induksi anestesia, dosisnya 2,0-2,5 mg /kgBB.
Pada lansia dan bayi dosisnya harus disesuaikan.
 Suplemen anestesia umum dan analgesia
regional.
 Anestesia tunggal pada prosedur singkat, misal :
reposisi.
 Sedasi di Unit Terapi Intensif
 Durasi obat ini antara 30-45 menit
EPHEDRINE

 Penggunaan
 Pertama kali digunakan untuk mengatasi
hipotensi akibat spinal analgesia pada tahun
1927. Obat ini memiliki keuntungan bahwa
“cardia output” dan “venous return” itu
meningkat.
 Telah digunakan pada keadaan hipotensi,
bronchospasme, heart blok, carotid sunus
syndrome, urticaria, narcolepsy, enuresis dan
myasthenia. Tersimpan dalam ampul yang berisi
30 mg. Dosis :15-30 mg secara suntikan. Jika
diberikan per-oral bisa sampai 50 mg.
SEVOFLURAN
 Penggunaan klinik
Sama dengan agen volatil yang lain, sevofluran digunakan terutama sebagai komponen
hipnotik dalam pemeliharaan anestesi umum. Disamping efek hipnotik, juga mempunyai
efek analgetik ringan dan relaksasi otot ringan. Sevofluran dimasukkan ke dalam vaporizer
untuk mengubahnya menjadi uap.

 Dosis
Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah 3.0% - 5.0%
bersama-sama N2O.
Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan, konsentrasinya berkisar antara 2.0% - 3%,
sedangkan untuk nafas kendali berkisar antara 0.5% - 1.0%

 Keuntungan dan kelemahan


Keuntungan : induksi cepat dan lancar, tidak iritatif terhadap mukosa jalan nafas.
Kelemahan: batas keamanan sempit (mudah terjadi kelebihan dosis), analgesia dan
relaksasinya kurang sehingga harus dikombinasikan dengan obat lain.
NITROUS OKSIDA (N2O)
 Absorbsi, Distribusi dan Eliminasi
Berdasarkan saturasinya di dalam darah, absorbsi N2O bertahap; pada 5 menit
pertama absorbsinya mencapai saturasi 100% dicapai setelah 5 jam. Pada
tingkat saturasi 100% tidak ada lagi absorbsi dari alveoli dan dalam darah. Pada
keadaan ini, konsentrasi N2O dalam darah sebanyak 47 ml N2O dalam 100 ml
darah.
 Efek samping
 N2O akan meningkatkan efek depresi nafas dari obat tiopenton terutama setelah diberikan
premedikasi narkotik.
 Kehilangan pendengaran pasca-anestesia, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
solubilitas antara N2O dan N2 sehingga terjadi perubahan tekanan pada rongga telinga
tengah
 Pemanjangan proses pemulihan anestesi akibat difusinya ke tubuh seperti pneumothoraks
 Pemakaian jangka panjang menimbulkan depresi sumsum tulang sehingga bisa
menyebabkan anemia aplastik.
 Mempunyai efek teratogenik pada embrio terutama pada umur embrio 8 hari – 6 minggu,
yang dianggap periode kritis
 Hipoksia difusi pasca-anestesia. Hal ini terjadi akibat dari sifat difusinya yang luas sehingga
proses evaluasinya terlambat, Oleh karena itu, pada akhir anestesia oksigenisasinya harus
diperhatikan
DISKUSI. . .
Anamnesa: riwayat alergi (-),
asma (-), hipertensi(-), DM(-)
persiapan Px fisik: A: clear, B: RR 15 /reguler,
praoperasi : vesikuler +/+, C: TD 120/70 , nadi 75
anamnesis dan D: E4V5M6
pemeriksaan fisik disimpulkan bahwa status Os
adalah ASA 1

Ny.N 31 toperasi FAM Ondansentron 4 mg intravena


sinistra Pantoprazole 40 mg intravena
Sedacum 5 mg intravena pelan
Oksigen via binasal kanul, 2 L

Fentanyl 70 µg,Propofol 90 mg
Oksigen 5 L/menit via face mask,
Persiapan operasi pasang guedel

Tahap maintenance

Tahap pengakhiran
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai