Anda di halaman 1dari 54

ELEKTRONIKA

TELEKOMUNIKASI
LINGKUP

Sifat Komponen Elektronika


Gain, Attenuation, and Decibels
Rangkaian tertala (Tuned circuits)
Filter
Teori Fourier
KOMPONEN PASIF

SIFAT
- RESISTANSI
- INDUKTANSI
- CAPASITANSI
- REAKTANSI
- KONDUKTANSI
- IMPEDANSI
- ADMITANSI
- SUSEPTANSI
MODEL RANGKAIAN DASAR
ELEKTRONIKA TELEKOMUIKASI

- Penguat
- Isolator
- Filter
- Stabilizer
- Switcing
- Modulator dan demodulator
KOMPONEN ELEKTRONIKA

Komponen Pasif
Resistor, Induktor dan Capasitor
Komponen Aktif
Dioda, Tansistor, FET, JFET, MOSFET, IC, Mikron,
GAIN, ATTENUATION,
DAN DECIBEL

Gain = penguatan, atau dikatakan sebagai perbandingan output dan input


dimana output lebih besar daripada input.
Attenuation = redaman, dikatakan sebagai perbandingan output dan input
dimana output lebih kecil daripada input.
Decibel (dB): satuan ukuran yang dipakai untuk menyatakan Gain dan
Attenuation.
GAIN = AMPLIFICATION

output Vout output Pout


Av   Ap  
input Vin input Pin
Amplifier

Vin Vout Vin=1mV 5mV 15mV Vout=60mV


Input signal output signal

A1= 5 A2= 3 A3= 4


V
A  gain  out
Vin AT= A1 x A2 x A3 = 5 x 3 x 4 = 60
CONTOH SOAL
1. What is the voltage gain of an amplifier that produces an output of
750 mV for a 30mV input?

Vout 750 103


Av   6
 25.000
Vin 30 10
2. The power output of an amplifier is 6 watts (W). The power gain is 80.
What is the input power?
Pout Pout
Ap  therefore Pin 
Pin Ap
6
Pin   0.075 W  75 mW
80
CONTOH SOAL
3. Sbuah amflipier dengan memilki penguatan gain yaitu 5, 2, and 17.
bdengan input daya sebesar 40 mW.Berapa daya keluar?

Ap  A1  A2  A3  5  2 17  170
Pout 3
Ap  dim ana Pout  Ap Pin , Pout  170(40 10 )  6.8 W
Pin
4. Sebuah penguat dua tahap memilki daya input sebesar 25 mWsar dan
daya keluar sebesar 1.5 mW. Penguat pertama memeliki gain 3, berapa
besar gain untuk pengutsn kedua?

Pout 1.5 10 3


Ap   6
 60
Pin 25 10
Ap  A1  A2 jika A1  3, Maka 60  3  A2 dan A2  60 / 3  20
ATTENUATION = REDAMAN
output Vout
attenuation A  
input Vin
Vin

 R2 
R1=200W
Vout  Vin  
 R1  R2 
 R2  100
R2=100W A      0.3333
 R1  R2  300

Vin Loss Loss Loss Vout


stage circuit component
A1=0,2 A2=0,9 A3=0,06
AT= A1 x A2 x A3 = 0.2 X 0.9 x 0.06 = 0.0108
Vout = AT Vin= 0.0324 = 32.4 mV
REDAMAN

n
250
A1  AT  A1 A2  0,25(4)  1
(750  250)
R1=750W
250
Vout = Vin A1   0,25
1000
A2 = 4
R2=250W

Vin = 1.5 V Loss 0.15V 1.5V Loss 0.45V Vout = 6.75 V


stage stage

A1= 0.1 A2= 10 A3= 0.3 A4= 15

AT = A1 A2 A3 A4 = (0.1)(10)(0.3)(15) = 4.5
CONTOH SOAL
Sebuah pembagi tegangan diperlihatkan pada gambar g. 2-5 memeilki nilai sbb R1 =
10 kW and R2 = 470 W.

a. Berapa attenuation? R2 470


A1   A1  0.045
R1  R2 10,470

b. Berapa amplifier gain yang dibutuhkan offset the loss untuk ll gain of 1 ?
AT = A1A2
Dimana A1 adalah attenuation dan A2 amplifier gain

1
1  0.045 A2 A2   22.3
0.045
Catatan
Untuk menentukan gain pada offset the loss untuk unity gain,
attenuation: A2 = 1/A1
CONTOH SOAL

Sebuah amplifiermemilki gain of 45,000, untuk bebrapa


application. Dengan tegangan input 20mV, Berapa faktor
attenuasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan tegangan
output muali dari 100 mV?
Let A1 = amplifier gain = 45,000; A2 = attenuation factor;
AT = total gain.

Vout 100 10 3


AT   6
 5,000
Vin 20 10
AT 5,000
AT  A1 A2 therefore A2    0.1111
A1 45,000
DECIBEL (DB)

Vout
dB  20 log (1) Dengan mengubah angka di atas
Vin menjadi decibel (dB) akan
membuatnya terkesan menjadi
I out
dB  20 log (2) lebih kecil dan mudah digunakan.
I in
Pout
dB  10 log (3)
Pin

Formula (1) untuk menyatakan penguatan (gain) atau


redaman (attenuation) tegangan dari suatu rangkaian.
Formula (2) untuk penguatan atau redaman arus
Formula (3) untuk penguatan atau redaman daya
CONTOH
a. An amplifier has an input of 3 mV and an output of 5 V. What is
the gain in decibels?
5
dB  20 log  20 log 1666.67  20(3.22)  64.4
0.003
b. A filter has a power input of 50 mW and an output of 2 mW.
What is the gain or attenuation?
 2
dB  10 log    10 log 0.04  10(1.398)  13.98
 50 

Note that when the circuit has gain, the decibel figure is
positive. If the gain is less than 1, which means that there
is an attenuation, the decibel figure is negative.
gain or redaman total:

A1=15dB A2= - 20dB A3= 35dB


Loss
stage

AT = A1 + A2 + A3
AT = 15 – 20 + 35 = 30 dB

Pout dB P
Antilog: dB  10 log dan  log out
Pin 10 Pin
maka
Pout dB
 anti log  10 dB 10
Pin 10

N  10 y dan y  10 log 10 N
dB gain or attenuation
Ratio (daya/tegangan)
power voltage
0.000001 - 60 - 120
0.00001 - 50 - 100
0.0001 - 40 - 80
0.001 - 30 - 60
0.01 - 20 - 40
0.1 - 10 - 20
0.5 -3 -6
1 0 0
2 3 6
10 10 20
100 20 40
1000 30 60
10000 40 80
100000 50 100
1000000 60 120
Contoh soal
1. A power amplifier with a 40 dB gain has an output power of 100 W.
What is the input power?
Pout dB Pout
dB  10 log   log
Pin 10 Pin
40 Pout Pout
 log   anti log 4
10 Pin Pin
Pout Pout 100
 10 4  Pin    10 mW
Pin 10,000 10,000
2. A power amplifier has a gain of 60 dB. If the input voltage is 50mV,
what is the output voltage?
Vout dB V
dB  20 log   log out
Vin 20 Vin
Vout Vout
3  log   103  1000
Vin Vin
Vout  1000 Vin  Vout  1000(5 10 6 )  50 mV
dBm dan dBm
dBm adalah ratio logaritmik dengan acuan 1 mW  untuk daya
dBm adalah ratio logaritmik dengan acuan 1 mVolt  untuk
tegangan
Px Vx
dBm  10 log dan dBm  20 log
1 mW 1 mV

Contoh:
1. Nyatakan 20 dBm dalam watt. Daya = 100 mW
2. Nyatakan 40 dBm dalam volt. Tegangan = 100 mV

Contoh lagi: A1= 30dB A2= - 10dB A3= 3dB

1mW Loss ???


stage
Tuned circuits (rangkaian tertala)

Inductor L pada frekuensi tinggi


I2XL XL
Q  
I 2R R
2fL
Q 
R

1 1
L 2 2 dan C  2 2
4 f C 4 f L

Contoh:
Reactansi induktif dari sebuah coil (lilitan) 40 mH pada 18 MHz adalah

X L  2fL
X L  6.28(18 10 6 )( 40  10 6 )  4522 W
Capacitor C pada frekuensi tinggi

Contoh:
Capasitive-Reactance dari sebuah kapasitor 100 pF pada 2
MHz adalah:
1 1
1 f  dan C 
XC  2X C C 2fX C
2 f C
1
XC  12
 796.2W
6.28(2 10 )(100 10 )
6
Resistor R pada frekuensi tinggi

Resistansi dari semua konduktor kawat, apakah itu


kawat inductor, kapasitor, atau resistor bervariasi
nilainya tergantung frekuensi-kerjanya.
Semakin tinggi frekuensi kerjanya, semakin
rendah faktor qualitas Q
Rangkaian Resonansi Seri

Z  R2  ( X L  X C )2 X L  X C
1
X L  2fL dan XC 
Saat XL sama dengan
XC, dikatakan sebagai
2fC
keadaan RESONANSI 1 1
2fL  maka fr 
2fC 2 LC
Pada frekuensi yang
sangat rendah,
reaktansi kapasitif
jauh lebih besar
daripada reaktansi
induktif; karena itu
arus di dalam
rangkaian sangatlah
kecil karena tingginya
impedansi.

Pada saat itu, karena rangkaian lebih bersifat kapasitif, maka arus
mendahului tegangan hampir 900. Saat frekuensi semakin tinggi, XC
menurun dan XL makin besar. Saat nilai reaktansi keduanya mendekati
satu sama lain, maka arus makin besar. Pada saat XC = XL , keduanya
saling menghilangkan dan impedansi rangkaian menjadi sebesar nilai
resistansinya, arus menjadi maksimum. Saat frekuensi terus makin
tinggi, XL menjadi lebih besar daripada XC, rangkaian menjadi lebih
induktif. Impedansi rangkaian makin besar dan arus makin kecil, dst.
Daerah frekuensi
sempit dimana arus
pada rangkaian
adalah yang
terbesar disebut
bandwidth. Daerah
ini diperlihatkan
pada gambar di
samping.

Batas atas dan bawah dari bandwidth ditentukan oleh dua frekuensi cutoff yang
diberi label f1 dan f2. Kedua frekuensi cutoff ini terjadi ketika besar arus adalah
70,7% dari arus maksimum. Level arus di dua titik dimana besarnya 70,7% tadi
disebut sebagai half-power points.

P  I 2 R  (0.707 I peak ) 2 R  0.5 I 2 R XL fr


Q BW 
BW  f 2  f1 RT Q
Contoh soal
What is the bandwidth of a resonant circuit
with a frequency at 28 MHz and a Q of 70?

f r 28 106
BW    400,000 Hz  400 kHz
Q 70

fr
Q
Formula-2 BW
hasil otak-atik
f r  f1  f 2
f1  f 2
fr 
2
BW BW
f1  f r  dan f2  fr 
2 2
Rangkaian resonansi seri dengan bermacam
respon frekuensi (amati BW dan Q)
Rangkaian resonansi Paralel
Rangkaian Equivalen-nya
Contoh soal
Berikutnya . . . . .

Filter
FILTER
LPF (Low Pass Filter)
menggunakan sebuah induktor

HPF (High Pass Filter)


menggunakan sebuah kapasitor
dan induktor
LPF (Low Pass Filter) menggunakan RC

Perhatikan Slope (kemiringan) dari respon frekuensi LPF, semakin


curam berarti semakin selektif (semakin baik). Slope ini dinyatakan
dalam dB per oktav atau dB per dekade.
Oktav adalah kelipatan 2 dari frekuensi
Dekade adalah kelipatan 10 dari frekuensi
Pentingnya Slope
Bandstop Filter / notch filter / band reject Filter
High Pass Filter (HPF)
Beberapa konfigurasi HPF
Band Pass Filter (BPF)

Sebuah BPF bisa disusun dari LPF yang diseri dengan HPF dimana f1
adalah frekuensi cutoff dari HPF dan f2 adalah frekuensi cutoff dari LPF
Seberapa bagus Filter yang kita perlukan?
SAW filter
Berikutnya lagi . . . . . .

FOURIER
Teori Fourier
Mengenal HARMONISA

Frek = f

Frek = 2f

Frek = 3f

Frek = 4f
Sinyal Persegi/kotak tersusun dari harmonisa ganjil sinusoidal
Beberapa sinyal dengan frekuensi-2 penyusunnya
Hubungan antara domain waktu dan frekuensi
Aplikasi teori Fourier

Kita bisa menghasilkan sinyal sinusoidal murni dari sebuah sinyal


persegi dengan cara mem-filter frekuensi fundamental atau
harmonisa yang diinginkan.
Aku inginkan frekuensi output = 3f

Harmonisa yang mana yang diinginkan keluar pada output BPF???


Kita bisa memilihnya dengan menentukan fr dari BPF kita.
Rancang saja BPF kita agar beresonansi pada frekuensi harmonisa
yang diharapkan; bisa 3f, 5f, 7f, dsb.
Spektrum frekuensi dari suatu deretan pulsa-pulsa sempit
(misalnya deretan data digital / bit “1” dan “0” berkecepatan tinggi)
Hubungan “rise-time” dan Bandwidth

0.35
BW 
tr

Anda mungkin juga menyukai