Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

“Anestesi Spinal pada


Vesikolitiasis”
Disusun Oleh:
Dyoza Ashara Cinnamon
Pembimbing
Dr. Fauzi Abdillah Susman, Sp.AN
Identitas Pasien

 Nama : Ny. M
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 47 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Ruangan : Nas Bedah lat 1
 Tanggal masuk rumah sakit : 13 Februari 2018
 Tanggal operasi : 14 februari 2018
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
Nyeri Pinggang disertai rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah sejak 1 bulan
yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke RSUD sekarwangi dengan keluhan sakit pinggang yang sudah
dirasakan sejak 1 tahun kebelakang, nyeri pinggang semakin parah 1 bulan
belakangan ini disertai dengan rasa penuh dan tidak nyaman pada bagian perut
bawah, tidak disertai demam, tidak ditemukan adanya gangguan pada buang air
besar ataupun buang air kecil pada pasien.

NEXT
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat hipertensi : disangkal


Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat Penyakit kardiovaskular : disangkal
Riwayat Penyakit Pernapasan : disangkal
Riwayat Alergi Obat : disangkal
Riwayat operasi sebelumnya : tidak ada

NEXT
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pasien menyangkal adanya penyakit yang serupa pada keluarga pasien. HT (-) , DM (-)

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mengkonsumsi obat obatan warung untuk mengurangi rasa nyeri pada
pinggangnya.

NEXT
ANAMNESIS

RIWAYAT ALERGI

Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, maupun


terhadap cuaca.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan juga pasien makan suka makan
makanan pedas dan memakan sayuran mentah.

NEXT
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 50 kg / 152 cm
IMT : 21.06 (normoweight)
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80mmHg
Pernafasan : 20 x / menit
Denyut nadi : 77 x / menit
Suhu : 36.7oC
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal, simetris, rambut berwarna hitam


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
Telinga : Normotia, membran timpani intak, nyeri tekan (-/-), serumen (-/-),
Mulut : Bibir kering (-), faring hiperemis (-), Tonsil (T1/T1)
Leher : Tidak terdapat pembersaran KGB ad regio colli bilateral
Thoraks : Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, vesikuler (+/+). Bunyi
Jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Abdomen supel, BU (+), perkusi timpani, nyeri tekan pada epigastric
Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-/-)
Punggung : Tidak terdapat kelainan tulang belakang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil

Hb 14,4 g/d
Leukosit 6.000
Trombosit 218.000 /ult
Hematokrit 52%
Waktu pembekuan 6 menit
Waktu pendarahan 2 menit
Golongan darah O/Rh(+)
Gula darah sewaktu 80 mg/dL
Ureum 24 mg/dL
Kreatinin 1.0 mg/dL
SGOT 16 U/L
SGPT 15 U/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONTGEN
THORAX

Cor dan Pulmo : Tidak ada kelainan

BNO IVP

Tampak gambaran Vesikolitiasis

NEXT
STATUS ANESTESI

ASA : I
Hari/Tanggal : Senin, 15-02-2018
Ahli Anestesiologi : dr. Fauzi Abdillah S, Sp.An
Ahli Bedah : dr. Gatot. Sp.B
Diagnosa Pra Bedah : Vesikolitiasis

Diagnosa Pasca Bedah : Vesikolitiasis

Makan terakhir : 8 jam yang lalu


IMT : 20.06 (normoweight)
TTV : TD :120/80 mmHg, N: 77x/m, R: 20X/m
SpO2 : 99 %
Preoperasi Persiapan Preoperasi
- Surat persetujuan Operasi dan Anestesi
- Puasa selama 6 jam
- Premedikasi : Ondansentron 4mg
- Tindakan Anestesi, persiapan :
1. Menyiapkan meja operasi
2. Menyiapkan mesin dan alat anestesi
3. Menyiapkan komponen Spinal Anestesi
4. Menyiapkan Komponen Anestesi Umum
5. Menyiapkan obat-obat anestesi yang diperlukan
6. Menyiapkan obat-obat resusitasi : adrenalin, atropin
7. Menyiapkan tiang infuse dan plester
Jenis Pembedahan Appendiktomi

Lama Operasi (13.30 s/d 14.50)


Jenis Anestesi Spinal Anestesi (blok subarakhnoid)

Anestesi Dengan Bupivacain 0,5% 20mg

Teknik Anestesi Pasien duduk di meja operasi dan kepala menunduk,


dilakukan aseptic di sekitar daerah tusukan yaitu di
regio vertebra lumbal 3-4, dilakukan blok subaraknoid
(injeksi Bupivacain) dengan jarum spinal pada regio
vertebra antara lumbal 3-4, Cairan serebro spinal
keluar (+) jernih, dilakukan blok.
Pernafasan Spontan

Posisi Tidur terlentang

Infus Tangan Kiri, IV line abocath 20 G, cairan RL 500cc


TANDA VITAL INTRAOPERATIF
Waktu Tekanan Darah Nadi Saturasi

13.30 120/70 mmHg 110 x/m 99%

13.45 129/79 mmHg 97 x/m 99%

14.00 129/80 mmHg 100 x/m 99%

14.15 121/82 mmHg 91 x/m 99%

14.30 125/80 mmHg 97 x/m 99%

14.45 129/82 mmHg 99x/m 99%


MONITORING CAIRAN

Cairan masuk : RL 500 cc


Kebutuhan cairan (50kg)
= 2cc/KgBB/jam = 100 cc/jam
Cairan pengganti puasa
= lama puasa x maintenance
= 8 x 100 cc/jam
= 800 cc
Cairan stress operasi
= 4cc/kgbb/jam
= 200 cc/jam
TOTAL : 1100 cc / jam
MONITORING CAIRAN

