April 2009
BARBITURAT
(Stoelting RK, Hiller SC, Barbiturate. In Pharmacology and Physiology in Anasthetics
Practice fourth edition. Lippincolt Williams & Wilkins. p. 127 – 139)
Oleh :
A.Alamanda Irwan
Pembimbing :
Dr.Abd. Muttalib
Supervisor :
Dr. Syamsul Hilal Salam,Sp.An
PENDAHULUAN
Barbiturat
SSP Reseptor
GABA aktif
Chloride Channels
terbuka
Aktifasi retikuler
tertekan
FARMAKOKINETIK
• Kesadaran yang cepat setelah pemberian dosis
tunggal dari thiopental, thiamylal atau
methohexital dapat menggambarkan ketidak
aktifan obat pada jaringan tissue di otak.
• Distribusi obat tergantung pada daya larut lemak
dengan obat-obat ini. Selain itu aliran darah
merupakan faktor terpenting dalam distribusi
obat ini di dalam tubuh.
• Otak menerima sekitar 10% dari total
keseluruhan setelah 30 detik – 40 detik
pemberian dosis tunggal.
• Konsentrasi pada otot skelet dicapai dalam
waktu sekitar 15 menit setelah pemberian
intravena oleh thiopental.
a. Pengikatan Protein
• Thiopental merupakan golongan barbiturat yang
sangat kuat melarutkan lemak selain itu juga
lebih banyak mengikat protein di dalam plasma,
pengikatan juga terjadi dengan albumin sekitar
72% hingga 86%. Presentase tertinggi pada
pengikatan protein terjadi pada saat konsentrasi
plasma yang rendah.
• Kingston (1990) mengatakan bahwa thiopental
dapat meningkatkan pengikatan protein pada
neonatus. Hal ini akan terjadi pemecahan pada
thiopental yang dapat lebih lanjut menciptakan
keadaan asidosis pada fetus bersamaan dengan
ini akan menciptakan stressful delivery.
b. Lemak
• Bentuk molekul non-ionisasi mempunyai akses
ke SSP yang lebih besar karena kelarutannya
dalam lemak yang lebih besar.
• Thiopentotal mencapai maksimal di jaringan
lemak setelah 2 setengah jam pemberian dan
pada jaringan ini akan terjadi penerimaan
potensial untuk menjaga konsentrasi plasma dari
obat barbiturat.
c. Metabolisme