Anda di halaman 1dari 30

ASMA

PENDAHULUAN
• World Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk
dunia menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah
hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun.
• Sumber lain menyebutkan bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta orang
di seluruh dunia dan terus meningkat selama 20 tahun belakangan ini. Apabila
tidak dicegah dan ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi
peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa akan datang
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Sitem pernafasan dapat dibagi ke dalam sitem pernafasan bagian atas dan pernafasan bagian
bawah.
1. Pernafasan bagian atas meliputi, hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan faring.
2. Pernafasan bagian bawah meliputi, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus paru
• Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah
pergerakan dari dalam paru ke atmosfer.
• Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan
dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu,
1. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna, sternokleidomastoideus, skalenus dan
diafragma.
2. Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis internus (Alsagaff & Mukty 2005)
DEFINISI ASMA
• berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari
bahasa Yunani yang berarti “sukar bernafas”
• Asma adalah penyakit heterogen, biasanya
ditandai dengan inflamasi kronis saluran napas.

Asma memiliki dua fitur utama:


1. Riwayat gejala pernapasan seperti mengi, napas pendek,
dada sesak dan batuk, yang bervariasi sepanjang waktu
dan variasi dalam intensitas, DAN
2. Keterbatasan alitan udara yang bervariasi
GINA (Global Initiative for Asthma) 2017
DEFINISI ASMA
inflamasi kronik
gejala mengi, sesak dan batuk-batuk terutama malam hari
episodik berulang
obstruksi jalan napas
reversibel

PDPI 2003
EPIDEMIOLOGI

• Berdasarkan data WHO, hingga saat ini jumlah penderita asma di dunia
diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan angka ini akan terus
meningkat hingga 400 juta penderita pada tahun 2025
• Asma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita bergejala pada
umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita asma gejala pertamanya
muncul sebelum umur 4-5 tahun
FAKTOR RESIKO
1. Faktor genetik 3. Faktor lain
– Atopi/alergi – Alergen makanan (susu, telur, udang, kepiting, ikan laut,
– Hipereaktivitas bronkus kacang tanah, coklat, kiwi, jeruk, bahan penyedap,
pengawet dan pewarna makanan)
– Saluran napas sensitif terhadap berbagai
rangsangan alergen maupun iritan. – Alergen obat-obatan tertentu (Contoh: penisilin,
sefalosporin, golongan beta laktam lainnya, eritosin,
– Jenis kelamin tetrasiklin, analgesik, antipiretik, dan lain-lain.)
– Ras/etnik – Bahan yang mengiritasi (Contoh:parfum, household
– Obesitas spray, dan lain-lain.)
2. Faktor lingkungan – Ekspresi emosi berlebih
– Alergen dalam rumah (tungau, debu rumah, – Asap rokok bagi perokok aktif maupun pasif (Asap
spora jamur, kecoa, serpihan kulit binatang rokok berhubungan dengan penurunan fungsi paru.)
seperti anjing, kucing, dan lain-lain). – Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
– Alergen luar rumah (serbuk sari, dan spora – Exercise-induced asthma
jamur)
– Perubahan cuaca
– Status ekonom
PATOGENESIS
• Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas.
• Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T,
makrofag, neutrofil dan sel epitel.
• Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau
pencetus inflamasi saluran napas pada penderita asma

• Bronkokontriksi
• Edeme mukosa
• Sekret
DIAGNOSIS
1. Anamnesa
– Riwayat pengulangan batuk mengi, sulit bernafas, atau berat dada yang memburuk pada
malam hari atau secara musiman.
– Riwayat asma sebelumnya
– Manifestasi atopik misalnya rhinitis alergika, yang bisa juga ada pada keluarga
– Keluhan timbul atau memburuk oleh infeksi pernafasan, rangsangan bulu binatang, serbuk
sari, asap, bahan kimia, perubahan suhu, debu rumah, obat – obatan ( aspirin, penghambat
beta ), olah raga, rangsang emosi yang kuat
– Keluhan berkurang dengan pemberian obat asma
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
– Dapat dijumpai adanya sesak nafas, pernafasan mengi dan perpanjangan ekspirasi tanda emfisema
pada asma yang berat
– Vital Sign Fitur umum dicatat selama serangan asma akut tingkat pernapasan cepat (sering 25 sampai
40 napas per menit), takikardia, dan pulsus paradoksus
Pemeriksaan Thorak
• Inspeksi: sesak (napas cepat, retraksi sela iga, retraksi epigastrium, retraksi suprasternal)
• Palpasi: biasanya tidak ditemukan kelainan, pada serangan berat dapat terjadi pulsus paradoksus
• Perkusi: biasanya tidak ditemukan kelainan
• Auskultasi: ekspirasi memanjang,wheezing
DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan Penunjang
– Spirometri
• Tes bronkodilator,
• Tes provokasi bronkus
DIAGNOSIS
– Pengukuran Status Alergi
• uji kulit
• pengukuran IgE
• spesifik serum dan eosinophil
• skin prick test.
– Analisa Gas Darah
– Foto Toraks
TATALAKSANA
• 4 Komponen tata laksana Asma yang dibutuhkan untuk mencapai dan
mempertahankan kontrol asma
1. Mengembangkan Kerjasama Dokter dengan Pasien
2. Mengenal dan mengurangi paparan terhadap faktor resiko
3. Evaluasi, Terapi dan Monitor Asma
4. Monitoring untuk mempertahankan kontrol asma
KLASIFIKASI
• Berdasar keadaan terkontrol asma dibagi menjadi

A. Penilaian Terhadap Kontrol Klinis Terkini ( sebaiknya > 4 minggu )


No. Karakteristik Terkontrol Terkontrol parsial Tak terkontrol
1 Gejala siang ≤ 2x/minggu > 2 x/minggu
2 Hambatan aktivitas Tidak ada ada
3 atau lebih
Gejala malam/bangun waktu
3 Tidak ada ada keadaan
malam
terkontrol
4 Perlu reliever ≤ 2 x/minggu > 2 x/minggu
parsial pada tiap
< 80% prediksi atau – tiap minggu
5 Fungsi paru (PEFR/FEV1) normal
hasil terbaik (bila ada)
Tingkat Kontrol Asma
(Menilai tingkat kontrol asma)

Kontrol Gejala Level Kontrol Gejala Asma

Dalam 4 minggu terakhir, apakah pasien memiliki : Terkontrol Terkontrol Tidak


penuh sebagian terkontrol

1. Gejala asma harian lebih dari dua kali


dalam 1 minggu

2.Terbangun di malam hari karena asma Tidak


terdapat Terdapat Terdapat
3. Penggunaan obat pelega untuk mengatasi satupun 1- 2 3- 4
gejala lebih dari dua kali dalam 1 minggu kriteria kriteria kriteria

4. Pembatasan aktivitas karena asma

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017). Available from
www.ginaasthma.org.
TATALAKSANA
Kontrol
gejala saat
ini
Tujuan utama manajemen
asma untuk:
Kontrol -Kontrol asma dengan
asma mengontrol gejala dan
-Menurunkan risiko
Turunkan ekesaserbasi
risiko
TATALAKSANA
Tatalaksana Non Farmakologis

• Berhenti merokok:
Tiap visit, berikan rekomendasi pada pasien untuk berhenti merokok dan menjauhi ruangan/mobil yang terdapat asap
rokok

• Aktivitas fisik
Berikan rekomendasi agar pasien melakukan aktivitas fisik yang teratur dan informasi terkait mengatasi Exercise-Induced
bronchoconstriction

• Asma okupasi
Identifikasi dan sarankan untuk menghilangkan allergen okupasi secepat mungkin

• Menghindari NSAID termasuk aspirin:


Selalu tanyakan riwayat asma pada pasien sebelum memberikan obat tersebut

GINA 2016
TATALAKSANA
Golongan β-agonis kerja panjang
Prokaterol Meptin Sirup tablet,
MDI*

