KELOMPOK 1
1. AIDHIL OKTABRIANSYAH
2. DWI SARASWATI
3. M. ROFIQ ABDILLAH
REAKSI SEDERHANA DAN REAKSI SULIT
Bagi reaksi sederhana, teori reaksi kimia menunjukkan bahwa persamaan lajunya
berupa pemfaktoran dari konsentrasi pereaksi. Jadi, dalam hal reaksi
H2 + Br HBr + H
persamaan lajunya diberikan oleh
r = k[H2] [Br]
Demikian pula, bagi dissosiasi spontan seperti
Br2 = 2Br
persamaan lajunya diberikan oleh
r = k[Br2]
Suatu reaksi kimia disebut sebagai reaksi rumit atau kompleks bila reaksi tersebut
tersusun atas beberapa reaksi sederhana. Karena itu, pada umumnya persamaan laju
reaksi rumit tidak dapat diturunkan dari persamaan stoikiometrinya.
Tetapi, sebaliknya tak selalu berlaku. Artinya, bila persamaan laju mengikuti
persamaan stokiometrinya, reaksi tersebut belum tentu reaksi sederhana. Sebagai
contoh adalah H2 + I2, yang persamaan lajunya berupa pemfaktoran kedua konsentrasi,
tetapi penelitian terakhir menunjukkannya bukan suatu reaksi sederhana.
Untuk membedakan suatu persamaan reaksi sederhana dari suatu persamaan
stokiometri reaksi rumit, bagireaksi sederhana digunakan tanda panah. Jadi
H2 +Br HBr + H
d A
r k1 A B k2 A C
dt
k1 B k2 C A
Suatu susunan reaksi disebut sebagai berurutan bila salah satu produk dari reaksi
pertama mengalami reaksi lebih lanjut pada reaksi kedua.
Cth ; C2H6 + NO C2H5 + HNO
C 2H 5 H + C 2H 4
Disini C22H55 disebut zat antara, karena tidak terdapat dalam produk reaksi maupun
dalam pereaksi. Laju pembentukan C 22H55 diberikan oleh
d C2H5
k1 C2H6 NO k2 C2H5
dt
Suatu susunan reaksi disebut berlawanan bila produk-produk reaksinya
dapat bereaksi kembali menghasilkan reaksi awal.
Cth ; Br + H2 HBr + H
H + HBr H2 + Br
Ini bukan suatu reaksi keserimbangan, karena lajunya tak harus sama pada
kedua arah.
REAKSI RANTAI
Reaksi kimia tidak selalu berjalan pada satu langkah reaksi, pada
kebanyakan kasus dapat terjadi melalui sejumlah tahap. Untuk
suatu hukum laju reaksi sederhana, sangat mungkin terjadi
dengan melibatkan sejumlah tahapan reaksi yang hanya berkaitan
dengan satu atau dua molekul saja.
Tiap tahapan reaksi ini disebut dengan reaksi elementer.
Sederetan reaksi elementer yang berkaitan dengan suatu reaksi
keseluruhan inilah yang disebut dengan mekanisme reaksi.
Ditinjau dari molekularitas, yaitu jumlah molekul pereaksi dalam
tahap sederhana, maka tiap tahap mekanisme reaksi mungkin
tergolong unimolekuler, bimolekuler dan termolekuler tergantung
pada apakah satu, dua, atau tiga molekul yang terlibat sebagai
pereaksi.
Untuk reaksi elementer, molekuleritas (uni-,bi-, tri-) sama dengan
order reaksi (satu, dua atau tiga), tetapi tidak sama artinya dalam
hukum laju keseluruhan.
Reaksi elementer
H + Br2 Æ HBr + Br
Artinya satu atom H tertentu akan menyerang molekul Br2 tertentu,
menghasilkan molekul HBr dan Br.
Hukum dasar laju reaksi
Supaya terjadi reaksi harus ada tumbukan.
elementer
Mekanisme reaksi elementer berturutan
Disubstitusikan ke pers (2), sehingga
Maka :
Tahap penentu reaksi
Contoh pada kasus, andaikan kb >> ka, maka setiap molekul I yang
terbentuk, molekul itu akan segera meluruh menjadi P. karena :
e-kb.t << e-ka.t dan k –k ≈ k
Pendekatan Steady State
Pendekatan Steady State
Untuk
kasus reaksi konsekutif, pers (2) akan menjadi :
Sehingga
:
Jika ka/kb << 1 maka substitusi ke nilai [I] diperoleh :
P terbentuk dari reaksi peluruhan A order satu dengan konstanta laju
ka dan merupakan langkah penentu reaksi. Penyelesaiannya adalah :
Pendekatan Steady State
Dengan maka