Jam I : Maintenance + ½ pengganti puasa + stress operasi


100+ ½ 800 + 200 = 700 cc / jam
Jam II : Maintenance + ¼ pengganti puasa + stress operasi
100 + ¼ 800 + 200 = 500 cc / jam
Jam III : Maintenance + ¼ pengganti puasa + stress operasi
100 + ¼ 800 + 200 = 500 cc / jam
Jam IV : Maintenance + stress operasi
100 + 200 = 100 cc / jam
Selanjutnya : Maintenace
100 cc/jam
ALUR ANESTESI

Ruang pemulihan
Pasien masuk kamar operasi

Operasi selesai
Pasang monitor TD, nadi,
dan SpO2

Pantau TTV selama


Premedikasi dengan perjalanan operasi
ondancentron 4 mg

Pasien diminta untuk duduk Pasien dibaringkan kembali


untuk melakukan spinal dan maintenace O2 selama
anestesi operasi

Spinal anestesi dilakukan Pemberian anestesi dengan


penyuntikan di L3-L4 bupivakain
Tanda vital pada akhir TD: 123/81 mmHg, N:97x/m, RR: 22 x/m, SpO2:
pembedahan 99%

Medikasi Durante operasi:


-
Keadaan pasien post operatif
•Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
•Kesadaran : CM
•Tekanan Darah : 120/70 mmHg
•Nadi : 80 x/menit
•Pernapasan : 20 x/menit
Bromage Score
Melipat lutut Melipat jari Score

Blok tidak ada ++ ++ 0

Blok parsial ++ + 1

Blok hampir lengkap - + 2

Blok Lengkap - - 3

Total 1
Terapi pasca bedah

 Tramadol 200 mg + Ketorolac 30 mg dalam RL 500


cc/20 tpm
 Ondancetron 4 mg
 Th/ Lain-lain sesuai terapi T.S dr. Gatot, Sp.B
 Tidak puasa, Boleh makan dan minum bila tidak
mual muntah
 Observasi KU, TTV, Perdarahan Luka Operasi
 O2 3LPM via NC
TINJAUAN PUSTAKA
Anestesi spinal

Anestesi : keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan
tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan

General Anestesi Blok Spinal


Anestesi spinal
(subaraknoid) adalah
anestesi regional
Regional Anestesi Blok Sentral Blok Kaudal
dengan tindakan
penyuntikan obat
anestetik lokal ke
Blok Perifer dalam
Blok ruang
Epidural
subaraknoid.
Anatomi tulang punggung

Anestesi spinal dihasilkan bila kita menyuntikkan obat


anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid di daerah
antara vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.

Anestesi spinal (subarachnoid) ialah pemberian obat anestetik


lokal kedalam ruang sub arachnoid.
Indikasi Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi relatif

1. Bedah ekstremitas 1. Pasien menolak 1. Infeksi sistemik (sepsis,


bawah 2. Infeksi pada tempat bakterimia)
2. Bedah panggul suntikan 2. Infeksi sekitar tempat
3. Tindakan sekitar 3. Hipovolemia, syok suntikan
rektum dan perineum 4. Kogulapati atau 3. Kelainan neurologis
4. Bedah obstetri - mendapat terapi anti 4. Kelainan psikis
ginekologi koagulan 5. Bedah lama
5. Bedah urologi 5. Tekanan Intrakranial 6. Penyakit Jantung
6. Bedah abdomen bawah meninggi 7. Hipovolemia ringan
6. Fasilitas resusitasi 8. Nyeri punggung kronis
minimum
7. Kurang
berpengalaman/ tanpa
ditemani konsultasi
anestesi
Teknik Anestesi spinal

 Posisi duduk/posisi tidur lateral decubitus


 Buat pasien membungkuk maksimal agar processus
spinosus mudah teraba
 Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua
garis Krista iliaka, missal L2-L3, L3-L4, L4-L5.
 Sterilkan tempat tusukan
 Tekhnik tusukan median atau paramedian
 Tusukkan introduser sedalam kira – kira 2cm agak
sedikit kearah sefal, kamudian masukkan jarum spinal
berikut mandrinnya ke lubang jarum.
 Setelah resistensi menghilang, mandrin jarum spinal
dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat
dan obat dimasukkan pelan – pelan (0,5ml/detik)
diselingi aspirasi sedikit
Anestetik lokal untuk Analgesia Spinal

Berat jenis Cairan serebrospinal pada suhu 37C


ialah 1.003-1.008.
Anestesi lokal (AL) berdasarkan berat jenis :
AL = CSS  Isobarik
AL > CSS  Hipobarik
AL < CSS  Hiperbarik
Vesikolitiasis

 merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat


penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-
mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes
disertai dengan rasa nyeri.
 Teori Supersaturasi
Patofisiologi
Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya
kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agregasi kristal dan
kemudian menjadi batu.
 Teori Matriks
Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose, 3-5 hexosamin
dan 10 % air. Adanya matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi
batu.
 Teori Kurangnya Inhibitor
Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang melampaui daya
kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan. fosfat mukopolisakarida
dan fosfat merupakan penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini
maka akan mudah terjadi pengendapan.
 Teori Epistaxy
Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah satu jenis batu
merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya.
Contoh ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung pembentukan batu
kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
 Teori Kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai