Anda di halaman 1dari 38

 PPOK adalah suatu penyakit paru kronik yang

ditandai oleh adanya hambatan aliran udara di saluran


nafas yang tidak spenuhnya reversible. Penyakit
tersebut biasanya progresif dan berhubungan dengan
respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel
berbahaya atau gas beracun (GOLD, 2011).
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan
salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia
harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor
resiko, seperti faktor pejamu yang diduga
berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin
banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok
usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan
dan di tempat kerja (Mangunnegorro, 2003).
 System respirasi dibedakan menjadi dua bagian
utama yaitu jalan udara bagian atas dan jalan udara
bagian bawah. Jalan udara bagian atas terdiri dari
hidung, dengan nasal cavity, sinus bagian frontal,
sinus maksilaris, laring, dan trachea. Jalan udara
bagian bawah terdiri dari paru, bronkus, dan alveolus
(Mihaela, 2013).
 Paru-paru manusia terdiri dari sepasang organ yang
berbentuk kerucut dengan tekstur seperti sponge, dan
berupa jaringan yang berwarna merah muda keabu-
abuan. Paru-paru mengisi hampir seluruh rongga dada
atau thoraks. Kedua paru-paru tersebut dipisahkan
oleh mediastinum dari bagian lain yaitu jantung dan
pembuluh darah besar, trakea, esophagus, timus, dan
limpa node. Paru kanan terdiri dari tiga bagian yang
disebut lobus. Sedangkan paru kiri terdiri hanya dua
lobus.
 Volume maksimal paru merupakan total dari empat
volume paru, yaitu:
1. Volume tidal, adalah volume udara yang diinspirasikan
atau diekspirasi setiap kali bernapas normal. Biasanya
kira-kira 500 milimeter pada laki-laki dewasa.
2. Volume cadangan inspirasi, adalah volume udara
ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas
volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat.
Biasanya mencapai 3000 milimeter.
3. Volume cadangan ekspirasi, adalah volume
udara maksimal yang dapat diekspirasi
melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi
tidal normal. Jumlah normalnya adalah sekitar
1100 milimeter.
4. Volume residu, yaitu volume udara yang masih
berada dalam paru setelah ekspirasi paling
kuat. Volume ini besarnya kira-kira 1200
milimeter (Guyton, 2007).
 Kapasitas paru dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal
ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah
jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang dapat
dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru sampai jumlah
maksimum .
2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume
cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini
adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada
akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter).
3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan
inspirasi ditambah volume tidal dan volume
cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara
maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimum dan kemudian mengeluarkan
sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).
4.Kapasitas paru total adalah volume maksimum
yang dapat mengembangkan paru sebesar
mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-
kira 5800 mililiter); jumlah ini sama dengan
kapasitas vital ditambah volume residu.
 PPOK adalah penyakit yang umum, dapat
dicegah, dan dapat ditangani, yang memiliki
karakteristik gejala pernapasan yang menetap
dan keterbatasan aliran udara, dikarenakan
abnormalitas saluran napas dan/atau alveolus
yang biasanya disebabkan oleh pajanan gas
atau partikel berbahaya
1. Faktor genetik
2. Usia & jenis kelamin
3. Pertumbuhan dan perkembangan paru
4. Pajanan terhadap partikel, gas berbahaya
5. Faktor sosial ekonomi
6. Asma dan hipereaktivitas saluran napas
7. Bronkitis kronis
8. Infeksi berulang di saluran napas
Etiologi
Merokok dan polusi
Host factors

Patobiologi
• Gangguan perkembangan paru
• Accelerated decline
• Kerusakan paru
• Inflamasi paru & sistemik

Patologi
• Gangguan atau abnormalitas
saluran napas kecil
• Emfisema
• Efek Sistemik

Manifestasi klinis
Hambatan aliran udara
• Gejala
• Hambatan aliran udara
• Eksaserbasi
yang persisten
• Komorbidities
 Selain disebabkan kebiasaan merokok dalam jangka
waktu yang lama, faktor genetic dan faktor lingkungan
juga berpengaruh dalam memicu timbulnya kondisi
PPOK. Salah satu faktor genetic sebagai faktor resiko
PPOK yaitu kekurangan α-1 antritipsin, yaitu suatu
pelindung system atiprotease pada paru (Barnett,
2006).
 Polusi udara terbukti memiliki peran yang dapat
memicu PPOK meskipun resikonya lebih kecil bila
dibandingkan dengan merokok (Bourke, 2003).
 Kondisi lain yang dapat meningkatkan resiko
seseorang terjangkit PPOK yaitu gangguan
perkembangan paru janin selama dalam masa
kandungan dan pada masa kanak-kanan, misalnya
berat badan kurang saat lahir, infeksi saluran nafas,
dan lain-lain (GOLD, 2015).
Perubahan patologi pada pasien PPOK, antara
lain:

- Inflamasi kronis, dengan peningkatan jumlah sel


radang di paru

- Perubahan stuktur saluran napas, akibat luka


dan perbaikan yang berulang kali.
 Peradangan terhadap iritan kronis, seperti asap rokok.
Inflamasi paru tetap bertahan setelah berhenti merokok

 Mekanisme patogenesis meliputi:


- Oxidative stress
- Ketidakseimbangan Protease – antiprotease
- Inflammatory cells: di beberapa pasien terdapat peningkatan
eosinophil, Th2 atau ILC2, terutama jika terjadi bersamaan
dengan asma
- Mediator inflamasi
- Fibrosis peribronkial dan interstisial
- Perbedaan inflamasi antara PPOK dan asma
- Keterbatasan aliran udara dan air trapping
- Ketidaknormalan pertukaran udara
- Hipersekresi mukus
- Hipertensi pulmoner
- Eksaserbasi
- Gangguan sistemik
1. Sesak napas
• Progresif dari waktu ke waktu
• Diperberat dengan aktivitas
• Persisten
2. Batuk kronis
• Intermiten atau unproductive
• Mengi yang sering kambuh
3. Produksi sputum yang kronis
4. Infeksi saluran napas bawah berulang
5. Riwayat faktor resiko
 Genetik, abnormalitas kongenital, asap rokok, asap dari limbah
domestik atau bahan bakar, kondisi lingkungan pekerjaan seperti
debu, uap, bahan bakar, gas dan bahan kimia lainnya
6. Riwayat keluarga dengan PPOK dan/atau faktor pada masa kecil
7. Berat badan pada saat lahir, infeksi pernapasan masa kecil,
Pada pasien dengan VEP1/KVP <0.70:

GOLD 1 ringan VEP1 ≥ 80% nilai prediksi

GOLD 2 sedang 50% ≤ VEP1 < 80% nilai prediksi

GOLD 3 berat 30% ≤ VEP1 < 50% nilai prediksi

GOLD 4 Sangat berat VEP1 < 30% nilai prediksi

21
 Spirometri yang dikombinasi dengan
pemeriksaan fisik yang sesuai dapat
membantu meninngkatkan keakuratan
diagnosis dari PPOK. Spirometri juga
digunakan untuk mendiagnosis PPOK yang
berat selama terdapat adanya identifikasi
komplikasi penyakit tersebut. Manfaat utama
dari spirometri yaitu dapat mengidentifikasi
kondisi individu untuk mendapatkan
farmakoterapi yang tepat untuk mengurangi
eksaserbasi (Williams & Bourdet, 2014).
 Pasien PPOK yang ringan pada umumnya
tidak menunjukkan gejala yang signifikan,
bahkan cenderung tidak menunjukkan
kelainan fisik.
 Pasien PPOK yang menjalani pemeriksaan
inspeksi menunjukkan pursed-lips breathing,
barrel chest (diameter antero- posterior dan
transversal sebanding), penggunaan otot bantu
napas, hipertropi otot bantu napas, pelebaran
sela iga, serta menunjukkan kondisi pink puffer
atau blue bloater. Melalui pemeriksaan palpasi
menunjukkan kondisi emfisema fremitus yang
melemah, dan sela iga melebar.
 Pemeriksaan perkusi menunjukkan pada
kondisi emfisema hipersonor dan batas jantung
mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah. Sedangkan dengan
pemeriksaan auskultas, pasien PPOK
menunjukkan keadaan suara napas vesikuler
yang normal, atau dapat pula melemah,
terdengar suara mengi pada saat bernapas
biasa atau pada ekspirasi paksa, ekspirasi
memanjang, serta bunyi jantung terdengar jauh
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011).
1. Modified British Medical Research Council
(mMRC) questionnaire

2. COPD Assessment Test (CATTM)

GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed
21stNovember 2016.

26
Centang kotak yang sesuai dengan kondisi pasien (hanya 1 kotak saja)

mMRC Grade 0. Saya hanya susah bernapas jika aktivitas berat

mMRC Grade 1. Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan bergegas
atau berjalan ke tanjakan
mMRC Grade 2. Saya berjalan lebih lambat dibandingkan teman sebaya karena
susah bernapas, atau saya harus berhenti untuk mengambil napas ketika berjalan di
tangga
mMRC Grade 3. Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di tangga, saya
harus berhenti untuk mengambil napas
mMRC Grade 4. Saya tidak bisa keluar rumah karena susah bernapas atau tidak
bisa mengganti baju karena susah bernapas

27
Spirometrical Assessment Assessment of
ly confirmed of airflow symptoms/risk of
diagnosis limitation exacerbation
Exacerbation
history

≥ 2 atau ≥ 1
menyebabkan
FEV1 hospitalisasi C D
(% predicted)
Post-bronchodilator
FEV1/FVC < 0.7 GOLD 1 ≥ 80
GOLD 2 50 – 79 0 atau 1 (tidak
GOLD 3 30 – 49
menyebabkan A B
hospitalisasi)
GOLD 4 < 30

mMRC 0-1 mMRC ≥ 2


CAT < 10 CAT ≥ 10

Symptoms
 Menghilangkan gejala Mengurangi
gejala
 Meningkatkan toleransi latihan
 Meningkatkan status kesehatan

 Mencegah perkembangan penyakit


menurunkan
 Mencegah dan mengobati eksaserbasi
risiko
 menurunkan angka kematian
1. Berhenti merokok (Evidence A)

2. Ventilasi yang memadai, tungku memasak yang tidak


menimbulkan polusi, dan pencegahan polusi lainnya (Evidence B)

3. Dokter harus meminta pasien untuk menghindari pajanan terhadap


iritan yang berkelanjutan (Evidence D)

30
Beta2 - agonis
Short – acting Beta2 – agonis (SABA)

Long – acting Beta2 – agonis (LABA)

Antikolinergi

Short-acting anticholinergics (SAMA)

Long-acting anticholinergics (LAMA)

Kombinasi short-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu inhaler

Kombinasi long-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu inhaler

Methylxanthines

Kombinasi long-acting beta2-agonists + ICS dalam satu inhaler

Phosphodiesterase-4 inhibitors
Grup A Grup B

Lanjut, berhenti atau coba


kelas bronchodilator lainnya LAMA + LABA

Evaluasi Gejala
hasil persisten

Bronchodilator LABA atau LAMA


Grup C

LAMA + LABA LABA + ICS

Eksaserbasi lebih
lanjut

LAMA
Grup D
Pertimbangkan antibiotic
Pertimbangkan Roflumilast
gol. makrolida (pada
jika FEV1 < 50% pred. dan
pasien sebelumnya
pasien bronkitis kronis
perokok)

Eksaserbasi lebih
lanjut

LAMA
+ LABA Gejala
+ ICS persisten/eksaserbasi
lebih lanjut
Eksaserbasi lebih
lanjut
LAMA +
LAMA LABA + ICS
LABA
1. Gangguan Keseimbangan Asam- Basa
Pasien PPOK dapat mengalami asidosis
respiratori yang disebabkan karena keadaan
hipoventilasi dan peningkatan PaCO2. Hal ini
berhubungan dengan kegagalan ventilasi atau
gangguan pada pengontrolan ventilasi.
Tubuh dapat mengkompensasi keadaan
tersebut yaitu dengan meningkatkan
konsentrasi bikarbonat dengan menurunkan
sekresinya oleh ginjal (Chan & Winn, 2003).
2. Polisitemia
Keadaan pasien dengan level oksigen di
sirikulasi rendah atau hipoksemia kronik
dapat meningkatkan jumlah sel darah merah.
Hal tersebut sebagai kompensasi tubuh
terhadap kondisi hipoksia dan bertujuan
untuk memproduksi lebih banyak hemoglobin
untuk membawa oksigen yang terdapat di
sirkulasi.
3. Cor Pulmonale
Cor pulmonale atau disebut juga gagal jantung
bagian kanan merupakan keadaan yang
diakibatkan oleh meningkatnya ketegangan
dan tekanan ventrikel bagian kanan (hipertrofi
ventrikel kanan). Peningkatan resistensi
vaskular paru dikarenakan hipoksia yang
diinduksi oleh vasokonstriksi pada pembuluh
kapiler paru membuat tegangan yang lebih
berat pada ventrikel kanan. Selanjutnya,
dalam waktu singkat hal tersebut dapat
menyebabkan hipertrofi dan kegagalan fungsi
ventrikel kanan.
4. Pneumothorax
 Peumothorax dapat terjadi secara spontan
pada pasien dengan emfisema. Pada kondisi
emfisema, kerusakan rongga udara pada
alveoli disebut bullae. Bullae tersebut dapat
ruptur dengan mudah yang menyebabkan
udara di dalam alveoli akan keluar menuju ke
rongga pleura dan menyebabkan syok paru-
paru.
 Gejala dari pneumothorax yaitu peningkatan
nyeri dada pleuritik yang tiba-tiba serta
peningkatan sesak.

Anda mungkin juga menyukai