• Tatalaksana Farmakologis Bambuterol Bambec Tablet

a. Controller medication, yaitu obat yang Salmeterol Serevent MDI

digunakan untuk pemeliharaan asma Klenbuterol Spiropent Sirup, tablet


secara reguler. Obat ini menurunkan
Golongan obat lepas lambat / lepas terkendali
inflamasi jalan nafas, mengendalikan gejala
dan menurunkan risiko eksaserbasi dan Terbutalin Kapsul
Salbutamol Volmax Tablet
penurunan fungsi paru.
Teofilin Tablet salut
Nama generik Nama dagang Sediaan Keterangan
Golongan antileukotrin
Golongan anti-inflamasi non-steroid Zafirlukas Accolade Tablet -ada
Kromoglikat MDI Tidak tersedia montelukas
- belum ada
lagi
Nedokromil MDI Tidak tersedia Golongan kombinasi steroid + LABA
lagi Budesonid + Symbicort Turbuhaler
Golongan anti-inflamasi–steroid form oterol
seretide MDI
Budesonid Pulmicort MDI, Turbuhaler Flukason +
inflammide salme terol
Flutikason Flixotide MDI Tidak tersedia
lagi
Beklometason Becotide MDI
TATALAKSANA
b. Reliever (rescue) medication, yaitu obat yang digunakan untuk meredakan gejala asma, misalnya saat
perburukan atau eksaserbasi, atau saat terjadi brokonstriksi terkait olahraga
Nama generik Nama dagang Sediaan Keterangan
Golongan β-agonis (kerja pendek)
Terbutalin Bricasma Sirup, tablet, turbuhaler sirup, 0,05-0,1 mg/kgBB/kali
tablet, ampul sirup, tablet
Nairet
Forasma

Salbutamol Ventolin Sirup, tablet, MDI 0,05-0,1 mg/kgBB/kali


Orsiprenalin Alupent Sirup, tablet, MDI
Heksorenalin Tablet
Fenoterol Berotec MDI
Golongan santin
Teofilin Sirup, tablet

c. Add-on therapy untuk pasien dengan asma berat, mulai dipertimbangkan jika pasien mengalami gejala
persisten dan eksaserbasi yang terus menerus walaupun sudah diberikan terapi secara optimal.
TATALAKSANA
Asma Eksaserbasi/Asma attact
o Asma eksaserbasi (asma akut atau asma attach) adalah kejadian peningkatan
progresif keluhan sesak nafas, batuk, mengi atau chest tightness atau
beberapa kombinasinya
o Asma eksaserbasi adalah satu alasan paling sering dari pasien untuk mencari
pertolongan emergensi ke dokter umum atau instalasi gawat darurat.
o Tujuan tatalaksana saat serangan adalah menghilangkan obstruksi saluran
nafas dan hiposemi secepat mungkin dan mencegah kekambuhan.
Ta t a l a k s a n a A s m a E k s a s e r b a s i A k u t d i Fa s i l i t a s Ke s e h a t a n Pe r t a m a
TATALAKSANA
Untuk hasil yang lebih baik, terapi pemeliharaan asma harian harus dimulai secepat mungkin setelah
diagnosis asma dibuat, berdasarkan bukti klinis
– Pemberian ICS (Inhalasi Corticosteroid) dosis rendah dini pada pasien asma akan meningkatkan fungsi
paru lebih baik dibandingkan jika pemberiannya dilakukan sudah muncul gejala selama 2-4 tahun. Jika
telah berlangsung dalam waktu tersebut, dosis ICS lebih tinggi dibutuhkan, sedangkan fungsi paru
sudah sangat lebih menurun.
– Pasien yang tidak mengonsumsi ICS dan mengalami eksaserbasi akan mengalami penurunan fungsi paru
yang lebih hebat daripada pasien yang telah mulai menggunakan ICS
– Pada pasien dengan asma akibat pekerjaan, penghindaran dari agen iritan dan terapi dini dapat
meningkatkan kemungkinan untuk sembuh.
FAKTOR RISIKO TERJADI EKSASERBASI
Faktor risiko eksaserbasi yang dapat dimodifikasi:

• Gejala asma yang tidak terkontrol


• Penggunaan ICS yang tidak memadai: tidak ada pemberian ICS, tidak patuh akan
penggunaan ICS, cara penggunaan inhaler yang tidak tepat
• Penggunaan SABA yang berlebihan (mortalitas meningkat jika >1x200-dosis
canister/bulan)
• FEV1 yang rendah, terutama jika <60% predicted
• Masalah psikologi atau socioeconomic
• Paparan: rokok, paparan allergen jika tersensitisasi Jika pasien memiliki 1 atau lebih
• Komorbidities: obesitas, rhinosinusitis, alergi makanan faktor risiko tsb pasien memiliki
risiko yang meningkat untuk
• Sputum atau eosinophilia darah terjadi eksaserbasi meskipun
• Kehamilan gejala asmanya terkontrol baik

GINA 2017
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai