Anda di halaman 1dari 26

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB

Nama Anggota :

Radita Novika S (1508010006)


Nurkhasanah (1508010014)
Rina Rihana (1508010028)
Nur Fajrina (1508010034)
Irma Nur P (1508010040)
Mayang Ika O (1508010042)
Fitria Salma (1508010124)
Rusnanee K (1508010
1. PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika atau rekombinan DNA adalah
kumpulan teknik-teknik eksperimental memungkinkan
peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan
melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika
(DNA) dalam bentuk murninya.
2. MANFAAT REKAYASA GENETIKA
1. Untuk mengurangi biaya dan meningkatkan
penyediaan sejumlah besar bahan yang sekarang di
gunakan di dalam pengobatan, pertanian dan industri.
2. Untuk menggembangkan tanaman – tanaman
pertanian yang bersifat unggul namun secara praktis.
3. Untuk menukar gen dari satu organisme kepada
organisme lainnya ,menginduksi sel untuk membuat
bahan-bahan yang sebelumnya tidak pernah dibuat.
3. PRINSIP DAN TEKNIK DASAR KLONING DNA

1. Menyebabkan terbentuknya kombinasi gen-gen yang


berasal dari dua sel yang berbeda.
2. Terjadi pertukaran DNA atau gen dari satu sel ke sel
yang lain. Mekanisme seksual ini tidak bersifat
reproduktif atau tidak menghasilkan keturunan.

Asam nukleat yang merupakan sumber informasi


genetika di dalam setiap sel,adalah molekul yang bisa
dimanipulasi. Ada dua macam asam nucleat yaitu Asam
ribonucleat ( RNA ) dan asam deoksiribonucleat (DNA).
Transfer DNA atau perpindahan DNA ke dalam bakteri
dapat melalui tiga cara, yaitu :

• Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel


(sel donor) ke dalam sel bakteri lainnya (sel resepien)
melalui kontak fisik antara kedua sel
• Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri
dari lingkungan di sekelilingnya.
• Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel
ke dalam sel lainnya melalui perantaraan bakteriofage
Unsur-unsur yang esensial diperlukan dalam kloning DNA
adalah:
1. Enzim retraksi (enzim pemotong DNA)
2. Kloning vektor (pembawa)
3. Enzim ligase yang berfungsi menyambung rantai DNA

Adapun proses-proses dasar dalam kloning DNA meliputi :


1. Pemotongan DNA (DNA organisme yang diteliti dan DNA
vektor)
2. Penyambungan potongan-potongan (fragmen) DNA
organisme dengan DNA vektor menggunakan enzim ligase
3. Transformasi rekombinan DNA (vektor + DNA sisipan) ke
dalam sel bakteriEschericia coli.
4. Seleksi (screening) untuk mendapatkan klon DNA yang
diinginkan.
3. PERANGKAT TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
A. Enzim restriksi
Merupakan enzim yang memotong molekul DNA. Enzim ini memotong
(menghidrolisis) DNA pada rangka gula-fosfat tepatnya pada ikatan fosfodiester.
Enzim restriksi akan mengenali dan memotong DNA hanya pada urutan nukleotida
tertentu, biasanya sepanjang 4 hingga 6 pasang basa.

Enzim restriksi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:


1. Enzim restriksi mengenali urutan nukleotida spesifik.
2. Enzim restriksi memotong ikatan fosfodiester diantara basa spesifik, satu di
setiap helai DNA.
3. Hasil dari masing-masing reaksi tersebut yakni dua buah fragmen DNA untai
ganda.
4. Enzim restriksi tidak membeda-bedakan antara DNA yang berasal dari
organisme yang berbeda.
5. Sebagian besar enzim restriksi akan memotong DNA yang mengandung
urutan pengenalan mereka, tidak mempermasalahkan sumber DNA tersebut.
6. Enzim restriksi merupakan bagian alami dari sistem pertahanan bakteri.
B. Enzim DNA Ligase
Merupakan enzim yang mengkatalisis pembentukan
ikatan fosfodiester antara ujung 5’-fosfat dan 3’-hidroksil
pada DNA saat terjadinya replikasi DNA, rekombinasi dan
kerusakan.
C. Vektor
Vektor disini bisa diartikan sebagai alat yang
membawa DNA ke dalam sel induk barunya.
1. Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA yang terpisah dan
dapat bereplikasi secara independen dari DNA kromosom
2. Bacteriophage
Salah satu vektor yang banyak digunakan dalam
teknologi DNA rekombinan adalah bacteriophage atau faga
yaitu virus yang menginfeksi bakteri.
D. Enzim Transkriptase Balik
Enzim transkriptase-balik adalah enzim yang secara
alami digunakan oleh Retrovirus untuk membuat copy DNA
berdasarkan RNA-nya. Enzim transkriptase balik ini kemudian
digunakan untuk mengkonstruksi copy DNA yang disebut cDNA
(complementary DNA) dengan menggunakan mRNA sebagai
cetakannya. Tujuan mengkonversi mRNA menjadi cDNA adalah
karena DNA sifatnya lebih stabil dari pada RNA. Setelah
dikonversi, untai cDNA tersebut dapat digunakan untuk PCR,
sebagai probe untuk analisis ekspresi dan untuk perbanyakan/
cloning sekuen mRNA.
Saat ini, enzim transkriptase balik sudah diproduksi
secara komersial. Ketersediaan enzim transkriptase-balik ini
telah memberikan kemudahan bagi para peneliti untuk
mempelajari gen yang bertanggung-jawab terhadap sifat-sifat
tertentu.
E. Pustaka Genom
Pustaka genom merupakan sekumpulan sekuens
(urutan) DNA dari suatu organisme yang masing-masing
telah diklon ke dalam vektor tertentu untuk memudahkan
pemurnian, penyimpanan, dan analisisnya. Pada dasarnya
terdapat dua macam perpustakaan gen yang dapat
dikonstruksi, bergantung kepada sumber DNA digunakan.
Jika DNA yang digunakan adalah DNA genomik/kromosom,
maka perpustakaan yang dihasilkan disebut perpustakaan
genom. Sementara itu, jika DNA yang digunakan
merupakan hasil transkripsi balik suatu populasi mRNA
seperti yang umum dijumpai pada eukariot, maka
perpustakaan yang diperoleh dinamakan perpustakaan
cDNA.
4. PROSES DAN TEKNIK DASAR KLONING DNA
1. Isolasi DNA

Isolasi DNA diawali dengan mempersiapkan dua jenis DNA yaitu plasmid
bakteri yang akan digunakan sebagai vektor dan DNA yang mengandung gen yang
diinginkan. Kemudian dilakukan perusakan dan atau pembuangan dinding sel,
yang dapat dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi, tekanan tinggi,
beku-leleh maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim. Langkah
selanjutnya adalah lisis sel. Bahan-bahan sel yang relatif lunak dapat dengan
mudah diresuspensi di dalam medium bufer nonosmotik, sedangkan bahan-bahan
yang lebih kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang kuat seperti triton X-100
atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Pada eukariot langkah ini harus disertai
dengan perusakan membran nukleus. Setelah sel mengalami lisis, remukan-
remukan sel harus dibuang. Biasanya pembuangan remukan sel dilakukan dengan
sentrifugasi. Protein yang tersisa dipresipitasi menggunakan fenol atau pelarut
organik seperti kloroform untuk kemudian disentrifugasi dan dihancurkan secara
enzimatis dengan proteinase. DNA yang telah dibersihkan dari protein dan remukan
sel masih tercampur dengan RNA sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk
membersihkan DNA dari RNA. Molekul DNA yang telah diisolasi tersebut kemudian
dimurnikan dengan penambahan amonium asetat dan alkohol atau dengan
sentrifugasi kerapatan menggunakan CsCl.
2. Pemotongan Molekul DNA

Tahap kedua dalam kloning gen adalah pemotongan


molekul DNA, baik genomik maupun plasmid. Tempat
pemotongan pada kedua untai DNA sering kali terpisah
sejauh beberapa pasang basa. Pemotongan DNA dengan
tempat pemotongan semacam ini akan menghasilkan
fragmen-fragmen dengan ujung 5’ yang runcing karena
masing-masing untai tunggalnya menjadi tidak sama
panjang. Dua fragmen DNA dengan ujung yang runcing
akan mudah disambungkan satu sama lain sehingga ujung
runcing sering pula disebut sebagai ujung lengket (sticky
end) atau ujung kohesif.
3. Ligasi Molekul–molekul DNA

Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi


harus menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya, fragmen-
fragmen DNA genomik nantinya harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA
vektor yang sudah berbentuk linier.
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk meligasi fragmen-fragmen
DNA secara in vitro. Pertama, ligasi menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri.
Kedua, ligasi menggunakan DNA ligase dari sel-sel E. coli yang telah diinfeksi
dengan bakteriofag T4 atau lazim disebut sebagai enzim T4 ligase. Jika cara yang
pertama hanya dapat digunakan untuk meligasi ujung-ujung lengket, cara yang
kedua dapat digunakan baik pada ujung lengket maupun pada ujung tumpul.
Sementara itu, cara yang ketiga yaitu pemberian enzim deoksinukleotidil
transferase untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik 3’. Dengan untai
tunggal semacam ini akan diperoleh ujung lengket buatan, yang selanjutnya dapat
diligasi menggunakan DNA ligase.
Suhu optimum bagi aktivitas DNA ligase sebenarnya 37ºC. Akan tetapi,
pada suhu ini ikatan hidrogen yang secara alami terbentuk di antara ujung-ujung
lengket akan menjadi tidak stabil dan kerusakan akibat panas akan terjadi pada
tempat ikatan tersebut. Oleh karena itu, ligasi biasanya dilakukan pada suhu
antara 4 dan 15ºC dengan waktu inkubasi yang diperpanjang.
4 . Transformasi Sel Inang

Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap


hasil pemotongan DNA genomik dan DNA vektor serta analisis
hasil ligasi molekul-molekul DNA tersebut menggunakan teknik
elektroforesis. Jika hasil elektroforesis menunjukkan bahwa
fragmen-fragmen DNA genomik telah terligasi dengan baik pada
DNA vektor sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan,
campuran reaksi ligasi dimasukkan ke dalam sel inang agar
dapat diperbanyak dengan cepat. Dengan sendirinya, di dalam
campuran reaksi tersebut selain terdapat molekul DNA
rekombinan, juga ada sejumlah fragmen DNA genomik dan DNA
plasmid yang tidak terligasi satu sama lain. Tahap memasukkan
campuran reaksi ligasi ke dalam sel inang ini
dinamakan transformasikarena sel inang diharapkan akan
mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul
DNA rekombinan.
5. Pengklonaan Sel dan Gen Asing

Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada medium


nutrient padat yang mengandung amphisilin dan gula yang
disebut X-gal. Amphisilin dalam medium yang akan memastikan
bahwa hanya bakteri yang mengandung plasmid yang dapat
tumbuh karena adanya resistensi dari amp-R. Sedangkan X-gal
akan memudahkan identifikasi koloni bakteri yang mengandung
gen asing yang disisipkan. X-gal ini akan dihidrolisis oleh β-
galaktosidase menghasilkan produk berwarna biru, sehingga
koloni bakteri yang mengandung plasmid dengan gen β-
galaktosidase utuh akan berwarna biru. Tetapi jika suatu plasmid
memiliki DNA asing yang diselipkan ke dalam gen lacZ-nya
maka koloni sel yang mengandung DNA asing ini akan berwarna
putih karena sel tersebut tidak bisa menghasilkan β-
galaktosidase untuk menghidrolisis X-gal.
6. Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen yang Diinginkan

Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan


diidentifikasi menggunakan metode hibridisasi asam nukleat. Dalam pengujian
hibridisasi DNA, DNA dari virus atau sel akan didenaturasi dengan larutan basa
sehingga kedua untai DNA-nya terpisah. Untai–untai tunggal DNA dilekatkan pada
medium solid, misalnya membran nitroselulosa atau nilon, sehingga untai–untai
tersebut tidak bersatu kembali. DNA akan menempel pada membran melalui tulang
punggung gula- fosfatnya sehingga basa nitrogennya terletak menjulur kearah
keluar. Untuk mengkarakterisasi atau mengidentifikasi DNA target, maka pada
membran ditambahkan molekul DNA dan RNA untai tunggal yang
disebut probe dan didalam larutan buffer. Akibatnya, akan terbentuk ikatan hidrogen
di antara basa–basa yang komplementer. Probe yang dinamai sedemikian rupa
karena digunakan untuk mencari sekuens DNA, diberi label dengan suatu gugus
reporter. Reporter bisa berupa isotop radioaktif atau enzim yang kehadirannya
mudah dideteksi.

Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian ditumbuhkan dalam


kultur cair dalam tangki besar dan selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen
tersebut dalam jumlah besar. Selain itu juga dapat digunakan sebagai probe untuk
mengidentifikasi gen yang serupa atau identik di dalam DNA dari sumber lain.
5. PENERAPAN REKAYASA GENETIKA DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
1. Bidang Pertanian dan Peternakan

Dalam bidang pertanian digunakan untuk mengembangkan


tanaman transgenik yang memiliki sifat :
1) Toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida)
2) Tahan terhadap hama dan penyakit tertentu
3) Mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya tomat yang
matangnya lama, padi yang memproduksi beta-karoten dan
vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, kentang
dan pisang yang berkhasiat obat, dll.)
4) Dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari
bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga
tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara sendiri)
5) Dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk
(kekeringan, cuaca dingin, dan tanah dengan kandungan
garam tinggi).
2. Bidang Peternakan

Di bidang peternakan hampir seluruh faktor produksi telah


tersentuh oleh teknologi DNA rekombinan, misalnya penurunan
morbiditas penyakit ternak serta perbaikan kualitas pakan dan
bibit. Vaksin-vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada sapi,
rabies pada anjing, blue tongue pada domba, white-diarrhea
pada babi, dan fish-fibrosis pada ikan telah diproduksi
menggunakan teknologi DNA rekombinan.

Di samping itu, juga telah dihasilkan hormon pertumbuhan untuk


sapi (recombinant bovine somatotropine atau rBST), babi
(recombinant porcine somatotropine atau rPST), dan ayam
(chicken growth hormone). Penemuan ternak transgenik yang
paling menggegerkan dunia adalah ketika keberhasilan kloning
domba Dolly diumumkan pada tanggal 23 Februari 1997.
3. Bidang Perkebunan, Kehutanan, dan Florikultur

Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit


yang kadar karotennya lebih tinggi saat ini mulai dirintis
pengembangannya. Begitu pula, telah dikembangkan
perkebunan karet transgenik dengan kadar protein lateks
yang lebih tinggi dan perkebunan kapas transgenik yang
mampu menghasilkan serat kapas berwarna yang lebih
kuat dan juga ketahanan tanaman terhadap hama, dengan
mengintroduksi gen Bt yang berhubungan dengan
ketahanan serangga hama hasil isolasi bakteri
tanah Bacillus thuringiensis yang dapat memproduksi
protein kristal yang bekerja seperti insektisida (insecticidal
crystal protein) yang dapat mematikan serangga hama
Di bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati transgenik,
yang memiliki struktur kayu lebih baik. Selain itu Fasilitas Uji Terbatas
Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menghasilkan tanaman sengon (Albazia falcataria) transgenik
pertama di dunia pada tahun 2010 lalu. Kayu sengon bernilai ekonomis
yang digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas,
perabotan rumah tangga, pagar, hingga pulp dan kertas. Akar
tunggangnya yang kuat, sehingga baik ditanam di tepi kawasan yang
mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah
(Sengonisasi) di sekitar daerah aliran sungai.

Florikultur merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara


budidaya bunga. Florikultur merupakan praktek
budidaya Hortikultura dan tumbuhan atau tanaman untuk kebun, bunga
segar untuk industri potong-Bunga dan dalam pot untuk digunakan
dalam ruangan. Di bidang florikultur antara lain telah diperoleh
tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran bunga yang
lama serta lebih tahan terhadap serangan hama. Demikian pula, telah
dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman bunga transgenik lainnya
dengan warna bunga yang diinginkan dan masa kesegaran bunga
yang lebih panjang.
4 . Bidang Farmasi dan Industri

Di bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan


berbagai jenis obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga
memberikan harapan dalam upaya penyembuhan sejumlah penyakit di
masa mendatang. Bahan-bahan untuk mendiagnosis berbagai macam
penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat dihasilkan.

Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai


produk industri farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa
hormon pertumbuhan dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena
gen yang bertanggung jawab atas sintesis produk-produk tersebut
diklon ke dalam sel inang bakteri tertentu yang sangat cepat
pertumbuhannya dan hanya memerlukan cara kultivasi biasa. Dengan
mentransfer gen untuk produk protein yang dikehendaki ke dalam
bakteri, ragi, dan jenis sel lainnya yang mudah tumbuh di dalam kultur
seseorang dapat memproduksi protein dalam jumlah besar, yang
secara alami hanya terdapat dalam jumlah sangat sedikit.
5. Bidang Lingkungan

Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk


diaplikasikan dalam upaya penyelamatan keanekaragaman
hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang sudah
terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat
digunakan untuk membersihkan lingkungan dari bermacam-
macam faktor pencemaran telah ditemukan dan diproduksi
dalam skala industri. Sebagai contoh, sejumlah pantai di salah
satu negara industri dilaporkan telah tercemari oleh metilmerkuri
yang bersifat racun keras baik bagi hewan maupun manusia
meskipun dalam konsentrasi yang kecil sekali. Detoksifikasi
logam air raksa (merkuri) organik ini dilakukan menggunakan
tanaman Arabidopsis thaliana transgenik yang membawa gen
bakteri tertentu yang dapat menghasilkan produk untuk
mendetoksifikasi air raksa organik.
5. Bidang Hukum dan Forensik
Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan
lain dengan jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian
perkara atau pada pakaian atau barang-barang lain milik korban
atau penyerangnya. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah
kecil dapat ditemukan dari tubuh korban. Pengujian yang
digunakan biasanya menggunakan antibodi untuk menguji
protein permukaan sel yang spesifik. Namun pengujian ini
membutuhkan jaringan yang agak segar dengan jumlah yang
relatif banyak. Pengujian DNA dapat mengidentifikasi pelaku
dengan derajat kepastian yang jauh lebih tinggi karena urutan
DNA setiap orang itu unik. Seperti yang diungkapkan oleh
analisis RFLP, DNA dari noda darah pada pakaian terdakwa
sama persis dengan sidik jari DNA korban tetapi berbeda dari
sidik jari terdakwa. Ini membuktikan bahwa darah dari pakaian
terdakwa berasal dari korban bukan dari terdakwa sendiri
KESIMPULAN
1. Rekayasa genetika merupakan penerapan teknik-teknik genetika molekuler
untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem
ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu. Dasar dari
pengembangan teknologi DNA Rekombinan adalah ditemukannya mekanisme
seksual pada bakteri. Perangkat yang digunakan dalam teknik DNA
rekombinan diantaranya enzim restriksi, enzimligase, vektor, pustaka genom,
serta enzim transkripsi balik
2. Tahapan-tahapan yang umum digunakan dalam teknologi DNA rekombinan
adalah isolasi DNA, pemotongan molekul DNA, penyisipan fragmen DNA ke
dalam vektor, transformasi sel inang, pengklonaan vektor pembawa DNA
rekombinan, dan identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan.
3. Adapun perangkat yang digunakan dalam teknik DNA rekombinan diantaranya
enzim restriksi untuk memotong DNA, enzim ligase untuk menyambung
DNA, vektoruntuk menyambung dan mengklonkan gen di dalam sel hidup
dimana vektor yang sering digunakan diantarnya plasmid dan
bakteriofag, pustaka genom untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang
telah diklonkan, serta enzim transkripsi balik untuk membuat DNA berdasarkan
RNA (cDNA).
4. Adapun penerapan rekayasa genetika dalam kehidupan manusia yaitu di
bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, florikultur, farmasi,
industri, lingkungan, hukum dan forensik.

Anda mungkin juga menyukai