Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UMUM
Meiriska Febrianti, SE.,Ak.,ME.,BKP.CA
Meiriska 3/5/2018
Dasar hukum
2
Dasar hukum tentang Pajak Penghasilan
UU Nomor 7 Tahun 1983
Pengertian (Pasal 1)
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap terhadap
subjek pajak (Orang Pribadi atau Badan) atas penghasilan yang diterima
atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Meiriska 3/5/2018
Subjek pajak (Pasal 2)
3
Subjek PPh adalah :
1. - Orang pribadi
Orang yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia maupun di luar
Indonesia
- Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
Warisan yang belum terbagi merupakan subjek pajak pengganti, yaitu
menggantikan mereka yang berhak (ahli waris)
2. Badan
Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan kegiatan usaha maupun tidak melakukan usaha : PT, CV,
BUMN/BUMD, Firma, Kongsi, Koperasi, Persekutuan, Yayasan, dll
3. Bentuk usaha tetap (BUT).
Bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, Orang Pribadi yang berada di Indonesia kurang dari
183 hari dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia, namun menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia.
Meiriska 3/5/2018
Pembagian Subjek pajak (Pasal 2 ayat 2)
4
Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri.
1. Subjek Pajak Dalam Negeri
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
Meiriska 3/5/2018
Pembagian Subjek pajak
(Pasal 2 ayat 2)
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi
kewajiban subjektif dan objektif.
Subjek Pajak orang pribadi dalam negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah
menerima penghasilan yang besarnya melebihi PTKP.
Subjek Pajak Badan dalam negeri menjadi Wajib Pajak sejak saat didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia.
Subjek Pajak luar negeri baik orang pribadi maupun badan sekaligus menjadi
wajib pajak karena menerima atau memperoleh penghasilan yang bersumber
dari Indonesia.
Subjek Pajak akan menjadi Wajib Pajak pada saat mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima penghasilan di bawah PTKP tidak
perlu mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.
Meiriska 3/5/2018
Perbedaan wpdn dan wpln
7
WPDN WPLN
Meiriska 3/5/2018
Bukan subjek pajak (pasal 3)
8
Kantor perwakilan negara asing
Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan WNI
dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar
jabatan atau pekerjaannya, serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik
Organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
dengan syarat Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut, dan tidak
menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal
dari iuran para anggota. Contoh : UNESCO, WHO, IMF, ILO, ADB, dll.
Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan
tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
Meiriska 3/5/2018
pengertian penghasilan (pasal 4)
9
Meiriska 3/5/2018
Pembagian penghasilan
10
Dalam Undang – Undang Pajak Penghasilan, penghasilan yang diperoleh Wajib
Pajak dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Penghasilan sebagai Objek Pajak (Pasal 4 ayat 1)
Semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak yang akan digabungkan dalam menghitung Dasar Pengenaan Pajak
2. Penghasilan yang bersifat Final (Pasal 4 ayat 2)
Penghasilan yang termasuk objek pajak, namun diberikan perlakuan
tersendiri dalam pengenaan pajaknya. Penghasilan tersebut tidak akan
diperhitungkan sebagai dasar pengenaan Pajak, demikian juga dengan pajak
yang sudah dipotong/dipungut tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit
pajak.
3. Penghasilan yang bukan Objek Pajak (Pasal 4 ayat 3)
Penghasilan yang tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang
dikenakan tarif umum, dan menurut pengertian perpajakan tidak termasuk
sebagai penghasilan.
Meiriska 3/5/2018
SUMBER PENGHASILAN
KELOMPOK
HARTA TAK
PEKERJAAN BEBAS BERGERAK
Contoh:
Pengacara, Akuntan,
Dokter, Arsitek,
Konsultan, Notaris
Objek pajak (pasal 4 ayat 1)
12
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan
dalam bentuk apapun :
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh, contoh : gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, dll.
Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
Laba usaha
Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
Bunga, deviden, royalti
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Dll (lengkapnya lihat UU No. 36/2008)
Meiriska 3/5/2018
objek pajak final (pasal 4 ayat 2)
13
Meiriska 3/5/2018
Bukan objek pajak (pasal 4 ayat 3)
14
Bantuan atau sumbangan/harta hibahan
Warisan
Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah
Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai
WP dalam negeri, koperasi, BUMN,BUMD
Iuran yang diterima dana pensiun
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi
Dll (lengkapnya lihat UU No. 36/2008)
Meiriska 3/5/2018
Perlakuan biaya (pasal 6 dan pasal 9)
15
Meiriska 3/5/2018
Perlakuan biaya (pasal 6 dan pasal 9)
16
Pasal 6 ayat 2 (Kompensasi Kerugian)
Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan biaya-biaya yang
diperkenankan didapat kerugian, maka kerugian tersebut
dikompensasikan dengan penghasilan netto atau laba fiskal mulai
tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
Pasal 6 Ayat 3
Untuk Orang Pribadi sebagai WP dalam negeri dalam menghitung
Penghasilan Kena Pajak diberikan pengurangan berupa Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP)
1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian SHU koperasi
2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu atau anggota
3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan
4. Premi asuransi yang dibayar oleh WP orang pribadi, kecuali dibayar oleh pemberi
kerja akan dihitung sebagai penghasilan bagi WP yang bersangkutan
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk
natura dan kenikmatan
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
pihak yang memiliki hubungan istimewa
7. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan dan warisan
8. Pajak penghasilan
9. Biaya untuk kepentingan pribadi WP dan orang yang menjadi tanggungannya
10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, Firma, CV
11. Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan serta sanksi pidana
perpajakan.
Meiriska 3/5/2018
Kompensasi kerugian
19
Meiriska 3/5/2018
Ptkp (pasal 7)
20
Ayat 1
PTKP ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101 /PMK.010/2016
berlaku untuk tahun pajak 2016 :
Rp 54.000.000 untuk diri WP Orang Pribadi
Rp 4.500.000 untuk WP yang kawin
Rp 54.000.000 tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami
Rp 4.500.000 tambahan setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
orang anak untuk setiap keluarga.
Yang boleh menjadi tanggungan adalah : orang tua, mertua, anak kandung, anak angkat, anak
tiri.
Ayat 2
PTKP ditentukan pada awal tahun pajak (per 1 Januari) bagi WP DN atau awal bagian tahun
pajak bagi WP LN.
Ayat 3
Penyesuaian besarnya PTKP ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
dikonsultasikan dengan DPR.
Meiriska 3/5/2018
HUBUNGAN KELUARGA
SEDARAH SEMENDA
AYAH
MERTUA
+
WP
IBU
10 KE ATAS 10 KE ATAS
10 10
SAUDARA KE KE
SAM WP + ISTRI SAM IPAR WP
KANDUNG PING PING
10 KE BAWAH 10 KE BAWAH
ANAK ANAK
KANDUNG TIRI WP
SEDARAH SEMENDA
Penghasilan istri digabung dengan
suami (pasal 8)
22
Ayat 1
Seluruh penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin dianggap sebagai
penghasilan atau kerugian suaminya, kecuali penghasilan tersebut diterima dari 1 pemberi
kerja dan telah dipotong PPh Pasal 21
Ayat 2
Pengasilan Suami Istri dikenai pajak secara terpisah apabila :
Suami istri telah hidup terpisah berdasarkan putusan hakim
Dikehendaki secara tertulis oleh suami istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan
Dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri
Ayat 3
Penghasilan netto suami istri dikenakan pajak berdasarkan penggabungan penghasilan
netto suami istri
Ayat 1
Penghasilan anak yang belum dewasa digabung dengan penghasilan orang tuanya.
Meiriska 3/5/2018
Status ptkp
TK/(1/2/3)
Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga
K/(1/2/3)
Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga
K/I/(1/2/3)
Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota
keluarga
Penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami hanya apabila istri memiliki
usaha sendiri (bukan berstatus sebagai pegawai pada pemberi kerja lain)
PH
Wajib Pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan
HB/(1/2/3)
Wajib Pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan
anggota keluarga.
PENYUSUTAN (pasal 11)
24
Ayat 1
Penyusutan dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah
ditentukan bagi aktiva tersebut (Metode Garis Lurus)
Ayat 2
Penyusutan dilakukan dalam bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung
dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat
nilai sisa buku disusutkan sekaligus (Metode Saldo Menurun)
Ayat 3
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih
dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta
tersebut.
Meiriska 3/5/2018
Perbedaan penyusutan secara
akuntansi dan pajak
25
Meiriska 3/5/2018
Tarif PENYUSUTAN (pasal 11 ayat 6)
26
Kelompok Masa Manfaat Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5%
Tidak Permanen 10 tahun 10%
Meiriska 3/5/2018
amortisasi (pasal 11a)
27
Ayat 1
Amortisasi untuk harta tak berwujud dilakukan dalam bagian-bagian yang sama
besar (metode garis lurus) atau bagian-bagian yang menurun (metode saldo
menurun) selama masa manfaat.
Ayat 1a
Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran kecuali untuk bidang
usaha tertentu uang diatur lebih lanjut dengan PMK.
Ayat 2
Tarif Amortisasi
Kelompok Harta Tak Masa Tarif Garis Tarif Saldo
Berwujud Manfaat Lurus Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Meiriska 3/5/2018
Tarif pajak orang pribadi (pasal 17 1a)
28
Meiriska 3/5/2018
TARIF PPH BADAN
29
Fasilitas Sebagian
Omzet > 4,8 M s/d
(Pasal 31 E) = 25%
Tarif PPh Badan 50 M
dan 12,5%
Fasilitas
Seluruhnya (Pasal
31 E) = 25% X 50%
Omzet < 4,8 M
PP 46/2013 (Tarif
1% final)
Pasal 17 ayat 2b
Perseroan Terbuka
(20%)
Meiriska 3/5/2018
Pelunasan pajak dalam tahun berjalan
(pasal 20)
30
Meiriska 3/5/2018
Perhitungan pajak yang masih harus
dibayar (lebih bayar)
31
Meiriska 3/5/2018
soal
32
Bapak Hasan mempunyai usaha toko bangunan dan sebagai komisaris PT.
Maju Jaya. Penghasilan yang diterima selama tahun 2017 sbb :
Laba usaha toko bangunan Rp 780.000.000
Honorarium komisaris dari PT. Maju Jaya Rp 120.000.000
Bunga Pinjaman dari Bapak Budi Rp 20.000.000
Bunga Deposito Bank BCA Rp 25.000.000
Warisan rumah dari Orang tua Rp 800.000.000
Menyewakan rumah di Grogol Rp 50.000.000
Menyewakan mobil truk untuk pengangkutan Rp 15.000.000
Transaksi penjualan saham di BEI Rp 240.000.000
Keuntungan selisih kurs mata uang asing Rp 20.000.000
Dividen dari PT. Sukses Rp 200.000.000
Hadiah undian Mandiri Fiesta Rp 100.000.000
Tentukan jumlah penghasilan yang menjadi dasar dalam perhitungan pajak
terutang!
Meiriska 3/5/2018
Contoh perhitungan Ptkp
33
1.WP A seorang pegawai berstatus menikah dengan 2 orang anak. Pada tanggal 15 Januari 2018, istrinya melahirkan
anak ketiga. Berapa PTKP A tahun 2018?
2. WP B berstatus menikah dengan 1 orang anak. WP B juga menanggung Ibu kandung yang sudah tidak bekerja lagi,
dan seorang adik yang dibiayai sekolahnya. Berapa besarnya PTKP bagi si B?
3. WP C seorang wanita yang bekerja di perusahaan swasta. C merupakan istri dari D yang seorang pegawai negeri.
Dari perkawinan tersebut mereka dikaruniai seorang anak dan tidak ada perjanjian pisah harta. Berapa besarnya PTKP
masing-masing, apabila mereka dipotong PPh pasal 21 oleh pemberi kerja.
4. WP E, wanita berstatus menikah dan memiliki 1 orang anak. Suaminya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan
cacat permanen dan tidak bisa bekerja lagi. WP E sudah menunjukkan surat keterangan dari kecamatan kepada KPP
tempat terdaftarnya. Berapa PTKP bagi WP E?
5. WP X pria, menikah dengan WP S dengan perjanjian pisah harta. Anak pertama lahir pada tanggal 2 Februari 2018.
Dirumahnya WP X juga membiayai ibu kandung yang merupakan pensiunan pegawai negeri, seorang adik kandung,
dan seorang adik ipar.
Berapa PTKP bagi WP X dan WP S masing-masing pada tahun 2018!
6. WP Y pria, pegawai swasta status menikah dengan 2 orang anak. Istrinya juga bekerja di perusahaan swasta dan
sudah dipotong PPh pasal 21 oleh si pemberi kerja.
Berapa PTKP bagi Y?
Apabila selain bekerja, istrinya juga mempunyai usaha salon dirumah dan penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami, berapa PTKP si Y.
Meiriska 3/5/2018
Soal perhitungan penyusutan
34
1. Pada tanggal 20 Maret 2016, PT. X membeli 10 unit komputer dengan harga perolehan
Rp 5.000.000 per unit. Komputer tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 5 tahun
dengan nilai sisa Rp 1.000.000. Komputer termasuk aktiva kelompok 1.
Hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus dan saldo menurun!
3. PT. Z pada bulan Juli 2015 membeli sebuah alat pertanian yang mempunyai masa manfaat
10 tahun seharga Rp. 100.000.000. Termasuk aktiva kelompok 2.
Hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus dan saldo menurun!
4. PT. ABC menghitung penyusutannya dengan menggunakan metode garis lurus atas semua
aktiva tetap. Pada tanggal 2 Juli 2016 PT. ABC membeli sebuah kendaraan operasional
seharga Rp 220.000.000. Kendaraan tersebut diperkirakan memiliki umur manfaat 5 tahun
dengan nilai sisa Rp 40.000.000,-.termasuk aktiva kelompok 2.
Untuk laporan pajak, PT. ABC ingin menggunakan metode saldo menurun
Hitunglah besarnya penyusutan tahun 2016 PT. ABC secara akuntansi dan pajak!
Meiriska 3/5/2018
Soal perhitungan pajak terutang
35
1. Hitunglah besarnya PPh terutang untuk WP Orang Pribadi berikut ini untuk tahun 2018:
a. Penghasilan netto Rp 345.724.780 status K/2
b. Penghasilan netto Rp 225.720.250 status K/1
c. Penghasilan netto suami Rp 340.720.470, penghasilan netto istri dari usaha Rp 225.720.220, status K/0,
tidak ada perjanjian pisah harta
d. Penghasilan Bruto Rp 555.666.000, WP menghitung Penghasilan Netto dengan NPPN Tarif 30%, status
K/3.
e. Penghasilan Bruto Suami Rp 735.670.800, status K/1, tarif NPPN 25%, penghasilan netto istri dari PT.X
Rp 82.420.000 (sudah dipotong pajak di PT.X)
2. Hitunglah besarnya PPh terutang / PPh kurang (lebih bayar) untuk WP Badan berikut ini :
a. PT. A memiliki laba bersih tahun 2018 Rp 1.034.567.800 dengan omzet Rp 55.000.000.000
b. PT. B mengalami kerugian untuk tahun pajak 2018 sebesar Rp 345.720.500
c. PT. C memperoleh laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 2.042.375.200, terdapat sisa kompensasi kerugian
tahun 2016 berdasarkan SKPLB sebesar Rp 444.888.340, omzet sebesar Rp 82.340.000.000
d. PT. D memperoleh laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 777.420.999 dengan peredaran bruto Rp
45.580.000.000 dan terdapat kredit pajak tahun 2017 sebesar Rp 56.620.000
e. PT. E memperoleh laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 2.043.540.000, angsuran PPh pasal 25 yang sudah
dibayar Rp 220.540.000 dan PPh pasal 24 yang dipotong oleh pihak lain Rp 52.720.400
f. PT. F memperoleh laba bersih tahun 2018 Rp 567.800.000 dengan peredaran bruto Rp 4.650.000.000 dan
jumlah angsuran PPh Pasal 25 Rp 44.520.000
Meiriska 3/5/2018
36
Meiriska 3/5/2018